Anda di halaman 1dari 4

1.

Balas Budi Seekor Semut


Suatu hari di derasnya aliran sungai, terlihat seekor semut yang tak sengaja jatuh terpeleset ke
dalamnya. Semut berteriak sekencang mungkin dan meminta pertolongan.

"Tolong... Tolong! Aku tidak bisa keluar dari sungai," kata si semut.

Dari kejauhan, seekor burung merpati yang melintas melihat kejadian itu dan terbang
menghampiri semut. Merpati menghampirinya sambil membawa sehelai daun untuk menolong
semut keluar dari derasnya air sungai.

"Tenang semut! Aku akan menolongmu, tangkap daun ini," kata burung merpati kepada semut.

Semut pun selamat dari kejadian yang menimpanya. Tak lupa semut mengucapkan terima kasih
kepada burung merpati karena telah menolongnya.

"Terima kasih banyak burung merpati! Tanpa kamu, mungkin aku sudah hanyut bersama
derasnya air sungai," ujar semut sambil menangis haru.

Keesokan harinya, semut melihat seorang pemburu yang sedang mengarahkan target
tembakannya ke burung merpati. Melihat hal tersebut, semut mencari cara agar sang pemburu
gagal untuk menembaknya.

"Oh tidak! Burung merpati yang menyelamatkan aku kemarin akan ditembak oleh pemburu! Aku
harus cari cara untuk mencegahnya," ucap semut dalam hati.

Akhirnya semut menggigit kaki sang pemburu hingga membuatnya kesakitan dan akhirnya salah
membidik sasaran. Burung merpati kemudian mengetahui kalau semut telah menggagalkan aksi
si pemburu, ia kemudian mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih banyak semut! Tanpa kamu, aku mungkin sudah mati terkena tembakan si
pemburu," kata si burung merpati.

2. Keserakahan Seekor Anjing


Seekor Anjing terlihat sedang mencuri sepotong daging. Setelah berhasil, ia berlari secepat
mungkin menghindari kejaran pemilik daging tersebut sampai akhirnya mengarah ke sebuah
sungai.

"Hahahaha! Aku berhasil membawa daging segar untuk makan malam," kata si anjing sambil
tertawa.

Ketika melewati jembatan di sungai, anjing itu melihat di bawah ada anjing lain yang membawa
sepotong daging juga, sama sepertinya. Ia berpikir untuk mencuri daging milik anjing lain yang
berada di bawah jembatan agar bisa membawa pulang dua potong daging.

"Wah, ada anjing lain yang juga membawa daging. Hmmm... Aku ambil saja kali ya, jadi aku bisa
puas makan daging malam ini," ujar si anjing dalam hati.

Anjing itu menggonggong dan menyerang anjing lain hingga potongan daging miliknya terlepas
dari gigitan dan jatuh ke dalam air. Namun ia tersadar, kalau anjing lain yang ia lihat sebagai
musuh adalah bayangan dirinya sendiri di permukaan air sungai.

"Oh tidak! Aku ceroboh sekali, kenapa aku begitu bodoh sampai menghilangkan daging
buruanku," kata si anjing sambil menangis.

3. Kisah Gajah dan Semut


Gajah dikenal sebagai binatang yang besar. Suatu hari, kawanan gajah yang besar datang ke
hutan untuk mencari makan.

Kehadiran gajah ini mengganggu kawanan semut yang tinggal di sana. Banyak rumah semut
hancur karena diinjak gajah yang mencari makan.

"Pergilah dari sini, gajah! Ini daerah tempat kami tinggal," kata salah satu semut.

Mendengar ucapan itu, gajah hanya tertawa. Ia tak peduli dan menganggap semut adalah
binatang kecil yang tidak berbahaya.

Kawanan semut merasa kesal dan berencana untuk mengusir gajah-gajah itu dari hutan tempat
mereka tinggal. Keesokan harinya, semut-semut mencoba bicara pada kawanan gajah dan
meminta mereka meninggalkan hutan.

Gajah menolak untuk meninggalkan hutan dan hal ini membuat kawanan semut semakin marah.
Semut-semut itu pun menyerang kawasan gajah dengan menggigit kulit dan masuk ke dalam
telinga hingga gajah-gajah terjatuh.

Kawanan gajah akhirnya menyerah dan meninggalkan hutan. Mereka sadar bahwa semut-semut
itu tidak bisa diremehkan hanya karena memiliki badan kecil.

4. Kancil Cerdik dan Buaya


Dongeng ini menceritakan kisah kancil kelaparan yang bertemu buaya di tepi sungai. Kancil
berteriak dan mengganggu tidur buaya-buaya.

"Hai kancil, diam kau! Kalau tidak, aku makan nanti kamu," kata salah satu buaya.

Kancil mengatakan bahwa dia datang ke tepi sungai untuk menyampaikan pesan dari raja hutan.
Ia mengatakan bahwa raja hutan ingin memberikan hadiah pada mereka.

"Hei para buaya! Raja hutan memberikanku sejumlah hadiah untuk kalian! Tapi, kalian semua
harus berkumpul untuk dihitung satu per satu," kata kancil.

Kancil lalu meminta buaya-buaya di sungai berkumpul. Ia mulai menghitung buaya di sungai lalu
kabur. Berkat kecerdikannya, dia berhasil lolos dari buaya-buaya yang lapar.

5. Kuda Berkulit Harimau


Suatu hari, seekor kuda sedang berjalan dari ladang gandum menuju ke hutan yang rindang. Kuda
itu baru saja memakan gandum yang ada di ladang dan merasa puas dan kenyang. Dia tampak
gembira karena tidak ada petani gandum yang menjaga ladangnya.

Di tengah perjalanan, kuda itu melihat sesuatu.


"Itu seperti kulit Harimau," gumam kuda itu.

Karena penasaran, dia mendekati benda itu. Ternyata benar, yang dilihatnya adalah kulit harimau
yang tak sengaja ditinggalkan para pemburu harimau.

"Wah, kebetulan sekali, kulit harimau ini sangat pas di tubuhku. Apa yang akan kulakukan
dengannya, ya?" kata si kuda ketika mencoba kulit harimau tersebut.

Dengan pikiran jahilnya, kuda berniat untuk menakuti binatang-binatang hutan yang melintas.

"Aku harus segera bersembunyi. Tempat itu harus gelap dan sering dilalui oleh binatang hutan. Di
mana ya?" tanya kuda dalam hati sambil mencari tempat yang cocok.

Akhirnya, kuda bersembunyi di semak-semak yang gelap dengan mengenakan kulit harimau
temuannya. Tak lama kemudian, beberapa domba gunung berjalan melewati kuda. Domba-
domba itu jadi sasaran empuk pertama dari kejahilan kuda.

Saat domba melewatinya, si kuda meloncat ke arah mereka dan membuat kaget domba-domba
itu sampai kalang-kabut melarikan diri. Mereka takut melihat kulit harimau yang dikenakan kuda
itu.

"Tolong, ada harimau! Lari, cepat lari!" teriak salah satu domba. Kuda itu malah tertawa
terbahak-bahak melihat domba pontang-panting berlari.

Beberapa hewan berhasil dikelabui oleh kulit harimau yang dikenakan kuda. Namun, seekor
kucing hutan berlari sambil membawa seekor tikus di mulutnya. Kucing itu tidak melewati semak-
semak. Dia duduk menyantap tikus yang ia tangkap di dekat pohon besar.

"Ah, ternyata kucing itu tidak melewati semak-semak ini. Aku akan membuatnya kaget di sana,"
kata kuda itu dalam hati.

Kuda pun keluar dari semak-semak dan berjalan dengan hati-hati mendekati kucing hutan. Saat
jaraknya sudah sangat dekat dengan kucing hutan, kuda itu mengaum mengikuti suara seekor
harimau. Tanpa sadar kuda itu bukannya mengaum, melainkan meringkik khas suara kuda.

Mendengar suara itu, kucing hutan menoleh ke belakang dan melihat seekor kuda berkulit
harimau. Sesaat, kucing hutan itu siap-siap mengambil langkah seribu, tetapi ia malah tertawa
terbahak-bahak.

"Saat aku melihatmu memakai kulit harimau itu, aku hampir berlari ketakutan, tapi rupanya
suaramu itu ringkikan kuda, jadi aku tidak takut, hahaha!"

Kucing hutan itu juga berkata kepada kuda bahwa sampai kapanpun, suara ringkikan tidak akan
bisa berubah jadi auman.

6. Bebek Buruk Rupa


Dikisahkan seorang petani memiliki seekor bebek. Bebek ini melahirkan sepuluh telur dan
semuanya menetas.
Namun, dari sepuluh bebek, ada satu yang wajahnya berbeda dari sang induk. Bentuknya lebih
besar dan warnanya abu-abu.

Setiap hari, bebek abu-abu ini harus hidup menderita karena diolok-olok bebek-bebek lain.
Karena sedih, bebek ini pun meninggalkan peternakan dan lari ke sungai dan bertemu dengan
angsa putih yang sangat cantik.

Bebek ini berusaha tidak menghiraukan angsa itu karena terlalu sedih diejek bebek lain. Saat
berlari menyeberangi sungai, dia tanpa sengaja melihat bayangannya sendiri di air sungai.

Betapa terkejutnya bebek ini, ternyata wajahnya kini berubah menjadi angsa yang cantik. Ia baru
menyadari kalau selama ini dirinya bukanlah itik jelek, tapi angsa yang cantik.

7. Semut dan Belalang


Suatu hari, ada seekor belalang yang sedang bersantai melihat semut lewat sambil membawa biji
jagung ke sarangnya.

Belalang lalu meminta semut bergabung bersamanya untuk bersenang-senang. Semut menolak
dan memberi tahu belalang bahwa dia sedang bersiap mencari makanan untuk cadangan musim
dingin. Di musim dingin, makanan akan langka dan sulit dicari.

Belalang mengabaikan cerita semut karena dia tak mau repot. Akhirnya musim dingin pun tiba
dan belalang tidak memiliki makanan untuk bertahan hidup.

Ia kesusahan bertahan hidup di musim dingin. Hal ini berbanding terbalik dengan semut. Di
musim dingin, semut justru sedang menikmati jagung dalam kehangatan di sarangnya.

Anda mungkin juga menyukai