Anda di halaman 1dari 12

BAB II

MENGENANG SEKOLAH MASA TAMAN KANK-KANAK ( TK )

Sekolah adalah tempat yang paling saya senangi selain rumah. Pernah
seseorang menulis, "lebih baik jam kosong sekolah daripada libur". Ini
menandakan tidak hanya saya saja yang merasakan hal yang sama. ada banyak
orang di luar sana yang juga senang ketika sekolah terutama pas jam istirahat
atau pelajaran penjaskes atau jam kosong. disini saya cuma mau cerita singkat
mengenai masa-masa sekolah saya saat Taman Kanak-Kanak dulu .

Pertama masuk ke TK saya diantar oleh nenek saya. kebetulan ibu dan
bapak saya benar orang-orang sibuk berjualan. seingat saya hanya satu hari
nenek mengantar saya, seterusnya saya berangkat sendiri. jarak sekolah hanya
sekitar 500 meter lah. dan saya sudah tidak ingat lagi awal-awal sekolah itu
ngapain aja. kayaknya sih perkenalan, pembagian seragam, dll.

Selain itu saya orangnya juga pemalu. paling males kalo disuruh maju
kedepan terus disuruh nyanyi, itu adalah hal paling mengerikan. padahal
temanku yang lain merasa antusias saat disuruh nyanyi. saya juga gak tahu
kenapa. Pernah ada kejadian menarik lagi saat itu. jadi saya setiap malem
minggu sering banget tidur di rumah nenek. rumahnya masih satu desa dan
tidak jauh dari sekolah TK saya. nah kalo gak salah saat itu saya nginep nya hari
minggu, gak tahu kenapa. dan saat itu tidurnya kemaleman. pagi harinya, saya
seperti gak ingat kalo hari ini hari senin dan saatnya sekolah. saya lihat jendela
matahari sudah semakin terang saja, dan tingkat kesadaran saya masih
dibawah lima puluh persen dan cenderung menurun. saya mendangar suara
yang tidak asing lagi yaitu suara bapak. dia menyruh saya untuk bangun dan
menyuruh saya pulang. saya menolak saat itu dan saya bilang gak usah
berangkat sekolah karena saya pikir sudah telat. Akhirnya bapak memaksa saya
pulang dengan menggendong saya.

Dijalan, bapak memilih rute jalan yang benar-benar akan membuat saya
malu seumur hidup. Dia melewati jalan depan sekolah. Disana saya terpaksa
harus menahan malu dengan tatapan teman-temanku dan juga ada guruku
yang menandakan kalau sudah saatnya masuk. Saya ingat sekali semua anak
tertawa melihatku digendong, apalagi kelihatan banget muka saya masih kusut
belum mandi. Saya seperti tidak ingin melihat teman-teman TK ku lagi saat itu.
Benar-benar malu dan malu-maluin.

Kemaluan saya eh rasa malu saya tidak hilang sampai disitu saja. Sampai di
rumah, bapak menyuruh saya sarapan dan mandi dan disuruh masuk sekolah.
Anjayyyy. Padahal sebelumnya saya sudah meminta bapak agar gak usah
masuk kali ini saja. Tapi entah kenapa saya lupa akhirnya saya masuk ke
sekolah juga. Coba kalian bayangkan sendiri lah gimana rasanya saat sudah
masuk ke kelas, disambut tertawaan para bocah-bocah ingusan, dan yah so sad
lah pokoknya.

Dibalik hal memalukan tadi btw saya pernah menjuarai lomba waktu TK
dulu. lombanya itu lo yang sendok dikasih kelereng terus digigit dan kita
berjalan terus sampai finish. Kaya lomba yang pas Agustusan itu. Sebelum
lomba, ada semacam seleksi gitu. Saat seleksi saya mencoba balap karung dan
gagal karena jatuh dan kalah dari teman saya. Saya unggul di "sendok
kelereng" makanya saya disuruh mewakili TK saya diajang lomba tingkat
kecamatan. Saya lupa detail lombanya tapi yang jelas banyak orang yang
menonton dan saya agak gugup. Saya sempat ketinggal dari lawan saya, tapi
keberuntungan dating, kelerang dia jatuh dan menjadi kesempatan saya untuk
menyalip, dan endingnya saya menang. Ada pialanya kalau gak salah dan itu
disimpan di sekolah TK saya. saya juga dapat hadiah berupa alat tulis dan alat
gambar. Pokoknya saya bangga lah.

Semua yang saya ceritain diatas terjadi tahun 2009. Saat itu umur saya lima
tahun. Dan sekian saja kenangan masa Taman Kanak-Kanak saya semoga
menghibur.
BAB III

MENGENANG MASA SEKOLAH DASAR ( SD )

Masa kecil adalah masa–masa yang paling indah untuk dikenang, apalagi
masa kecilku belum mengenal yang namanya gadget, online game, dsb.
Sebagai seoarang anak yang lahir di tahun 2004 aku selalu merasa bersyukur
karena masa kecilku tidak dihabiskan dengan bermain gadget. Masa–masa
yang akan selalu saya rindukan. Ada cerita yang paling membekas di hatiku,
ketika saya dan ketiga sepupu perempuanku bermain. Saya adalah anak yang
lahir dan besar di kampung, jadi mainnya pun tidak jauh dari kebun dan sawah.
saya dan kedua sepupuku berniat untuk mengambil cokelat di kebun yang
lumayan jauh dari rumah, kami berencana sambil menghabiskan waktu libur
sambil bermain ke kebun coklat. Ngomong-ngomong kebun coklatnya milik
orang ya. kebun ini bukan milik perorangan jadi siapa pun boleh mengambil
buahnya.

Perjalanan menuju ke kebun cokelat adalah kami harus melewati kuburan,


sawah, ladang singkong, dan turunan yang lumayan terjal. Nah, ketika kami
sampai di kebun cokelat udaranya masih sangat asri membuat kami serasa
sedang menyegarkan otak kami. Sejuk, sepi, dan tenang. Di situ kami mulai
menelusuri kira–kira pohon mana yang buahnya sudah matang. Di sana ada
penggembala kambing tapi kami tidak tahu penggembalanya ke mana. Kami
hanya melihat kambing–kambing yang sedang memakan rumput. Kami bertiga
mencari dan menemukan ada coklat yang sudah matang, kami pun
mengambilnya namun banyak sekali semut membuat kami agak kesusahan.
Setelah mendapatkannya kami bertiga merasa ada sesuatu yang aneh, dan
ternyata entah kenapa ada satu kambing yang melihat terus kearah kami.

Kami pun bersikap masa bodoh dan melanjutkan perjalanan untuk mencari
cokelat yang sudah matang. Namun tiba–tiba saya sangat penasaran untuk
menengok kebelakang dan ternyata kambing itu sedang berlari ke arah kami.
saya panik dan langsung berteriak, “Lariiiiiiiiiiiiiii.”
Kedua sepupuku kaget dan bingung ada apa, lalu mereka menengok ke
belakang ternyata kambing yang tadi memang mengejar kami. Di situ kami
bertiga langsung lari tanpa memikirkan jalanan yang banyak rumput lebat. Di
saat kami bertiga sedang lari kami terus menengok ke belekang untuk
memastikan apakah masih dikejar atau tidak ternyata masih dan karena tidak
memperhatikan jalan kami terperosok ke sebuah lubang yang tertutupi daun
kering, ya memang di kebun ini banyak lubang bekas pohon yang sudah
ditebang.

Kami bertiga masuk kedalam lubang tersebut dan untungnya kambing


tersebut berhenti mengejar kami karena kehilangan jejak kami mungkin haha.
Kami bertiga mengintip sedikit – sedikit dan menghela napas lega karena sudah
tidak dikejar lagi. Di situ kami bertiga saling pandang lalu tertawa karena
mengingat tindakan konyol kami. Lalu kami pun naik ke atas lagi dengan saling
membantu. Lubangnya tidak terlalu dalam jadi kami bisa naik dengan mudah,
coklat yang kami sudah ambil pun entah ke mana, mungkin sudah kubuang
karena saking paniknya berlalri. Itulah cerita paling mengesankan sewaktu aku
kecil, sebenarnya banyak kenangan yang seru. Ada ketika SD pulang sekolah
dikejar anjing, ada yang pulang sekolah parno kalo ada mobil Jeep disangka
penculik, lalu bermain di gardu listrik mencari undur–undur sambil memetik
buah jeruk milik orang.

Ya, itu cerita masa kecil paling menyenangkan yang akan selalu aku ingat.
BAB IV

MENGENANG MASA SEKOLAH MENENGGAH PERTAMA ( SMP )

Saya dulu sekolah di SMP Mawaddi Banjaran. Ya, saya menempuh studi
disini selama 3 tahun, sama halnya dengan teman lainnya.

Di masa ini sungguh banyak cerita dan kisah yang patut ku ceritakan ke
teman sekalian. Dimana masa ini masa yang sedang tumbuhnya benih-benih
cinta dan emosi yang tidak stabil. Setelah lulus sekolah dasar, saya pun
melanjutkan studi ke sekolah menengah pertama. Karena pada saat itu saya
pun masih lugu dan tidak tahu mengenai deskripsi  dari berbagai macam
sekolah negeri. Ya saya mengikuti keinginan orangtua. Mendaftarlah saya di
sekolah tersebut, besar harapan orangtua agar kiranya saya bisa masuk di
sekolah favorit tersebut.

Dengan berbekal SKHU dan NEM yang ada ku pegang, kami menulis list
pendaftaran. Satu minggu saya menunggu pengumannya. Deg-degkan
pastinya, ya coba bayangkan bocah  ingusan mendaftar diri di sekolah favorit,
lulus enggak yaa.

Itulah yang selalu ku pikirkan setiap saat. Hehe. Pengumumanpun tiba, saya
lihat dengan seksama dari atas sampai bawah. saya perhatikan satu persatu no
urut dan nama. Dengan rasa penyeselan dan letih yang sangat saya tidak
diterima. Mungkin belum takdir saya kali ya masuk sekolah begituan. Kami pun
pulang dan berdiskusi dengan orangtua, hingga akhirnya mamaku
memutuskan saya sekolah di SMP Mawaddi.

Perjalanan kisah hidupku pun dimulai. Sewaktu SMP saya tidaklah segemuk
sekarang ini. Masa SMP ini banyak ku temukan orang-orang hebat dan
menginspirasi. Serta juga saya menemukan sahabat pertama dan cinta
pertama (cinta monyet). Hehe.

Saya duduk di kelas VII, pada saat itu wali kelas saya adalah bu Tanti . Ibu ini
sangat baik dan perhatian. Sangat Jarang saya mendengar perkataan yang jelek
dari ibu ini. Dan begitu juga materi pelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan
beliau kepada kami. Tak satupun dari kami yang tidak paham dengan
penjelasan yang diberikan. Dibangku ini juga saya mulailah tumbuh benih
cinta, ya bisa dikatan emosi saya pada saat itu belum stabil dan itu sejenis cinta
monyet lah, haha.

Ada satu teman ku yang kami selalu memperebbutkan posisi peringkat di


kelas. Kalau aku mendapatkan peringkat dua ya di peringkat satu. Hingga
akhirnya kompetisi prestasi ini bernagkit sampai kami duduk di kelas dua.
Masa-masa kelas VII ini saya tidaklah sekatif kelas dua, saya sering berada di
kelas dan sangat jarang ke kantin.

Saya mulai banyak mengenal lingkungan sekitar sekolah sejak duduk di


bangku kelas VIII. Di kelas ini pertumbuhan sosial saya terbentuk, selain saya
dapati sahabat sejati. Baca  selengkapnya disini Sahabat, Jangan Letih
Menasehatiku .

Saya sangat aktif di ekskul marcim band . Dari marcim band ini pelajaran
banyak didapat, persahabatan, kekompakan, kedisplinan, tanggung jawab dan
percaya diri dalam segala hal. Pelajaran berharga tersebut ku dapati dari sosok
seorang guru (red-kakak pembina) yang menginspirasi. Secara perlahan-lahan
karakter saya terbentuk. Teman-teman yang baik pun banyak ku dapati di
ekskul ini.

Benarlah apa yang dikatakan Imam Syafi’i , “Jika engkau mempunyai teman
yang membantumu dalam ketaatan, maka ertakanlah peganganmu padanya,
karena mendapat teman itu sulit, sedangkan berpisah dengannya sangat
mudah.”

saya berharap aku dan dia bisa terus memberikan masukan dan menasehati
hingga nantinya kami dipisahkan oleh Yang Maha Kuasa.
BAB V

MENGENANG MASA SEKOLAH MENENGGAH ATAS ( SMA )

Saya meneruskan sekolah mengenggah atas di SMA Pemuda Banjaran saya


masuk jurusan IPS, yang ada dibenak di kalangan masyarakat adalah
sekumpulan anak nakal, malas, liar, bodoh dan sebagainya. Asumsi masyarakat
ini terbentuk dari mulut ke mulut yang sebenarnya mereka belum mengetahui
sebenarnya tentang arti IPS. Disini saya akan menceritakan kisah saya menjadi
siswa IPS.

Ketika awal masuk SMA, saya bukan siswa yang ingin menjadi anak pintar di
sekolah. Saya hanya ingin bersosialisasi dengan teman baru, dengan guru baru,
dan suasana baru. Saya seakan tak peduli dengan adanya penjurusan, karena
dari SMP saya sudah bertekad masuk jurusan IPS. Ketika di SMP pula lah aku
mengikuti bimbingan olimpiade IPS. Tak ada tekad sedikit pun untuk berjuang
pindah jurusan, orang tua pun tidak melarang saya masuk jurusan yang saya
pilih. Ada sebagian teman dan sebagian saudara berniat untuk merubuhkan
niat ku masuk jurusan yang saya pilih, pro dan kontra penjurusan selalu ada.

Ketika pembagian raport kenaikan kelas, saya dinyatakan masuk IPS. Saya
sangat senang tak terkira, Saya tak perlu repot lagi untuk menghafal molekul-
molekul atau rumus fisika. Tak ada rasa minder sedikit pun walaupun 1 kelas
yang masuk IPS hanya ada 5 anak. Mungkin 5 anak ini yang akan berpengaruh
pada dunia nantinya.

IPS mempertemukan saya dengan 36 anak dengan sifat yang berbeda.


Mengajarkanku untuk menghargai perbedaan dan untuk belajar kedepannya
bahwa lingkungan social terdiri dari individu yang berbeda latar belakang. Di
kelas ini saya diajarkan untuk survive agar tidak menjadi anak yang pendiam di
kelas. saya dipertemukan dengan seorang teman dan diajarkan untuk keluar
dari zona nyaman.
Jujur kelas 11 ini dimana fase remaja nakal mulai berkembang.Di kelas 10
saya hanya bisa diam di kelas karena tidak tau nama teman-teman saya karena
masa-masa bumingnya zaman covid-19 pada waktu itu, temanku hanya teman
dari PMR dan teman kelas. Di kelas 11 ini saya mulai terpengaruh oleh
temanku, saya sering keluar ketika pelajaran sedang berlangsung. Seperti
waktu pelajaran Matematika, gurunya enggak bisa ngajar, kalau muridnya
enggak bisa ya disuruh sampai bisa. Maka dari itu sering banget saya keluar
waktu jam matematika entah alasan kekamar mandi atau ke kantin dari jam
awal hingga jam akhir pelajaran matematika selesai.

Belum Pernah juga aku keluar pelajaran dari awal hingga selesai. Saya
beserta 5 temanku kabur ke kedai ice cream terkenal di kantin. Sebenarnya di
dalam hati masih ada rasa takut ke gap sama dispendik setempat dikiranya
sekolah dekat situ, padahal sekolahaku di SMA Pemuda. Walaupun sering
keluar bukan berarti saya bebas tanpa berdosa, saya masih sering takut.
Kisahku yang ini jangan ditiru ya kawan… hahaha

Di IPS kelas 11 saya sangat cinta pelajaran Sosiologi dan Akuntansi . Sistem
pembelajaran Sosiologi di sekolahku termasuk statis. Yaitu Pembagian
kelompok beserta materi – Presentasi – Ulangan, begitu terus sampai kelas 11
selesai. Saya menganggap Sosiologi itu gampang ketika ulangan karena tinggal
menyesuaiakan dengan apa yang terjadi di lingkungan masyarakat. Apalagi
ulangannya essai, saya bisa jawab panjang lebar berdasarkan fakta yang ada
bukan dari teori yang ada di buku.

Akuntansi kelas 11 paling susah ya PDA (Pengenalan Dasar Akuntansi)


sempat pingin nyerah tapi ketika beranjak kelain materi saya menjadi suka dan
menganggap Akuntansi is easy! Tapi ulangan selalu jelek malah saya enggak
paham sama sekali dengan Ekonomi.

Kelas 11 saya berhasil menjuarai Stock Exchange Games presented by Unair


Oktober 2013 kalau enggak salah. Tim ku (Nadia, Nabila dan saya sendiri)
berhasil menyabet juara 1. Enggak disangka bisa langsung juara 1, padahal
kami masih first timer dibidang saham, apalagi saya yang masih minim
pengetahuan tentang saham. Jadi saya berterimakasih sama teman-temanku
diatas, yeay!

Kelas 11 berakhir, fase awal kelas 12 dimulai. Saya mulai bingung untuk
menentukan jurusan ketika kuliah. Butuh pemikiran panjang untuk
menentukan apa jurusan yang sesuai untuk saya. Kelas 12 ini saya sangat cinta
sama pelajaran Ekonomi dan Sosiologi. Berkebalikan dengan kelas 11, sekarang
saya benci Akuntansi, saya mulai giat belajar Ekonomi.

Saya mulai sedikit bertobat untuk tidak meninggalkan pelajaran apapun.


Dan ternyata benar saya tidak meninggalkan pelajaran apapun. Karena ada
faktor 2 guru yang emang killer untuk ditinggalkan pelajarannya. Ada fase juga
bosen dengan pelajaran kelas 12 yang terlalu mengekang dan bisa dihitung
liburnya.

Semester akhir, saya sudah mulai giat belajar untuk persiapan US dan giat
berdoa agar keterima di UPI. US awalnya saya tak ambil risau karena sudah
bukan syarat kelulusan, tapi ketika US semakin dekat saya mulai menyesal
karena terlalu santai dengan US. Saya mulai deg-degan tak karuan di H-1 dan
malamnya pun susah untuk tidur. Tapi pada US juga saya bisa bertahan belajar
selama 4 jam untuk 2 mata pelajaran.

Sedikit terbesit pikiran, kenapa 3 tahun belajar ditentukan dalam 7 hari.Oke,


US bukan syarat kelulusan lagi. Tapi pemerintah masih ada celah untuk
membuat kita malu, contoh : US dulu ditakuti Karena takut enggak lulus, kalau
sekarang US ditakuti kalau nilainya jelek disuruh mengulangi tahun depannya
(kan malu sama adik kelas). Kenapa juga US bisa merubah segalanya, yang
awalnya pinter nilainya jelek, yang awalnya biasa-biasa aja nilainya bisa bagus?
US 7 hari keliatannya mulus tetapi masih ada cacatnya. Hari pertama, kelasa ku
soal Bahasa Indonesianya tertukar dengan kelas IPA. Akhirnya soal
dikembalikan dan ditukar dengan yang benar. Hari kedua yang saya takuti
adalah Matematika, tapi semalaman saya belajar bisa mengurangi rasa
takutku. Hari ketiga soal Bahasa Inggris hanya dapat 35 soal, 15 soal listening
hilang karena tak sesuai dengan CD yang diberikan. Ah entahlah bagaimana
nasib nilai Bahasa Inggrisku ini. Dan yang terakhir, Ekonomi banyak yang tidak
ada jawabannya ternyata bukan saya aja yang mengalami, tetapi teman-
temanku juga. Bisa dibilang US di tahun terakhirku berjalan tidak sesuai yang
saya inginkan.

IPS mengajarkanku berbagai hal untuk kehidupan bermasyarakatanku


kedepannya. Tanpa pengetahuan social, kalian mungkin akan hilang dari
pergaulan. Jangan pernah meremehkan IPS, karena sesungguhnya IPS yang
menentukan masa depan kalian. Prestasi kalian di bidang apapun akan terasa
tak berharga jika kalian tak mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan
orang disekitar anda. Pengetahuan social lebih dibutuhkan daripada
pengetahuan eksakta. Mungkin jurusan lain meremehkan IPS, tetapi lihat masa
depan anda orang yang berhasil adalah orang IPS (bukan lulusannya tapi orang
yang benar-benar mengerti arti IPS. Terimakasih
BAB VI

MASA WAKTU PESANTREN

Pengalaman menjadi seorang santri memiliki cerita tersendiri yang


mungkin tidak semua orang merasakan. pahit manisnya kehidupan seorang
santri itu lebih mandiri jauh dari orang tua, kerabat dan teman- teman.
Walaupun banyak sebagian orang yang menganggap pondok itu seperti di
kurung karena disiplin dan peraturan yang sangat ketat. Tetapi di balik
semua itu ada pendidikan untuk seorang santri menjadi disiplin dan
mengikuti aturan pondok pesantren.

Pada saat saya berada di lingkungan berbeda maka disitulah kita


beradaptasi dengan orang- orang yang berbeda sikap, tingkah laku dan
kebiasaan. tapi kita harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

Saya berada di pesantren selama 3 tahun, mulai dari keluar SMA. Banyak
sekali pengalaman serta kesan yang saya dapat selama di pesantren, bagi
saya pondok pesantren memberikan pelajaran yang sangat berarti. Mungkin
di pondok pesantren saya tidak merasakan kasih sayang secara langsung dari
orang tua, namun istimewanya di pondok pesantren kita begitu merasakan
kasih sayang tetapi kasih sayang dan perhatian orang tua kita akan
digantikan oleh ustadz dan ustadzah mereka yang akan menjadi pengganti
orang tua kita selama di pondok.

Kegiatan di pondok sangat padat, mulai dari jam 03.00 pagi bangun untuk
shalat malam, dilanjut ke masjid untuk shalat berjamaah subuh, dan
melakukan kegiatan layaknya santri yaitu belajar dengan sistem
KMI( kulliyatul muallimina islamiyah), kebetulan pondok pesantren yang
saya tempati adalah pondok pesantren modern.

Berbicara kebersamaan, di pesantren kebersamaan antara santri sangat


kuat. Saya ingat,ketika sore seluruh santri memasak disatukan dalam satu
tempat seperti daun pisang dan kami makan bersama, dari situ kebersamaan
kami semakin kuat. Waktu terus berjalan hingga akhirnya saya lulus dari
pondok pesantren. Suka dan duka, pahit manis sudah saya rasakan selama
mondok 3 tahun.

Saya bangga hidup di pesantren karena di pesantren saya tahu ilmu


agama. Saya bangga hidup di pesantren karena di pesantren saya diajarkan
untuk hidup sederhana. Saya bangga hidup di pesantren karena saya bisa
merasakan nikmatnya kebersamaan. Saya bangga hidup di pesantren karena
saya dididik untuk menjadi insan yang islami. Dan saya bangga hidup di
pesantren karena dari pesantren saya tahu bahwasanya ilmu dunia serta
akhirat harus seimbang agar tidak salah arah.

Saya belum pernah pesantren Cuma saya tahu cerita di dalam pesantren
itu tidak jauh dari yang namanya bagun sumbuh. Saya sedikit tahu itu dikasih
tahu oleh kakak-kakak saya yang berpengalaman pesantern. Saya dulu
setelah lulus SMP minat banget pesantren cuman saya tidak di beri izin oleh
kedua orang tua saya jadi saya diteruskan sekolah di SMA Pemuda. Dari pada
itu rencana Allah lebih hebat “kita yang merencanakan Allah yang
menentukan”.

Anda mungkin juga menyukai