Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS NOVEL

1. Identitas novel:
a. Judul : PEKA
b. Pengarang : Ida Ayu Saraswati
c. Penerbit : Grasindo ( PT. Gramedia Widiasrama Indonesia )
d. Jumlah halaman : 330 Halaman

2. Sinopsis
Satu ketika ia bercerita kepada Vanya yang ia anggap sebagai sahabatnya bahwa Zio
sangat tidak suka bahkan benci dengan hujan karena pada saat hujan sosok perempuan
yang disayanginya pergi tanpa sebab dan meninggalkannya tanpa alasan apapun. Tetapi
berbeda halnya dengan Vanya yang menyukai hujan karena hujan mengingatkan
kenangan yang dulu dan ketika hujan juga terdapat alunan gemercik yang menenangkan
hatinya, bahkan hujan dapat menyembunyikan kita ketika terluka dan menangis. Hingga
akhirnya Vanya memberi pengertian kepada Zio mengenai keistimewaan hujan dan
membujuknya untuk menyukai hujan. Akhirnya Hari demi hari berlalu dan akhirnya
Vanesa mengetahui sendiri bagaimana perasan dari kakaknya. Kakaknya ternyata
memendam perasaan terhadap Zio sejak dulu, yaitu sejak kelas 10 SMA. Karena rasa
bersalahnya, ia memberi tahu kepada Zio bahkan membujuk Zio untuk peka terhadap
perasaan yang dialami Vanya sejak lama. Menurutnya kakaknya itu baik sehingga ia
berhak bahagia bersama Zio. Dalam hal ini Vanesa sendiri berusaha pelan pelan untuk
melupakan perasaannya terhadap Zio karena kakaknya sudah banyak memendam
daripada Vanesa. Namun, lagi lagi Anggun dan gengnya membuat Vanya, Zio dan
sahabatnya pusing karena sikapnya yang absurd. Waktu demi waktu berlalu akhirnya Zio
memutuskan bahwa pilihannya yang dicari selama ini adalah Vanya dan bukan Vanesa.
Akhirnya sekarang mereka menjadi sepasang kekasih yang saling menjaga, baik rasa,
kepercayaan maupun komitmen.

3. Unsur-unsur intrinsik novel:


a. Tema : Romance, Persahabatan
b. Tokoh dan penokohan (watak)
1) Nama tokoh : Dingin (watak)
( Zio ) a) penggambaran watak secara analitik
Kutipan kalimat
Zio si cowo dingin yang mendapatkan julukan unik dan
lumayan Panjang manusia es tampan
b) penggambaran watak secara dramatik (cara dialog)
Kutipan kalimat
“Butuh tumpangan?” tanya zio dengan dingin
: Tidak Peka (watak)
a) penggambaran watak secara analitik
Kutipan kalimat
Jadi cowo tuh harus peka, siap dan siaga
b) penggambaran watak secara dramatik (cara dialog)
Kutipan kalimat
“Zio itu kenapa ya susah peka, ya?”

2) Nama tokoh : Percaya Diri (watak)


( Vanya ) a) penggambaran watak secara analitik
Kutipan kalimat
Vanya akan melakukannya. Dia yakin dirinya pasti bisa
b) penggambaran watak secara dramatik (cara dialog)
Kutipan kalimat
“ Kalau gue samperin, lo gimana dong?”
: Berani (watak)
a) penggambaran watak secara analitik
Kutipan kalimat
Anggun benar-benar kehabisan kata-kata ini baru pertama
kali adik tingkat berani melawan perkataanya
b) penggambaran watak secara dramatik (cara paragraf.)
Kutipan kalimat
“ Ko lucu sih? Kenapa kakak berasumsi kalau zio
punyanya kakak, ya? Memang sudah jadian saya cukup tau
diri. Saya juga ngga mungkin mendekati orang yang sudah
punya pacar. Tapi, disini kak anggun sama dengan saya
bukan siapa-siapa nya zio kalo suka ya suka mau berjuang
ya silahkan saya nggak ngelarang saya juga ngggak mau
cari saingan. Permisi dan terima kasih karena sudah
luangkan waktunya untuk’ mengobrol’dengan saya melalui
cara yang tidak etis seperti ini” ujar vanya Panjang lebar.
3) Nama tokoh : Sombong ( Watak)
( Anggun )
a. Penggambaran secara analitik
Anggun berjalan dengan sombongnya sambal menatap
sinis vanya.
b. Pengambaran watak secara dramatic
“ Cih mental tempe sosoan berjuang buat cowo
sedingin zio. Palingan di tatap juga udah melempem.”
4) Gissa : Iseng, jail, usil ( Watak)
a) Penggambaran watak secara analitik
“ Gissa dengan usilnya meledek vanya.”
b) Penggambaran watak secara dramatik
“Hmmm, pantesan gue di kacangin. Ternyata
ada manusia es toh. Udah sana, samperin van!
Tunggu apa lagi?”

5) Hendrick : Pendendam ( Watak )


c) Penggambaran watak secara analitik
Hendrick mengancam aku supaya putus hubungan
dengan dengan zio alasannya ini semua ka Hendrick
lakukan untuk membalaskan dendammnya
dino.Sepupunya yang benci dengan zio.
b) Penggambaran watak secara dramatik
“ Kalau tuh cewe bernasib sama kaay dia gimana
ya? seru kayaknya.” Celetuk hendrick

c. Alur
1) Alur maju
Urutan peristiwa
a) Pengenalan situasi cerita (orientasi)
Bertemunya vanya dengan zio. Vanya bertemu denga zio di pinggir jalan
disaat mobil vanya mogok
b) Pengungkapan peristiwa
Zio mulai membuka hati pada vanya, karena zio tahu vanya menyukai dirinya
dan berani mengungkapkan perasaannya lewat sikap perhatiannya
c) Menuju konflik (rising action)
Vanya dan zio mulai dekat dan menjadi sahabat dan zio mempunyai satu
masalah yang belum bisa ia ceritakan kepada vanya, karena masalah itu
menyangkut adiknya yaitu vanesa
d) Puncak konflik (turning point)
Vanya kecewa kepada zio karena dia telah membohongi vanya dia tidakk
memberitahu bahwa adiknya adalah mantan kekasihnya. Vanya mulai
menjauh dari zio karena dia merasa bersalah pada adiknya, karena adiknya
berhak bahagia
e) Penyelesaian (resolusi)
Vanya dan vanesa mulai menceritakan kesalahpahaman salasan vanesa putus
dengan zio. Setelah beberapa waktu vanya dan zio mulai berbaikan. Zio diam-
diam membuat surpise untuk mengungkapkan perasaanya pada vanya di
rooftop. Akhirnya merekapun berpacaran dan Bahagia
f) Koda
(Tidak ada)
2) Alur mundur
Urutan peristiwa sesuai dengan yang ada dalam novel)
 “ Dulu aja waktu SMA pengen cepet-cepet kuliah dan giliran kuliah
pengen cepet-cepet kerja.”
 Dulu mereka satu geng dengan zio, Vivian dan alexa.
 Tiga tahun berlalu sekarang vanya satu kampus dengan alexa.
d. Latar (setting)
1) Latar waktu :
 Pagi
“ Mungkin vanya akan menetapkan hari ini sebagai hari tersialnya karena
sejak tadi pagi dirinya mengalami serangkaian kejadian penuh kesialan.”
 Malam
“ Lo jadi lawan gue malam ini”, ujarnya dan zio hanya menjawab dengan
menganggukan santai. Tapi, kata vigo orang itu ngotot ingin balapan
dengannya malam ini.”
 Sore hari
Sore hari di hari minggu mereka kompak mengadakan acara bakti sosial

2) Latar tempat :
 Pinggir jalan
Tidak sempat sarapan karena kesiangan dan takut terlambat pada hari
pertmanya sebagai mahasiswa barubangun kesiangan karena tidak bisa tidur
dan mobilnya mogok dipinggir jalan.
 Rooftop
Baru setelahnya ia pun melangkahkan kakinya menuju rooftop lantai fakultas
ekonomi.
 Kelas
“ Belum masuk kelas?” tanya vanya mencoba mengukir senyum.
 Kamar
Matanya menatap ke langit-langit kamar seakan menerawang kejadian di
masa lalu Bersama dia.
 Kafe
Sebenarnya di kompleks perumahannya ada kafe tapi tidak terlalu ramai
sehingga zio memilih mencari kafe lain.
3) Latar suasana :
 Bingung
“Lo pasti bingungkan kenapa zio bisa benci sama hujan?” tanya gisa
 Senang
“Keren, keren, lo belajar darimana?” vanya berusaha terlihat senang dan biasa
saja walaupun dalam hati berteriak saking senangnya
 Marah
Dia ingin marah, ingin berteriak, ingin melampiaskan semuanya yang
membuat dadanya sesak
 Kecewa
“ Gue kecewa sama lo.” Tugas vanya memotong perdebatan zio sambal
mengusap kedua pipinya
 Sedih
Zio tidak mau membuat vanya jadi semakin sedih karena ini sudah cukup,
mau tidak mau zio harus menerima konseksuensinya
4) Latar sosial
 Vanya berjalan beriringan Bersama gissa menuju kantin. Sepanjang
perjalanan menujun kantin, gissa banyak bercerita dan mereka sesekali
tertawa akan hal lucu yang di ceritakan. Lalu, langkah vanya terhenti saat
kedua maniknya menangkap suatu objek yang menjadi titik fokusnya.
 Ketika tangan vanya dicengkram oleh preman-preman yang
mengganggunya tiba-tiba ada seseorang yang menyelamatkannya tidak
lain itu adalah zio.
5) Sudut pandang (point of view)
(Sudut pandang orang ke-3)
 Vanya mati-matian menahan rasa gugupnya karena hari ini dia berangkat
Bersama zio
 Ada juga yang tidak bisa ikut hadir Bersama mereka
 (nama tokoh) vanya membanting pintu mobil hingga menimbulkan
dentuman yang membuat pejalan kaki menoleh kearah dengan tatapan
bingung
 Sampai-sampai, dia tidak tahu kalau dibelakang dirinya ada seseorang
yang cukup dia tahu.
e. Amanat
1) (Jangan menyerah)
“selama tanganmu masih diberi kekuatan untuk menggerakan pena diatas kerts
atau keyboard laptop,jangan berhenti bernulis. Jadikan menulis sebagai pengaruh
nafasmu yang akan terus kamu lakukan disaat apapun itu. Karena dengan menulis,
kenangan itu akan abadi. Tulisan tidak seperti ingatan yang mudah terlupakan tetap
menulis sebagai kamu bisa dan mampu.”

f. Gaya bahasa
1. Bagaimana gaya pengarang bercerita?
Gaya Bahasa yang digunakan pengarang yaitu tidak terlalu baku dan
menggunakan Bahasa yang gaul sehingga ceritanya mudah dimengerti.
2. Majas apa saja yang ada dalam novel?
 Majas Perbandingan (Hiperbol)
Sebenarnya kebahagiaan seseorang yang sedang dimabuk cinta iti sangat
melambung tinggi keangkasa.
 Majas Pertentangan (Litotes)
“ga usah deh. Bentar lagi juga sampai lo duluan aja.”
 Majas Pertentangan (Anitesis)
Perempuan itu tidak seharusnya berjuang duluan untuk laki-laki yang dia
sukai karena kodratnya perempuan itu dikejar dan laki-laki itu mengejar.
 Majas Penegasan (Retorika)
“siapa memang yang mau memiliki tingkat kepekaan rendah?”
 Majas Sindiran (Sarkasme)
“ya, tuhan, bener-bener minta ampun gue sama dosen yang tadi gue belum
catet semua yang dia ucapin, kayaknya cocok buat jadi rapper profesional
“ kata gissa
4. Nilai-nilai yang ada dalam novel
a. Nilai moral :
 Tolong menolong
“ ini mama mau minta tolong beliin bahan-bahan buat kue ya azka masih
belum pulang latihan futsal.”

b. Nilai budaya :
 Sopan santun
Seteah vanya berbicara kepada anggun ia langsung berjalan ke depan
anggun sambil membongkokan badan
c. Nilai agama :
 Percaya kepada tuhan
Vanya akan berjuang melakukan yang terbaik masalah endingnya nanti kit
aitu urusan tuhan yang mengatur jalan hidup manusia akan berjodoh
dengan siapa

d. Nilai sosial :
 Berkawan
Vanya berjalan beriringan Bersama gissa menuju kantin. Sepanjang
perjalanan menujun kantin, gissa banyak bercerita dan mereka sesekali
tertawa akan hal lucu yang di ceritakan. Lalu, langkah vanya terhenti saat
kedua maniknya menangkap suatu objek yang menjadi titik fokusnya.

e. Nilai estetis :
 Romantis
Karena pasangan itu memang harus cari yang pas agar bisa menyatukan
angan tidak pas hanya akan menjadi angan-angan saja.

5. Pandangan pengarang terhadap kehidupan dalam novel


Pandangan pengarang terhadap novel ini pengarang menghadirkan tokoh vanya dalam
novel “PEKA” mencerminkan tokoh yang pemberani, percaya diri, blak-blakan.
Walaupun vanya hidup di lingkungan agama yang berbeda, yaitu agama Kristen.
Kemudian pengarang juga menghadirkan cerminan toleransi dan jiwa sosial. Penulis
mulai menulis novel karena dulu dia adalah comate garis keras. Karena itulah dia menulis
di sebuah buku kosong dengan genre fanfiction teman-temannya mengatakan kalau
tulisannya itu bagus sehingga dia baru aktif menulis sekitar kelas 8 dan 9 SMP hingga
saat ini.

6. Bagaimana tanggapan kelompok Anda terhadap isi novel?


Tanggapan kelompok kami terhadap isi novel sangat mengapresiasi mulai dari alur, jalan
ceritanya dari awal sampai akhir sangat seru dan bisa menggugah perasaan pembacanya
sehingga tidak bosan membacanya. Novel ini cocok di baca oleh kalangan anak-anak
remaja, karena novel ini mengisahkan romance.

Selamat belajar!

Anda mungkin juga menyukai