Anda di halaman 1dari 3

Pagi pagi buta sekitar pukul 03.

00 dini hari di tanggal 12 Maret 2023, aku dibangunkan oleh orang


tuaku. Tidak langsung gegabah, aku mencoba mengambil segelas air untuk menetralkan
kesadaranku saat itu. Sampai aku sadar kalau ternyata mama sudah bangun lebih awal dariku. “Tidak
bisa tidur karena akan ditinggal anaknya ke pulau seberang.” kata mama. Setelah obrolan ringan di
pagi buta saat itu, aku langsung bergegas mandi dan bersiap siap sampai tiba waktu sholat subuh.
Tidak lupa untuk makan sarapan yang telah mama buat sebelumnya.

Notifikasi handphone terus berbunyi menandakan grup kelas yang sedang antusias untuk bertemu di
titik kumpul. Sampai tiba akhirnya kita berkumpul pukul 05.00 pagi. Kita melaksanakan apel sebentar
dan membagikan snack pembekalan untuk perjalanan di hari pertama. Absen pun dimulai untuk
memastikan semua murid hadir. Perjalanan kami dilepas oleh lambaian tangan para orang tua
kepada anak anaknya yang mulai beriringan berjalan dengan bus masing masing. Aku sangat
menikmati perjalanan bersama teman teman ditemani roti keju dan susu pagi itu.

Setiap 3 jam perjalanan, bus akan berhenti di rest area terdekat untuk mampir ke kamar kecil.
Setelah beberapa pemberhentian, tibalah waktunya makan siang. Aku dan teman teman segera
turun dari bus untuk segera makan dan sholat jamak dzuhur dengan ashar. Aku tidak mengambil
banyak porsi karena saat itu belum terasa lapar. Setelah selesai makan, kita pun mencari mushola
untuk menunaikan sholat. Panggilan yang ditujukan untuk rombongan kami pun terdengar. Kita pun
melanjutkan perjalanan yang akan sangat panjang kembali.

Bus kami tidak berhenti sampai beberapa jam kedepan. Di sepanjang jalan, kita melakukan hal hal
seru. Aku rasa kenangan kita juga sedang digambar saat itu. Kita merayakan ulang tahun teman
sekelas kita dengan bernyanyi nyanyian ulang tahun. Gembira, satu kata yang menggambarkan
suasana hati kita kala itu. Dilanjut dengan karaoke bermacam genre lagu. Hal paling serunya adalah
saat kita bertukar kado. Yap! Ini direncanakan jauh sebelum keberangkatan dan semua teman teman
sudah mengumpulkan kadonya masing masing. Binggo! Aku mendapat gelas kaca cantik dari salah
satu temanku secara acak. Bahkan aku masih ingat nomor urut kadonya adalah nomor 1.

Hingga akhirnya bus kita berhenti untuk menunaikan sholat jamak maghrib dengan isya dan dilanjut
dengan makan malam. Setelah bus berhenti, kita bergegas ke mushola dan setelah itu mulai makan
malam bersama. Lapar sekali rasanya malam itu. Aku pun makan dengan lahap dengan porsi yang
cukup banyak. Saat itu perjalanan sudah mulai terasa beratnya. Aku merasa lelah walaupun memang
berbalut kebahagiaan. Setelah selesai, aku dan teman teman membeli beberapa snack untuk
camilan. Setelah selesai kita pun kembali ke bus. Seperti biasa, bus mulai berjalan dengan tenangnya
di bawah awan yang mulai menggelap. Beberapa kali juga bus kita terguyur hujan di perjalanan.

Malam itu bus tidak berhenti lagi hingga tiba di pelabuhan Gilimanuk. Aku bersumpah, saat ini
sangat merindukan saat saat berjam jam di dalam perjalanan. Ketika ingin menyeberang, bus kita
mengantre terlebih dahulu dengan mobil mobil lainnya. Sangat lama namun tak terasa karena saat
itu sudah sekitar pukul 03.00 dini hari di tanggal 13 Maret 2023 dan kita semua sedang tertidur. Bus
kita saat itu sangat memfasilitasi perjalanan jauh kita. Aku bisa dengan nyaman tidur di bus dengan
bantal dan selimut yang di sediakan. Hingga saat bus sudah terparkir di dalam kapal, kita semua pun
turun bus. Kita langsung segera ke atas untuk segera ke kamar kecil dan melaksanakan sholat subuh
karena sudah memasuki sekitar pukul 04.30.
Bravo! Kita mendapatkan pemandangan sunrise yang sangat indah. Aku dan teman teman tidak lupa
mengabadikan momen itu dengan berfoto ria. Di tengah perairan luas nan indah, cahaya sang
matahari perlahan terlihat meninggi di balik pemandangan pegunungan. Aku melihat kapal lainnya
silih berganti membawa penumpang untuk menyeberangi lautan air itu. Semua kapal terlihat gagah
dengan sang nahkoda yang mengawali. Terpaku dengan suasana dan pemandangan, tak terasa kapal
sudah berlayar sekitar 45 menit dan akan berlabuh lagi. Kita segera turun dan naik ke bus untuk
melanjutkan perjalanan.

Setelah kapal berlabuh, bus mulai kembali ke jalur darat. Tempat pemberhentian pertama kita
adalah tempat makan. Kita mengisi energi kita kembali untuk perjalanan dengan sarapan. Disinilah
bus kita disambut oleh para tour guide dari Bali. Bus kita sekarang dipimpin oleh seorang bli
bernama cokorda. Beliau meminta kita untuk memanggilnya ‘bli cok’ saja. Bli Cok ramah sekali. Ia
mengenalkan Bali cukup detail pada kita yang berstatus penduduk Bogor. Bli Cok dengan bangga
menceritakan sejarah dan adat Bali membuat kita turut antusias untuk mengenal Bali. Bli Cok
mengajarkan tari kecak dengan pembawaan yang gembira dan itu sangat lucu. Satu kenangan lagi
terukir sejak Bli Cok bergabung bersama kita di bus. Sepanjang perjalanan menuju hotel, Bli Cok
terus menjelaskan setiap sudut sudut jalanan Bali yang kita lewati. Tak terasa bus kita telah terparkir
tepat di tempat kita akan menginap selama 2 malam.

Ketika sampai, ternyata badanku sudah mulai tidak fit. Mual mulai menjalar hingga akhirnya saat itu
perutku kosong lagi. Begitu sampai kamar, kami pun bertukar kamar dengan kelas lain dan
memutuskan untuk tidur berenam di satu kamar. Kamarnya cukup luas dan kita cukupkan untuk 6
orang. Aku langsung istirahat sebentar dan mulai merasa fit kembali. Kita segera mandi secara
bergantian setelah perjalanan yang cukup melelahkan namun berharga. Mulai hari itu kita
mengunjungi destinasi destinasi yang menyenangkan. Banyak tempat yang kita kunjungi sampai
beberapa bahkan aku lupa nama tempatnya. Di wisata watersport Tanjung Benoa Bali, kita
menyeberang ke pulau penyu. Kita menaiki kapal oleh seorang bli yang aku lupa namanya tapi tidak
kalah ramah dengan bli Cok. Kerennya lagi, kita mendapat teman baru dari Jepang dan kapal kita
bertemu ditengah laut untuk saling bertukar instagram.

Sampai tiba di pulau penyu kita berfoto dengan penyu dan beberapa hewan seperti reptil, primata,
dan burung disana. Terasa sangat panas disana dan kita memutuskan membeli es jeruk. Cukup
terkejut karena harga es jeruk disana sangat mahal yaitu 25 ribu pergelas. Hal lucunya adalah saat
kita memutuskan untuk membeli segelas berdua berdua. Saat ingin kembali lagi, kita tidak lupa
untuk membuat video tiktok untuk mengabadikan momen. Setelah dirasa cukup, kita kembali ke
kapal dan kembali ke suatu titik kumpul di Tanjung Benoa tersebut untuk makan siang. Setelah lelah,
kita kembali istirahat di hotel.

Keesokan Harinya, kita kembali menyusuri titik titik istimewa di Bali. Mulai dari Pantai, monumen
monumen, dan toko oleh oleh kita kunjungi. Berbeda tempatnya maka berbeda juga harga oleh
olehnya. Hal terindah yang ke sekian kalinya adalah pantai Pandawa di Bali. Pantai luas yang sangat
cantik dengan ribuan butir pasir putihnya. Setelah puas menikmati pemandangan ciptaan Tuhan, kita
melanjutkan perjalanan utama kita yaitu kunjungan kampus. Sepulang dari pantai Pandawa kita
harus disegerakan untuk menuju universitas Udayana. Berhubung saat itu sedang ada konflik, jadwal
kunjungan kita pun terganggu dan mendadak. Mau tidak mau dalam keadaan pakaian kita yang
kotor sedari pantai, kita tetap menuju universitas Udayana.
Setelah kunjungan kita pun melanjutkan destinasi ke pantai kuta untuk melihat sunset sore itu.
Cantik sekali! Aku bahkan masih seperti mimpi saat aku benar benar melihat matahari yang di lalap
pantai Kuta. Sedikit demi sedikit cahayanya redup dan menampilkan guratan guratan merah di
langit. Banyak kenangan yang kita tinggalkan di pantai Kuta. Sepulang dari pantai Kuta, kita menuju
toko oleh oleh Cening Bagus dan Joger. Disana kita diarahkan untuk mengisi energi terlebih dahulu
sebelum berbelanja. Setelah kenyang, kita pun disibukkan keperluan dan titipan masing masing.
Hingga tak terasa keranjang belanja telah penuh dan siap untuk membayar.

Setelah puas berbelanja, kita langsung berisitirahat di hotel. Malam itu setelah kita ber enam selesai
membersihkan diri masing masing, kita sepakat untuk makan malam bersama di kamar dengan
memesan makanan via ojek online. Malam itu juga menjadi malam terseru di Bali karena untuk
pertama kalinya kita melihat suasana malam di Bali saat hendak mengambil pesanan kita. Kita
tertawa terbahak bahak karena satu hal yang saat itu kita anggap lucu. Bahkan kita hampir salah
jalan untuk menemui lobby hotel. Makanan pun sudah ditangan kita dan saatnya untuk makan
bersama sambil sesekali bercerita kesan selama di Bali.

Tibalah saatnya kembali pulang. Tidak langsung pulang karena kita ada jadwal kunjungan ke Malang
terlebih dahulu. Di universitas Brawijaya, ternyata dresscodenya adalah batik sekolah. Namun
karena aku yang ceroboh, batik yang sudah aku siapkan dari malam sebelum berangkat tertinggal di
atas kasur. Untungnya aku masih bisa memakai baju putih abu dibalut almameter kuning sekolah.
Setidaknya itu membantuku menyamakan tone warna batik teman temanku. Kita masuk di fakultas
kedokteran gigi. Kita disambut dengan baik dan mendapat ilmu yang bermanfaat. Setelah selesai,
akhirnya kita masih melanjutkan perjalanan ke wisata terakhir yaitu museum angkut di Malang.
Sedikit berbeda, setelah sampai museum angkut ini aku sudah terasa sekali lelahnya. Namun karena
bersama teman teman, seketika hilang dan rasa ingin eksplore itu ada. Banyak foto yang kita ambil di
museum angkut.

Akhirnya kita pun melanjutkan perjalanan pulang. Sama seperti keberangkatan, bedanya sekarang
sudah mulai terasa lelah dan bus sudah mulai dipenuhi barang barang bawaan. Berjam jam kita
lewati bersama di bus meniti akhir waktu kebersamaan kita. Tak terasa sudah seminggu kita
bersama sama. Akhirnya bus kita pun tiba disekolah dengan selamat. Kita mulai melepas salam
perpisahan dan segera pulang bersama jemputan masing masing.

Anda mungkin juga menyukai