Anda di halaman 1dari 6

A.

Analisis unsur intrinsik Cerpen Setitik Cahaya karya Ratih Purwasih

No Unsur Kode Kutipan Analisis Ket


kutipan
1 Tema 01 “Bahwa cinta memang tidak selalu berbentuk Dari kedua kutipan tersebut kita
sekuntum bunga atau sekotak coklat. Cinta dapat menarik kesimpulan bahwa
bisa juga berwujud kebohongan yang bertujuan tema dalam cerita pendek yang
untuk tidak menyakiti. Amarah karena takut berjudul setitik cahaya ini
kehilangan. Dan bahkan memaafkan sang memiliki tema percintaan.
keledai.”

02 ”Cinta bukanlah kotak mungil berisikan cincin,


namun cinta adalah bola dunia yang terus
berputar. Bukan materinya namun lebih
kepada makna dan cerita yang kita punya.
Cinta adalah pengorbanan yang tidak sia-sia,
bukan layang-layang tak bertuan yang terbang
ke sana kemari tanpa arah. Cinta adalah lagu
bukan karena di pagi hari yang kaku.”
2 Penokohan 03 “Meskipun aku menangis sekarang. Namun Tokoh “aku” dalam kutipan
aku menjadi yakin bahwa kau akan kalimat tersebut berwatak
membiarkanku tersenyum lepas kepadamu cengeng, pemaaf, baik dan
setelah ini. Dan meskipun kau tidak merasa bijaksana. Hal tersebut dapat kita
nyaman padaku belakangan ini. Aku berjanji lihat pada kutipan 03 dan 04.
aku akan menjadi singgasana sebaik milikmu.
Takkan kubiarkan orang lain memilikinya”

04 “Kau juga benar bahwa aku bodoh karena


sudah memaafkan seseorang yang melakukan
kesalahan berulang-ulang. Namun apakah kau
tahu sayang? Aku bukanlah Tuhan yang
berhak menghardik seseorang aku tak berhak
untuk menghukummu aku hanyalah manusia”
05 “Kau benar bahwa kau bodoh. Menyia-nyiakan Tokoh ‘” kau” dalam cerpen ini
apa yang kita punya sekarang dan berfokus adalah seorang pria. Pria dalam
pada apa yang tidak kita genggam. Kau kutipan ini memiliki watak bodoh,
menyalahkan dirimu sendiri terus-menerus mudah tergoda, dan mudah
seolah-olah kau adalah makhluk yang paling bimbang. Hal tersebut dapat
berdosa.” dilihat dalam kutipan dengan kode
kutipan 05, 06 dan 07

06 “Tapi aku sudah banyak salahmu. Aku sudah


berkali-kali menyakitimu. Apa lagi aku tidak
bisa memaafkan diriku sendiri kerena aku
sudah membuatmu menangis seperti ini.
“Katamu dalam percakapan malam-malam
denganku di telefon.

07 “Aku .memang bodoh. Aku memang egois”,


katamu. suasana menjadi hening seketika.”

3 alur 08 “Malam hening ini kita berubah menjadi Alur yang digunakan dalam cerita
malam panjang dengan obrolan tentang titik pendek ini adalah alur maju.
cahaya. Tentang cinta. Tentang kau dan aku”

4 Sudut 09 “Aku kembali menangis. Namun aku Cerpen Setitik Cahaya


pandang menahannya agar aku tidak terlalu Oleh: Ratih Purwasih ini
berlebihan.Hanya isakan kecil. Aku menahan memiliki sudut pandan orang
tangisku agar kau tak menyalahkan dirimu pertama dan pelaku utama.
sendiri. Kali ini aku hanya bisa menggeleng- Karena pada cerpen ini selalu
gelengkan kepala tak percaya dengan semua menyebutkan dan mengunakan
ini.” kata Aku dalam menceritakan
kisah dalam cerpen tersebut.
5 Gaya 10 “Cinta bisa juga berwujud kebohongan yang Gaya bahasa personifikasi karena
bahasa bertujuan untuk tidak menyakiti. Amarah pada kalimat tersebut terdapat
karena takut kehilangan.” bentuk kalimat perbandingan
yaitu membandingkan sesuatu
dengan suatu sifat manusia. jadi
seolah-olah sesuatu tersebut
memiliki sifat seperti manusia
seperti sifat manusia yaitu
berbohong dan marah.
11 “Cinta adalah bola dunia yang terus berputar.” Gaya bahasa hiperbola karena
pada kalimat tersebut terdapat
bentuk kalimat perbandingan.
Yaitu pengungkapan sesuatu
dengan cara yang berlebihan yaitu
mengungkapkan cinta dan bola
dunia dimana bola dunia itu
memiliki makna sangat besar dan
terlalu berlebihan.
12 “Kau benar bahwa kau bodoh. Menyia-nyiakan Gaya bahasa sarkasme, karena
apa yang kita punya sekarang dan berfokus pada kalimat tersebut terdapat
pada apa yang tidak kita genggam” bentuk kalimat sindiran
berkonotasi kasar yaitu kata
“bodoh” yang ditujukan untuk
orang lain.

13 “Namun apakah kau tahu sayang? Aku Gaya bahasa retorik karena pada
bukanlah Tuhan yang berhak menghardik kalimat tersebut terdapat bentuk
seseorang” kalimat pertanyaan yang
sebenarnya tidak ditujukan untuk
respon jawaban dari penyimak.
Kalimat tanya tersebut berfungsi
sebagai kalimat penegas dalam
ujaran yang dilakukan oleh tokoh
aku.

6 Amanat 14 “Kau juga benar bahwa aku bodoh karena Amanat dalam cerpen ini adalah
sudah memaafkan seseorang yang melakukan kita sebagai seorang manusia
kesalahan berulang-ulang. Namun apakah kau hendaklah memiliki sikap pemaaf.
tahu sayang? Aku bukanlah Tuhan yang Karena setiap manusia pasti
berhak menghardik seseorang aku tak berhak memiliki sebuah kesalahan.
untuk menghukummu aku hanyalah manusia
yang belajar aku juga masih belajar bagaimana
caranya untuk menyayangimu Aku belajar
bagaimana caranya untuk memaafkan. Aku
tidak pantas untuk memberimu hukuman dan
batasan. Aku tidak bisa melakukan itu pada
malaikat tak bersayapku”
7 Latar 15 “Tapi aku sudah banyak salahmu. Aku sudah Latar waktu
berkali-kali menyakitimu. Apa lagi aku tidak Dalam kutpan 15 mengambarkan
bisa memaafkan diriku sendiri kerena aku latar waktu malam hari.
sudah membuatmu menangis seperti ini.
“Katamu dalam percakapan malam-malam
denganku di telefon.”

16 “Malam hening ini kita berubah menjadi Latar suasana


malam panjang dengan obrolan tentang titik Dalam kutpan 16 mengambarkan
cahaya. Tentang cinta. Tentang kau dan aku” latar suasana malam yang hening
yang berubah menjadi malam
yang membahagiakan bagi
mereka karena dimalam itu
mereka telah berbaikan atas
kesalahpahaman yang terjadi.
17 “Sangat sedih ketika mendengar bahwa laki- Latar tempat
laki menawan di seberang pulau itu Dalam kutipan 17 mengambarkan
kebingungan. Dia bertanya-tanya tentang latar tempat dimana kedua orang
perasaannya pada orang lain bingung merasa kekasih ini adalah kekasih yang
sedang mengecewakanku, dan begitu pilu.” sedang menjalankan hubungan
jarak jauh dimana sang kekasih
berada di seberang pulau dengan
nya.

Anda mungkin juga menyukai