Anda di halaman 1dari 6

Tema : Cinta tanah air

Judul : Setinggi bendera


04.30 aku tersadar setelah beberapa jam memejamkan mataku, gaduhnya kokokkan
ayam, selalu terdengar dari luar kamar ku. Hingga menarik kedua kedua katup mataku untuk
menyambut dunia. Aku pun bangkit dari tempat tidurku yang reyok, sambil mengusap-usap
kedua mata ku, kedua kaki ku melangkah menuju pancuran air untuk mengambil air wudhu.
Sesudah mengambil air wudhu aku pun bergegas menuju serambi untuk melaksanakan
sholat shubuh. Seperti biasa,aku membantu ibu ku menyiapkan kue-kue untuk di jual di
pasar.
Cepatlah kau masukan kue-kue ini di dalam keranjang nak,sebelum fajar tiba Kata ibu.
Aku pun menuruti perintah ibu, dengan cepat aku memasukkan kue-kue itu ke dalam
keranjang dan menatanya dengan rapi. Setelah semuanya selesai, lalu aku pergi menjajakan
di pasar.
Dengan semangat, akupun optimis jika penjualan hari ini akan habis sesuai target ku.
Kue,kue.....kue....kue....kue enak bu ayo siapa yang mau beli ? Makan kue ini di jamin
lapar hilang anda puas . Bujukku.
Setelah berjam-jam aku bergelut di keramaian , tiba waktunya, aku pulang kembali ke
rumah. Aku pulang dengan penuh suka cita. Setiba ku di rumah, aku langsung mencium
tangan ibu ku. Bagaimana hasil penjualan tadi nak ? Tanya ibu. Alhamdulillah banyak
yang laku bu, cuma sisa 2 kue. Jawab ku tersenyum. Ini hasil penjualan tadi bu. Pinta ku
sambil menyodorkan uang itu. Setelah itu aku bergegas untuk pergi ke kamar mandi untuk
membersihkan diriku. Setelah beberapa menit aku membersihkan diriku, aku bergegas
untuk memakai baju seragam ku, dan menyegerakan diri untuk berangkat ke sekolah. Tak
perlu berlama-lama aku langsung mengambil sepeda pemberian almarhum ayahku yang aku
taruh di samping rumahku. Aku mengayuh sepedaku sekencang-kencangnya dan sekuat
tenaga. Beberapa saat kemudian sampailah aku di sekolah tercintaku, namun sayang sekali
aku terlambat untuk sampai ke sekolah. Padahal pada saat itu, sedang di adakan upacara
bendera rutin di sekolah ku. Sesal yang teramat dalam, aku rasakan pada saat itu, aku tidak
tahu apa yang harus aku lakukan lagi, aku merasa seperti seseorang yang kehilangan
peluang emas. Aku yang merasa teramat malu, hanya bisa melihat prosesi upacara yang
berlangsung khidmat itu dari depan gerbang yang sudah di tutup. Cuaca semakin panas dan
terik, aku menunggu hinggga keringat sebesar biji jagung mengucur duri wajahku.

Tak lama setelah itu, upacara pun selesai, Aku melihat kerumunan siswa-siswi
berhamburan berjalan memasuki kelas masing-masing. Tak lama kemudian pintu gerbang
pun di buka, aku memasuki sekolah dengan rasa malu yang teramat besar. Aku berjalan
menunduk menuju ke arah kelas ku, setelah aku memasuki kelas ku, pelajaran pun di mulai,
jam pertama ini diisi dengan pelajaran sejarah, pelajaran favoritku, dan pada saat itu juga,
guruku menjelaskan tentang pertempuran 10 november. Aku mendengarkan penjelasan
guruku dengan penuh antusias. Penjelasan guruku membuat imajinasi ku bermain, aku
membayangkan betapa besar jasa para pejuang pada saat itu meraih kemerdekaan banyak
teladan yang patut aku ambil dan terapkan dalam hidupku.
Waktu pun terus berjalan sesuai irama jarum jam. Dan pelajaran pun, terus berganti.
Hingga akhirnya bel berbunyi, dan memasuki jam istirahat. Seperti biasa ketika jam istirahat
di mulai, aku berjalan menuju kantin untuk makan siang. Ketika sedang asyik berjalan,
mataku terperanjat pada sebuah wacana yang tertempel di mading. Disitu tertulis bahwa
akan ada audisi untuk pemilihan calon paskibra Mata ku berbinar ketika melihat tulisan itu.
Ternyata apa yang aku impikan selama ini nyata terjadi di hadapanku. Aku membaca
wacana itu dengan saksama dan aku berkeinginan kuat untuk mewujudkan cita-citaku itu.
Setelah itu aku melanjutkan perjalananku menuju kantin. Dan aku membeli sepiring nasi
untuk memenuhi lapar ku. Setelah selesai makan aku kembali ke kelas untuk mengikuti
pelajaran selanjutnya. Waktupun terus berlalu, akhirnya pelajaranpun usai. Aku bersama
teman-temanku pergi meninggalkan kelas.
Aku mengambil sepedaku yang aku parkir di parkiran sekolah. Aku pulang kerumah
dengan membawa tekat yang kuat untuk bisa menjadi salah satu paskibra. Tulisan yang aku
baca tadi, masih terngiang di dalam pikiran ku, sampailah aku di rumah dan aku langsung
mencium tangan ibuku yang baru saja selesai melaksanakan sholat ashar. Aku berkata pada
ibuku Bu aku ingin mengikuti audisi paskibra di sekolah, pinta ku pada ibu dengan penuh
semangat, lalu ibu menyahut, ibu tidak punya cukup uang nak, untuk membayar biaya
pendaftaran untuk kamu mengikuti paskibra.kata ibu lirih. Ibu tenang saja ini gratis bu,
aku hanya mengisi formulir, lalu mengikuti audisi dengan baik itu saja. jawabku pasti. oh..
jika itu maumu dan itu baik untuk mu.ibu hanya bisa mendoakanmu nak agar engkau selalu
berhasil di setiap langkah mu.ibu terima kasih bu atas semua dukungan mu aku akan
melakukan yang terbaik untuk mu .jawab ku meyakinkan ibu .yah sudah, nak makan dulu,
kamu pasti belum makan,habis makan langsung mandi ya, lalu kemudian sholat
ashar.siap ibu ku sayang...jawab ku mengiyakan perintah ibu, aku pun melakukan apa
yang sudah di perintah oleh ibu. Ke esokan hari nya aku melakukan rutinitas ku seperti
biasa. Tiba saatnya aku berangkat ke sekolah, aku mengayuh sepeda ku lebih semangat dari
hari kemarin, karena hari ini aku sudah tidak sabar untuk mengikuti audisi untuk menjadi
paskibra nanti setelah pulang sekolah.
Sampailah aku di sekolah ku tercinta. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi

Kemudian aku pun memasuki kelas ku, dan belajar pun di mulai namun yang ada di
dalam kepala ku hanyalah paskibra. Banyak konsep-konsep yang aku persiapkan untuk
mengikuti audisi paskibra nanti. aku pun tenggelam dalam lamunanku hingga akhirnya aku
tidak mendengarkan apa yang di jelaskan oleh guruku. Hingga akhirnya tanpa ku ketahui
sebuah penghapus terbang ke arah ku. Seluruh penghuni kelas, riuh menertawakanku. Aku
pun terkejut, dan wajah ku memerah. Apa yang sedang kamu pikirkan rully?Bentak
guruku, i...itu pak saya memikirkan apa yang akan saya lakukan ketika mengikuti audisi
mencari paskibra nanti. Karena saya sudah tidak sabar untuk mengikutinya.ujarku. kenapa
kamu begitu bersemangat mengikutinya?tanya guru penasaran. karena keinginan saya
dari dulu adalah ingin mengibarkan sang saka merah putih setinggi- tinggi nya pak,saya juga
ingin merasakan bagaimana susahnya para pejuang dahulu susah payah mengibarkan sang
saka merah putih di era penjajahan. jelas ku.lalu apa cita-cita mu nak?tanya guru
ku.aku ingin mengibarkan sang saka merah putih hingga ke negara lain pak.jawab ku
mantap. Sungguh mulia cita-cita mu nak. Semoga engkau berhasil atas apa yang kamu
upayakan ya nak, rajinlah belajar agar kelak engkau akan menjadi anak yang berhasil dan
bisa mengharumkan nama baik indonesia.doa guruku. Pelajaran pun berlanjut sesuai
dengan semestinya. Dan, saat yang kutunggu-tunggu itu pun tiba. Akhirnya audisi pun di
buka, aku memasuki aula dan menghampiri panitia untuk mengisi formulir pendaftaran,
tidak pernah kuduga sebelumya, ternyata banyak siswa yang mengikuti audisi menjadi
paskibra ini. Akupun semakin tertantang dan bersemangat untuk mengikuti berbagai tes
dan audisinya.
Pukul 15.00 audisi dan tesnya pun di mulai, mulai dari tes tulis, tes wawancara, dan tes
baris-berbaris, aku mengikutinya dengan sungguh-sungguh dan penuh percaya diri. Tak
terasa waktu menunukkan pukul 17.00 tes pun selesai dan aku tidak sabar untuk melihat
hasil nya esok, aku pulang ke rumah. Ku pacu sepeda ku menuju rumah kesayangan ku.
Sampailah aku di rumah kesayanganku, aku mencium tangan ibuku. Bagaimana hasil audisi
tadi nak? tanya ibuku. Alhamdulillah semuanya lancar bu. Jawabku sambil tersenyum.
Syukur alhamdulillah kalau begitu, bu aku lapar, aku ingin makan,mandi dulu ya nak, baru
setelah itu, kamu bisa makan.iya bu, akupun menyegerakan diriku pergi ke kamar mandi
untuk mandi dan membersihkan diri ku. Setelah aku selesai mandi aku langsung menikmati
hidangan yang ada di meja makan yang telah di persiapkan oleh ibu. setelah kenyang
menyantap makanan buatan ibuku, aku langsung melaksanakan sholat maghrib. Setelah itu
aku mempersiapkan buku. Buku ku untuk persiapan buat belajar karena esok aku akan
menghadapi ujian pendidikan kewarganegaraan atau yang di sebut juga PKN. aku belajar
dengan penuh semangat.
Sama seperti semangat ku ketika aku mengikuti audisi tadi. Aku belajar hingga jam 10
malam, hingga akhirnya mata ku pun sudah tidak kuat lagi untuk terbuka. Aku merapikan
buku-buku ku dan menata nya dengan baik. Selanjut nya aku melelapkan diriku. Ayam
berkokok dengan gaduhnya, kembali menyadarkan ku. Aku pun melakukan aktivitas ku
seperti biasanya. setelah itu, aku mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekola, dengan

tidak sabarnya diriku. Lagi-lagi aku mengayuh sepeda ku dengan cepat untuk menuju ke
sekolah dan melihat hasil pengumuman calon paskibra baru. Sesampainya aku di sekolah
aku langsung berlari menuju papan pengumuman untuk melihat hasilnya. Ternyata, harapan
dan kerja keras ku tak sia-sia namaku ada di dalam dafta nama calon-calon paskibra baru.
Akupun teriak dan melompat kegirangan. Aku suudah tidak sabar lagi memberitahukan ini
kepada ibuku d rumah. Setelah pulang sekolah, aku langsung memasuki rumah ku dan
berteriak-teriak memanggil ibuku. bu...ibu...Aku di terima bu, namaku tertulis di papan
pengumuman, nama ku ada di papan pengumuman, aku menjadi salah satu paskibra
sekolah bu,teriakku bangga. Benarkah itu nak?kata ibu, sambil datang menghampiri ku.
iya bu aku di terima.aku menangis haru sambil memeluk ibu. Begitu juga ibu menangis
haru ketika melihat ku menangis. Sehingga kita terlarut dalam tangis kebanggaan.
Setelah pemilihan itu, aku jadi rajin berlatih bersama teman-teman ku yang lain, dan aku
selalu ikut ambil bagian menjadi seorang paskibra di sekolah ketika upacara berlangsung di
sekolah. Aku menjalankan itu karena dengan niatku yang sungguh-sungguh untuk
mengibarkan bendera setinggi-tingginya. Beranjak dan setelah aku menyelesaikan studi ku,
aku melanjutkannya hingga sekolah menengah atas. Pada saat aku disekolah menengah atas
tak jarang aku di minta untuk mewakili sekolahku untuk menjadi seorang paskibra saat
upacara-upacara besar yang berlangsung di gedung pemerintahan hingga pada suatu saat
aku terpilih menjadi salah satu perwakilan dari sekolahku untuk menjadi seorang paskibra.
Bersama anak-anak SMA dari seluruh indonesia untuk mengibarkan sang saka merah putih
di istana negara. Itu adalah pengalaman yang sangat berharga untukku dan tak akan pernah
aku lupakan. Seumur hidupku, baru kali ini aku mengibarkan bendera di istana negara
dengan di saksikan oleh bapak presiden dan pejabat-pejabat negara ibuku sangat bangga
pada ku. Dengan konstribusi ku yang sangat sederhana untuk indonesia yaitu ingin
mengibarkan bendera merah putih setinggi-tingginya, bisa mengantarkan aku untuk
mencapai cita-cita ku. Inilah salah satu wujud kecintaan ku terhadap tanah airku.

Tamat

TUGAS CERPEN

Nama: Siti Nur Hamidah


Kelas: 5-a
Sekolah: SDN KEMAYORAN 2 NO. 25

Anda mungkin juga menyukai