UNSUR INTRINSIK
1. TEMA
Selain itu tema percintaan ditunjukkan juga di dalam novel. Tokoh Eko dan Noni
yang merupakan sepasang kekasih.
"Kenalin, Nan. Ini cewek gua, Noni. Dan ini sahabatnya Noni...." (halaman 25
baris ke 9)
SINOPSIS
2. ALUR
Alur yang digunakan dalam novel Perahu Kertas adalah maju mundur. Dari awal
penulis menceritakan mulai dari pengenalan para tokoh dan latar belakang tokoh
kemudian dilanjutkan dengan pemunculan konflik konflik seperti Keenan dan
juga Kugy yang mulai merasa ada sesuatu yang berbeda pada masing masing
perasaannya dan ketika Keenan tau bahwa Kugy telah memiliki kekasih, Keenan
berusaha menghindar dari Kugy pada waktu itu.
Tapi baru sore ini Kugy merasakan adanyaalasan lain. Ia merasa dihindari oleh
Keenan. (halaman 58 baris ke 23)
Dalam waktu singkat, empat lukisan Keenan terjual sudah. Dibeli oleh empat
orang yang berbeda. Namun, kesemua-nya dibayar oleh satu orang yang sama:
Wanda. (halaman 115 baris ke 5)
Selain itu, diikuti pula konflik konflik lain seperti Kugy memutuskan hubunganya
dengan Joshua, konflik batin Keenan yang ingin memulai lembaran baru di rumah
Pak Wayan. Kedatangan Luhde, keponakan Pak Wayan yang menghibur
kesedihan Keenan karena ayahnya yang tidak mendukungnya serta Wanda yang
membohonginya.
Dengan kecewa dan berat hati ia pun mencoba untuk menerima kenyataannya
bahwa hati Kugy bukanlah untuk dia sesungguhnya walaupun Kugy menerima
cincin pemberiannya.Lalu ia pun meminta penjelasan dari Kugy dan memilih
untuk mengakhiri hubungan mereka. Dengan berat hati pula dan dengan perasaan
bersalah, Kugy pun rela melepas Rumi.
Setelah klimaks, munculah Karel, kakak tertua Kugy yang menasihatinya. Selama
di Ubud, Luhde pun merasakan hal yang sama dengan Rumi. Luhde pun
merasakan adanya keganjalan di dalam perasaannya. Ia merasakan bahwa cinta
Keenan itu bukan untuk dirinya sehingga ia pun berniat menyudahi hubungannya
dengan Keenan.
Pada bagian akhir, diceritakan bahwa Keenan telah menikah dengan Kugy. Tanpa
ada perpanjangan cerita bagaimana mereka bisa bertemu kembali setelah masing
masing dari mereka memutuskan untuk berpisah dengan kekasih mereka. Hal itu
menyebabkan cerita cerita sebelumnya terkesan diceritakan pada saat ini atau
terjadi pada waktu sekarang.
Seperti sebuah buku harian yang menceritakan kembali kisah kisah di masa lalu
dari awal sampai akhir secara runtut. Oleh karena itu, novel Perahu Kertas
menggunakan alur maju mundur.
3. PENOKOHAN
Novel inipun memiliki tokoh dan penokohan yang berbeda beda seperti Keenan,
Kugy, Eko, Noni, Ibu Lena, serta beberapa tokoh lainnya.
KUGY
Di dalam novel ini tokoh Kugy digambarkan sebagai seorang gadis remaja dengan
postur tubuh kecil yang percaya diri, periang, mudah bergaul dan energik dengan
penampilannya yang awut awutan dan terlihat sangat aneh, bahkan ia dijuluki
sebagai alien oleh temannya karena 'keanehannya' itu. Kugy sangat gemar sekali
menulis, entah itu cerpen ataupun dongeng. Ia juga merupakan tokoh yang
semangat dan ia sangat senang sekali berkhayal serta berimajinasi.
Kugy pun termasuk sosok yang populer di sekolah karena aktivitas dan
pergaulannya yang luas. Tapi Kugy berasal dari kutub yang berbeda. Kugy
dikenal dengan julukan Mother Alien. Ia dianggap duta besar dari semua makhluk
aneh di sekolah. (Halaman 28 baris ke 1)
KEENAN
Diam-diam ia mengamati kedua anak laki-lakinya yang terpaut jarak umur enam
tahun, dan menyadari berbeda keduanya. Jeroen yang ekstrover, atletis,
diplomatis, senang bergaul dan berorganisasi, adalah cetaka biru ayahnya.
Sementara Keenan yang introver, halus, tidak menyukai keramaian, dan lebih
senang menyendiri untuk melukis, adalah cetakan biru dirinya. (Halaman 15 baris
ke 19)
ADRI
Tokoh Adri pun disini berperan sebagai ayah Keenan. Ia sangat menginginkan
anakna kuliah di menejemen dan melanjutkan bisnis pribadinya kelak. Sikapnya
yang keras dan tegas sering mengakibatkan perselisihan antara ia dan Keenan. Di
lain sisi, Adri juga seorang penyayang.
"Oke. Kalau memang itu yang kamu mau, silakan." Suara Adri terdengar tegas
dan garang. "Mulai detik ini, saya berhenti membiayai kamu. Madirilah sana.
Silakan kamu rasakan sendiri hidup yang sebenarnya. Kamu urus diri kamu
sendiri. Saya tidak mau tahu lagi."
"Kamu bisa pulang kapan pun kamu mau. Percaya sama Mama. Papa kamu pasti
melunak. Di luarnya saja dia keras, tapi sebenarnya dia kehilangan sekali sama
kamu..." (halaman 190 baris ke 1)
EKO
Di dalam novel Perahu Kertas, Eko adalah kekasih Noni. Sikapnya yang lucu,
penyayang dan periang. Ia suka sekali menjahili Kugy.
Eko adalah sepupu Keenan yang sejak SMA bersekolah di Bandung dan kini
mereka akan berkuliah di kampus yang sama. Semasa keduanya masih SD,
sebelum Keenan berangkat ke Amsterdam, Keenan dan Eko bersahabat karib.
Baru sekarang lagi mereka akan bertemu setelah terpisah sekian lama. (halaman
16 baris ke 13)
IBU LENA
4. LATAR
Tempat
Banyak sekali latar tempat di dalam novel Perahu Kertas. Salah satunya adalah
Warteg Pemadam Kelaparan. Warung ini adalah warung nasi yang dindingnya
terbuat dari bambu. Terdapat pisang susu yang digantung. Warung ini terletak di
dekat kampus, Kugy dan Keenan gemar makan disini karena makanannya murah.
Selain Warteg, terdapat banyak latar tempat yang lain yaitu rumah Pak Wayan,
Galeri Waskita. Amsterdam juga menjadi latar tempat dalam novel itu walaupun
hanya sekali. Pada bagian permulaan novel, cerita Perahu Kertas dimulai dengan
Keenan yang akan pulang ke Indonesia. Ia telah 6 tahun tinggal di Amsterdam.
Tidak ada alasan untuk meninggalkan Amsterdam pada musim panas. (halaman 1
baris ke 1)
Sebuah kali di dekat rumah Kugy pun juga menjadi latar tempat dalam novel ini.
Dua belokan dari rumah Kugy, ada sebuah kali. Meski berair cokelat, arus kali itu
mengalir lancar dan tidak mampat seperti kebanyakan kali di Kota Jakarta.
(halaman 12 baris ke 19)
Kamar kost Kugy juga adalah bukti dari latar tempat pada novel Perahu Kertas .
Di dalamnya terdapat frasa 'meringkuk di kasur sepanjang sore' yang
menunjukkan bahwa Kugy sedang berada di kamar dan ia tidur. Karena ia adalah
seorang mahasiswa dan kuliah jauh dari rumahnya, maka kamar yang ia tempati
untuk tidur itu adalah kamar kostnya.
Tidak ada yang lebih dahsyat faripada gabungan gerimis hujan di luar dan selimut
hangat di dalam kamar. Demikian prinsip Kugy. Meringkuk di tempat tidur
sepanjang sore sambil bermimpi indah adalah misinya sore itu. (Halaman 17 baris
ke 9)
Latar tempat Stasiun di bandung. Dibuktikan dalam novel melalui diskripsi oleh
penulis yang menggambarkan sebuah stasiun dengan penuh sesak penumpang.
Lautan penumpang kereta api telah melewati tiga sekawan itu sejak sepuluh menit
yang lalu, tapi mereka juga belum juga menemukan objek jemputannya. Noni dan
Kugy sudah mulai resah. (halaman 20 baris ke 3)
Waktu
Latar waktu dalam novel Perahu Kertas karya dee ini mendominasi waktu – waktu
malam minggu atau midnight dan sore sepulang kuliah. Seperti halnya ketika
Kugy meringkuk dengan selimut sambil bermimpi indah yang merupakan misi
sorenya
Tidak ada yang lebih dahsyat daripada gabungan gerimis hujan di luar dan selimut
hangat di dalam kamar. Demikian prinsip Kugy. Meringkuk di tempat tidur
sepanjang sore sambil bermimpi indah adalah misinya sore itu. Sayangnya,
Adapun latar waktu ketika geng midnight memiliki kebiasaan rutin untuk
menonton bioskop yang dibantu oleh orang dalam yaitu mas itok.
Pria berkacamata itu sudah siaga berdiri dengan empat tiket bioskop di tangan.
Ada beberapa helai tiket lagi tersimpan di kantong belakang kiri dan kanan. Ini
sudah menjadi pekerjaan tetapnya hampir setiap malam Minggu (halaman 97 baris
ke 1)
Suasana
Latar suasana dalam novel Perahu Kertas karya Dee ini sangat beragam, suasana
baper,tawa,sedih,bahagia dan bisu pun mewarnai novel ini. Diantaranya suasana
terjengahkan ketika Kugy dan Keenan sedang membahas planet yang bernama
REALITAS
Keduanya membisu, cukup lama hingga suasana di kamar itu terasa tenjengahkan.
(halaman 38 baris ke 10)
Adapun suasana semarak di meja makan yang mewarnai novel Perahu Kertas
karya Dee ini.
Meja makan dengan empat kursi itu baru diisi tiga orang, satu kursi masih kosong.
Meski hanya bertiga, suasana di meja makan itu terasa semarak. Dua bersaudara
laki-laki itu mengobrol tanpa henti seolah sudah tahunan tak bertemu (halaman 65
baris ke 2)
5. AMANAT
Hati itu dicintai bukan mencintai, hati tidak pernah memilih namun dipilih
“Saya belajar dari kisah hidup seseorang. Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih.
Jadi, kalau Keenan bilang, Keenan telah memilih saya, selamanya Keenan tidak
akan pernah tulus mencintai saya. Karena hati tidak perlu memilih. Ia se-lalu tahu
Terkadang, tidak semua yang kita cita – citakan harus terwujud. Terkadang, kita
harus sadar apa yang sudah ada dan kita miliki.
6. SUDUT PANDANG
Sudut pandang yang diceritakan di dalam novel ini menggunakan sudut pandang
orang ketiga serba tahu. Pengarang menceritakan semua kejadian dengan
pengetahuannya tentang tokoh dalam novel Perahu Kertas. Pengarang sebagai
orang ketiga karena pengarang tidak menyebut 'aku' sebagai tokoh, melainkan
menyebut nama masing masing tokoh dalam novel Perahu Kertas.
Untuk kesekian kalinya, Keenan membolak-balik buku tulis itu dengan resah.
Semua halaman sudah habis ia baca, bahkan berkali-kali dan tak terhitung lagi.
(halaman 278 baris ke 4)
Dalam penggalan paragraf di atas, Keenan tidak mengatakan keresahannya dalam
dialognya seperti "Aku resah dan guhdah", tetapi pengarang langsung
menceritakan dalam kalimat yang menyatakan bahwa Keenan sedang resah
dengan membolak balikkan halaman sebuah buku tulis.
7. GAYA KEBAHASAAN
Ringan, mudah dipahami tapi mengena. Dee merancang novel Perahu Kertas ini
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami namun mengena bagi para
pembacanya.
PERBANDINGAN
Asoisiasi / Simile
Merenungi kata demi kata yang menusuknya bagai hunusan pedang es.
Menyakitkan sekaligus membekukan. Membuatnya bungkam tanpa bisa melawan.
(halaman 54 baris ke 33)
Noni juga orang yang paling repot, persis seperti panitia penyambutan di
kampung yang mau kedatangan pejabat tinggi (halaman 6 baris ke 4)
Metafora
“Non, berhubung kamar kita bakal sebelahan setidaknya dalam empat tahun ke
depan, gua jelaskan satu aturan yang sangat penting, oke. Tidur siang adalah
momen sakral buat gua (halaman 17 baris ke 29)
Dan selama ini, ia telah memelihara sebuah cinta pada kenangan, pada wujud
yang tak lebih dari bayangan, sekalipun Kugy adalah bayangan terindah yang
pernah hidup dalam hatinya.(halaman 226 baris ke 22)
Personifikasi
Alegori / Pepatah
PERTENTANGAN
Hiperbola
Dua ribu lebih hari berlalu dan Keenan merasa enam tahun sesingkat kedipan
mata. (halaman 3 baris ke 1)
Litotes
Sinisme
“Ini namanya! Dia masuk!” istrinya berseru dengan suara tercekat sambil
menunjuk satu nama. (halaman 11 baris ke 17)
UNSUR EKSTRINSIK
Pengarang novel Perahu Kertas ialah bernama Dewi Lestari, yang biasa dipanggil
Dee. Ia lahir di Bandung, 20 Januari 1976. Novel Perahu Kertas ini sudah lebih
dulu dilansir dalam versi digital (WAP) pada April 2008 dan kini diterbitkan atas
kerjasama antara Truedee Books dan Bentang Pustaka.
Kecintaan Dee pada format cerbungg dan komik drama serial telah
menginspirasinya untuk menuliskan cerita ini. Nilai sosial terkandung di
dalamnya yaitu kehidupan mahasiswa yang lebih sering memilih makanan yang
murah daripada yang mahal.
Perahu Kertas adalah karya Dee yang keenam sesudah Supernova. Cerita Perahu
Kertas mampu menceritakan cerita kehidupan remaja yang asik, menarik, segar,
dan lebih terkesan santai. Cerita tersebut sangat relevan dengan kehidupan remaja
sekarang. Cerita cerita dikisahkan dengan santai dan unik.