JANGAN MENAKUT-NAKUTI!
Apa yang kita sampaikan kepada si sakit maupun keluarganya, harus kita
perhatikan benar-benar. Ucapkanlah kalimat-kalimat yang baik, yang dapat
menumbuhkan motivasi atau meringankan musibah yang dialami mereka. Jangan
sampai apa yang kita sampaikan malah menimbulkan rasa takut & cemas terhadap
si sakit maupun keluarganya.
Diantara yang dapat menimbulkan rasa takut adalah cerita atau kabar bahwa
seseorang mengalami hal yang sama, namun berakhir dengan cacat seumur hidup,
dengan kematian….; kalau maksud yang bercerita adalah agar keluarga si sakit
berhati-hati dan waspada terhadap musibah yang diderita si sakit, alangkah
baiknya jika di kemas dengan kalimat-kalimat yang baik.2
MENDOAKAN SI SAKIT
Orang yang menjenguk orang sakit hendaknya tidak berkata-kata kecuali sesuatu
yang baik. Sebab para malaikat akan mengamini apa yang akan diucapkannya.
Dari Ummu Salamah, doa mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda:
‘Apabila kamu mendatangi orang sakit atau mayit, maka ucapkanlah kata-kata
yang baik. Karena sesungguhnya malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan.’
Kemudian, kata Ummu Salamah, ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku pun
mendatangi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam seraya mengatakan, ‘Ya
Rasulullah, Abu Salamah sudah meninggal dunia.’ Beliau lantas
bersabda, ‘Ucapkanlah: Ya Allah, ampunilah aku dan dia, dan berilah aku
pengganti yang baik.‘ Ummu Salamah berkata, ‘Lalu aku mengatakannya.
Kemudian Allah memberiku pengganti yang lebih baik bagiku daripada dia (Abu
Salamah), yakni Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.’ (HR. Muslim
no.919)
Orang yang menjenguk orang sakit dianjurkan berdoa agar si sakit diberikan
rahmat, ampunan, kebersihan dari dosa, keselamatan, dan kebebasan dari
penyakit. Diantara doa yang pernah dibaca oleh Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi wa Sallam:
1. Mengucapkan: “Laa ba’sa thohuurun in syaa’allooh.” ‘tidak mengapa,
semoga dapat membersihkan kamu (dari dosa) insya Allah.’ (riwayat Bukhari
dalam al fath: 10/118)
Kata ‘tidak mengapa’ maksudnya ialah bahwa sakit itu dapat menghapus
kesalahan. Jika mendapat kesembuhan setelah sakit, maka berarti mendapatkan
dua keuntungan sekaligus. Dan jika tidak, maka akan mendapatkan keuntungan
berpa penghapusan dosa.
2. Membaca doa: “ As alukalloohal-’azhiima, robbal ‘arsyil-’azhiimi,
ayyasyfiyaka.” (7x) “Aku memohon kepada Allah yang Maha Agung, Rabb
‘Arsy yang agung agar menyembuhkanmu.”
‘Tidak ada seorang muslim yang menjenguk seorang yang sedang sakit yang
belum sampai kepada ajalnya, lalu dia membacakan doa As alukalloohal-
’azhiima, robbal ‘arsyil-’azhiimi, ayyasyfiyaka tujuh kali, kecuali dia akan
sembuh.’ (Shahih At Tirmidzi: 2/210)
KARANGAN BUNGA?
Ada sebagian orang yang ketika mengunjungi orang sakit selalu menyempatkan
diri untuk membawa karangan bunga kepada si sakit. Ada pula yang menelipkan
tulisan yang berisi ungkapan dan harapan agar lekas sembuh. Hal ini dilarang,
karena:
1. tradisi semacam ini berasal dari agama lain, padahal kita dilarang untuk
menyerupai perilaku mereka.
2. mengganti doa untuk si sakit agar diberikan kesucian, rahmat, ampunan, dan
kesehatan dengan ungkapan-ungkapan kering dan harapan-harapan yang tidak
bisa dimajukan atau diundur.
3. mengganti ruqyah yang syari melalui bacaan ayat-ayat al quran maupun hadits
dengan karangan bunga yang barangkali akan layu sehari atau dua hari
kemudian.
MEMBACAKAN SURAT YASIN?
Ada sebagian orang yang membacakan surat yasin kepada orang yang sakit,
terutama jika si sakit sudah sangat parah, koma, atau jika dalam keadaan
menjemput ajal.
Mereka berdasarkan pada:
“Tidak seorang pun yang akan mati, lalu dibacakan buatnya surat yasin,
kecuali pasti diringankan/dimudahkan kematiannya.”
Keterangan:
hadits ini derajatnya “Maudhu/palsu”, diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalan
Akhbar al Asbahan 1/188, di dalamnya ada seorang perowi yang suka
memalsukan hadits yang bernama ‘Marwan bin Salim Al Jazari’. Imam Bukhori
dan Muslim mengatakan bahwa Marwan bin Salim dalam meriwayatkan hadits
tergolong ‘MUNGKARUL HADITS’ (lihat: Mizanul I’tidal 4/90).