Anda di halaman 1dari 5

Nama peserta : Deswinta Aulia Setyowati

Nama sekolah : SD NEGERI JATINOM

Cerpen

Tema : Suka Cita Anak Indonesia Belajar Sepanjang Hayat”

Judul : Bermimpilah Terus Dalam Meraih Cita-Cita

Oleh: Deswinta Aulia Setyowati

Sejak lahir hingga sekarang, saya tinggal di sebuah desa kecil bernama Temuireng.
Desa itu terletak di Kecamatan Jatinom bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten
Boyolali. Di desa Temuireng penduduknya dominan bekerja sebagai pedagang pisang,
karena di desa kami memiliki sebuah pasar pisang yang terletak bersebrangan dengan
rumah saya. Di pasar pisang tersebut para pedagang menjual pisang dihari-hari tertentu
saja. Uniknya di Pasar pisang yang terdapat di desa kami masih menggunakan
berdasarkan pasaran Jawa yaitu pada hari pasarannya wage dan legi.
Saya lahir dari dua bersaudara, saya mempunyai kakak perempuan bernama Vita
yang jarak usianya terpaut jauh dengan saya yaitu 9,5 tahun. Sewaktu kecil saya menyukai
buku-buku cerita dan bergambar. Awal mula saya tertarik membaca itu dari Ayah yang
suka mengajarkan saya berlatih untuk membaca kata demi kata dan suka bercerita kisah
dongeng hingga pengalaman-pengalaman barunya ke saya. Selain itu saya termotivasi
dari kakak saya yang suka mengoleksi novel. Saya masih ingat waktu usia saya 3 tahun,
saya sering sekali melihat kakak membawa sebuah buku tebal yang bercover aneka
macam warna. Saya heran buku tebal apa yang selalu dibawa kakak tiap harinya. Saat itu
saya bertanya-tanya sama kakak dengan gaya berbicara yang masih belum jelas dan
kurang lancar dalam mengucapkan kata-kata.
Saya : “kak,kak itu buku tebal apa kak?” (sambil menunjuk buku itu)
Kakak : “Oh… ini loh dek! Buku tebal ini adalah novel)
Saya suka melihat keseriusan dan keasikan kakak dalam membaca novelnya dari
halaman ke halaman. Sering kali karena keasikan membaca novel kakak tiba-tiba nangis
atau ketawa-ketawa sendiri. Apalagi kalau libur sekolah, kakak hanya menghabiskan
waktunya seharian untuk di kamar baca novel saja. Pernah waktu itu Ibu marah karena
minta tolong sama kakak suruh menemani belanja ke pasar, tapi kakak tidak
menghiraukan justru asyik membaca novel dikamarnya. Salah satu koleksi novel kakak
adalah karya-karya dari penulis terkenal pada masanya hingga sekarang yaitu Tere Liye.
Pada usia 4 tahun sudah saatnya saya masuk pendidikan Taman Kanak-Kanak. Saat
itu saya didaftarkan sekolah oleh orang tua saya di KB-TKIT Permata Ceria sekolah itu
memang sekolah islam dan cukup favorit, yang terletak diseberang desa saya. Di KB-
TKIT Permata Ceria senang rasanya, saya mempunyai banyak teman-teman bermain dan
ustadzah yang sabar membimbing saya dalam belajar, hingga memperoleh ilmu yang
sangat bermanfaat. Contohnya saya diajarkan tentang hafalan dan makna surat-surat
pendek, tata cara dan bacaan sholat, belajar menulis, menyanyi dan terutama membaca.
Selain itu dihari peringatan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus di KB-
TKIT Permata Ceria diadakan acara lomba-lomba yang cukup seru dan asyik antara lain:
lomba baca-baca doa, lomba ambil belut, lomba karung dan lain sebagainya. Dalam
perlombaan tersebut kami pun diajarkan sebuah komitmen, kejujuran dan kekompakan
dalam sebuah tim atau individu serta tidak boleh egois dalam bermain.
Sewaktu TK saya memiliki seorang Ustadzah favorit saya yaitu Ustadzah Anna.
Salah satu pengalaman yang tidak bisa saya lupakan adalah sewaktu saya lomba
menghafalkan surat-surat pendek Ustadzah Anna sangat tekun, sabar dalam mengajar
saya. Dari yang mulai belajar huruf hijaiyah sampai membaca Al-Quran. Meskipun saya
sering kali usil, cerewet, tidak bisa diam dalam menghafalkan salah satu bacaan surat
pendek yaitu surat Al-Annas, hingga akhirnya saya tidak lancar dalam mengucapkan
lafalnya. Tetapi ia masih bersemangat, tidak mudah mengeluh dan putus asa dalam
mengajar saya.
Tidak terasa sudah 2 tahun saya sekolah di KB-TKIT Permata Ceria. Saat
perpisahaan TK saya memakai baju toga beserta topinya. Saya mengiranya atribut
tersebut hanya dipakai waktu-waktu tertentu seperti untuk wisuda di tingkat pendidikan
diploma atau sarjana saja. Selain itu pengalaman yang tidak saya lupakan yaitu saat
diberitahukan oleh kepala sekolah dan disuruh maju kedepan panggung untu memperoleh
penghargaan sebagai salah satu murid berprestasi.
Menginjak Sekolah Dasar saat itu usia saya 6 tahun. Saya mencoba mendaftar di SD
Negeri Jatinom yang merupakan salah satu sekolah favorit yang berada di Kecamatan
saya. Disana sebelum masuk sekolah dalam tahap seleksi calon peserta didik wajib
mengikuti test tertulis. Selang beberapa hari kemudian pengumuman hasil test sudah
keluar. Alhamdulillah, saya diterima di SD favorit tersebut.
Semasa saya bersekolah disana akses transportasi sangat terbatas karena jarak rumah
saya sampai dengan sekolah cukup jauh dapat ditempuh kurang lebih menghabiskan
waktu sekitar 25 menit. Dahulu pada tahun 2005 sebelum saya lahir akses transportasi
dari desa saya hingga tujuan ke pusat kota masih terbantu dengan adanya angkutan umum.
Namun seiring berganti tahun penduduk di desa kami untuk akses transportasi dari desa
ke kota menggunakan kendaraan bermotor.
Saat hari pertama masuk Sekolah Dasar diadakan upacara penyambutan peserta didik
baru, kami disambut ramah oleh kepala sekolah, guru, dan kakak-kakak kelas. Setelah
upacara berlangsung 20 menit, ada beberapa informasi pengumuman yang disampaikan
oleh guru. Salah satunya untuk pembagian kelas, panggilan nama-nama peserta didik pun
sudah dibacakan. Selang waktu 5 menit terakhir nama saya disebutkan Deswinta Aulia
Setyowati berada di kelas 1.A. Saat itu saya segera memasuki ruang kelas saya, diruangan
tersebut saya menemui salah satu teman TK saya yaitu bernama Alsa. Saya langsung
menyapa dan saya duduk sebangku dengannya. Bel sekolah berbunyi pertanda kelas
segera dimulai, guru pun sudah memasuki ruang kelas, lalu menyapa kami dan
memperkenalkan namanya yaitu Ibu Andriana. Setelah itu masing-masing murid diminta
untuk memperkenalan dirinya mulai dari menyebutkan nama, alamat rumahnya, asal dari
TK mana dan tidak lupa diminta menyebutkan cita-citanya. Saat itu saya mendapat giliran
maju pertama. Di depan teman-teman dan Bu guru saya mulai menyebutkan biodata saya
dan terutama cita-cita.
Impian saya adalah menjadi seorang dokter hewan, saya termotivasi dari hobby saya
yang suka memelihara hewan salah satunya kucing, selain itu saya termotivasi dari
Kakek. Waktu itu hewan ternak sapi kakek mengalami keracunan makanan. Karena di
desa kami tidak ada dokter hewan dan harus mendatangkan dokter hewan yang jaraknya
cukup jauh dari rumah saya. Posisinya saat itu hewan sapi milik kakek sudah dalam
keadaan mulutnya berbusa dan tidak berdaya. Beruntung sekali Dokter hewan segera
datang dan memberikan suntikan anti biotik ke sapi milik kakek. Dari kejadian itu saya
sangat termotivasi untuk menjadi seorang dokter hewan karena itu merupakan
pertolongan pertama yang sangat diperlukan untuk hewan-hewan ternak.
Saat kelas 2 SD saya diajarkan mengenai salah satu rumus matematika yaitu
perkalian. Dahulu saya belum bisa menghitung perkalian dengan benar, setiap saya
mengerjakan selalu salah terus. Sampai akhirnya saya meminta kakak untuk mengajarkan
perkalian sampai bisa. Perjuangan dan pelajaran yang saya dapatkan dari kakak tidak sia-
sia kelas 1 dan 2 saya mendapat juara 1 di kelas. Dibalik semua itu ada usaha keras yang
saya lakukan yaitu saat kakak mengajarkan saya dengan gaya mengajar yang cenderung
keras, displin, penuh dengan tekanan hingga membuat saya menangis. Namun dari hal
tersebut, saya selalu diberikan reward atau penghargaan oleh kakak, terhadap setiap
pencapaian yang berhasil saya lakukan. Misalnya, saya diberikan tempat rumah-rumahan
untuk kucing saya, selain itu diajak ke tempat bermain seperti time zone.
Namun saat menginjak kelas 3 dan 4 ranking saya turun, karena kebanyakan
bermain. Mulai dari kejadian itu Ayah memberikan peraturan baru dirumah, waktu
bermain dengan kucing kesayang saya dikurangi, sebelum pekerjaan sekolah selesai dan
sebelum jam 20.00 WIB TV tidak boleh dinyalakan, selain itu kalau mendapatkan nilai
jelek disekolah uang jajan selalu dikurangi. Dan apabila nilai harian saya jelek secara
terus menurus, saya akan dipindahkan disekolah dekat rumah saya.
Ada banyak pengalaman yang saya dapatkan saat duduk dibangku kelas 4 SD antara
lain saya terpilih sebagai Dokter kecil. Program Dokter kecil tersebut dilaksanakan di
Puskesmas Jatinom. Disana banyak pengalaman baru yang saya dapatkan diantaranya
saya belajar mengenai pola makan hidup sehat “4 sehat 5 sempurna”, serta cara menjaga
kesehatan yang benar dan cara menangani orang sakit.
Saat kenaikan kelas 5 seiring berjalannya waktu saya mengikuti ekstrakulikuler
menari. Banyak hal yang saya dapatkan berkat kegigihan saya dan tim dalam latihan
menari secara rutin yang diadakan tiap minggunya. Kami mendapat juara 1 lomba menari
tingkat kecamatan. Setelah mendapat penghargaan tersebut kami setim terpilih untuk
maju lomba menari ke kabupaten, dan kami mendapat juara 6 dari kurang lebih 28
peserta. Selain itu pengalaman baru yang saya dapatkan pada beberapa hari lalu, saya
ditunjuk untuk mewakili lomba cerdas cermat. Perjuangan kami belajar, berlatih, berdoa,
berusaha pantang menyerah dalam menghadapi lomba pun tidak sia-sia. Pada babak 1
dan 2 kami mendapat juara 1 namun pada babak rebutan karena ada pengurangan nilai
dalam menjawab pertanyaan yang salah tim kami pun bergeser menjadi juara 4.
Berbagai pengalaman yang saya dapatkan bahwa peran orang tua sangatlah penting
dalam kehidupan saya. Terutama Ayah yang mendidik, melatih saya untuk bekerja keras
dan membentuk saya menjadi terbiasa dalam disiplin waktu serta membuat saya displin
dalam belajar. Ayah meminta anak-anaknya bertanggung jawab atas waktu belajar yang
harus dipatuhi. Bagi ayah waktu belajar merupakan waktu yang sangat berharga, selain
itu waktu belajar merupakan jalan untuk meraih cita-cita saya.
Pepatah bilang “ada batang cendawa yang tumbuh” yang artinya janganlah berputus
asa dalam meraih cita-citamu. Teruslah semangat dan berjuang hingga impianmu itu
tercapai.

Anda mungkin juga menyukai