Anda di halaman 1dari 9

Sebelum memulai cerita ini, aku akan memperkenalkan diri.

Namaku Linda Puspita Rini, biasa dipanggil


Linda. Aku adalah anak perempuan yang masih duduk di bangku SMK. Dengan usia 15 tahun, yang kini
telah ketagihan untuk ber-traveling bersama dengan teman-teman. Kedua orang tua ku mengijinkan ku
traveling dengan teman-teman, bukan karena orang tua ku membiarkanku hidup tanpa pengawasan
mereka. Tetapi orang tuaku memberi kesempatan kepada anaknya untuk mencari pengalaman di dunia
ini. Ini adalah sepenggal cerita hidupku.

Besok pagi aku akan pergi ke kota yang katanya istimewa dan terbuat dari rindu. Kota mana lagi kalau
bukan Jogja. Sebelum tidur, aku telah menyiapkan barang-barang yang harus aku bawa besok pagi. Jam
04.30 aku bangun, dan langit fajarpun telah menyambut bangunku dengan udara yang sangat segar. Aku
bergegas untuk segera mandi, shalat subuh, dan menyiapkan diri.

Di Pagi yang cerah ini, Aku menunggu bus didepan rumah untuk menuju Purwodadi. Satu jam
perjalanan, Aku sampai di Purwodadi. Ketika sampai di Getas, Purwodadi. Penumpang yang bertujuan
ke Solo turun semua, didalam bus masih tersisa Aku, sopir, kernet dan bapak-bapak. Dalam benakku,
Aku berpikir, "kenapa penumpang yang bertujuan ke Solo turun di sini, apa nanti di Terminal tidak ada
bus tujuan Solo?, Sedangkan Aku berjanji dengan temanku untuk bertemu di Terminal Purwodadi."
Akhirnya Aku pun memberanikan diri bertanya kepada bapak-bapak yang ada di depanku.

"Pak, Terminal Purwodadinya masih disana kan?" Aku bertanya dengan rasa takut, karena ku pikir
terminalnya sudah terlewat dan Aku akan di bawa kembali ke Kudus.

"Iya masih disana, emangnya mau kemana?," Bapaknya kembali bertanya.

"Mau ke Solo pak, lah bapaknya mau kemana?"

"Mau ke Semarang, di Solo Kuliah mba?."

"Masih SMK kok pak. Ke Solo cuma transit menuju Jogja aja"

"Kiraku sudah kuliah."

"Hehe belum pak."

"Nanti aku turun di luar, tapi kamu turun di dalam terminal aja ya" kata bapak itu.

_"Hehe nggih pak"_ kata ku menggunakan bahasa jawa. Setelah berbincang-bincang dengan Bapaknya.
Tiba-tiba sudah sampai di Terminal Purwodadi, dan Aku turun dari bus sendirian. Ada bapak-bapak
penjual minuman, Dia menawariku dan menanyaiku.

"Ini minumannya mba, silahkan dipilih."

"Maaf pak, udah bawa sendiri."


"Mau kemana?" bertanya sambil membuntutiku.

Dengan rasa takut Aku menjawab

"Ke Solo." Aku diantar oleh bapaknya ke tempat pemberangkatan bus Purwodadi-Solo. Dia
mempersilahkanku untuk duduk dikursi tunggu, dan Dia duduk di sebelahku. Tetapi Aku merasa risih
dan takut, karena Dia terus mengikutiku. Aku berdiri dan berpindah tempat. Lalu aku duduk di
sebelahnya ibu-ibu. Karena aku harus menunggu temanku yang dari Pati. Nada namanya.

"Nad, sudah sampai mana?." Aku menelpon Nada

"Baru naik bus Lin." Nada menjawab telfonku

"Oh, masih lama ya?."

"Masih, sekitar dua jam" Nada menjawab dengan nada rendah,

"Ya sudah hati hati dijalan" Aku mengakhiri telponku.

Aku menunggu sekitar 2jam disana. Sudah banyak orang yang bertanya aku akan pergi kemana dan
menawariku untuk naik bus, tapi aku menolaknya.

Dan setelah beberapa saat Aku menunggu, tiba-tiba ada ibu-ibu penjual jajan menanyaiku.

"Mau pergi kemana nok? Dan nunggu siapa, kok dari tadi masih disini saja"

"Mau ke Solo, ini nunggu teman dari Pati bu"

"Oalah, temanmu baru sampai mana kok lama sekali"

"Bentar lagi sampai katanya bu"

"Yaudah,duduk disini aja nok, disebelah ibu."

_"Hehe, nggih bu. Matursuwun"_ kataku menggunakan bahasa Jawa.

Tidak lama setelah aku berbincang dengan ibu penjual jajan itu, ada orang yang memanggil namaku.

"Lindaaaaaaaaaaaa..........." Suara Nada terdengar di telingaku.

Aku spontan menoleh dan mencari sumber suara,

"Eh Nadaaaa......, baru sampai?"

Nada menjawab dengan ekspresi cemas "Iya baru sampai, kamu pasti nunggu lama banget kan. Aku
minta maaf ya lin, tadi busnya ngeteam terus soalnya."

"Iya tidak apa-apa, santai saja. Ayo langsung naik bus."


Aku dan Nada menaiki bus rela, bus rela ini adalah bus legend nya Purwodadi-Solo.

Angin yang bertiup kencang telah membuatku tertidur didalam bus, walaupun tidurku tidak pulas. Tapi
setidaknya sudah mengobati rasa kantukku. Setelah 2 jam perjalanan, akhirnya sampai di Terminal
Tirtonadi, Solo. Kami sudah janji bertemu dengan Zaki, teman kami dari Ngawi, di Terminal Tirtonadi.

"Sudah sampai mana Lin?" Zaki menelponku

"Sudah sampai di Terminal Tirtonadi, kamu dimana?"

"Aku di pintu timur, kamu dimana? kamu disitu saja nanti Aku ke situ"

"Aku di pintu barat"

"Oke" Zaki memutuskan telponnya. Sebelum melanjutkan perjalanan, Aku bersama dua temanku
berjalan menuju ke Masjid untuk ibadah shalat dhuhur dan dilanjut makan siang. Lalu kita bertiga
berjalan melewati Sky Bridge untuk menuju ke Stasiun Balapan, Solo. Aku sampai di Stasiun pukul 13.20,
sedangkan jadwal kereta ku pukul 16.15. Selain aku menunggu jadwal kereta, aku juga menunggu 4
teman ku yang dari Solo. Mereka sampai di Stasiun pukul 15.30. Pukul 15.45 kami check in, dan menaruh
barang di dalam kereta. Sembari menunggu jadwal kereta, kami shalat ashar terlebih dahulu.

Pukul 16.15 tepat kereta kami berjalan. Mendung, lalu hujan telah turun membasahi bumi. Hamparan
sawah yang hijau pun terlihat semakin segar. Di dalam kereta kami berbincang-bincang, melihat
pemandangan dari jendela, berfoto-foto, makan jajan, dan menonton film di youtube. Pukul 17.31
tepat. Kereta ku sampai di titik tujuan, yaitu Stasiun Tugu Yogyakarta. Kami dijemput oleh teman kami
yang dari Kulon Progo. Namanya Gagat, Adji, dan Amara. Mereka ke Kota Yogyakarta menaiki satu
sepeda motor dan satu mobil.

"Kamu, pilih naik sepeda motor apa mobil Lin?." Gagat bertanya kepada ku karena kami sudah
mempunyai rencana sendiri, hahaha.

Aku pun menjawab "Aku naik sepeda motor saja sama kamu." Amara menimpali

"Bearti yang lain naik mobil ya, dan langsung ke rumah Ano. Soalnya Linda mau...."

"Iya, aku mau jalan-jalan dulu di Malioboro, ada sesuatu yang harus ku beli dan aku ingin menikmati
indahnya Malioboro ketika malam hari bareng sama Gagat, hahaha." Aku memotong pembicaraan.

Gerimis membasahi Kota Jogja, dan sang senja telah menampakkan dirinya dengan indah. Langit sore
berwarna jingga ke ungu an telah menemani langkahku menyusuri jalanan Malioboro. Sesudah
berkeliling-keliling dan menikmati indahnya Malioboro di malam hari. Kita berjalan menyusuri jalanan
Malioboro. Dia menawariku

"Mau makan apa?"

"Hmmmm apa ya, gatau ah"

"Kalo kamu bilang terserah, nanti tak ajak ke warung yang namanya terserah loh. Hahaha" Dia
menimpali sambil tersenyum

"Haaaa? Emang adaa warung terserah. Wkwkwk"

"Adaa itu disebelah sana"

"Halah, gausah makan gimana? Masih kenyang aku tu" Aku membujuk

"Beneran masih kenyang?" Dia terus bertanya.

Aku meyakinkannya,

"Iya beneran, nanti kalau aku lapar bakal bilang kok. Hehehe"

Kita lanjut jalan, lalu Dia melihat penjual wedang ronde. Dan Dia menawariku lagi.

"Mau wedang ronde gak?

"Emmm, mau"

"Ya sudah yok beli"

Kita membeli wedang ronde. Setelah itu shalat maghrib, lanjut membeli tas dan baju untuk ibu ku.
Sesudah membeli tas dan baju. Kita memutuskan untuk menuju ke rumahnya Ano. Ano itu temanku
yang menawarkan kami untuk tidur di rumahnya. Dari Malioboro ke rumahnya Ano,yang berjarak 25km,
membutuhkan waktu kurang lebih 1jam. Sepanjang jalan itu Aku merasa dingin, karena jaketku
ketinggalan didalam tas. Sedangkan tasku sudah dibawa kerumah Ano bareng sama mereka Sore tadi.
Sampai di rumah Ano, kami mulai merundingkan besok kami akan ngecamp dan merayakan tahun baru
kemana. Rencana awal kami yaitu ke Pantai Kesirat, Gunung Kidul. Tetapi kami harus merundingkan lagi
hingga matang.

"Nanti malam kita jadi ngecamp dimana?" Tanya Amara

"Aku ikut saja sama kalian" Ano menimpali

"Katanya ke Pantai Kesirat?" Aku bertanya

"Kalau ke Pantai Kesirat harus berani menanggung resiko. Alasan yang pertama Musim hujan. Jika kita
ngecamp di pantai takutnya ada badai. Karena tempatnya jauh dari pemukiman warga. Terus yang
kedua, kurangnya kendaraan. Yang ketiga, teman-teman yang lain besok ada acara." Fadel menjelaskan.
Lalu Ano menyerahkan kepada kami para tamu,

"Para tamu gimana, mau ngecamp dimana?"

"Ya bentar, kita searching dulu di google" Aku menjawab.

Lama mencari dan tidak menemukannya. Akhirnya Gagat memberi masukan

"Apa di Waduk Sermo aja, yang dekat dengan pemukiman warga. Dan masalah kendaraan nanti
gampang. Dirumahku ada dua" Setelah lama kami berunding antara ke Pantai Kesirat,Gunung Kidul atau
ke Waduk Sermo,Kulon Progo. Akhirnya kami memutuskan

"Ya sudah ngecamp di Waduk Sermo saja"

Malam semakin larut, gerimis semakin melanda. Kami yang cewek juga harus segera
merundingkantempat tidur kami, karena kami hanya ber empat. Kenapa kami yang cewek harus
merundingkan tempat tidur?. Karena anak laki-lakinya banyak, dan ternyata. Rumah Ano ini hanya
basecamp untuk teman-temannya. Jadi, tidak ada sekatnya sama sekali. Setelah berunding akhirnya
kami ber empat memutuskan tidur dirumahnya Amara. Dan kebetulan, rumahnya Amara dekat dengan
rumahnya Gagat. Jadi, dia pulang sekalian mengantar kami ber empat menggunakan mobilnya. Di
tengah-tengah perjalanan, kami berbincang-bincang. Amara dan Gagat menceritakan sedikit sejarah
yang ada di Kulon Progo ini. Mulai dari hal mistis hingga tragis. Setelah 1 jam perjalanan, kami tiba di
rumah Amara. Turun dan membawa barang-barang masuk ke dalam rumahnya. Aku dan Gagat makan
malam di rumahnya Amara, karena di jalan tidak sempat membeli makan. Makan malam selesai, Gagat
pun pamit kepada kami untuk pulang. Kami membersihkan diri lalu tidur.

Pagi datang lagi, membangunkan kami dengan kicauan burung dan mentarinya. Kami bangun lalu shalat
subuh, dan kembali tidur. Jam 7 pagi kami kembali bangun. Dengan mata yang masih sayu kami
berbincang-bincang. Aku yang memulainya

"Yukkk, jalan-jalan gitu kemana"

"Kemana? Aku gak tahu wisata di sini" Nada dan Aska menimpali.

"Kemana ya, oh iya ke sawah yang lagi hits itu loh, deket gak dari sini mar?" Kebetulan Aku tahu ada
tempat yang lagi hits disana hehe.

"Deket kok dari sini, paling cuma 15 menitan aja" Amara menjawab

"Yasudah, ayo kita kesana aja" Aku mengajak mereka.

Mereka serentak menjawab


"Ayooooooo........." Jalan-jalan di hamparan sawah yang luas, dengan background Pegunungan Menoreh
yang sangat indah. Tidak sah rasanya, apabila kita tidak memotretnya. Dan tidak mengabadikannya di
insta story.

Sesudah itu, kami pun kembali dan membersihkan diri kemudian sarapan. Kami memasak ayam untuk di
bakar nanti malam di Waduk Sermo. Tiba-tiba Gagat datang dengan sepeda motornya. Dia berkata
"Gimana ini sepeda motornya kurang." Dia dan Amara bingung mencari mobil. Untuk mengisi waktu
senggang, dan menunggu mereka mencari mobil. Aku,Nada dan Aska menonton Tv sambil rebahan.
Mereka pun kembali pulang dan sudah mendapatkan mobil, walaupun mobil rental hehe. Pukul 11.00
siang kami baru beranjak keluar dari rumahnya Amara. Amara dan Aska menaiki sepeda motor. Mereka
langsung ke Kalibiru, Jadi Aku, Nada dan Gagat yang menuju tempatnya Ano untuk menjemput mereka
yang disana. Ternyata di sana ada Anis anak Kota Yogyakarta yang sudah menunggu.

"Loh kok ada Anis disini?" Kami kaget dong hahaha.

"Aku sudah dari tadi pagi disini, aku menelpon kalian tidak ada yang aktif" Anis dengan wajah kesal.

"Ya Allah, maafin kami Nis. Disana itu susah sinyal, dan kami juga baru mendapatkan mobil."

Dan memang benar, disana itu susah sinyal. Sekali ada sinyal, itupun tidak lama, hanya beberapa menit
saja.

Jam 1 setelah shalat dhuhur kami baru beranjak pergi wisata ke Kalibiru, Kulon Progo. Ditengah
perjalanan kami dikenalkan oleh Adji dan Gagat berbagai tempat di Kulon Progo. Diantaranya adalah
Stasiun Wates, Alun-alun Wates, Cafe tempat mereka nongkrong dan masih banyak yang lainnya. 1 jam
perjalanan kami sampai di gerbang masuk wisata Kalibiru, kami di tagih untuk membayar tiket masuk.
Tetapi kami bilang "Mau ke rumahnya Wawa Pak"

"Oh yasudah masuk saja" bapak-bapaknya bilang begitu. Jadi kami tidak perlu membayar tiket masuk.
Wawa ialah teman mereka, iya mereka anak-anak Kulon Progo. Setelah melewati jalan yang berkelok-
kelok dan menanjak, kami sampai di rumah Wawa. Ternyata rumahnya itu pas dibawah wisata Kalibiru.
Makanya kami bisa gratis, hahaha. Di rumahnya kami di sambut manis oleh keluarganya. Kebetulan
rumahnya itu warung makan, maka kami dipersilahkan untuk makan siang dan dibuatkan segelas es teh
manis. Kami disana sampai malam, sambil menunggu hujan yang terus membasahi. Harapan ini sedikit
hancur. Rencana ngecamp di Waduk Sermo akan gagal, jika hujan tidak segera reda. Sembari menunggu
hujan reda. Disana bermain UNO, makan kuaci, makan mie, bernyanyi-nyanyi dan membuat jajan. Tapi
sayangnya aku lupa namanya. Setelah isya, hujan reda. Kami semua segera menuju Waduk Sermo untuk
ngecamp dan merayakan tahun baru bersama. Ditengah jalan, kita yang naik mobil dan mereka yang
naik sepeda motor beda jalan. Mereka sempat menghubungi kita, tapi sayang disana susah sinyal.
Untungnya mereka yang naik sepeda motor tahu jalannya, Jadi mereka tidak kesasar. Melewati jalanan
yang berlika-liku, gelap tanpa adanya penerangan. Kami melanjutkan perjalanan masing-masing. Mereka
tiba di Waduk Sermo terlebih dahulu, jadi mereka yang mencari tempat. Tapi ternyata tempatnya sudah
penuh. Lalu mereka berusaha mencari tempat kosong, tak lama mereka mencari akhirnya dapat tempat
kosong. Kita turun dari mobil, membawa barang-barang terus menjemput mereka. Sampai di situ
langsung mendirikan tenda dom untuk istirahat. Sembari menunggu jam 00.00, kami membakar ayam
yang sudah dimasak tadi siang.

Tepat pukul 00.00, langit yang mendung itu nampak cerah. Setelah diwarnai dengan berbagai kembang
api. Dan lebih indah lagi karena kami bisa merayakan tahun baru bersama. Anak se usia SMA yang beda
kota, bahkan beda provinsi yang dipertemukan dengan tidak sengaja. Oh ya, sebelum lanjut ceritanya.
Sebenarnya pertama kali kami bertemu itu pada bulan Juni kemarin. Ketika ada acara Meet up Purna
Jambore Nasional X 2016 Regional Jawa yang ke-3, di Tawangmangu, Karanganyar. Sesudah pertemuan
itu, kami semua saling mengenal, saling akrab hingga layaknya keluarga tanpa KK hehe, dan adapun yang
jatuh cinta wkwkw.

Malam yang indah telah ku lalui bersama mereka, merayakan pergantian tahun dengan penuh canda
tawa dan kebahagiaan. Walaupun gerimis tetap melanda, tapi kami baik-baik saja.

Doi yang disebelahku bilang "Selamat tahun baru"

"Selamat tahun baru, hehe" Aku menjawab

"Aku punya hadiah buat kamu"

"Hadiah apa? Aku mau tahu wkwk"

"Hadiah satu permen relaxa hahaha"

Dalam pikirku, gak romantis banget ni orang wkwk. Eh enggak deng, becanda aja.

"Hehehe terimakasih" Aku bilang terimakasih sambil senyum.

Lalu kami makan bersama, membersihkan sisa-sisa tempat untuk bakar-bakar tadi. Terus lanjut istirahat
hingga pagi.

Pagi pun kembali, matahari pun menampakkan diri. Setelah malu-malu saat diselimuti oleh mendung.
Kami segera shalat subuh, beres-beres, membongkar tenda dan membersihkan tempat. Sesudah itu,
kami melanjutkan perjalanan ke Sungai Mudal. Tapi kami mampir sebentar di Gunung Gajah,Kulon
Progo sambil mendinginkan mesin mobil. Di Sungai Mudal, mereka yang cowok pada mandi, dan yang
cewek terapi ikan hehe. Sekitar satu jam setengah disana, kami membersihkan diri dan kembali ke
rumahnya Amara. Tiba disana, kami makan dan mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa
pulang. Pukul 11.00 2 temanku dari Solo dan 1 dari Ngawi pamit pulang terlebih dahulu.

"Kita bertiga pamit pulang duluan ya, jadwal keretanya pukul 12.15" Aska berpamitan
"Iya, terimakasih sudah jalan-jalan bareng, dan hati hati dijalan ya" kami pun bersalaman.

Sembari menunggu jam 12.30 aku menonton tv sampai tertidur, karena capek banget badannya. Setelah
itu jam menunjukkan pukul 12.30 Aku, Nada dan 2 temanku dari Solo pamit pulang, karena tiket busku
pukul 14.00.

"Amara, kami pulang dulu ya. Terimakasih sudah diajak bermain bareng, sudah disediakan tempat tidur,
diberi makan. Dan satu lagi kami meminta maaf sudah merepotkan kamu dan teman-teman yang lain."
Aku berpamitan

"Iya, sama sama Linda, lain waktu aku mau ke Kudus juga, hehe" Amara menimpali

"Iya Amara, main ke Kudus saja, hehe" lalu Aku bersalaman dan berpelukan sama Amara.

Aku, Nada dan 2 temanku diantar Gagat menuju Terminal Giwangan,Yogyakarta.

Dari rumah Amara sampai Terminal Giwangan butuh waktu sekitar satu jam. Ditengah perjalanan, Nada
dan 2 temanku tertidur. Aku dan Gagat ngobrol, entah membicarakan apa saja wkwkw. Sesudah sampai
di terminal Aku dan Nada mencari bus Po.Haryanto yang sudah kita pesan tiketnya. Setelah ketemu, aku
dan Nada pun bersalaman dengan mereka bertiga, lalu masuk ke dalam bus. Dan Gagat mencarikan bus
Jogja-Surabaya untuk dua temanku yang dari Solo. Di dalam bus, aku berpikir "kenapa pertemuan ini
begitu cepat". Tidak terasa Aku menetaskan air mata, dan tangan ini bergegas untuk mengusapnya.

Langit nampak mendung dan air hujan telah turun kembali. Sepertinya kemarin baru saja Aku menunggu
bus didepan rumah. Tetapi ini aku sudah harus kembali ke rumah lagi. Memang benar kata-kata yang
telah beredar di media sosial itu. "Sejauh-jauhnya kami pergi, rumahlah tempatmu untuk pulang."
Gerbang selamat datang di Provinsi Jawa Tengah telah terlihat, tandanya aku sudah perlahan
meninggalkan Jogja. Aku harus meninggalkan kota yang istimewa ini, kota yang katanya tercipta dari
angkringan,rindu, dan pulang.

Sekitar 5 jam perjalanan, dari Jogja hingga Kudus, hujan tetap mengguyur bumi ini. Di perjalanan ku
manfaatkan untuk tidur, walaupun tidur di bus tidak sepulas tidur dikasur. Pukul 20.30 Aku sampai di
Kudus, lalu dijemput oleh kakakku.

Pukul 21.00 Aku sampai di rumah, sesudah itu aku membersihkan diri dan lanjut tidur.

3 hari bersama mereka, tetapi rasanya seperti hanya beberapa jam saja. Mereka mengenalkan kami
kepada teman-temannya, mengajak bermain ke tempat wisata yang sangat indah. Melewati jalan
berkelok-kelok yang kanan kirinya jurang. Pemandangan pegunungan dan laut yang indah membuatku
ingin menetap disana. Satu minggu lagi baru pulang. Tapi keadaan yang memaksaku untuk pulang, hari
liburku telah usai. Besok Aku harus berangkat ke sekolah seperti biasa. Terimakasih Jogja, kamu telah
memecahkan celengan rindu ku ini. Kamu memang istimewa dan setiap sudutmu benar-benar tercipta
dari rindu.

Anda mungkin juga menyukai