Perempuan adalah manusia yang membutuhkan seseorang untuk menuntunnya dari segala situasi begitupula aku, gadis kecil yang selalu membutuhkan seseorang untuk menggegam tangan kecil ku, aku membutuhkan seseorang untuk menuntunku dari segala situasi sesak, sedih, kecewa, marah dan tetap menggegam tangan ini walau aku sedang bahagia. Hal yang mengispirasiku berasal dari sifatnya. Sifatnya yang pendiam membuat atsmosfer dingin menyelumutinya, sulit berkomunikasi dan mengekspresikan bagaimana persasaan nya. berbeda dengan aku.. ketika aku kesel maka aku akan marah, Ketika aku sedih, aku akan menangis dan Ketika aku senang, aku akan tersenyum. Inilah kisah tentang perhatian nya yang membuatku meleleh, tentang cintanya yang membuatku bahagia, tentang pengorbanan nya yang membuatku terharu serta kisah nya yang membuatku terpana Pada hari Minggu akhir pekan, aku bersama keluarga kecilku jalan jalan ke Subang, Bandung. Kami mengunjungi pemandian air panas dan juga menginap di sebuah villa. Kami berangkat ke Subang pada pagi harinya dan bermain di kolam air panas pada malam nya. karena malam Sudah tiba dan adikku yang paling kecil sudah merengek untuk mandi di kolam air panas, jadilah kami pun berangkat setelah sholat maghrib. Sampailah kami berlima di tempat pemandian nya, setelah mama membeli tiket, kami pun masuk ke arena kolam air panas nya. awalnya kami ingin langsung masuk ke kolam air panas tetapi, mama mengharuskan kami makan malam dulu sebelum mandi di kolam air panas. Akhirnya kami semua pun barulah setelah itu kami diizinka Saat bermain di kolam itu, aku hanya bersama kembaran ku dan juga adek ku, mama dan papa sedang duduk berdua di meja yang telah difasilitasi dari pemandian nya Tiba tiba mama mendatangiku sambil tersenyum dan berkata dengan sangat pelan “papanya lagi ga dapat projek”singgah di kantin yang ada di pemandian nya. Aku yang mendengarnya langsung merasa tubuhku lemas.. bagaimana tidak, padahal dia mempunyai beban yang berat di kantornya, padahal dia membutuhkan dukungan dari kami, padahal dia hampir menyerah, tapi dia selalu tersenyum di rumah seakan akan semua baik baik saja aku tidak tau mau berkata apa di depan mama setelah mendengar hal tersebut.. pikiranku langsung menuju beberapa bulan lalu. Pada hari itu hari senin, hari dengan kepadatan yang meledak ledak. Karena sudah mengetahui hal itu aku bersama saudaraku dengan gesit bersiap siap mulai dari jam 5.40. dan pada jam 6.10 kami sudah siap mau berangkat ke sekolah, diantar oleh supir papa yang bernama pak Abdul. Tetapi baru aja mobil kami berangkat 12 langkah dari rumah papa berteriak “ Abdulll tunggu.. saya ikut kalian mobil saya di tinggal di kantor semalam”. Ketika aku mendengar hal itu aku merasa kesal sekaligus geram karena waktu sudah menunjukkan pukul 6.20. tetapi kita belum berangkat sama sekali. Kami pun menunggu papa bersiap siap dan pada akhrinya berangkat pada pukul 6.30. selama perjalanan kami bertiga sama sekali ngak menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh papa, karena kami bener bener kesel luar biasa kepadanya. Padahal kami sudah mati matian bangun jam 5.00 tapi tetap aja telat. Dan yang paling membuatku merasa bersalah Ketika kami sudah sampai di sekolah, aku membanting pintu mobil seakan memberi tau ke papa bahwa aku sedang marah besar kepadanya. Setelah itu kami pun berlari menuju kelas masing masing. Di loby sekolah aku bertemu guru piket. Guru piket itu bertanya pada ku “ kok tumben.. kamu telat ?” Aku pun membalas dengan sedikit ngegas mengingat kekesalan ku tadi “gara gara PAPA” guru piket itu hanya tertawa dan mempersilahkan aku masuk ke kelas. Sesampainya di rumah… mama bertanya “ gimana kak sekolah nya ? tadi telat ga ?” aku langsung memotong menjawab “iyalah… gara gara papa sih, padahal aku sudah bangun jam 5.00”. mama langsung menjawab perkataan ku “ loh nak.. ga boleh begitu, kakak tau ga ? kemarin papa nya pulang jam berapa ?” aku menjawab “ ga..”. mama membalas “ kemarin papa itu pulang jam 4.00 loh kak”. Hening.. aku mulai mencerna maksud nya mama bahwa papa pulang jam 4. Sungguh demi allah yang kurasakan pada saat itu kasian, sedih, marah dan benci dengan sikapku ini. Tidak tunggu lama buru buru ku ambil hp ku dan ku ketik di whatsapp “papa semangat ya kerjanya” ketikku, tak lama papa membalas “ iya nak”. Sekali lagi aku merutuki diriku yang begitu gengsi untuk meminta maaf ke papa. Ingatan tentang hari itu membuat ku melamun, mama menyadarkan ku dengan pertanyaan nya “kakak kapan mau udahan mandi nya ?” aku pun hanya membalas dengan anggukan pertanda aku sudah selesai mandinya. Setelah kami mengganti baju kami pun berjalan ke villa tempat kami menginap, sebab villa nya dekat dengan tempat pemandian air panas. Papa jalan di depan ku dengan gontai, mama bilang ia sudah 2 hari gak tidur mengejar target submit. Aku melihat dengan saksama punggung tegap nya itu, tiba tiba benakku di penuhi pertanyaan “apakah papa pernah menangis?” “apakah punggung itu sedang mengangkat beban yang berat ?” “kenapa sih papa gak pernah cerita kalau ada masalah ?” tanpa sadar mata ku terasa basah Tak ada yang bisa kulakukan saat itu selain berteriak dalam hati “ yaa allah angkatlah beban papaku, permudahkanlah urusan nya , permudahkanlah rizki nya, panjangkanlah umurnya dan dapatkanlah dia projek projek di tempat kerja nya serta berikanlah keberkahan atas apa yang ia dapatkan” aamiin Dan juga disitu aku berkomitmen keras pada diriku “aku akan berprestasi pa aku akan membanggakan mu suatu saat nanti tunggu saja dan lihatlah dengan bangga kepadaku” Setelah itu, tibalah kami di villa di sana masih menunjukkan pukul 8.00. dan jadwal nya hari senin aku ada daily tes sains. Di situ aku mati matian belajar untuk membuktikkan komitmen ku tadi. Dan pada akhirnya aku mendapatkan nilai 100 di ulangan itu. Inilah sepenggal kisah nya yang membuat ku terinspirasi, ada juga yang membuatku merasa penasaran kenapa papa tidak menikah dengan ku saja ? padahal aku sangat nyaman dengan papa hehehe bercanda deh, dan ada juga kisah nya yang membuatku merasa, aku sangat berarti untuk nya. Kisah yang tak akan bosan ketika di baca, kisah yang tak akan menyesal ketika di jalani, kisah yang selalu membuahkan pelajaran pelajaran serta kisah yang membuat pembaca merasakan bahwa rasa sayang nya seorang ayah ke anak nya seperti buih di lautan. Ingin rasanya aku berteriak “ papa jangan lepaskan genggaman tangan kecil ku, genggam terus dengan erat.. thia.. sayang papa”