Anda di halaman 1dari 4

“Aku ingin menjadi seorang aktris ma”

Baiklah, kawan, kuceritakan kepadamu soal perjalanan hidupku sedari usiaku 5 tahun hingga saat ini
sudah mau menginjak usia ke- 17 tahun. Hai, Aku Alisa, nama lengkapku adalah Charlene Alissa ndolu,
lahir di kupang tepatnya di rumah sakit umum mamami pada tanggal 19 november 2006. Di antara
keluarga ku hanya aku seorang yang lahir di kupang, pada usiaku yang ke-5 sekita tahun 2011 menurutku
ini adalah salah satu pride(kebanggaan) karena hanya aku seorang. Aku sangat ingat sejak kecil aku
sangat suka menyanyi,menari dan menonton film, kartun, acara talkshow, acara konser dan bahkan
sinetron pun ku tonton, setelah habis ku tonton akan kuperagakan kartun/film tersebut, hingga sampai
pada titik dimana aku bermimpi ingin menjadi seorang aktris, aku berlari menjauhi tv dan menghampiri
mamaku yang sedang memasak di dapur

“Aku ingin menjadi seorang aktris ma” teriakku sambil berlari kearah mama

Tanpa menunggu reaksi mama, aku langsung berlari kearah bapak dan ku katakana lagi hal yang sama,
kali ini berbeda kutunggu reaksi dari beliau, dan aku ingat sekali reaksi beliau waktu itu adalah ia tertawa
Ketika mendengar mimpiku itu, sebenarnya bukan tertawa untuk mengejek hanya saja membuatku
sedikit malu dengan mimpiku itu, saat itu juga aku berbalik belakang dan berjalan dengan wajah yang
kemerahan karena malu. Karena hal tersebut aku memendam mimpi itu dan tidak ku ceritakan pada
siapapun.

HARI PERTAMA

Bulan juli 2011 adalah hari pertama aku bersekolah, tidak ingat tanggal berapa yang pasti tahun 2011
bulan juli. Aku bersekolah di TK Kemala Bhayangkara Soe atau dikenal dengan tk polisi. Malam sebelum
hari pertama sekolah aku sangat bersemangat karena yang pasti besoknya aku akan menggunakan
seragam baru seragamku waktu itu adalah seragam polisi,menggunakan sepatu baru, tas baru dan yang
paling membuat aku bersemangat adalah ini merupakan hari pertamaku sekolah. Mama menyiapkan
seragam sekolahku, dan aku menyiapkan sepatu, buku-buku, tas dan dibantu oleh bapak.

Malam berlalu dan pagipun tiba, hari pertama aku sekolah telah berada di depan mata. Aku sangat
bersemangat, saking bersemangatnya aku bangun lebih awal dari biasanya, kubangunkan mama dan
bapa agar dapat membantuku Bersiap ke sekolah. setelah mandi dengan semangat dan sambil bernyanyi
ku pakai seragam polisiku itu, menggunakan sepatu baruku dan juga tasku yang baru. Aku diantarkan
oleh bapa dengan motor win. Biar aku jelaskan sedikit tentang motor itu, motor itu berwarna hitam
dengan bunyi knalpot yang besar stnk-nya mati dan juga pajaknya belum dibayar, mengapa kami memilih
kendaraan tersebut meskipun sudah mengetahui kondisinya seperti itu, karena itu satu-satunyaa
kendaraan yang tersedia, motor yang biasanya kami pakai sedang di pinjam opa ke kupang.

Disepanjang jalan menuju sekolah jantungku berdegup kencang dan senyumku sangat lebar, jika dihitung
mungkin saja panjangnya lebih dari satu meter. Namun senyumku itu seketika hilang Ketika aku lihat di
depan ada pemeriksaan lalu lintas. saat itu kami ingin putar balik akan tetapi hiruk pikuk kendaraan
senin pagi membuat kami tidak bisa memutar motor dan melewati jalan lain. Kendaraan demi
kendaraan di periksa, antrian demi antrian di lewati, tibalah dimana kendaraan kami yang akan diperiksa.
Dengan takut dan gemetar serta berpikir bahwamotor kami akan ditahan kami melangkah maju.bapak
berbincang bincang dengan polisi tersebut, karena takut aku menutup mata, tiba-tiba aku merasakan
kendaraan ini perlahan-lahan maju,makin jauh dan semakin jauh, kubuka mataku perlahan-lahan dan
melihat bahwa kami lolos dari pemeriksaan tersebut

“Sudah lewat?” Tanyaku

“sudah”

Aku terheran heran dan bingung hingga sampai saat itu aku masih bertanya-tanya bagamana caranya
kami bisa lolos dari pemeriksaan tersebut.

Jalan demi jalan di lewati hingga tibalah aku di sekolah, dengan menggandeng tangan bapak, aku
memasuki halaman sekolah, menyusuri taman itu angin bertiup seakan-akan mendorong untuk maju
terus, aku gugup, ayunan di situ berayun-ayun seakan -akan menyuruhku untuk cepat masuk ke dalam,
aku tambah gugup. Hingga aku tiba di depan kelas orang tua hanya boleh mengantar sampai depan kelas
selanjutnya anak-anak berjalan sendiri. Aku sangat gugup akan tetapi juga sangat bersemangat. Perlahan
aku melangkah ke dalam kelas, Ketika masuk sontak seluruh pandangan tertuju padaku, rupaya aku
terlambat

“hai selamat pagi” ucap seorang guru yang berada di depan kelas

Aku menjawab dengan gugup lalu aku disuruh memperkenalkan nama setelah itu duduk. Ketika aku
duduk terdengarlah sapaan dengan suara yang kecil terlontar kepadaku

“hai” kata seorang anak yang duduk disebelahku

“hai juga”

“aku kinan salam kenal ya, siapa namamu? Mengapa kamu terlambat?

“namaku alisa, salam kenal juga” kujelaskan mengapa aku terlambat.

Saat itu kami banyak mengobrol, melakukan setiap aktivitas di sekolah Bersama-sama, yang pasti kami
menghabiskan waktu sepanjang hari itu Bersama-sama, dan saat itu juga kami menjadi teman, kinan
adalah teman pertama dihari pertama bersekolah. Hingga tibalah saatnya untuk pulang, aku sangat sedih
karena harus berpisah dengan temanku itu, kami berjalan Bersama sambal bergandengan tangan
menyusuri taman menuju pintu gerbang. Dari kejauhan bapa menuju kearah ku, aku tahu itu saatnya
kami berpisah, kulepaskan tangannya dan menaiki kendaraan yang dibawa oleh bapak. Sambil
melambaikan tangan ku ucapkan “sampai jumpa lagi” kepada temanku dan berangkat Bersama bapak.
Dan itulah kisah hari pertamaku di sekolah.

Putri-putrian

Jam 1 siang menuju jam 3 sore merupakan jam mengantuk bagi orang-orang dewasa, namun
tidak berlaku bagi anak-anak kecil seperti kami. Waktu itu umurku 8 tahun dan kedua saudara sepupuku
Namanya shane dan chirsta berumur 9 tahun, kami beda hanya setahun saja sehingga mereka berdua
lebih seperti teman bermain bagiku.
Pada siang yang cerah itu, kami bertiga di suruh tidur siang oleh mama besar(tante) kami, karena
tidak mengantuk kami bertiga hanya berpura-pura tidur saja. Ketika semua orang yaitu opa, oma, dan
mama besar kami sudah tertidur pulas siang itu, kami keluar dan bermain di halaman samping rumah.
Halaman itu persis disebelah kamar opa. Aku ingat sekali waktu itu kami memainkan permainan putri-
putrian, permainan tersebut melibatkan 3 orang dimana dua orang saling berhadapan dan berpegangan
tangan dengan cara menyilang dan yang satunya lagi duduk di atas tangan tersebut dan dibawa keliling 1
atau 2 putaran sambil bernyanyi. Yang mendapat giliran pertama adalah kakaku christa yang kedua shane
dan yang ketiga adalah aku. Ketika giliran kakakku christa waktu itu fisiknya yang lebih besar dari kami
membuat kami sedikit kesulitan akan tetapi waktu itu kami tetap bersikeras untuk mengangkatnya,
meskipun kesusahan kami tetap bernyanyi sekaligus tertawa dengan sangat keras kami hanya mendapat
satu putaran untuk christa. Lanjut pada giliran yang kedua yaitu kakakku shane, kali ini kami tidak terlalu
kesulitan saat mengangkatnya, karena hal tersebut nyanyian yang kami nyanyikan lebih keras lagi waktu
itu kami mendapat 2 putaran untuk shane. Tibalah giliranku yang sudah ku tunggu-tunggu, aku duduk
diatas tangan mereka dan diangkatnya aku. Kami memulai putaran yang pertama sambil bernyanyi
waktu itu keadaanya sangatlah gaduh. Karena saking girangnya danditambah dengan nyanyian kami yang
keras. Tanpa kami sadari ada seseorang yang sedang berjalan mendekati kami, Langkah demi Langkah
mendekat dan tiba-tiba

Plak!!!, plak!!!, plak!!!

Tak terduga 3 tamparan melayang di pipi kami satu orang 1, dan ternyata orang tersebut adalah opa.
Setelah ditampar kami di marahi habis-habisan karena sangat ribut, dan pada waktu itu kami sudah
banjir dengan air mata. Setelah dimarahi dsuruhnya kami untuk tidur. dengan mata yang penuh dengan
air mata serta hidung yang sesak karena ingus kami pun tidur. Setelah tidur dengan keadaan tersebut
sorenya kami terbangun oleh suara ketukan pintu, Ketika kami bangun dengan mata yang sembab dan
bengkak kami saling bertatapan lalu tertawa, kalua diingat-ingat Kembali terasa lucu dan itu merupakan
salah satu pengalaman yang tidak akan pernah kami lupakan.

Naik tingkat bagian I

Kisahku berlanjut Ketika aku tamat dari sekolah dasar dan akan melanjutkan ke tingkat smp. Setelah
pendaftaran para calon murid baru di bagi menjadi beberapa kelompok untuk pembagian kelas tes IQ.
Aku mendapat kelompok 1 dan ditempaktkan di ruangan satu. Waktu itu teman sebangkuku adalah
margaretha.

selang beberapa waktu tibalah saatnya untuk kami mengerjakan berbagai soal-soal tes IQ.dan soal tes iq
tersebut 2 matpel 1 soal buku ku lihat buku-buku tersebut jika diukur mungkin tingginya melebihi
tinggiku.

Saat soal tes pertama di berikan aku menegrjakannya dengan sangat focus, tapi fokusku tidak
berlangsung lama pada buku yang ketiga aku sudah sangat kelelahan dan fokusku perlahan mulai hilang,
lama kelamaan ku kerjakan soal-soal tersebut dengan terburu-buru karena sudah sangat capek. Tes IQ
itu berlangsung dari pagi hingga sore sekali kami menyelesaikan tes tersebut dengan sangat kelelahan
dan kamipun pulang, keesokan harinya adalah pengumuman pembagian kelas, saat pengumuman di
apel aku sangat terkejut karena aku di tempatkan di kelas 71 yang dimana waktu itu kelas tersebut
adalah kelas paling bawah, aku sangat kecewa dan menyesal, Ketika pulang aku mengurung diri di kamar
seharian dan menangis sambil merenung mengapa tidak ku kerjakan baik-baik soal-soal tersebut, namun
apalah daya nasi sudah menjadi bubur. Setelah mama dan bapak pulang dari kantor kuceritakan
semuanya sambil menangis

“tidak apa-apa syukuri saja, semua kelas itu sama saja” kata mama sambil memeluk dan menenangkan
diriku.

Setelah mendengar kata-kata tersebut rasa sedih dan galau pun perlahan menghilang, sambil mengusap
air mata aku bertekad untuk rajin belajar dan berusaha agar bisa masuk 10 besar di kelas.

Naik tingkat II

Di kelas itu aku berteman dengan kawan-kawan kelasku. Saat kelas 7 ada beberapa teman kelas yang
dekat denganku yaitu tasya, igni dan juga kesya. Selain itu kami hanya berteman selayaknya teman biasa.

Di sela pertemanan dalam kelas, aku tidak melupakan tekadku untuk belajar dengan giat dan masuk 10
besar di kelas. Meskipun aku cukup lamban dalam belajar tapi aku tetap berusaha, hingga pada akhirnya
kami menghadapi ujian semester ganjil, kali ini aku mengerjakan soal dengan teliti dan focus dan tidak
kuulangi lagi kesalahan ku sebelumnya. Dan saat pembagian rapot nama-nama peringkat telah
dibacakan, namaku tidak ada di peringkat 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan pada akhirnya namaku dibacakan pada
peringkat 10 aku sangat senang dan Bahagia kuakhiri semester ganjil ini dengan kebahagiaan. Begitupula
pada semester berikutnya aku meraih peringkat 9 di kelas

Ketika naik kelas 8 ternyata aku pindag kelas dari 71 ke kelas 82, hal ini membuatku senang namun juga
sedih. Aku senang karena akhirnya aku naik tingkat akan tetapi aku juga sedih karena aku tidak sekelas
lagi dengan teman-temanku itu, tapi ya sudahlah aku percaya bahwa tuhan pasti ingin yang terbaik bagi
diriku.di kelas 82 aku memiliki teman dekat lagi yaitu ofi dan kety. Aku terus belajar dan tetap berusaha
menjadi yang terbaik hingga akhirnya pada kelas 9 aku mendapat peringkat 1 di kelas, sangat Bahagia
dan bersyukur kepada tuhan karena berawal dari keinginan untuk rajin belajar dan berusha agar bisa
masuk 10 besar dikelas akhirnya aku berada di titik ini.

Menjadi diriku sendiri

Anda mungkin juga menyukai