LIBURANKU
Oleh:
Amelia Putri Ramadani (06)
Kelas:
XII MIPA 5
Tanggal Penyerahan
Sesampainya di rumah nenek, Pupuan, aku dan beberapa yang lain segera
beranjak tidur, istirahat. Ada juga yang masih bercengkrama di ruang tamu. Rata-
rata sih bapak-bapak. Ada beberapa anak yang enggan tidur dengan alasan “belum
ngantuk”. Lalu pakde ku mengeluarkan jurus andalannya yaitu mengatakan pada
mereka agar bergegas tidur agar bisa ikut besok pagi untuk jalan-jalan. Anak kecil
mana sih yang tidak senang dibilang kalau akan diajak jalan-jalan? Maka, dengan
senang hati anak-anak itu beranjak tidur, agar besok bisa ikut. Karena pakdeku
juga bilang bahwa, yang tidak bergegas tidur sekarang, besok tidak akan dia ajak.
Pagi hari pun datang, setelah sholat subuh, aku memutuskan untuk
membantu yang lain menyiapkan sarapan. Setelah semua selesai sarapan, aku
diajak sepupu perempuan ku, umurnya lebih muda 3 tahun dariku. Panggil saja
balgis. Sepupu - sepupuku yaitu cucu dari nenekku mayoritas memang laki -laki.
Yang perempuan bisa dihitung jari. Salah satu yang umurnya tidak beda jauh
denganku ya hanya Balgis. Jadi aku lebih dekat dengannya daripada dengan
sepupu ku yang lain.
Setiap dia mengajakku untuk keluar, pasti tempat yang dituju, jika bukan
pasar yang ada didekat rumah, rumah dia, sawah, mushola, ya pergi ke Indomaret
meski hanya sekedar melihat - lihat dan menikmati AC gratis. Kan lumayan. Tapi
hal itu (ke Indomaret hanya melihat - lihat) tidak akan kami lakukan lagi. Masa
iya udah dewasa masih ngelakuin hal konyol begitu.
Setelah lelah bermain di luar, aku dan Balgis kembali ke rumah nenek
untuk makan siang. Saat kami sedang makan, pakde bilang kita harus segera
bersiap - siap untuk jalan - jalan hari ini.
Hari ini hanya ke pantai yang sama seperti kemarin, di Temungkus.
Bedanya setelah anak -anak selesai berenang, kita mampir ke mall yang ada di
dekat sana. Anak - anak kecil tidak kami ajak. Sudah diajak pakdeku ke rumah Bi
Ndun. Mall itu bernama Khrisna. Itu tempat favorit ku yang ada di Temungkus.
Kami menuju pusat oleh - oleh. Aku sih hanya melihat - lihat ya. Tidak sanggup
membelinya. Karena harganya sangat tidak bersahabat dengan isi dompetku.
Setelah lelah berkeliling, aku, juga sepupu - sepupuku yang lebih dewasa
pergi ke Indomaret terdekat untuk membeli minum. Sekalian beli pop mie sih.
Kami habiskan makanannya disana, karena jika kita membawanya pulang, maka
anak - anak kecil yang tidak ikut tadi, akan merengek minta dibelikan juga. Kan
repot.
Setelah aku dan yang lain pulang dan sampai di rumah Bi Ndun, kami
berbincang - bincang sebentar, lalu pamit pulang karena sudah larut malam.
Selama perjalanan, yang biasanya anak-anak kecil itu akan berisik, sekarang tidak.
Mereka tertidur. Mungkin karena kelelahan bermain.
Esoknya, pakde mengajakku jalan - jalan lagi. Hanya aku dan adikku
Dhanis yang diajak. Juga anak - anaknya. Ada Rahul, Azam, kak Rizal, juga kak
Deni, dan budhe. Nenek juga ikut. Kata budhe, dia ga ngajak yang lain karena
hanya membawa satu mobil. Kan ga cukup cuyy.
Hari ini kami ke pantai. Aku tidak tau persis apa nama daerah tempatnya.
Namanya susah sih. Oke lanjut. Pas udah sampai disana, hari menjelang malam.
Sebenarnya sih aku malas ikut berenang, karena pasti cuma dapat waktu sedikit.
Tapi mau gimana lagi, liat yang lain asik banget, mereka juga pada naik perahu.
Kan jadi pengen. Alhasil, aku ikut.
Duduk diatas perahu di tengah pantai sembari memandangi sunset.
Rasanya, tenang sekali. Apalagi sudah banyak orang - orang yang pulang, karena
sudah hampir petang. Jadi suasanya benar - benar adem, tenang, damai.
Sebenernya aku dan yang lain sudah disuruh pakde untuk berhenti tadi, tapi kami
minta tambahan waktu, untungnya pakde baik, jadi ya, dibolehin hehe.
Saat matahari sudah tidak terlihat lagi, aku dan yang lain segera
membersihkan diri di toilet yang disediakan disana. Dan langsung pulang.
"Kita lanjut besok ya jalan - jalannya", kata pakde.
Singkat cerita, keesokan harinya kita berangkat lagi. Kali ini ada sepupu -
sepupu yang seumuran denganku juga ikut. Kita menuju Holy Hot Spring. Iya,
berenang lagi. Letaknya ada di Denpasar, Bali. Sebelum kesana, kita mampir ke
rumah Bibi ku dulu yang ada di dekat sana, untuk mengajak anak - anaknya.
Disana ada banyak orang. Yaiyalah, namanya juga tempat wisata. Rata - rata sih
yang datang bule - bule gitu. Disana ada kolam air panas yang dalamnya bisa
sampai 2m. Meski sudah sering berenang, aku tetap tidak pandai berenang. Jadi
aku memilih di kolam yang pendek saja, sambil mandi di air mancur air panasnya.
Tapi, satu hal yang perlu kalian tahu, sepupu - sepupu ku itu punya sifat yang jahil
abis. Masa iya aku di seret masuk ke kolam yang tingginya 2m. Ga nyampe woi.
Mereka mah enak, tinggi, bisa berenang. Lah aku? Kepala aja ikut tenggelem.
Lelah melawan yang aku tau akan berakhir sia - sia, akhirnya aku pasrah.
Meski teriak saat sampai di tengah - tengah kolam dan mereka melepaskan
genggamannya. Awas saja nanti kalau kita sudah selesai berenang, akan ku
timpuk mereka satu persatu. Huh. Saat mereka sudah puas tertawa dengan aku
yang mati - matian bertahan, mereka akhirnya membawaku kembali ke pinggir
kolam yang lebih dangkal. Meski sudah seringkali mereka menjahiliku dengan
pura - pura menenggelamkan ku, tetap saja aku merasa panik. Gimana gak panik
coba? Hampir tenggelam gini kok.
Selesai berenang dan membersihkan diri, kami makan di tempat makan
yang telah disediakan di pinggir kolam. Budhe membawa nasi bungkus dari
rumah, juga makanan - makanan ringan lainnya. Menjelang maghrib, kami bersiap
- siap untuk pulang. Di perjalanan pulang, kami mampir ke Indomaret. Rahul,
sepupuku, beli kartu UNO disana. Permainan yang tidak pernah kami lewatkan
setiap kali berkumpul. Sampai di rumah, kami langsung main UNO sampai tengah
malam.
Keesokan harinya, pagi - pagi sekali. Aku, dan sepupu - sepupu ku yang
sudah cukup dewasa pergi ke Vihara yang ada di dekat rumah nenek. Sebenarnya
agak jauh sih. Jika ditempuh menggunakan motor, mungkin sekitar 10-15 menit.
Kita menuju kesana menggunakan motor. Kenapa pagi - pagi sekali? Karena kita
tidak mengajak anak - anak kecilnya, kalau masih pagi - pagi begini kan, mereka
masih pada tidur. Jadi tidak perlu repot - repot berusaha mencegah mereka yang
memaksa untuk ikut.
Vihara Dharma Giri. Tulisan itu terpampang jelas di depan pintu masuk.
Saat kita masuk, tidak ada pengunjung lain selain kami. Aku rasa, kita datang
terlalu pagi hahaha. Tapi tak apa, makin sepi kan makin bebas untuk foto. Objek
utama disana adalah patung Budha tidurnya. Yang lain hanya berisi tulisan -
tulisan yang dominan, tidak aku mengerti karena menggunakan tulisan Bali.
Setelah puas berfoto, kami langsung pulang.
Keesokan harinya, kami menuju ke pantai Lovina. Kenapa ke pantai terus?
Ya karena tempat wisata disana kebanyakan pantainya. Kali ini semua anggota
keluarga kami ikut. Tidak ada yang perlu ku ceritakan saat kami di pantai Lovina.
Kenapa? Ya karena kami hanya mampir sebentar disana, anak - anak kecil tidak
ada yang boleh berenang karena air lautnya sedang pasang. Kami hanya melihat -
lihat, berfoto, dan kembali ke mobil.
Salah satu bibiku, ibunya Balgis. Aku biasa memanggilnya Bi Asma.
Rumahnya di Seririt, Bali. Kami berencana menginap di rumahnya hari ini. Di
dekat perumahan tempat tinggal bibiku, ada sebuah pantai. Aku tidak tahu apa
nama sebutan pantainya, tapi letaknya ada di, Sisin Pasih Pangastulan. Nyaman
sekali duduk – duduk di pinggir pantainya sembari menikmati sunset. Keesokan
harinya aku juga pergi kesana lagi, tentu saja untuk melihat sunrise.
Keesokan harinya, untuk menutup linuran kami di Bali, kami pergi ke
Bedugul. Jarak tempuhnya sekitar 3-4 jam perjalanan. Sesampainya kami disana,
kami langsung mencari tempat untuk makan siang. Selesai makan siang, kami
berpencar. Ada yang hanya tiduran di tempat peristirahatan yang disediakan, ada
yang hanya berjalan - jalan, kalau aku sih ikut kakak – kakakku. Berkeliling
sembari sesekali berfoto ria. Mengumpulkan dokumentasi.
Lalu kami lanjut ke bagian atas Bedugul, dibagian bukitnya, kami mampir
ke Cagar Alam Batukahu. Disana kami hanya berfoto – foto sebentar dan kembali
ke mobil untuk melanjutkan perjalanan.
Kami singgah ke Pelabuhan Singaraja. Disana, lagi – lagi, kami hanya
duduk, berfoto, dan membeli makanan ringan. Kami juga berkunjung ke Pusat
Hidangan Tiara Dewata. Kami bermain time zone, membeli beberapa snack juga
disana. Lalu lanjut ke Masjid Besar Al – Hidayah yang terletak di Candikuning,
Bedugul. Untuk melaksanakan sholat ashar. Selesai sholat, aku dan Balgis
mampir untuk beli minuman favorit kita. Boba. Setelah itu, kami pun melanjutkan
perjalanan untuk kembali ke rumah nenek.
Di tengah perjalanan, ternyata kita juga mampir ke pusat oleh – oleh Pie
Susu Diana. Kalau berkunjung ke Bali, jangan pernah lupakan pie susu nya ya.
Karena Bali kan juga terkenal dengan pie susunya yang enak. Kami pun membeli
beberapa kotak pie susu untuk oleh – oleh yang akan dibawa pulang nanti.
Keesokan paginya, rombongan kami yang dari Jawa mulai berkemas.
Sudah saatnya kita pulang. Waktu liburan telah usai. Semoga tahun depan kita
bisa berkumpul lagi disini. Aamiin.
Pakde mengantar rombongan kami sampai di Pelabuhan Gilimanuk.
Setelah memesan tiket, kami langsung menuju kapal yang akan kami naiki.
Sekitar 1 jam perjalanan laut, akhirnya kami sampai di pelabuhan Ketapang. Kami
langsung menuju stasiun kereta yang ada di seberang pelabuhan itu. Sembari
menunggu jam pemberangkatan, kami makan siang dan juga sholat di mushola
yang telah disediakan.
Aku juga membeli beberapa makanan ringan di indomaret. Tetapi saat
akan kembali ke stasiun, tiba – tiba sandal yang ku gunakan talinya terputus. Huh,
sangat menyebalkan. Alhasil aku pun membeli sandal dengan merk Swallow di
toko terdekat.
Tak lama kemudian, kereta yang akan kami tumpangi pun datang, lalu
kami bergegas untuk naik. Takut tertinggal. Selama perjalan di kereta, lelah
melihat pemandangan diluar sana, aku memutuskan untuk tidur.
Aku dibangunkan oleh ibu karena kami sudah sampai di Stasiun
Probolinggo. Lalu kami melanjutkan perjalanan untuk ke Kraksaan dengan bis.
Tapi sampai jam 10 malam, kami belum menemukan bis yang lewat. Tetapi
Alhamdulillah, saat jam hampir menunjukkan pukul 12 malam, ada bis yang
berhenti di Halte Probolinggo, dan kami pun segera menaikinya.
Sekitar 1 jam perjalanan menaiki bis umum, akhirnya kami sampai di
Kraksaan. Karena jarak antara tempat pemberhentian bus tadi dengan rumahku
lumayan dekat, juga karena tidak ada becak di pangkalan, tempat biasanya becak
– becak menunggu penumpang datang.
Saat sudah sampai di rumah, aku, ibuku, dan juga adikku langsung
istirahat. Kelelahan.
Liburan kali ini seru sekali. Meski tidak seseru tahun – tahun sebelumnya,
apalagi saat ayah masih ada disini.
Mungkin ini saja yang bisa aku ceritakan, jika sempat, akan aku ceritakan
lagi keseruan – keseruan lainnya saat aku berlibur ke Bali.
Mohon maaf jika ada kesalahan kata, karena kita sebagai manusia tidak
ada yang sempurna. dan yang sempurna hanya Dia, yaitu Allah SWT.
Sekian, dan terimakasih.
Wassalam.
TAMAT