Anda di halaman 1dari 6

PUTRI TUTUP MATA

PENGARANG : CICI ROMAYANTI

Ayam berkokok bersahutan menandakan hari sudah pagi dan bukan ayam saja yang
ikut andil membangunkan aku tetapi juga ibuku yang sudah siap dengan siraman rohani bak
radio soak yang membuat kupingku mendadak panas. Dindaaaa... banguunn!! Inikan hari
pertama masuk sekolah, sekarang sudah pukul 07.00 nanti kamu kesiangan. Atribut MOS
kamu juga belum disiapkan. Akupun segera bergegas masuk kekamar mandi menghindari
omelan ibuku yang sudah biasa aku dengar hampir setiap pagi.

Aku Dinda, cewek mungil yang diselimuti dengan segudang prestasi, aku
mendapatkan NIM tertinggi di sekolah asalku, aku menjuluki diriku dengan sebutan putri
tutup mata, yang artinya aku harus tampil percaya diri dengan kelebihan yang aku punya bak
seorang putri dalam film sinetron. Aku menutup mataku dari kekurangan ekonomi
keluargaku, ayahku seorang buruh bangunan dan ibuku hanya pedagang kue tetapi dengan
prestasi yang aku punya aku bisa membuat orangtuaku bangga setiap pengambilan raport
disekolahku. aku tidak mau tenggelam karna kekuranganku, aku selalu bertekad, berani
tampil bersaing melawan anak-anak orang kaya, anak - anak pejabat yang memiliki semua
fasilitas. Aku juga menutup mataku dari tingkah orang - orang yang iri dan ingin
menjatuhkanku. Aku selalu percaya, disaat aku menutup mata atas kesalahan orang yang
menghujamku tetapi allah selalu membuka matanya dan mengirimkan malaikat-malaikat
penolong_NYA.

Aku tidak mau menyia-nyiakan hari pertamaku sekolah di SMA untuk menjaga
eksistensi sebagai seleb teladan, eh salah!! Sebagai siswa teladan, aku harus percaya diri
dengan menggunakan dasi pete, kalung terong, gelang permen, topi tempurung dan sepatu
beda warna. Huhh... ini pasti melelahkan karna tak pernah terbayangkan olehku untuk
bertemu seorang pangeran dengan kostum gila seperti ini, secara meskipun aku beruntung di
bidang akademik tetapi aku melow di dalam percintaan.

Tiga hari yang penuh dengan kejutan - kejutan sadispun akhirnya berlalu. aku banyak
mendapatkan teman baru, apalagi aku terpilih masuk di kelas unggul. teman- teman yang aku
temuipun juga berpariasi, ada yang pintar,gaul, nakal, lemot, katrok, pendiam, ratu dandan,
raja ngibul bercampur jadi satu dan yang jelas mereka memiliki kelebihan masing-masing
sehingga bisa masuk di kelas unggul.

Kata orang masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan dan ini adalah awal
bagiku untuk memulai kisah itu. Seperti orang kebanyakan aku ingin menjadi anak yang
dikenal, pintar, gaul, dan disukai banyak orang. Untuk mewujudkan semua itu pastinya aku
harus belajar yang lebih tekun, jangan salah memilih teman, menjaga penampilan, rajin
membaca, dan pandai bergaul.

Pembelajaran pertama sudah dimulai, aku duduk sebangku dengan Fira. Fira adalah
cewek kaya dan cantik dikelasku. Seringkali setiap jam istirahat banyak cowok cowok yang
ingin berkenalan dengannya. Diam - diam aku juga mulai memperhatikan satu - persatu
karakter teman- teman dikelas ku, banyak sekali diantara mereka yang akan menjadi
sainganku nantinya. Diantaranya Ria, dia adalah cewek kutu buku, tomboy dan super
perhitungan, dia sangat menguasai pelajaran matematika, dan adalagi cewek pendiam, kurus
berambut keriting yang sangat menguasai bahasa inggris dan pelajaran kimia, dia adalah
Defa. Aku berusaha membaur dengan semuanya dan tetap berusaha untuk menjadi yang
terbaik agar tidak mengecewakan orang tuaku.

Pembelajaran mulai aktif, persaingan mulai ketat, tetapi aku masih asyik menikmati
semuanya dengan tetap tampil disetiap perlombaan, memberikan pendapat disetiap diskusi,
dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, dengan begitu aku mulai dikenal oleh
banyak siswa maupun guru guru. Tetapi ada sedikit yang menganjal di hatiku. Aku sedikit
iri dengan Fira yang selalu di dekati banyak cowok, dipandang gaul dan cantik padahal dia
adalah cewek yang sangat pemalas dan suka mencontek tugasku, sering kali aku menatap
cermin dalam waktu yang lama. Apakah aku begitu buruk? Apakah menjadi cewek pintar
belum cukup buat ku untuk menarik perhatian cowok? Kenapa? Apakah penampilan fisik
adalah segalanya? Kurang apa aku ini? Apakah sangat memalukan jika dia dekat denganku?
Perasaan itu berkecamuk menyelimuti pikiranku, kenapa belum satupun cowok yang
mendekatiku?. sekuat tenaga aku ingin menepis perasaan itu. Aku adalah Dinda, cewek
periang, pintar dan banyak dikenal orang, aku tidak boleh sedih, pasti ada cara agar aku bisa
punya pacar.

Kelas terdengar gaduh, sangat biasa dijam istirahat seperti ini, terlihat ada Ria dan
Defa mendekatiku. Mereka memang sering menanyakan tugas sekolah yang belum
dimengerti. Aku juga sangat senang membahas soal- soal bersama mereka. Ternyata dibalik
penampilan mereka yang cupu itu tersembunyi keunikan tersendiri bagiku. Ria sering
menirukan tingkah guru disaat dia kesal dengan tugas-tugas, sedangkan defa mengeluarkan
suaranya yang sangat fals untuk melukiskan kegeramannya. Bersama mereka kesulitan
menjadi asyik, aku pun sedikit menjaga jarak dengan fira si ratu contek itu.

Waktu terus berlalu, timbul kenyamanan dihatiku bersama Defa dan Ria, kenyamanan
itu mendorongku untuk berbagi keluh kesah kepada mereka. Kuselipkan gundahku disela
pembicaraan di kantin sekolah. rasanya aku ingin sekali punya pacar, sebenarnya ada
seseorang di kelas kita yang aku kagumi. Ria dan defa serentak mendadak kepo Siapa?.
Suuuttttt... ini rahasia kita bertiga, sebenarnya aku naksir sama Tama dari awal masuk
sekolah. Hah.. Tama? Sahut Defa. Iya, Tama. Aku kagum karena dia sangat jago
bermain sepak bola. Tubuhnya yang atletik membuat aku ingin menatapnya lebih lama.
Cieee... ada yang jatuh cinta nieh kata ria.

Bel berbunyi, kami pun buru-buru menuju kelas. Tiba tiba Fira berbisik, Din, ada
salam dari pengagum rahasiamu!. Hatiku langsung berdetak tak karuan, rasa penasaranpun
seakan terjun bebas tanpa parasut menembus pikiranku. Siapa ra? Sahutku. lohh.. kamu
beneran belum tau siapa din? Wah, dia itu sudah lama loh memperhatikan kamu. Sepontan
aku langsung memandangi anak-anak dikelasku ke semua penjuru ruangan. aku beneran
tidak tau ra, yang aku tau selama ini semua cowok-cowok itu dekatin kamu. Emz.. fira
berdengum dan kembali berbisik, cowok itu adalah Tama. Hahh apa? Teriakku. Aku
sangat terkejut dengan apa yang fira katakan. Antara percaya dan tidak, rasa itu berkecamuk
membungkus perasaan terpendamku terhadap Tama. yang benar ra? Fira mengangguk
dengan penuh kepastian. pulang sekolah nanti Tama menunggu kamu di parkiran sekolah
Din, sepertinya Tama mau menyatakan cintanya sama kamu deh, cieee... jangan sampai lupa
ya din.

Terik matahari kian menyengat, belajar didalam kelaspun terasa pengap dan gerah,
tetapi tak mampu mengusik hayalan romantisku bersama Tama yang mengalahkan
romantisnya kisah film india. Aku sangat senang ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah
tangan. Sesekali ku tatapi jam tanganku, tak sabar rasanya menunggu waktu pulang sekolah.
Terdengar guruku mulai memberikan tugas rumah, itu tandanya waktu pulang sudah tiba. Bel
berbunyi dan jantungku kembali berdegup hebat. Sesuai yang dikatakan Fira, kulihat Tama
sudah menungguku di parkiran sekolah. Tama mengajakku pergi ketaman kota, aku sempat
ragu karena takut dimarahi ibuku jika pulang terlambat tetapi ini kali pertama aku di dekati
cowok yang aku suka. Aku mengiyakan ajakkan Tama. Tama benar- benar menyatakan
cintanya kepadaku di taman, tanpa berfikir ulang aku menerima cintanya, Tama memberiku
sebuah kotak musik sebagai tanda cinta kami berdua. Aku sangat bahagia, dan bersyukur
kepada tuhan karena menjawab semua doa - doaku selama ini.

Jatuh cinta berjuta rasanya, sebuah lirik lagu cinta itu benar adanya karena membuat
aku lupa kalau hari mulai sore. Dan apa yang aku pikirkan benar, ibu dan ayahku marah
karena aku pulangnya kesorean. Darimana saja kamu dinda? Apa kamu sudah tidak hafal
jalan pulang? Baru kali ini ayahku membentakku. Maaf ayah, tadi ada teman dinda yang
sakit, dinda terpaksa mengantarnya pulang dan ternyata rumahnya sangat jauh yah, tadi dinda
mau SMS ayah tapi disana tidak ada sinyal. Kali ini ayah maafkan tapi ingat sekali lagi
kamu pulang terlambat maka ayah tidak akan kasi kamu uang jajan selama 1 bulan.
Dengarkan apa yang ayahmu bilang dinda, ini tahun pertama kamu di SMA, ibu tidak mau
kalau prestasi kamu menurun, sahut ibuku menyambung pembicaraan ayah. iya bu, dinda
janji. Dinda tadi pulang terlambat karena nolongin teman saja bu. Aku terpaksa berbohong
kepada orang tuaku dan aku sangat menyesali hal itu. Maafkan dinda bu, yah, ucapku dalam
hati.

Dinginnya angin malam menusuk kesunyian, belum lama ponselku bergetar. Kulihat
ada sebuah pesan masuk, aku sangat berharap itu sms dari Tama tetapi sayang sekali sms itu
ternyata dari fira, malam din, gimana tadi? Tama nembak kamu ya? Cerita dong din..
emz,, yah gitu deh ra, besok pas disekolah aku ceritain sama kamu ya ra. Tapi jangan kasi
tau sama temen-temen ya kalau aku jadian sama Tama, please..!! balasku. ok, rahasia
terjamin. Oh iya din, besok aku boleh lihat tugas kimia sama sosiologi kamu? Boleh ya.. aku
lagi galau nih, lagi banyak cowok deketin aku. Berhubung fira yang jadi mak comblang aku
sama Tama jadi aku memperbolehkan fira mencontek tugasku. Kembali aku pandangi kotak
musik pemberian Tama, aku berharap hubungan kami bertahan lama. Tiba - tiba ponselku
kembali bergetar, malam sayang, lagi apa? Dari yang mencintaimu. Sms itu dari
pangeranku Tama, membuatku melayang tinggi di udara. Sambil senyum- senyum sendiri
aku membalas SMS Tama.
Putri tutup mata kini sudah menemukan pangerannya, masih pagi-pagi sekali dengan
penuh semangat aku pergi ke sekolah. Tak sabar rasanya ingin bertemu dengan pujaanku.
Tetapi yang aku lihat Fira yang sudah datang lebih pagi menunggu tugasku. Huhh.. si ratu
contek langsung tanpa ragu membuka tasku dan mengambil tugasku. Aku hanya bisa diam,
dan ternyata ada Ria yang memperhatikanku dari tadi eh Fira, apa-apaan kamu seenaknya
saja mencontek tugas dinda? Din, kok kamu diam saja sih?. Ria yang tomboy itu menatapku
lebih dalam. Suasana sedikit memanas ditambah sahutan tama yang terdengar pedas, eh
Cupu, kamu yang apa-apaan? Ikut campur aja urusan orang. Ria tetap menatapku, dan
akhirnya meninggalkanku pergi. Berat rasanya melihat Ria di perlakukan seperti itu, tetapi
aku sangat sangat mencintai Tama.

Keributan kecil pagi itu membuatku tak bisa fokus belajar, soal fisika yang sulit
ditambah Defa dan Ria menjauhiku membuat pikiranku runyam. Din, Tama pengen tukaran
tempat duduk sama aku, kamu mau kan sebangku sama Tama? Bisik Fira. Aku mengangguk
dan mencoba bicara sama tama agar tidak kasar lagi sama Ria, sayang, ngapain sih kamu
mikirin si Cupu itu? Aku nggak mau yah kamu temenan sama sih cupu lagi. Cari teman itu
kayak Fira aja, dia kaya, cantik dan gaul, ucap Tama. Semuanya membuat aku semakin
bingung, bersama dengan tama memang membuatku bahagia, tapi aku terpaksa menjauhi Ria
dan Defa sahabatku, dan yang paling menyebalkan aku berteman dengan Fira yang bisanya
cuma mencontek dan bersolek itu.

Bel pergantian jam berbunyi, terlihat guru kimia berjalan menuju kelasku.
assalamualaikum anak-anak.. hari ini bapak ingin menguji sejauh mana pemahaman kalian
terhadap pelajaran yang bapak jelaskan minggu lalu. Mukaku sekejap merah padam, aku
semalaman smsan sama tama dan tidak belajar kimia sama sekali. Soal sudah dibagikan, dan
hanya beberapa soal yang bisa aku jawab. Terdengar fira dan tama berkali-kali memanggil
namaku.bagi jawaban dong!! karena tak enak hati dengan tama akhirnya aku
memberanikan diri memberikan jawaban pada secarik kertas buram yang guru sediakan.
Dinda, Tama, Fira.. aku terkejut mendengar namaku dipanggil pak guru. Kalian
mencontek ya? Rasa malu tak terbendung lagi disaat lembar jawabanku ditarik oleh guru,
Dinda, kamukan siswa yang pintar, ternyata kamu suka mencontek ya? Apalagi kamu juga
sering mengobrol dengan Fira dan tama disaat belajar, bapak prediksi kamu tidak akan
mendapatkan juara pada semesteran nanti, baru ualangan harian saja kamu sudah berani
mencontek.

Bagai disambar petir di siang bolong, sekujur tubuhku kaku, air matakupun menetes.
Ditambah Tama dan fira pun berbalik menyalahkan aku. Aku benar-benar terpuruk dan
malu. Kata kata pak guru tadi pun melekat ditelingaku seakan tak bisa jauh. Aku terus
menangis dan kecewa. Terdengar ada suara sepatu yang berjalan mendekatiku, ternyata itu
tama. eh cewek bodoh, gara gara kamu aku jadi malu. Mulai sekarang kita putus!!. Apa
kamu bilang tama? Aku cewek bodoh?. Hahaha iya kamu cewek bodoh ulang tama, kamu
fikir aku sudi pacaran sama kamu? Asal kamu tau ya, aku nembak kamu karena aku disuruh
sama fira. Sebenarnya cinta mati aku itu adalah fira bukan kamu dinda. Aku deketin kamu
karena aku dan fira pengen contekan tugas-tugas dari kamu. Kurang ajar kamu tama,
cowok pengecut kamu!! Dasar pecundang, ucap Ria yang tiba-tiba datang dari belakang dan
langsung memukul Tama. eh cewek Cupu, beraninya kamu memukulku!!. Pukulan itu
pantas untuk cowok pengecut kayak kamu, jawab Ria. Kamu bilang cinta mati kamu
adalah Fira? Saya ucapkan selamat sama kamu tama karena Fira udah jadian sama Rangga
ketos kita. Apa?? Sialan kamu Fira! Tama langsung pergi meninggalkan aku dan ria. Ria
langsung memelukku dengan erat.sabar din, semua akan baik-baik saja kok, ujar ria yang
mencoba menenangkan.

Hari ini aku kembali lagi menatap cermin di toilet sekolah, menatap lebih lama. Raut
mukaku tak karuan. Mataku sembab karena menangis. Semua hal ini tidak akan terjadi jika
saja aku mampu lebih cerdas dan bijak dalam menentukan suatu pilihan. Tama yang aku
sebut pangeran tak lain hanya seorang kacung. Terlihat Ria dan Defa mendekatiku, tenang
din, kami berdua sudah menghadap pak guru dan menjelaskan kejadian tadi kalu sebenarnya
yang suka nyontek itu Tama dan fira. Terus pak guru bilang apa Def?. Pak guru ingin
kamu keruangannya sebentar. Temani aku keruangan pak guru yah? Aku malu, jawabku.
Mereka mengangguk dan kami segera pergi.

Ku kumpulkan segenap keberanianku untuk menemui pak guru, permisi pak,


ujarku. iya silahkan duduk din, ria dan Defa sudah menjelaskan kejadiannya. Bapak
ingatkan lain kali kamu jangan memberikan contekan sama siapapun. Kali ini bapak
memaafkan kesalahan kamu, dan bapak ingin kamu membuktikan bahwa kamu bisa jadi
juara semester ini, saingan kamu berat loh din, termasuk ria dan defa tetapi kalian harus
bersaing secara sehat, iya pak, saya janji akan belajar dengan rajin. Saya akan buktikan
sama bapak kalau saya bisa jadi juara.

Hari beganti hari dan bulanpun berganti bulan, tak terasa ulangan semester tinggal
beberapa hari lagi. Sebisaku mengatur waktu membantu ibu dan belajar karena yang tersirat
dibenakku adalah berusaha keras untuk menjadi juara dan menbuktikan kepada guruku
bahwa aku bisa bangkit dari keterpurukkan ini. Rasa kecewa yang membeku perlahan ku
buang dan ku alihkan ke hal yang positif. Ku tanamkan dalam hatiku bahwa aku tidak boleh
ceroboh lagi dalam mengambil tindakkan karena apa yang kita putuskan hari ini akan
berdampak besar dikemudian hari. Tak terasa seminggu terlewatkan lebih banyak dimeja
belajar, membaca materi dan mengulas soal-soal yang sudah guru berikan hingga sampai
larut malam. Kali ini aku harus berusaha keras dari biasanya sampai ulangan selesai.

Malam ini hujan turun sangat lebat, menemani isak tangisku yang sendu. Semua
pengorbanan yang orang tuaku berikan dan kesalahan yang ku lakukan kembali berkecamuk
dalam pikiranku. Banyak hal yang menganggu tidurku malam ini mengingat besok adalah
dimana hari raport akan dibagikan, apakah aku masih bisa memberikan senyuman pembalas
keringat yang mengalir membasahi tubuh orang tuaku? Tetapi saat ini ada yang lebih penting
bagiku, dimana aku menyadari bahwa hidup hanya sekali dan aku tidak mau melewatkan
semua itu dengan kebodohan dan kekonyolan, aku harus memanfaatkan waktu dan
kesempatan yang aku punya. Apapun yang akan terjadi besok, akan aku terima karena itu
adalah buah dari apa yang aku lakukan kemarin.
Pagi ini terasa dingin, ku lihat ibu dan ayah sedang minum kopi di ruang tamu. Tak
sengaja aku mendengar obrolan mereka.bu, hari ini ibu saja ya yang pergi kesekolahan
dinda, ayah lagi banyak borongan yang harus diselesaikan, kira - kira dinda masih bisa jadi
juara gak ya bu? Yah kita lihat saja nanti yah, tapi ibu lihat dinda belajar hingga larut malam
dan bangun belajar lagi setelah solat subuh. Kita berdoa saja semoga dinda juara. Obrolan itu
menambah kegugupanku pagi ini, terlintas sudah kemungkinan buruk yang akan terjadi.

Kata sambutan dari kepala sekolah sudah berakhir, membuat detak jantungku semakin
berdetak kencang. Kini tiba saatnya pengumuman juara,pengumuman juarapun dimulai dari
kelas yang paling tinggi. Akhirnya pengumuman juara kelas kami di bacakan, juara 3 yaitu
Defa,aku berharap juara 2 aku ternyata juara 2 yaitu Ria. Aku pun mulai sedih dan bertanya-
tanya siapa juara 1 nya,dan juara 1 yang di sebutkan yaitu aku. Air mataku menetes dari
pipi,dan aku memeluk ibuku sambil berkata ibu aku juara. Air mataku di usap oleh
ibuku,dan aku tersenyum. Aku pun memulai hariku dengan senyuman dan menyadari bahwa
percintaan membuat aku bodoh dan tak ingat waktu.

Anda mungkin juga menyukai