Anda di halaman 1dari 64

"Jerawat merupakan bentuk komunikasi tubuh"

Regita Kirana Salsabila


Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil
menyelesaikan novel ini yang berjudul “Gadis
Bayangan“ tepat pada waktunya.

Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih


kepada Eka Suryani, S.Pd. yang telah membimbing
dan membantu saya dalam proses penyusunan novel
ini. Saya sangat berharap semoga novel ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman.

Saya menyadari bahwa novel ini masih jauh dari


kata sempurna. Saya sebagai penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua orang yabg terlibat dalam
pembuatan novel ini.

Bogor, 9 Desember 2023

Regita Kirana Salsabila


Daftar Isi

Aku Regita ………………………………………………………….. 1

Muncul Kemerahan …………………………………………….. 5

Aku Yang Sok Tahu ……………………………………………... 9

Kota Romantis …………………………………………………… 17

Lubang Buaya ……………………………………………………. 24

Covid-19 …………………………………………………………… 29

Si Buruk Rupa! ………………………………………………….. 34

Hari Kelulusan ………………………………………………….. 41

Treatment Wajah ……………………………………………… 45

Bermain Hujan …………………………………………………. 48

Yogyakarta ……………………………………………………….. 51

Pengobatan Jerawat ………………………………………….. 55

Tentang Penulis ………………………………………………… 60


Aku Regita

Sepertinya malam ini telah menyelimuti


keramaian kota. Kengerian tercipta seiring dengan
munculnya suara binatang malam. Hujan baru saja
reda, tapi rintiknya masih sedikit ada. Aku seorang
diri menulis novel ini dengan hikmat sembari
memakan camilan di ruang tv. Memikirkan ribuan
untai kata yang pantas ku ukir diatas kertas. Aku akan
mengingatkanmu pada rentetan kejadian masa lalu
yang dengan cara yang kerap berbelit-belit dengan
penuh harapan dapat memberikan pelajaran
berharga kepada sang pembaca.

Dengan teliti dan sabar kuceritakan kisah


hidupku tak kan kubiarkan setitik makna hidup
tertinggal dalam lembaran kertas yang kutulis. Itulah
aku, si perfeksionis yang dalam hal apapun akan ku

1
kerjakan dengan sangat teliti dan tidak pernah
meninggalkan hal-hal kecil.

✫✫✫

Aku adalah seorang gadis yang lahir di Kebumen,


Jawa tengah pada tanggal 10 Agustus 2006. Aku
Regita, Regita Kirana Salsabila. Remaja yang baru
genap tujuh belas tahun yang tumbuh di keluarga
yang penuh kasih sayang. Aku merupakan putri
panggulu dari 3 bersaudara. Bapak ku bernama
Sugito, bekerja sebagai wiraswasta yang mengelola
usahanya sendiri. Beliau bekerja dengan keras demi
menafkahi istri dan anaknya. Bapak ku bukan tipe
orang yang kalau anaknya berbuat salah langsung
mukul, tetapi menasihati anak-anaknya agar menjadi
lebih baik. Aku sangat sayang padanya. Mamah ku
bernama Resi Kurniasih sebagai Ibu Rumah Tangga.
Menurutku mamah ku agak sedikit cerewet hehe.

2
Tapi itu merupakan tanda kasih sayang kepada
anaknya. Aku juga tidak kalah sayang dengan mamah
ku. Aku mempunyai 1 kakak laki-laki bernama Dimas
Maulana Rakhman. Eumm dia sedikit galak denganku,
tapi dia tahu caranya melindungi adik-adiknya. Aku
juga mempunyai adik yang saat ini sedang
menduduki di bangku SD kelas 5, dia bernama Julian
Aqila Pranaja. Adik ku mempunyai sifat manja dan
susah diatur. Yang kalau apa-apa harus dituruti.

Pendidikanku dimulai dari TK Buah Cinta, saat itu


tak ada yang kupikirkan selain ingin cepat-cepat
istirahat dan disuapi mamah bekal yang sebelumnya
disiapkan di rumah. Masa kecilku cukup
menyenangkan. Pikiranku saat itu terbebas dari
kesedihan dan kekhawatiran. Aku tidak memikirkan
hal-hal selayaknya orang dewasa mempunyai
masalah yang harus diselesaikan.

Lulus dari Taman Kanak-Kanak, Mamah


mendaftarkan aku di bangku Sekolah Dasar Negeri 03
Gunung Putri. Semasa di bangku Sekolah Dasar aku

3
tak pernah memikirkan masa depanku, yang kutahu
aku ingin menjadi seorang Dokter. Begitupun dengan
orang tuaku, mereka tak pernah menuntutku
mendapatkan nilai bagus maupun juara kelas. Adikku
lahir pada saat aku masih kelas 1 SD. Selama adikku
lahir, aku diasuh sementara oleh kakak dari
mamahku. Biasa aku sebut dengan sebutan ‘bunda’.
Dan diantar jemput oleh tetangga dekat mamahku.
Sebelum adikku lahir, keluargaku dengan keluarga
bunda pernah jalan-jalan bareng ke TMII. Dan itu
adalah masa kecilku yang sangat bahagia! Aku dan
Mba Cika, anak dari Bunda, selalu bermain bersama-
sama saat di TMII. Kita pergi ke anjungan daerah,
Museum Fauna Indonesia, kereta gantung bahkan
Keong Emas. Pokoknya hari itu, benar-benar hari
yang sangat membahagiakan untukku.

4
Muncul Kemerahan

Selang waktu sebulan setelah adikku


lahir, aku sudah tidak lagi diantar jemput oleh
tetanggaku karena aku selalu berangkat dan pulang
bareng Fira, tetangga sekaligus sahabatku. Aku
anggap dia sudah seperti saudaraku sendiri. Banyak
orang bilang, kalau kita seperti anak kembar, mulai
dari potongan rambut, wajah, baju dan hal-hal lainnya
yang membuat pandangan orang lain kalau kita
seperti anak kembar. Kita selalu bermain sepeda,
boneka, masak-masakan, sampai berenang bareng
dirumahnya dengan kolam renang karet yang pada
saat itu sedang nge-trend di kalangan anak-anak.

Aku berharap kalau aku dengan Fira bisa terus


bersama-sama sampai kita dewasa. Aku sempat iri
dengannya, karena dia berada di keluarga yang
berkecukupan. Saat disekolah bersama Fira, aku juga

5
duduk satu meja dengannya, mulai dari kelas 1
hingga kelas 3 SD. Sayangnya di akhir kelas 3 SD, Fira
harus pindah rumah, karena orang tuanya bercerai.
Aku sangat sedih. Dan akhirnya kita berdua
mengucapkan selamat tinggal. Kini, Fira dan
Mamahnya tinggal di Tasikmalaya yang cukup jauh.
Berharap dia akan sering-sering main ke Bogor.

✫✫✫

Saat kenaikan kelas 4 SD, sekolahku mengadakan


acara Study Tour ke TMII. Ah, jadi nostalgia bareng
Bunda. Dua hari setelah Study Tour, wajahku mulai
muncul kemerahan entah kenapa. Tetapi pada saat
itu, aku tidak peduli dengan wajahku yang merah,
mungkin karena kepanasan? Mamah ku mulai
mencari-cari cream yang dapat mengatasi kemerahan
pada wajahku. Tetanggaku datang dengan membawa
cream yang dijualnya. Menawarkan bahwa cream ini
dapat menyembuhkan kemerahan pada wajah.
Karena mamahku percaya dengan cream itu, akhirnya

6
mamahku membelinya tanpa pikir panjang. Seminggu
setelah aku memakai cream itu, wajahku malah
makin memerah, mamah ku panik. Mamah ku
mendatangi rumah tetangga yang menjual cream itu,
dan menanyakan.

“Pak ini kenapa ya wajah anak saya malah makin


merah setelah pakai cream ini?” tanya mamah dengan
nada yang agak tinggi

Kemudian bapak itu menjawab

“Ohh, itu mungkin reaksi dari si creamnya. Tunggu


saja bu nanti kemerahannya akan sembuh dengan
sendirinya”.

Mamah ku percaya.

Aku tidak panik dengan wajahku yang merah,


pikiranku saat itu hanya main, main dan main.

Dua tahun kemudian, aku lulus SD di tahun 2018.


Setelah lulus SD, aku melanjutkan pendidikan ku di
SMP Generus Mandiri, Citeureup. Aku bersekolah
sambil mondok. Tadinya aku mau daftar di SMP

7
Negeri 1 Citeureup, karena nilai nem ku yang cukup
tinggi. Tapi aku disuruh orang tuaku untuk mondok
sambil sekolah. Masa SMP-ku jauh berbeda dengan
masa SD-ku.

8
Aku Yang Sok Tahu

Sekarang aku sudah kelas 1 SMP. Yang


berarti, sekarang aku sudah berada di pondok. Saat
itu aku masih merasa senang-senang saja tinggal di
pondok. Aku mempunyai 3 orang sahabat, Tasya,
Angel, dan Aan. Aan ini merupakan teman masa SD-
ku. Kita berempat dimulai dari pernah se-camp
bareng. (Camp merupakan sebutan nomor kamar di
pondok) Dan pada akhirnya mulai saling mengenal.
Kita berempat selalu bersama-sama.
Ketawa,senang,sedih saling marah pun juga kita
pernah. Bahkan kita berempat pun pernah
merasakan ada hawa yang berbeda dari camp kita.
Pokonya banyak deh cerita-cerita mistis yang ada di
pondok. Kita berempat juga pernah merasakannya.

Pada saat yang lain sedang solat zuhur di


Masjid, tapi kita memilih untuk solat di camp saja.

9
Aku sengaja melihat ke luar jendela karena
penasaran. Jendela itu tepat mengarahkan ke
belakang yang terdapat rumah-rumah warga disertai
danau. Saat aku menengok ke arah kiri jendela, aku
mendengar ada seseorang yang sedang bermain
gamelan. Bunyinya sangat terdengar jelas. Aku
memanggil sahabatku, apakah mereka bisa
mendengar suara gamelan tersebut.

“eh eh sini deh” panggilku

“Ada apa?” tanya mereka bertiga

“Ih suara apa itu” tanya Angel

“kayak suara gamelan” jawab Tasya

Tidak lama dari itu kita saling tatap-tatapan dan lari


keluar dari camp.

Sebenarnya banyak cerita-cerita horor dari mulut


ke mulut. Aku tidak percaya sebelum merasakannya
sendiri. Dan sekarang aku merasakannya walaupun
tidak terlalu menyeramkan. Cerita horor yang pernah
kudengar mulai adanya si cantik (hantu pondok),

10
jubah hitam, kakek yang ada di tangga, nenek gayung
bahkan genderuwo. Teman samping camp ku melihat
sendiri, bahwa ada genderuwo dengan mata yang
sangat besar memenuhi satu jendela. Temanku pun
nangis.

✫✫✫

Kita sudah masuk sekolah seperti biasa. Aku dan


sahabatku sangat bersemangat untuk berangkat ke
sekolah walaupun hanya 5 langkah jarak antara astri
dengan sekolah hehe. Kita berempat berangkat cepat
bukan karena ingin dapat tempat duduk paling
depan, tetapi kita ingin bermain-main dikelas. Saat
berjalan di sepanjang lorong sekolah, aku tidak dapat
melihat siswa siswi di depan kami. Karena memang
hanya kita berempat yang sudah ada disekolah. Tetapi
ada salah satu cowok yang pada saat itu aku belum
mengenal namanya.

11
“Kenapa senyam-senyum?” Tasya menatapku heran.
Sepertinya, ia menyadari aku sedang berbunga-bunga
lihat cowok itu sambil senyam-senyum sendiri.
Mendengar pertanyaan Tasya, pipiku tiba-tiba saja
memerah.

“Bukan apa-apa. Ayo...,” ujarku, berusaha


menyembunyikan pipi yang memerah. Tasya tidak
bertanya kembali dan kami kembali berjalan.

Sesaat sampai dikelas, Angel langsung mengambil


sapu bukan karena untuk piket, tetapi memeragakan
Elsa Frozen yang sedang membuka pintu. HAHAHA
aneh. Tak lama kemudian, teman-teman ku yang lain
datang secara bersamaan. Dan guru pun masuk.
Kebetulan kelas kita ada dilantai 2. Guru
memerintahkan untuk segera turun ke bawah karena
akan di laksanakan kegiatan MPLS. Aku bingung
MPLS itu apa sih?

Sesampainya di bawah kita diperintahkan untuk


membuat lingkaran yang boleh diisi hanya 10 orang.
Saat itu, aku lupa bergabung dengan siapa. Pada

12
intinya aku tetap bergabung dengan Tasya, Angel dan
Aan.

Kita semua melaksanakan kegiatan MPLS


tersebut dengan senang hati. Karena kita bermain-
main selayaknya anak kecil yang sedang bermain di
taman anak-anak. Dan sekarang aku tahu, apa itu
MPLS. Setelah MPLS, kita semua diajak keliling
daerah pondok. Melewati rumah-rumah warga dan
ada beberapa orang tua yang sedang duduk di teras
rumahnya. Ah, jadi kangen orang tuaku. Padahal baru
saja ditinggal sehari gimana 3 tahun?!

Semua kegiatan sudah terlaksana. Saatnya kita


balik ke astri. Yang biasanya kalau pulang sekolah,
langsung pulang ke rumah. Kalau ini kita pulang ke
astri. Banyak orang bilang, astri itu penjara suci
karena bisa dianggap kita dikurung selama bertahun-
tahun hanya untuk mencari ilmu dan menjauhi
kemaksiatan.

Selama di pondok, aku tidak pernah merasakan


tidur siang. Karena memang tidak ada waktu untuk

13
tidur siang. Pagi kita sekolah, siang kita ngaji, sore
kita melakukan kegiatan amal sholeh atau piket
pondok dan kalau malam kita ngaji lagi. Sebenarnya
capek sih, tapi kalau dilakukan bersama dengan
teman, capek nya bakalan hilang.

✫✫✫

Liburan semester pun datang. Aku pulang ke


rumah untuk berlibur. Menurutku, sebagai anak
pondok, pulang ke rumah saja itu termasuk liburan.
Karena kita bebas dari penjara suci. Dulu aku pernah
menuntut orang tuaku.

“Mah, Pak kalau aku mondok, nanti beliin hp ya”


pintaku. Dan sekarang, karena aku sudah liburan
semester, aku mengajak orang tuaku untuk pergi
membeli hp. Aku ditawarkan beberapa hp oleh
counter hp. Ada samsung, vivo, xiaomi dan yang
paling mahal iphone. Sebenarnya aku tidak tahu mau
pilih hp yang mana. Di mata ku semua hp sama saja.
Sama-sama mahal. Aku dibantu memilih oleh mamah
14
ku. Karena mamah ku pengguna Vivo, dan aku
memutuskan untuk membeli hp Vivo.

Saat di rumah, aku senang sekali sudah


mempunyai hp sendiri walaupun pakai duit orang
tua. Aku langsung mencoba kamera baru untuk foto-
foto. Aku juga mencari video di Youtube cara
membuat masker wajah alami. Aku menemukan
video yang bahan-bahannya sudah ada di rumah.
Yaitu dengan cara memasukkan bubuk teh dan
dicampur dengan madu asli. Karena menurutku
semua madu itu sama, aku memasukkan madu yang
ada bahan pengawetnya dan mengaduk dengan
sendok logam yang biasa dipakai untuk makan. Aku
sambil membuat video ala-ala beauty vlogger
Bodohnya aku, malah menempelkan sendok logam itu
ke muka. Yang katanya, logam tidak bagus menempel
pada kulit wajah karena akan menyebabkan masalah
pada kulit wajah.

15
Sejauh ini aku merasa baik-baik saja dengan
wajahku. Aku tidak memikirkan hal aneh pada
wajahku.

16
Kota Romantis

Waktu berlalu begitu cepat, kini aku


sedang menduduki bangku di kelas 2 SMP. Kini aku
sisa bertiga dengan sahabat ku. Tasya sekarang sudah
lebih dekat dengan yang lain yang lebih sefrekuensi
dengannya, mungkin karena sama-sama suka dengan
yang namanya K-pop. Atau mungkin kita bertiga
pisah camp dengan Tasya karena dirombak? Entahlah
aku tidak tahu. Yang pasti aku tidak masalah dengan
hal itu. Aku masih bisa bercanda dengan ketiga
sahabatku.

Pada tanggal 5 November 2019, sekolah ku


mengadakan Study Tour ke Bandung. Kita menuju ke
Bandung menggunakan bus. Study Tour kali ini
berfokus mengeksplorasi beberapa tempat di
Bandung, yaitu Observatorium Bosscha dan Museum
Konferensi Asia Afrika.
17
Perjalanan dimulai pada hari Selasa, 5 November
2019 pukul 05.00 WIB dan tiba di Bandung pukul
10.00 WIB hingga kembali di Bogor pukul 23.30 WIB.

Destinasi pertama adalah Observatorium Bosscha


berlokasi di Lembang, Jawa Barat, sekitar 15 km di
bagus Utara Kota Bandung dengan koordinat
geografis 107° 36’ Bujur Timur 6° 49’ Lintang Selatan.
Para peserta disambut oleh udara segar di tempat itu
dan menikmati sensasi yang berbeda. Berhubung
jalan menuju ke arah Bosscha itu menanjak, jadi Bus
tidak bisa masuk. Para peserta pun terpaksa berjalan
kaki sampai menuju Bosscha. Aku berjalan bersama
Angel dan Aan.

Sesampainya di Bosscha, aku baru tersadar


ternyata itu adalah tempat syuting film Sherina, film
masa kecilku. Dan akhirnya, kami pun masuk ke
dalam Bosscha. Para pedagang makanan yang
menggiurkan bagi peserta Study Tour, tetapi ada hal
yang lebih penting daripada itu. Peserta Study Tour
dikenalkan Refraktor Ganda Zeiss teleskop Raksasa

18
Observatorium Bosscha, merupakan salah satu
tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia
untuk mengamati benda-benda langit.

Aku mencatat semua yang dikatakan oleh tour


guide.

Sesudah dari Bosscha, para peserta kembali ke


Bus nya masing-masing. Belum sampai Bus, ada para
pedagang yang menawarkan produknya. Ia
menawarkan oleh-oleh seperti gelang, gantungan
kunci dan lain-lain. Teman-teman ku membelinya,
tetapi tidak dengan aku. Aku memilih nanti beli di
Alun-alun Bandung saja.

Destinasi kedua adalah Museum Konferensi Asia


Afrika berlokasi Jl. Asia-Afrika No.65, Bandung.
Peserta dapat mengeksplorasi ilmu sejarah yang tidak
akan terlupakan oleh Bangsa Indonesia dan Bangsa-
bangsa Asia dan Afrika setelah berakhirnya Perang
Dunia II (Agustus 1945).

Disana aku dapat belajar serta melihat sejumlah


koleksi berupa benda-benda 3 dimensi dan foto-foto

19
dokumenter peristiwa pertemuan Tugu, Konferensi
Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia
Afrika tahun 1955.

Selesai dari Museum Konferensi Asia Afrika, kita


semua termasuk guru-guru beristirahat di Masjid
Raya Bandung yang berdepanan dengan Alun-alun
Bandung. Kebetulan saat itu sedang hujan. Kita solat
Zuhur dan Ashar di Masjid Raya Bandung. Masjidnya
sangat luas, sehingga aku dan sahabatku bingung
tempat untuk berwudhu dimana. Selesai solat, kita
diperbolehkan untuk pergi ke pasar yang tak jauh
dari Masjid Raya Bandung untuk membeli oleh-oleh.
Aku, Angel, Aan melihat ada banyak pedagang yang
menjual kaos bertuliskan I Love Bandung. Aku
berniat membeli baju kaos untuk keluargaku. Tadinya
aku mau membeli tas, tetapi uang ku tidak cukup. Aan
membeli gelang dan frame kacamata. Sedangkan
Angel membeli gelang dan jam tangan untuk adiknya.
Aku juga membeli gelang untukku dan mamah ku,
karena mamah ku suka gelang.

20
Setelah selesai beli oleh-oleh, kita bertiga haus
dan membeli minuman. Tak terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 18.00 WIB. Kita pun solat
Maghrib terlebih dahulu. Selesai solat Maghrib,
ternyata yang lain sedang main di Alun-alun depan
halaman Masjid Raya Bandung. Aku, Angel dan Aan
pun ikut gabung dengan mereka. Tak lama dari itu
kita diperintahkan untuk masuk ke Bus karena akan
pulang ke Bogor. Sedih rasanya meninggalkan kota
romantis ini.

Aku duduk di dekat jendela sambil melamun...

Rasanya benar-benar ingin tinggal di Bandung.


Bandung menyajikan pemandangan menakjubkan
dengan perpaduan antara alam hijau dan nuansa kota
yang ceria. Keindahan Bandung terpancar melalui
lanskap pegunungannya yang indah dan udara sejuk
yang menyegarkan apalagi setelah hujan. Tidak hanya
alamnya, Bandung juga dikenal sebagai kota kreatif
dengan arsitektur bangunan yang unik. Bandung juga
menjadi para pecinta kuliner. Namun, keindahan

21
Bandung tidak hanya berhenti pada pesona alam dan
bangunannya. Kota ini juga kaya akan budaya dan
seni. Banyak galeri seni, pasar kreatif, dan acara
budaya yang menghidupkan atmosfer kota. Secara
keseluruhan, Bandung adalah surga bagi para
pelancong yang ingin menikmati keindahan alam,
mengalami budaya yang beragam, dan mengeksplorasi
daya tarik kota yang dinamis. Dengan keindahannya
yang memikat, Bandung menjadi tempat yang tak
terlupakan bagi siapa saja yang telah
mengunjunginya.

✫✫✫

Hari kemarin benar-benar hari yang tak


terlupakan bagiku. Aku ingin mengulanginya lagi. Dan
hari ini aku akan melakukan seperti hari-hari biasa
sebagai seorang santriwati. Orang tuaku datang untuk
menjenguk ku. Rinduku akhirnya tersampaikan.

22
Mamah ku membawakan makanan kesukaan ku yang
dibuatnya dari rumah. Aku sekalian memberikan
oleh-oleh yang kubeli pada saat di Bandung. Aku
menceritakan semuanya peristiwa-peristiwa
menyenangkan saat di Bandung. Aku mengajak orang
tuaku, lain kali kita pergi ke Bandung!

Aku menjalani aktivitas sebagai seorang santri.


Karena pagi tadi sudah diliburkan, malamnya kita
kembali ngaji seperti biasanya. Selesai mendengarkan
sepatah dua patah kata dari Pak Bayu (guru ngaji),
kita sudah boleh balik ke astri karena sudah larut
malam. Sesampainya di astri, kita semua bergegas ke
kamar mandi untuk cuci muka sebelum tidur.

Sebelum tidur, ada hal yang wajib aku lakukan.


Yaitu gibah bersama teman se-camp hehehe.

23
Lubang Buaya

Dua minggu setelahnya, sekarang gantian acara


pondok yang akan melakukan Bay’at ke Pondok Gede,
Jakarta Timur. Disana aku bertemu saudara mamahku
yang sedang menjenguk anaknya yang mondok di
Pondok Gede. Setelah selesai acara Bay’at, aku dan
sahabatku pergi keliling ke daerah Pondok Gede dan
mencoba kantin yang ada disana. Saat di Jalan, aku
bertemu cowok yang saat itu aku temui di lorong
sekolah. Kini aku sudah tahu namanya. Aku tipe orang
yang kalau suka sama orang, hanya berlangsung
sebentar. Lalu aku melanjutkan jalan kaki ku ke
kantin.

Selesai dari itu, kita semua diajak ke Lubang


Buaya. Kebetulan jarak antara Pondok Gede dan
Lubang Buaya sangat dekat.

24
Sejarahnya, Lubang Buaya menjadi tempat
pembuangan perwira Angkatan Darat yang menjadi
korban G30SPKI. Tubuh mereka dimasukkan ke
dalam lubang kecil, sehingga lebih dari satu orang
menumpuk di dalamnya. Pantas saja ketika aku
melintas depan Lubang Buaya, ada sedikit hawa yang
berbeda. Selanjutnya kita memasuki kawasan
museum.

Kawasan museumnya sangat besar. Di halaman


depannya, terdapat air mancur rusak yang dikelilingi
bundaran yang jauh lebih besar dari jalan utama.
Semua jalanannya beraspal, kecuali lapangan rumput
yang ada di antara Monumen Pancasila Sakti dan
Gedung Utama. Saat aku berjalan melewati halaman
museum, saya bertatapan dengan wanita paruh baya
yang tampak bosan menjaga toko pernak-pernik
bertema militer Indonesia. Selain pernak-pernik, dia
juga menjual baju onesie (terusan) bayi yang bermotif
loreng dengan logo belati besar yang dijahit di bagian
depannya. Cocok nih buat para orang tua yang pro-
militer dan ingin memamerkannya. Museum nya

25
berjarak 100 meter dari Lubang Buaya. Saat aku
memasuki Museum, aku mencium bau anyir darah
mungkin itu merupakan sisa darah yang masih ada
pada baju pahlawan.

Di dalam Museum, aku menyesuaikan dengan


kondisi ruangan yang cenderung gelap. Sebagian
lampu sudah tak berfungsi. Muncul kesan tak
terelakkan bahwa pengurus museum hanya
mementingkan bagian luar bangunan saja sementara
bagian dalamnya dibiarkan membusuk. Bau apek
bangunan tak terurus.

Di seberang pondok, terdapat Monumen


Pancasila Sakti. Kami seangkatan berniat untuk
berfoto didepannya. Aku berjalan ke arah Monumen
untuk mengamati relief besar di dindingnya. Relief ini
menggambarkan para komunis digambarkan sebagai
kaum proletar bermata sipit atau orang-orang yang
membawa arit yang sedang menyiksa dan
mencambuk pahlawan nasional hingga mati. Aku
harus akui, reliefnya keren sekali. Seniman yang

26
ditunjuk untuk menggarapnya pasti benar-benar
memeras otaknya untuk menggambarkan seperti apa
tampang seorang penganut paham komunisme yang
kerap dicap ateis.

Hujan turun sangat deras. Para santriwan dan


santriwati segera memasuki Bus untuk pulang ke
Bogor. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB
kita dipersilakan untuk solat Ashar terlebih dahulu di
Pondok Gede. Kita pulang ke Bogor dengan aman.

Sesampainya di pondok, teman-temanku berniat


untuk bermain hujan-hujanan karena sudah terlanjur
basah ketika turun dari Bus. Aku pun ikut. Rasanya
bahagia sekali. Ini pertama kali aku bermain hujan-
hujanan. Sedari dulu aku tidak pernah boleh untuk
bermain hujan-hujanan, karena khawatir akan sakit.

Bahagia itu sederhana. Seperti itulah kata orang-


orang. Tapi kenyataannya memang iya. Bermain
hujan-hujanan sambil berteriak “AAAaaaaaaaa.....”
saja sudah cukup bahagia.

27
Bahagia itu sederhana, sesederhana tersenyum
dan bersyukur dengan apa yang sudah kita punya.

28
Covid-19

Tanpa kusadari, waktu berjalan begitu cepat,


hari, pekan, bulan, dan tahun berlalu silih berganti
seiring pergantian siang dan malam. Tak terasa
sekarang sudah memasuki tahun 2020. Selama satu
tahun ini, berbagai hiruk pikuk mewarnai perjalanan
hidup.

Sabtu, 29 Februari 2020, Pak Sardi yang


merupakan ketua pondok mengumumkan bahwa
mulai besok akan diliburkan selama dua minggu
dikarenakan Virus Covid yang sudah tersebar luas di
seluruh dunia. Para santriwan dan santriwati
bersorak “YEEEEE”. Para santriwan dan santriwati
diperbolehkan untuk mengemas barang-barangnya.

“Sekian lama gak balik ke rumah, akhirnya balik juga.”


Ujarku dalam hati.

29
Besoknya aku dijemput oleh orang tuaku.
Sebelum pulang, aku berpamitan dahulu dengan wali
pondok ku dan teman-teman terutama sahabatku.

Bakalan lama nih dua minggu dirumah!

Sesampainya dirumah, aku langsung mengambil


hp ku dan tahu aplikasi apa yang pertama ku bukaa??
Yap betul, TikTok. Dari Tiktok aku belajar banyak hal.
Mulai dari per-skincarean, dunia studygram, masak-
masak, game online dan masih banyak lagi. Fyp ku
banyak berseliweran tentang ‘cara membuat masker
alami’. Dan ku coba cari tahu bahan-bahan apa saja
yang akan digunakan dalam membuat masker alami.
Mulai dari air beras, putih telur, mentimun dan lain-
lain. Tetapi aku tidak berani mencoba. Karena kalau
ketahuan, bisa-bisa aku dimarahi sama mamahku.

Sebagai ganti masker alami, aku mencoba cari


masker organik by lea gloria yang mempunyai
kemasan unik dan bau yang sangat harum. Aku
tertarik untuk membelinya. Tapi sayangnya, masker
itu ada di toko online. Aku tidak bisa membayarnya.

30
Bisa dibilang dulu itu aku centil, yang kalau lihat
skincare atau make up pasti aku tertarik untuk
membelinya tanpa tahu apa yang akan terjadi bila itu
tidak cocok di kulitku. Sebenarnya mamahku sudah
memperingatkan jangan coba-coba atau gonta-ganti
skincare karena dapat merusak kulit. Sifatku yang
keras kepala ini mengabaikan omongan mamahku.

✫✫✫

Pagi ini aku sedang melaksanakan pembelajaran


online.

“Pikir ku yang Pak Sardi katakan kemarin, libur


sekolah dan ngajinya, tapi ternyata enggak. Tetap aja
di rumah aku akan belajar dan mengaji. Itu sangat
membosankan”. Ucapku dalam hati.

Selesai belajar online, aku langsung menonton tv


yang disambut dengan mamah dan bapak ku. Mereka
sedang menonton berita, aku pun ikut menontonnya.

31
Saat itu, berita sedang menyiarkan video kasus
pertama covid yang ada di Wuhan, China. Banyak
orang yang mengalami kejang-kejang saat di jalan
karena terkena Virus Covid.

Pada Senin, 2 Maret 2020, Presiden


mengumumkan dua kasus pertama Covid-19.
Informasi kemudian berkembang ketika Menteri
Kesehatan saat itu, Terawan Agus Putranto,
menyebutkan bahwa dua Pasien Covid-19 itu tinggal
di Depok, Jawa Barat. Yang kebetulan daerah, itu
dekat dengan daerah rumahku. Pak Jokowi
memutuskan untuk lockdown sementara, karena
takut memperparah keadaan. Pengumuman dari Pak
Jokowi pun membuat masyarakat panik. Panik buying
terjadi di tengah-tengah masyarakat. Bahkan ketika
itu, harga masker dan hand sanitizer tiba-tiba
melambung tinggi karena banyak dicari.

Dua minggu pun berlalu dan aku tetap


melaksanakan pembelajaran online lewat Zoom dan
mengumpulkan tugas lewat Google Classroom.

32
Sekolah dan Pondok mengabarkan bahwa libur akan
diperpanjang entah sampai kapan, yang pasti sampai
keadaan diluar sudah membaik. Dan itu membuatku
tambah bosan, karena tidak bisa pergi kemana-mana
dikarenakan lockdown yang sangat ketat.

TikTok membuatku berinisiatif untuk membuat


makanan agar tidak bosan. Saat itu, pie susu dan
dalgona coffee sedang viral di zaman Covid-19. Aku
dan mamahku mencoba membuat keduanya, sambil
mendengarkan lagu “Queen Of Disaster” dan “Play
Date”. Mamahku senang sekali, aku pun ikut senang.

Aku teringat kejadian orang yang terkena virus


Covid, akan mengalami kejang dan tak lama dari itu
kemungkinan bisa meninggal. Aku takut itu terjadi
pada keluargaku terutama kedua orang tuaku.
Dirumah, orang tuaku sudah siap sedia yang
diperlukan dalam menangani covid. Ada masker, hand
sanitizer, disinfektan spray, obat herbal dan minyak
kayu putih.

33
Si Buruk Rupa!

Aku ingin sekali mempunyai masker wajah,


minimal punya satu masker. Karena aku ingin seperti
orang-orang yang mempunyai banyak skincare. Dan
kebetulan, Tasya, tetanggaku menjual masker yang
aku inginkan sebelumnya melalui status WhatsApp-
nya. Aku memesan varian strawberry, greentea dan
putih telur tanpa tahu apa khasiat dari masing-
masing masker tersebut. Harga masker pada saat itu
sangat murah, jadi aku sekalian beli banyak untuk
ganti-ganti.

Masker sudah ada di tanganku. Aku pun langsung


mencobanya. Pertama kali pakai masker itu, wajahku
terasa mulus. Tapi, keesokan harinya wajahku mulai
numbuh jerawat-jerawat kecil. Aku sangat takut jika
itu malah menyebar ke seluruh muka.

34
“Aduh, kok jadi ada jerawat kecil-kecil sih” desisku
sambil melihat wajahku di kaca.

Aku mulai searching di internet “kenapa muncul


jerawat setelah memakai masker wajah?”. Dan
jawabannya, masker dapat memicu iritasi dan
peradangan pada kulit. Hasilnya, kulit menjadi
semakin meradang dan mudah tumbuh jerawat. Aku
panik bagaimana cara menyembuhkannya. Aku takut
jika nanti mamahku lihat wajahku seperti ini. Saat
aku ingin ke kamar mandi untuk cuci muka,
mamahku lihat wajahku dan bertanya.

“Mba kenapa itu mukanya?” Tanya mamah

“I-ini mah kemarin, aku beli masker tapi kayanya gak


cocok deh di muka aku” Jawabku

“Kan udah mamah bilang, muka kamu itu sensitif


jangan sembarangan pake kaya gitu-gituan. Kamu
ngeyel sih.” Ucap mamah dengan nada sedikit tinggi

“Terus gimana mah?” Tanyaku bingung

35
“Yaudah diemin aja, jangan pake apa-apa apa dulu”
Saran mamahku.

Nah kan sudah kubilang, kalau mamahku tahu


wajahku seperti ini, aku pasti akan diomelin.

Pada akhirnya masker itu akan jadi pajangan,


tidak pernah kupakai lagi. Saat aku sedang membuka
instagram, ada akun yang mempromosikan masker
wajahnya yang katanya bisa menyembuhkan jerawat
dan sudah ada testimoninya. Aku pun tanya ke
mamah, apakah boleh beli masker yang ini.

“Mah ini kan di instagram ada yang jual masker kopi,


aku boleh beli gak mah?” Tanyaku sedikit merayu.

“Apa lagi ini?” Jawab mamahku yang mungkin sedikit


capek karena aku tidak jera.

“Ini mah katanya maskernya bisa nyembuhin jerawat,


kalau gak percaya lihat aja, udah ada testimoninya
juga kok” Ucapku sambil menyerahkan hp ku supaya
mamahku lihat dan percaya. Akhirnya, aku
dibolehkan untuk membeli masker itu.

36
Saat masker itu tiba sampai rumahku, aku
langsung mencobanya dan berharap akan ada hasil
yang membaik. Tapi ternyata nihil, wajahku malah
makin parah.

✫✫✫

Satu tahun telah berlalu. Dan sekarang aku


duduk di bangku kelas 3 SMP. Aku sudah melewati
masa-masa lockdown yang sangat ketat, dan itu tidak
mudah. Walaupun sekarang masih lockdown, tapi
presiden sudah memperbolehkan masyarakatnya
untuk keluar rumah asalkan taat aturan Covid, seperti
wajib memakai masker, mencuci tangan atau
membawa hand santizer , jaga jarak minimal 1 meter
dan jangan bersentuhan langsung dengan orang
seperti menerima kembalian dari penjual.

Kini, aku sudah berada di pondok. Aku sudah


menikmati masa-masa dirumah walaupun tidak

37
pernah keluar rumah. Wajahku masih sama seperti
dulu yang banyak jerawatnya. Walaupun bisa di
bilang, jerawat aku sekarang ini, masih biasa saja,
tidak terlalu parah.

Rasanya aneh sekali balik ke pondok setelah satu


tahun. Saat malam tiba ketika mau tidur, aku deeptalk
bareng temanku Lala, yang ternyata dia juga pejuang
jerawat yang parah. Kita saling menguatkan satu
sama lain dan berusaha tidak rapuh ketika ada orang
yang menghina wajah kita. Dan kita berdua pun
tertidur setelah deeptalk bareng.

Besok sore, ketika sedang kegiatan ASAD,


sahabatku bertanya.

“Git kok muka kamu merah banget?” Tanya sahabatku


dengan polosnya tanpa tahu kalau ucapan itu bikin
aku down. Aku langsung mengabaikan pertanyaan
dia. Rasanya aku benar-benar ingin nangis disaat itu
juga.

38
Selesai ASAD, aku langsung mengambil handuk
dan peralatan mandi. Dan tahu apa yang pertama aku
lakukan? Iya, aku nangis di kamar mandi karena
omongan itu. Yang parahnya, omongan itu dari
sahabat yang paling dekat denganku. Aku tidak
sangka kalau dia akan menanyakan hal seperti itu
yang seharusnya tidak ditanyakan.

Maghrib pun tiba, para santriwati segera menuju


ke Masjid untuk melaksanakan solat Maghrib. Aku ke
Masjid dengan Lala. Dan menceritakan semua
kejadian yang tadi sore. Selesai solat Maghrib,
sahabatku mendatangi aku yang sedang duduk di
dekat tangga sambil gambar-gambar tidak jelas di
buku ku.

“Gita maafin omonganku yang tadi sore ya” Ucap


sahabatku.

Aku tidak mau lihat mukanya lagi, aku pun langsung


membuang muka.

“Gitaaa, kamu benar gak mau maafin aku?” Tanya nya.

39
Bukannya aku tidak mau memaafkan, tapi aku
takut itu terjadi lagi. Aku takut down lagi karena
omongannya. Tapi pada akhirnya, aku memaafkan
dia.

“Iya aku maafin, tapi jangan diulangi lagi”. Ucapku.

“Makasih Regita udah maafin aku” Ucapnya sambil


memelukku, muka ku datar.

40
Hari Kelulusan

H-4 sebelum hari kelulusan, sekolahku akan


mengambil foto para siswa untuk foto ijazah. Aku
berdiri di depan cermin besar sambil menatap
penampilanku dari atas sampai bawah. Tanganku
terulur menyentuh wajah yang selalu menjadi aib di
mata teman-temanku.

“Regita kok muka kamu makin banyak jerawatnya?”


Tanya temanku yang sok polos.

Rasanya aku benar-benar ingin marah kepadanya


tapi tidak bisa. Aku langsung buang muka dan
meninggalkan dia. Bayangkan saja ketika kamu sudah
siap untuk foto ijazah, tapi kamu malah pengen
nangis. Aku foto ijazah sambil menahan nangis dan
mengingat omongan temanku yang tadi di kaca.
Sebenarnya aku sudah tahu sifat temanku yang itu.

41
Emang dia kalau ngomong asal ceplas-ceplos saja,
tanpa tahu kalau omongan dia itu, bikin sakit hati
orang lain.

Sehari sebelum hari kelulusan, semua teman


sekamarku sedang mencoba baju kebaya dan
bermake up seolah-olah pada saat itu sudah berada
tepat di hari kelulusan. Aku hanya melihat teman-
temanku yang sedang bermake up berharap aku juga
ingin seperti dia yang kalau make up tidak perlu
memikirkan soal wajahnya. Karena wajahku yang
sangat sensitif, aku takut mencoba make up dan
hanya melihat teman-temanku saja.

Tak lama kemudian, aku berdiri dan berjalan


menuju rooftop pondok.

“Mau kemana git?” Tanya salah satu temanku.

“Aku mau angkat jemuran” Jawabku bohong. Yang


padahal aku tidak mengangkat jemuran.

Aku menenangkan diri di rooftop sambil melihat


pemandangan danau yang sangat indah. Aku

42
melamun sebentar dan tersadar. Aku menangis
sejadi-jadinya sambil melihat kaca kecil yang kubawa
dari kamar.

“Ya Allah kenapa sih muka aku ga sembuh-sembuh.


Aku juga pengen ngerasain punya muka yang mulus
tanpa jerawat. Aku juga pengen nyobain baju kebaya
dan coba make up. Kenapa sih muka aku merah-
merah banget. Semoga setelah lulus SMP nanti,
semua jerawat ku langsung sembuh”. Ucapku di kaca
sambil sedikit menangis. Aku tidak peduli jika ada
orang yang melihatku duduk sendirian sambil
menangis.

✫✫✫

Tibalah di hari kelulusan. Dimana semua teman-


temanku tampil cantik pada hari itu. Begitu juga
denganku. Aku tampil dengan baju kebaya dan
bermake up. Sebenarnya aku takut jika nanti pada

43
saat menghapus make up, wajahku malah timbul
jerawat baru. Tapi masa iya, di hari kelulusan, aku
sendiri yang tidak bermake up. Kan gak mungkin.
Acara kelulusan berjalan dengan lancar dan aku
dinyatakan lulus SMP.

44
Treatment Wajah

Setelah lulus SMP, mamah ku mendaftarkan aku


di SMK Kesehatan Annisa dan mengambil jurusan
farmasi. Aku tidak tahu farmasi itu apa, tetapi kata
mamahku itu berhubungan dengan obat-obatan. Aku
tidak masalah dengan jurusan yang mamahku ambil.
Walaupun dari dulu cita-citaku ingin menjadi dokter,
tapi gapapa yang penting masih di bidang kesehatan.

Pada saat aku kelas 10, pembelajaran masih


dilakukan secara online karena masih Covid. Dan aku
merasa sangat senang, karena tidak bertemu dengan
orang lain. Aku trauma jika ketemu orang baru, dia
akan berbicara tentang wajahku.

Saat pengumpulan tugas ke sekolah, aku


berangkat dengan temanku. Dan ini pertama kali aku
bertemu dengan teman-teman SMK. Aku insecure

45
dengan orang-orang yang ada di sekitar ku, karena
mereka punya wajah yang mulus. Aku takut kalau aku
tidak punya teman, karena mereka takut merasa jijik
dengan wajahku. Dan benar saja dikelas 10 ini, aku
tidak punya teman yang sangat peduli padaku.
Mereka selalu mengabaikan ku. Aku merasa tidak
betah sekolah disini karena tidak punya teman. Pikir
ku ini baru awal SMK, jadi aku belum tahu sifat-sifat
mereka. Saat aku dan 6 temanku sedang duduk
dibelakang kantin, salah satu dari temanku meminta
untuk memfoto mereka dan aku tidak diajak foto,
bergantian foto pun tidak. Aku merasa mereka hanya
memanfaatkan ku soal tugas. Bahkan ketika
pembagian raport, mereka ber-enam mendapat
ranking, sedangkan aku tidak.

Aku sangat stres dengan hal itu. Aku sudah


belajar sampai larut malam, malah mereka yang
sering nanya-nanya ke aku, tapi mereka juga yang
dapat ranking. Karena stres itulah, yang membuat
wajahku semakin bertambah banyaknya jerawat.

46
Aku meminta mamahku pergi ke klinik
kecantikan untuk mengobati jerawat ku. Esok
harinya, aku dibawa ke klinik kecantikan yang
lokasinya ada di griya. Berharap semoga wajahku
mulai membaik. Aku rutin melakukan treatment
wajah setiap sebulan sekali. Wajahku di laser,
diangkat komedonya. Rasanya benar-benar sakit,
walaupun sudah di anestesi. Tetapi ada tahap terakhir
yang paling kusuka, yaitu pada saat di maskerin.
Wajah berasa dingin sekali. 2 bulan setelah
melakukan treatment, wajahku tetap sama seperti
aslinya alias nihil. Dan aku memutuskan untuk tidak
melakukan treatment-treatment lagi, karena hanya
menghabiskan uang saja. Dan sekarang aku ganti ke
skincare biasa bukan cream dokter lagi.

47
Bermain Hujan

Dikelas 11, aku sangat senang karena aku punya


sahabat yang benar-benar sefrekuensi denganku.
Mereka tidak masalah dengan wajahku yang banyak
jerawat. Mereka itu bernama Jihan, Vinna dan Mimah.
Ini pertama kali aku punya sahabat di SMK. Aku
sangat beruntung berteman dengan mereka. Dikelas
pun, kita selalu duduk berdekatan. Saat guru sedang
menjelaskan, kadang kita juga suka bercanda.

Kini pembelajaran sudah dimulai seperti


biasanya, tidak online lagi. Selama dikelas, aku selalu
memakai masker untuk menutupi jerawat ku. Buka
masker hanya pada saat makan di jam istirahat.
Setiap hari, wajahku selalu kena gesekan masker,
yang mana itu membuat jerawat ku pecah. Aku sangat
depresi tentang wajahku yang berjerawat. Dan
untungnya sahabatku selalu ngajak aku main disaat
aku merasa stres.

48
Saat sore hari setelah pulang sekolah, Jihan,
Vinna, Mimah, Adel, Bila dan Zahra main ke rumahku
untuk main. Dan kebetulan sore itu sedang hujan.
Saat teman-temanku mau pulang, hujan malah
tambah deras. Tapi temanku tetap terobos saja,
daripada nanti pulang kemalaman. Entah apa yang
ada dipikiran temanku. Dia mengajak untuk bermain
hujan-hujanan, pada waktu itu sudah mendekati
maghrib. Akhirnya kita bertujuh main hujan-hujanan
sambil memakai jas hujan, ya walaupun masih tetap
basah.

Kita bertujuh pun foto-foto bareng di fotoin sama


mamahku. Saat Maghrib tiba, teman-temanku
berpamitan untuk pulang. Dan aku masuk ke rumah,
untuk segera mandi dan ganti pakaian. Saat aku
sedang di kamar, aku melihat-lihat foto yang tadi, dan
aku zoom bagian wajahku. Jerawat ku kelihatan
sangat jelas, aku jadi tidak pede saat difoto. Aku
tunjukkin fotoku ke bapak dan mamahku sambil
bilang…

49
“Mah Pak liat muka ku kelihatan banget kan
jerawatnya?” tanyaku

Tapi respon Bapak dan Mamahku hanya diam saja.

50
Yogyakarta

Dini hari tanggal 16 Januari 2023, Siswa Siswi


SMK Kesehatan Annisa kelas XI dan XII sedang
memasukkan barang-barangnya ke dalam bus karena
akan berangkat Study Tour. Kami akan melaksanakan
Study Tour ke Malang dan Yogyakarta. Sebelum
berangkat, kami berdoa bersama dan pengecekan
absen. Aku berada di Bus no.2 bersama teman-
temanku. Sekolah kami memilih Bus dengan fasilitas
AC dan TV yang membuat semakin betah ketika di
Bus.

Destinasi pertama yaitu ke PT. Diamond yang ada


di Bekasi. Disana kami mendapatkan sekantong
penuh susu dari Diamond. Lalu kami melanjutkan
perjalanan ke Kota Malang. Kami melakukan berbagai
kegiatan di Bus pada saat perjalanan menuju ke Kota

51
Malang. Saat di Malang, kami mengunjungi beberapa
tempat seperti Museum Angkut, Universitas
Brawijaya dan Gunung Bromo.

Setelah dari Kota Malang, kami melanjutkan


perjalanan menuju Kota Yogyakarta. Pada pukul
17.30 kami sudah sampai di Yogyakarta dan akan
menempati salah satu hotel yang ada di Yogyakarta
dan dekat dengan Malioboro. Kami turun dengan
membawa koper dan beberapa tas lainnya. Kami akan
menginap semalaman di hotel tersebut. Sayangnya
aku tidak sekamar dengan ketiga sahabatku. Tetapi
malamnya, kami diperbolehkan untuk jalan-jalan ke
Malioboro. Aku berangkat ke Malioboro bersama
ketiga sahabatku dengan jalan kaki. Karena jarak
antara hotel dan Malioboro cukup dekat.

Disana kami menyusuri ke berbagai tempat. Kami


juga tidak lupa untuk mampir ke Pasar Beringharjo
untuk membeli oleh-oleh. Setelah lama mencari oleh-
oleh, kemudian kita beli sate dan duduk di kursi Jl.
Malioboro.

52
Keesokan harinya, kami mandi pagi dan sarapan
yang sudah disajikan. Disana makanannya enak-enak
hehe dan juga boleh nambah sepuasnya. Setelah itu,
kami berkumpul untuk apel dan di absen supaya
siswa tidak ada yang tertinggal.

✫✫✫

Kami melakukan perjalanan ke Candi Prambanan


kira-kira pukul 09.00.

Tibalah di Candi Prambanan.

Sebelum masuk ke Candi Prambanan, kami


melakukan foto-foto bersama Turis. Kami
diperbolehkan berpencar untuk mengelilingi Candi
Prambanan. Tak terasa hari sudah semakin sore, kami
keluar dari Candi Prambanan, dan aku melihat ada
pedagang yang jual Bakpia kukus. Karena kemarin
saat mampir di toko oleh-oleh, semua Bakpia kukus

53
sudah habis terjual, jadi aku membelinya saat di
Candi Prambanan.

Sore menjelang Maghrib, kita akan melakukan


perjalanan pulang. Sebelum melanjutkan perjalan
pulang, kami makan malam di salah satu tempat dan
kemudian langsung melanjutkan perjalanan pulang
ke Bogor. Pukul 01.00 dini hari, kami sudah sampai di
Bogor yang sudah dijemput orang tuanya oleh
masing-masing siswa.

54
Pengobatan Jerawat

Beberapa hari kemudian, bapakku mengajak ke


Rumah Sakit Sentra Medika untuk periksa jerawat ke
dr.SpKK. Yang dari dulu aku inginkan. Padahal respon
hari lalu diam saja, tapi ternyata hari ini bapakku
mengajak ku ke Rumah Sakit. Aku dianter bapakku,
karena mamahku ada urusan.

Antriannya sangat lama. Aku dan Bapakku sudah


bosan duluan. Saat namaku dipanggil, aku mulai
masuk ke ruang konsultasi dr. bersama bapakku. Aku
ditanya-tanya oleh dr. Setelah ngobrol cukup panjang,
aku di batasi tidak boleh terlalu sering makan yang
pedas, manis, mie, telur. Padahal itu semua makanan
kesukaanku. dr. Nya juga merekomendasikan cream
nya serta obat antibiotik nya.

55
“Baik regita obat dan creamnya nanti bisa diambil ke
IFRS, nanti Regita akan dapat cream malam dan siang
serta obat minum antibiotiknya ya. Setelah 2 minggu
pemakaian, regita bisa kesini lagi untuk kontrol.”
Ucap dr.

“Baik dok.” Jawabku

Aku dan bapakku segera mengantri untuk membayar


ke loket pembayaran dan mengambil obatnya.

Betapa senang hatiku, setelah mendapatkan


cream dr. Semoga ini yang terakhir aku mencoba
cream dr. Tiap kali waktunya skincarean, aku selalu
semangat untuk memakai creamnya. Karena aku
ingin benar-benar sembuh dari jerawat, aku tidak
pernah terlewatkan kalau sudah waktunya untuk
skincarean.

✫✫✫

56
Enam bulan sudah berlalu, sekarang aku sedang
menduduki bangku di kelas 12 SMK. Gak nyangka
yang dulu nya aku jerawatan parah dan suka diejek
teman, kini wajahku sudah mulai bersih dari jerawat.
Aku juga sudah mulai pede saat dikelas dan sudah
tidak pakai masker lagi. Aku mulai sering foto-foto di
kamera hp ku. Dulu sewaktu aku masih jerawatan,
aku takut lihat wajahku di kamera hp, karena takut
malah nge-down sendiri. Sekarang aku sudah bebas
dari jerawat yang suka bersemayam di wajahku.

Aku mulai menjalani aktivitas seperti biasa tanpa


memikirkan jerawatku lagi. Aku sudah bisa makan
makanan yang pedas, manis dan yang paling penting
makan mie!! Aku sudah melewati masa-masa
Prakerin, sidang prakerin, USK dan ujian-ujian
lainnya. Dan yang belum Ujian kelulusan.

Aku sangat berterima kasih kepada sahabatku


Jihan, Vinna, Mimah yang selalu dukung aku dalam
kondisi apapun, dan terutama kedua orang tuaku
yang sangat peduli denganku. Mereka rela

57
mengeluarkan uangnya untuk pengobatan jerawat ku
sampai sembuh.

InsyaAllah tahun 2024 yang akan datang, aku


sudah lulus. Target aku setelah lulus SMK, aku ingin
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
yaitu Universitas. Aku ingin melanjutkan pendidikan
ke Universitas Padjajaran. Aku juga mempunyai cita-
cita ingin menjadi Apoteker dan membuat usaha
skincare khusus berjerawat. Aku ingin membantu
para acne fighter untuk menyembuhkan jerawatnya
dengan skincare buatan ku.

Tamat

58
Untuk kalian para pejuang jerawat, tetap semangat
ya. Aku salut banget sama kalian, kalian orang hebat.
Kalian orang kuat. Karena gak semua orang bisa
nerima kalau wajahnya berjerawat. Karena yang aku
rasain selama berjerawat, bukan Cuma capek fisik.
Tapi capek batin, capek uang. Tiap kali ketemu orang
pasti down. Begadang dikit, gak ngatur pola makan
makin breakout. Beli skincare ini itu belum ada yang
cocok, Cuma ngabisin uang. Makin dirawat kadang
gak ada perubahan sama sekali. Tiap hari kerjaannya
Cuma bisa overthinking, insecure, pokonya kalian
orang hebat. Tenang saja, proses tidak akan
mengkhianati hasil. Memang hasil yang memuaskan
tak bisa langsung didapatkan secara singkat. Tapi
selama kamu berusaha dan selalu rutin merawat diri
terutama wajahmu, pasti hasilnya akan memuaskan.
Mungkin hari ini banyak yang mencaci hanya karena
fisik mu. Tapi percaya deh, tak lama mereka juga diam
karena melihat hasil yang selama ini kalian usahakan.
Jadi tetap semangat buat kalian!

59
Tentang Penulis

Halo! Kenalin nama aku Regita Kirana Salsabila


yang biasa dipanggil Regita, gita, atau pun rere. Aku
lahir di Kebumen, sebuah kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah, pada 10 Agustus 2006. Saat ini aku sedang
menempuh pendidikan di SMK Kesehatan Annisa.
Aku memiliki hobi menggambar, melukis dan
menulis. Aku juga bercita-cita menjadi seorang
Apoteker dan pengusaha skincare.

Aku menuliskan novel yang berjudul “Gadis


Bayangan” pada bulan Desember 2023. Berharap
kisah ku dapat menginspirasi banyak orang.

60
Kamu bisa menemukan ku disini :

Instagram : @rgitakrnaa

Email : regitakr1008@gmail.com

61

Anda mungkin juga menyukai