***
Key sini dech cepetan, saya ada sesuatu buat kamu, panggil Nayra suatu
sore.
Iya, sebentar, sabar dikit kenapa sich?, kamu kan tau saya gak sanggup
melihat, jawab seorang gadis yang dipanggil Key dari balik pintu.
Sejak baru berusia 3 tahun, Keynaya sudah bersahabat bersama dengan anak
tetangganya yang bernama Nayra Amrita, Nayra anak seorang direktur bank
swasta di kota mereka. Nayra cantik, pinter dan secara fisik Nayra nampak
sempurna.
***
Seperti sore ini, Nayra sudah nangkring di tempat tinggal Key. Dia
berbincang-bincang bersama dengan Key, sambil menemani sahabatnya itu
melukis.
Key, lukisan kamu bagus banget, nanti kamu ngadain pameran tunggal ya,
biar seluruh orang tau bakat kamu, kata Nayra terhubung pembicaraan.
Sedang asik-asiknya dua kawan akrab ini bersenda gurau, tiba-tiba saja
Nayra mengeluh,
aduuh, kepala ku
Kamu kenapa Nay, sakit?? bertanya Keynaya.
Oh, ngga saya gak apa-apa Key, Cuma sedikit pusing saja, ucap Nayra sambil
tersenyum.
Minum obat ya Nay, saya gak senang kamu kenapa-napa, nada berkata Key
terdengar begitu khawatir.
aku ijin pulang pernah ya Key, senang minum obat ujar Nayra sambil
berpamitan pulang.
Ya Tuhan, berapa lama kembali usiaku di dunia ini?? Berapa lama kembali
malaikatmu akan menjemputku untuk menghadapmu? erang hati Nayra.
Di vonis menderita leukimia sejak 7 bulan selanjutnya dan tidak akan
berumur lama kembali sungguh.
Cerpen Pengalaman
Judul: Kartu ATM ku
ATM itu singkatan dari Aku Tidak Menyontek. Untuk mendapat kartu itu kami
harus mematuhi sebuah peraturan, yaitu tidak menyontek. Kartu ATM dipakai
kala ulangan dan kala latihan. Tapi, saya tidak mempunyai kartu ATM, sebab
saya orangnya tidak pandai dan malas belajar.
Akhirnya, ulangan pun dimulai. Aku mengerjakan soal-soal itu. Tapi, nomer 1, 3,
4, 7 dan 9, saya kesulitan. Kulihat ke sampingku untuk bertanya. Sayangnya ia
memakai kartu ATM. Kulihat ke arah lain. Mereka termasuk memakai kartu
ATM.
Saat Pulang
Aku langsung berlari ke mobil Ayah. Aku biarkan Varia mencariku. Biarin aja dia
mencariku. Siapa suruh ia tidak memberiku jawaban. Aku pun memasuki mobil
Ayah. Kak Fani, kakak perempuanku, telah berada di dalam mobil.
Varia mana, Len?, tanya Ayah. Mana saya tahu, ucapku sambil menyaksikan
ke arah Ayah.
Siapa suruh tadi kamu begitu, ucapku bersama dengan suara sedikit kasar.
Kak Fani dan Varia mengatakan kartu ATM kepada Ayah. Aku hanya terduduk
diam memandangi jendela. Setelah selesai menjelaskan, Ayah pun mengerti.
Wah Helen ada?, tanya Ayah. Nggak ada, Yah, jawabku menundukkan
kepalaku.
Kamu tahu, gak, Len? Kalau turut ATM, kami bakal bisa kelebihan, loh, kata
Varia sambil menyodorkan sebuah kertas.
Wah Aku senang ikut, Var. Besok saya daftar, deh mirip Pak Stanlius. Kamu
temeni aku, ya, Var, ucapku tersenyum sesudah membaca kertas itu. Ok, kata
Varia.
Cerpen Keluarga
Judul Cerpen : PERTANYAAN MISTERIUS AYAH
Hari ini ayah tidak pergi kerja, saya pun sedang libur sekolah. Kulihat ayah
sedang sibuk membenarkan sepeda motornya. Lantas kudekati ayah, butuh
bantuan, Yah?, tanyaku polos.
Saat itu saya masih kecil dan duduk di bangku SD. eh, tersedia dede kecil.
Boleh-boleh, jawab ayah. Kami banyak berbincang selama membenarkan
sepeda motor ayah.
Ayah banyak bercerita perihal sepeda motor padaku, saya menikmatinya. kalo
dede udah besar nanti sudi jadi apa?, tanya ayah padaku. dede mengidamkan
jadi pembalap yah, layaknya Valentino Rossi, jawabku secara spontan. oh ya?,
wah hebat.
Tapi pembalap mesti mengerti anggota yang terpenting berasal dari motor, dede
tahu?, tanya ayah padaku. Aku pun berfikir, apa ya yang paling penting?.
Mungkin jawabannya adalah kunci, karena tanpa kunci motor tidak bakal mampu
menyala dan diamankan. Tapi ayah senantiasa berkata: smakin hari dede
smakin pintar ya, namun jawabannya masih belum tepat.
Aku belum menyerah. Sampai saya duduk SMP pun, Sesekali ayah bertanya
pertanyaan jaman kecilku itu, dan tiap-tiap ku jawab pasti ayah berkata: kamu
benar-benar cerdas, namun bukan itu jawaban yang tepat, konsisten mencoba
ya. Karena konsisten layaknya itu, lama-kelamaan saya jadi bosan. Karena
jawabanku senantiasa belum tepat.
Sejak kecil sampai sekarang, ayah tak pernah sudi memberikanku jawaban yang
sebenarnya. jangan anda suntuk mencoba menjawabnya, karena ini pertanyaan
yang benar-benar mudah, teruslah berusaha, kata ayah tiap-tiap kali saya
mengeluh.
Sesudah lulus SMP, saya melanjutkan ke SMK dan saya menyita jurusan
otomotif. Kutanyakan pada guruku, anggota terpenting berasal dari sepeda motor
itu apa. Jawaban guruku adalah Accu, karena motor takkan mampu menyala
tanpa Accu. Aku percaya jawaban kali ini pasti benar.
Saat diperjalanan saya menjawab pertanyaan ayah, satu persatu jawaban yang
ku dapat, kuceritakan pada ayah, dan hasilnya senantiasa saja coba lagi.
Aku jadi berpikir ayah pasti mempermainkan aku. Selama perjalanan saya tak
berkata sepatah katapun padanya. Sampai disebuah lampu merah, kami melihat
seorang nenek tua bersama dengan cucunya sedang mengemis ditepi jalan.
kau tahu, di antara seluruh jawaban yang kau berikan pada ayah, sebenarnya
tidak tersedia satupun yang salah. namun ayah mengidamkan kau studi suatu
hal berasal dari pertanyaan ini. Kau tahu, anggota yang paling penting berasal
dari sepeda motor adalah Sadel , jawab ayah. Aku sedikit terkejut. apa
alasannya yah?, tanyaku penasaran.
Ayah tersenyum kearahku dan berkata: kau mengerti kenapa?, karena bersama
dengan sadel, kami mampu membonceng dan kami mampu sharing
kebahagiaan bersama dengan siapa saja diatas sepeda motor kita. Seperti itu
pula harusnya kami hidup, senantiasa sharing dan berikan selama kami masih
diberi kala dan rezeki untuk hidup diatas bumi ini .