Anda di halaman 1dari 10

Serigala Kurus dan Anjing Penjaga yang Gemuk

Ada seekor serigala yang tinggal di hutan. Badannya kurus kering tinggal tulang belulang. Suatu
hari saat berjalan di hutan, serigala bertemu dengan seekor anjing yang besar dan gemuk. Anjing
itu tinggal di rumah orang kaya sebagai anjing penjaga. Serigala berpikir hidup anjing itu tampak
menyenangkan sekali.

Setiap hari, majikan pemilik anjing itu memberinya makanan yang banyak dan enak-enak. Wah,
serigala jadi iri ingin menjadi seperti anjing itu. Namun, anehnya. Tiba-tiba, serigala itu
mengurungkan niatnya. Aku lihat kamu memakai ikatan di leher,” kata serigala sambil
memperhatikan ikatan yang ada di leher anjing.

“Pasti majikanmu sering mengikatmu ya?? tanya serigala menerka. Kalau seperti itu
kondisinya,” lanjut serigala kemudian. “Aku lebih baik kelaparan dan kesusahan mencari makan
seperti saat ini,” kata serigala menegaskan pada anjing. “Daripada hidupku terkekang dan tidak
ada kebebasan seperti engkau, tambah serigala dengan penuh keyakinan sambil pergi
meninggalkan anjing.

Pesan Moral:

Selalu bersyukur, karena setiap makhluk memiliki kelebihan dan kekurangan.


Rusa yang Membenci Kakinya yang Ramping

Sang rusa sangat bangga dengan tanduknya yang indah dan membenci kakinya yang kurus
tinggi. Maka hari itu, sang rusa berniat untuk mencari hewan yang bisa mengubah keempat
kakinya jadi lebih gemuk. Namun, saat sang rusa asyik berjalan ke tengah hutan. Tiba-tiba, sang
rusa mendengar ada beberapa anjing pemburu datang mengejarnya.

Maka, tanpa memikirkan apapun lagi. Sang rusa langsung berlari sekencang mungkin ke tengah
hutan untuk menyelamatkan diri. Sang rusa menerobos hutan lebat dengan semak belukar dan
pohon-pohon rindang. Karena ketakutan dan kurang memperhatikan jalan, tiba-tiba…. Duk!
Tanduk sang rusa yang indah itu tersangkut batang-batang pohon.

Uh, sang rusa mencoba untuk melepaskan tanduknya. Tapi…ufh! Susah juga. Sementara anjing-
anjing pemburu sudah semakin dekat. Di saat genting seperti itu, sang rusa mengambil ancang-
ancang. Satu… dua… tiga…. Lalu, dengan hentakkan keras kakinya. Tanduk sang rusa yang
tersangkut batang pohon langsung bisa terlepas! Dengan keempat kaki sang rusa yang ramping
itu, maka ia pun berlari sekencang mungkin.

Dan… akhirnya selamat dari kejaran anjing pemburu. Ah… leganya. Setelah kejadian itu, sang
rusa baru sadar. Ternyata, kakiku yang selama ini kusepelekan, malah yang menyelamatkanku.”
“Sebaliknya, tandukku yang selama ini selalu kubanggakan.” “Malah hampir saja
mencelakakanku….? Maka sejak itu, sang rusa pun tidak lagi mempersoalkan bentuk kakinya
lagi.

Pesan Moral:

Selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki.


Tipuan Suara Rubah

Suatu hari, seorang peternak mencari hewan yang bersedia menggembalakan domba dombanya.
Di jalan, ia bertemu dengan seekor beruang yang menawarkan diri untuk menjadi
penggembalanya. Namun, peternak itu menolaknya karena suara beruang sangat buruk. Di
tempat lain, ia bertemu dengan serigala yang bersedia menjadi gembalanya.

Namun, lagi-lagi tak diterimanya karena suara serigala parau. Di tempat lain, barulah ia bertemu
dengan seekor rubah. Karena bersuara merdu, peternak pun menerimanya sebagai penggembala
domba dombanya. Namun, suara merdu rubah itu tidak menjadi jaminan. Si rubah sangat culas
dan tak bisa dipercaya.

Setiap hari selama menggembalakan domba peternak, ia memangsa domba peternak satu-
persatu. Sehingga akhirnya dalam sebulan, semua domba-domba peternak itu habis dimakannya.
(Tamat)

Pesan Moral:

Jangan sembarang dan mudah percaya memilih orang.


Tak Pernah ke Laut

Ada seekor serigala yang belum pernah melihat laut. Kebetulan saat itu ia bertemu dengan
seekor rubah yang tinggal di dekat pantai. Wah, laut itu amat luas dan indah ya! seru serigala
takjub. Bolehkah aku masuk ke dalamnya?? tanya serigala. Ya, terserah kamu, jawab rubah,
Kalau kamu pandai berenang dan menyelam, kamu bisa masuk ke dalamnya.

Pemandangan di dalam laut sangat indah dan banyak dihuni ikan warna-warni. Serigala tak bisa
berenang dan menyelam. Namun karena kebodohannya, serigala memaksakan diri berenang ke
dalam laut. Rubah tak bisa mencegahnya. Serigala kemudian digulung ombak dan tak bisa lagi
kembali ke darat. (Tamat)

Pesan Moral:

Jangan memaksakan diri jika tak punya kemampuan dan ilmunya.


5. Tugas Baru Ayam Jago

Saat musim kemarau, para hewan kesulitan mencari air minum. Sungai, kolam, dan sumber air
lainnya mengalami kekeringan. Para hewan kemudian sepakat untuk menggali sebuah sumur.

Semua hewan bekerja keras bergotong-royong menggali sumur. Hanya ayam jantan pemalas saja
yang tidak ikut bekerja. Ia malah terus mengejek mereka. Pekerjaan yang sia-sia! Mana mungkin
ada air di dalam tanah setandus begini??

Setelah beberapa hari, sumur yang digali para hewan akhirnya mengeluarkan air juga. Wah, para
hewan pun dengan bersuka-cita mengambil air untuk minum sepuasnya. Karena haus, si ayam
jantan pun ingin ikut-ikutan minum dari air sumur itu. Tapi para hewan mencegahnya. Engkau
tidak pernah ikut bekerja dan malah terus-menerus mengejek kami.

Dengan mengiba si ayam jantan berkata. Tolong izinkan aku minum dari sumur ini ya….? Si
gajah mengusulkan. Engkau boleh minum air di sumur ini. Tapi syaratnya, engkau harus bangun
lebih pagi. Soalnya engkau harus membangunkan semua hewan di hutan ini. Maka sejak itulah si
ayam jantan selalu bangun sebelum matahari terbit.

Dia langsung berkokok membangunkan semua penghuni hutan. Suaranya keras dan panjang.
Kukuruyuuuuk! Bangunlah semua penghuni hutan! Sampai sekarang si ayam jantan pun
bertugas membangunkan para hewan dan juga manusia setiap pagi.

Pesan Moral:

Jangan pernah menyerah dan hadapi dengan tegar.


6. Tikus Hewan yang Paling Beruntung di Dunia

Suatu hari, tikus berseru di depan hewan-hewan ternak. Akulah hewan paling beruntung di
dunia,” kata tikus. “Untuk makan, aku tak perlu bekerja dulu membantu petani,” jelas tikus.
“Padahal sapi dan ayam harus menghasilkan telur dan susu dulu agar kalian mendapat makanan
setiap hari,” sambung tikus sambil melihat ke arah sapi dan ayam.

“Selain itu, di akhir hidupku aku tak perlu menyerahkan dagingku,” tegas tikus sambil tersenyum
puas. “Padahal ayam dan sapi harus mati dipotong petani untuk diambil dagingnya oleh
petani….? tambah tikus dengan bangga. Namun, beberapa hari kemudian. Para hewan di
peternakan melihat tikus berlari-lari ketakutan.

Tikus melihat ada jebakan tikus di halaman rumah petani. Tolooong! Tolooong!? teriak tikus
berteriak-teriak ketakutan sambil lari kencang. Makanya, kamu jangan merasa diri paling
beruntung,” kata induk ayam. “Nyatanya hidupmu selalu dihantui ketakutan dan kematian!? seru
sapi menertawakan tikus. Karena kau sering mencuri makanan, maka kau menjadi hewan paling
dicari petani untuk dibunuh….? seru sapi menambahkan.

Pesan Moral:

Hindari sifat sombong dan angkuh


7. Putri Candra Kirana menjadi Keong Mas

Di sebuah kerajaan, hidup dua putri kakak beradik. Putri Dewi Galuh Ajeng dan adiknya, Putri
Candra Kirana. Putri Dewi Galuh Ajeng menaruh cemburu pada Putri Candra Kirana. Putri
Candra Kirana akan bertunangan dengan Raden Inu Kertapati dari kerajaan tetangga. Padahal
Putri Dewi Galuh Ajeng sangat menaruh hati pada Raden Inu Kertapati.

Karena kekesalan pada Putri Candra Kirana sudah memuncak, Putri Dewi Galuh Ajeng
kemudian memanggil seorang penyihir. Putri Dewi Galuh Ajeng lalu menyuruh penyihir untuk
menyihir Putri Candra Kirana menjadi seekor keong mas. Setelah Putri Candra Kirana menjadi
keong mas, lalu penyihir membuang keong mas itu ke laut.

Putri Candra Kirana masih bernasib baik. Seorang nenek kemudian menemukan keong mas
penjelmaan Putri Candra Kirana itu. Lalu nenek itu membawa keong mas ke rumahnya. Ternyata
sihir itu baru akan hilang, jika Putri Candra Kirana bertemu dengan Raden Inu Kertapati. Setelah
lama mencari-cari, akhirnya Raden Inu bertemu dengan keong mas di rumah nenek itu.

Maka, keong mas pun seketika berubah menjadi Putri Candra Kirana kembali. Selang beberapa
waktu, Putri Candra Kirana pun kemudian menikah dengan Raden Inu Kertapati. Sementara itu,
karena malu dengan kejahatannya, Putri Dewi Galuh Ajeng melarikan diri ke hutan dan
ditemukan tewas setelah terjatuh ke dalam jurang.

Pesan Moral:

Jadilah seseorang sebaik mungkin dan tidak merugikan orang lain.


8. Kerbau dan Raja Semut yang Tamak

Ada raja semut yang tamak. Setiap hari, raja semut menyuruh prajuritnya mencari makanan yang
besar dan banyak. Pagi-pagi, datang semut prajurit pertama melapor. Semut prajurit pertama
menemukan seekor bangkai lalat di lapang. Lalat terlalu kecil. Tidak akan mengenyangkan.
Tidak usah ke sana! kata raja semut sama sekali tidak menanggapi laporan semut prajurit
pertama.

Siangnya, datang prajurit semut kedua melapor. Prajurit semut kedua itu melihat ada seekor
bangkai capung di kebun. Capung masih kecil. Tidak akan mengenyangkan. Tidak usah pergi,
kata raja masih belum tertarik dengan laporan prajurit semut kedua. Barulah pada sore hari,
datang prajurit semut ketiga.

Prajurit semut ketiga melapor pada raja semut jika ia melihat ada bangkai kerbau di dekat sawah.
Maka dengan gembira raja semut berseru, Ayo, saatnya kita mencari makan. Bangkai kerbau
bisa mengenyangkan kita semua! Namun, ternyata semut prajurit ketiga itu keliru dengan
penglihatannya.

Kerbau yang dikiranya sudah mati itu ternyata masih hidup. Namun, terlambat. Para semut sudah
terlanjur mengerubungi bangkai kerbau yang tergeletak di atas rumput. Sang kerbau saat itu
sedang berbaring istirahat setelah seharian bekerja. Karena sekujur tubuhnya banyak dikerubungi
semut.

Maka kerbau pun langsung lari dan melompat ke dalam sungai. Para semut tidak sempat
melarikan diri dari tubuh kerbau. Sehingga prajurit semut pun banyak yang hanyut dan mati
terbawa arus sungai. Sang raja semut sedih. Raja semut kini menyesal karena terlalu serakah dan
kurang perhitungan.

Pesan Moral:

Carilah sesuatu secukupnya dan tidak serakah.


9. Burung Bayan Diangkat Jadi Raja

Ada seekor burung yang pintar mendongeng. Burung bayan namanya. Raja pun mengundang
burung bayan bercerita di istana. Baiklah, aku akan mendongeng. Asalkan selesai mendongeng,
engkau harus memberikan sekantong emas, makanan, dan minuman, kata burung bayan sebelum
bercerita.

Burung bayan tahu kalau raja itu sudah lama berbuat kejam pada rakyatnya. Rakyatnya banyak
yang hidup miskin dan kesusahan. Raja dan keluarganya terpesona mendengarkan burung Bayan
bercerita. Sehingga jika burung Bayan selesai bercerita dan memberi hadiah, sang raja akan
kembali menyuruhnya bercerita dengan dongeng yang baru.

Selama seminggu, burung Bayan terus bercerita sehingga ia pun menerima banyak hadiah dari
raja. Uang, emas, dan makanan itu lalu dibagikan kepada rakyat miskin negeri itu. Lama-lama
harta kekayaan raja itu pun habis tak bersisa karena terus-menerus dipakai membayar burung
Bayan bercerita. Saat raja itu jatuh miskin, maka rakyat pun kemudian berani menggulingkan
raja itu dan menggantinya dengan burung bayan yang pintar dan sangat sayang pada rakyatnya.

Pesan Moral:

Jadilah pemimpin yang adil dan mencintai rakyatnya.


10.Tuli Pembawa Keberuntungan Kiki Katak

Suatu hari, Kaka dan Kiki katak terjatuh ke dalam sebuah lubang yang dalam. Kaka dan Kiki
berusaha naik ke atas lubang. Kaka dan Kiki melompat-lompat ke atas. Namun, lompatan Kaka
dan Kiki masih gagal mencapai atas lubang. Teman-teman katak tak ada yang mau menolong
Kaka dan Kiki. Teman-teman katak malah mencemooh Kaka dan Kiki.

Kalian takkan bisa melompat ke atas! Menyerah saja! Semua katak yang pernah jatuh ke dalam
lubang ini tak pernah ada yang selamat! Kaka katak terpengaruh dengan seruan dan cemoohan
teman-temannya. Saat melompat ke atas, Kaka terpeleset jatuh dan sungguh malang! Kaka katak
akhirnya mati.

Sementara Kiki katak terus-menerus melompat-lompat ke atas. Tidak pernah menyerah. Kiki
katak seperti tak terpengaruh dengan cemoohan teman-temannya. Akhirnya, setelah berkali-kali
melompat. Aha…. Kiki katak pun berhasil mencapai atas lubang dengan selamat. Para katak
heran dengan kehebatan Kiki katak. Apa kamu tidak mendengar cemoohan kami tadi?? Ternyata,
Kiki katak itu tuli. Jadi, dari tadi Kiki katak sama sekali tak mendengar cemoohan teman-teman
katak.

Pesan Moral:

Jangan pernah meremehkan seseorang atau sesuatu yang terlihat kecil dengan cemoohan.

Anda mungkin juga menyukai