Anda di halaman 1dari 4

Hari Ulang Tahun Steven

Karya Khairunisa Syalwa

Aku adalah Tio, seorang remaja yang tidak memiliki orang tua dan aku
mempunyai seorang adik yang bernama Steven. Hari-hariku menjual koran
mengelilingi komplek sepulang sekolah,untuk menafkahi adiku. Aku menjadi
tulang punggung yang telah diberi pesan oleh alm. Orang tuaku kami. Kami tinggal
dirumah alm. Orang tua kami. Aku anak sma kelas 1 dan adiku Steven kelas 6 sd
Kartika.

Setiap pagi aku bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan, menyiapkan
pakaian sekolahku dan adiku. Setelah itu aku membangunkan Steven untuk
mempersiap pergi sekolah. Setelah itu aku membersihkan rumah hingga bersih
dan aku pergi sekolah jam 6.15 wib. Tiba disekolah aku menjual es sirup walaupun
hasilnya tidak seberapa, yang penting aku dan Steven bisa mencukupi kami
berdua.

Bel masuk berbunyi aku pun masuk ke kelas. Kami semuanya belajar dengan
tenang, belajar berlangsung bel pulang berbunyi. Aku menjemput Steven di sd
Kartika,tidak jauh dari sekolahanku. Tiba disana ternyata Steven belum
keluar,lebih baik aku yang menunggu dari pada adiku yang menungguku.
Beberapa kemudian Steven keluar, dan kami pulang berjalan kaki karna kami
tidak ada kendaraan untuk pulang, kami ingin menaiki kendaraan umum tetapi
duit tidak mencukupi. Di tengah perjalanan kami membeli nasi bungkus untuk
makan siang siang kami. Tiba di rumah kami mengganti pakaian sekolah dan kami
makan siang. Setelah itu aku siap-siap untuk menjual Koran. Aku menjual koran di
sekeliling komplek. Di tengah itu ak melihat ada anak kecil yang sedang bermain
denganb kedua orang tuanya. Ditempat itu aku meneteskan air mata dan aku
mencoba menahan rasa sabar. Aku berkata “ aku dan adiku bakal ngumpul
bersama orang tua kami di surge nanti”.
Aku lanjut berjualan koran di sekeliling komplek itu. Koran ku sudah sedikit
ingin habis,kira- kira ya tinggal lima koran lagi lah. Disaat menjual koran aku
bertemu teman alm. Ayahku yang bernama pak Dodi.

“ Kamu anak alm pak Ahmad kan?”Tanyanya dengan sopan.

“iya pak” jawabku singkat.

“sekarang kamu menjual koran nak?” tanyanya lagi.

“iya pak,saya sekarang menjadi tulang punggung adikku” jawabku dengan sopan.

“iya deh iya,bta sini bapak beli semua korannya,tinggal dikit kan, berapa
semuanya?”

“beneran pak! Alhamdulillah makasih banyak ya pak, semuanya jadi 10rb pak”
balasku dengan segembira mungkin.

“iya salam ya untuk adikmu”.

“iya pak saya pulang dulu ya pak, assalamu’alaikum pak” Jawabku lagi dengan
gembira.

Pulang lah aku kerumah, tiba di rumah aku melihat adikku sedang tidur
nyenyak di dalam kamar dia. Aku membersihkan diriku dahulu, setelah itu aku
sholat ashar dan istirahat. Beberapa kemudian Steven bangun terlebih dahulu,dia
membersihkan badan setelah itu sholat. Bangunlah aku karena kehebohan
Steven, setelah aku bangun dia kekamarku dia memintak sesuatu.

“kak lusa kan Steven ulang tahun nih, kakak mau nagsih apa ke Steven hehehe?”
permintaan Steven dengan merayu.

“Steven mau apa emang?” jawabku dengan prilaku sayang ke Steven

“kakak jangan marah ya, terserah kakak sih mau ngasih apa, ini kan cuman
permintaan Steven aja. Kak Steven mau kue ulang tahun yang kecil aja gpp kok
sama satu es krim, Steven mau mengingat ayah dan bunda di ultahku yang ke 12
tahun ini. Sekali ini aja kak” menjawabnya dengan sedikit sedih
“iya,insyaallah ya kakak beliin” balasku dengan sedih juga mendengar kata-kata
Steven tadi.

Besoknya aku ketoko kue yang dimintak oleh Steven. Aku berusaha
membelinya dengan cara apapun dan aku membongkar duit didalam celengan
aku demi Steven yang besok ultah. Setelah itu aku memesan kue itu yang ada
diatas kuenya menuliskan “happy birthday Steven ke-12 tahun”. Beruntung nya
kue itu bisa diambil dihari ulang tahun Steven. Pulanglah aku kerumah, samapai di
rumah ternyata Steven tidak ada dirumah, aku kaget Steven gak ada di rumah gak
tau pergi kemana. Aku menyanyakn tetangga tidak ada yang melihat Steven
keluar dari rumah. Aku tegang aku takut kehilanggan Steven adikku satu-satunya,
aku berharap bisa cepat ketemu sama Steven. Aku berusaha semaksimal mungkin
untuk mencari Steven hingga sore. Sesudah aku sholat dan tiba-tiba Steven
pulang kerumah membawa koran yang belum habis terjual.

“kamu dari mana Steven?” Tanyanya dengan rasa cemas

“absi jual koran kak, duitnya untuk beli kue sama es krim buat ulang tahun aku
besok kak” jawab nya dengan santai.

“ya Allah Steven kalau mau keluar bilang dong sama kakak, kalau kakak gak ada di
rumah tunggu kakak jadi kan kakak gak secemas ini untung kamu udah pulang”
jawabku dengan menasehati nya.

“iya kak, maaf ya kak. Aku kan gak mau ngerepotin kakak untuk beli kue sama es
krim besok aku ultah,jadi yah sudah aku bantuk dikit-dikit untuk beli kue nya”
balasnya Steven.

“iya besok-besok jangan kayak gini lagi ya”

“ok siap kakak Tio” jawabnya lagi.

“sudah tuh makan, tadi kakak pulang beli nasi bungkus langganan kita” menyuruh
Steven.
Tiba di hari ulang tahun Steven, Sebelum Steven bangun di hari libur aku jam
07.00 wib sudah pergi mengambil kue dan es krim keinginannya,untung aja masih
deket rumah. Tiba di rumah ak membangun kan adikku.

“Steven happy birthday ya Steven ini kue keiinginanmu” aku mengucapkan di


depan kasur Steven dan Steven baru bangun dari tempat tidur itu.

“ tunggu Steven, sebelum kamu tiup lilin nya doa dulu dong” aku mengatakan
sambil mengingatkan alm orang tua kami.

“semoga bunda sama ayah bisa tenang di sisi Allah swt, semoga kakak dan aku
bisa di lancarkan rezekinya, semoga aku panjang umur ya Allah” jawabnya Steven
dengan sedikit sedih karna mengingat ayah dan bunda nya.

“wish you all the best Steven happy birthday ya adikku, tiup dong lilin nya”.

“huuufffttt….makasih kak udah beliin kue sama es krim nya, makasih udah
wujudkan ulang tahunku di hari ini ya kak” balas Steven yang sangat senang.

Aku bisa mewujudkan ulang tahunku karena aku gak mau kalau adikku satu-
satunya sedih karna gak bisa di wujudkan. Dengan cara apapun aku berusaha
untuk adikku dan aku diamanatkan oleh alm orang tua kami kalau aku harus
mengurus Steven. Karena usaha aku tidak menghianati hasil seperti aku mencari
nafkah untuk kebutuhan sehari –hari dan membuat senang adikku.

Nama : Khairunisa Syalwa


Kelas : IX.2
No. Absen : 13

Anda mungkin juga menyukai