Suatu hari, seekor merpati melihat ada seekor semut yang terjatuh ke sungai. Semut
itu berjuang sangat keras untuk berenang supaya tidak tenggelam. Melihat hal itu, Merpati
tak hanya diam saja. Ia segera memetik sehelai daun di atas pohon dan dijatuhkannya ke
atas sungai dekat dengan posisi semut yang hampir tenggelam. “Semut, cepat berenang dan
naiklah ke atas daun ini!” teriak Merpati. Semut lantas berenang menuju daun dan naik di
atasnya. Semut akhirnya selamat dan tidak tenggelam di sungai.
Kemudian, Merpati berucap, “Terima kasih ya, Semut! Kau telah menyelamatkan
nyawaku!” Semut pun menjawab, “Terima kasih kembali, Merpati!” Mereka pun bersahabat
selamanya.
Dahulu kala, ada dua sahabat karib–seekor Katak dan seekor Tikus. Sang Katak
sering bertemu dengan Tikus di rumahnya karena keduanya berbagi makanan dan
persediaan yang disimpan oleh Tikus. Suatu hari, Katak meminta Tikus datang ke
rumahnya. Katak berkata, “Wahai Tikus, aku sering datang ke rumahmu, sekarang, aku
mengundangmu untuk datang ke tempatku.” Tikus menjawab, “Rumahmu berada di
seberang sungai. Aku tidak tahu bagaimana cara berenang. Aku takut tenggelam.”
Katak berkata, “Jangan khawatir, aku punya rencana bagus untukmu. Datanglah dan
naiklah di punggungku, dan aku akan mengikatmu padaku dengan sehelai rumput yang
kuat. Dengan ini, kamu bisa menyeberangi aliran dengan aman.” Tikus segera setuju dan
keduanya berangkat.
Suatu hari di senja yang tenang, hiduplah seekor Ayam betina yang sedang
mengerami tiga ekor telur yang akan menetas. Sang indung Ayam itu sangat sayang kepada
anak Ayam yang ada di dalam telur tersebut.
Dari kejauhan muncullah seekor Musang yang jahat ingin segera mendekati
kandang Ayam betina tadi. Namun sebelum menuju kandang Ayam tadi, si Musang harus
menaiki sebuah pohon besar, namun sayangnya Musang tidak bisa memanjat pohon itu.
Akhirnya akal bulus sang Musang pun muncul, ia perlahan-lahan menuju pagar
terdekat dengan kandang Ayam itu, lalu ia berkata “hai Ayam, aku membawa pesan dan
sesuatu yang maha penting dari sang raja hutan, bukalah pintu mu lekas” pinta si Musang
ke indung Ayam.
Ternyata Ayam tersebut sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa Musang sedang
mengincarnya. “Ya tunggu sebentar, aku juga ada pesan dari Serigala sahabatku, dia punya
sesuatu untuk mu. Sebentar, ya” Tak lama kemudian, “Serigala…Serigala…kemari sini” kata
si induk Ayam tidak mau kalah sama sang Musang. Si Musang mendengar si Ayam
berteriak, dan seraya langsung berfikir “Wah ternyata dia sahabat Serigala yang menjadi
musuhku, aduh aku harus pergi nih.”
Si Musang pun segera meninggalkan kandang induk Ayam tadi dan tidak mau
kembali lagi. Akhirnya induk Ayam dan telur-telurnya selamat dari akal jahat si Musang
yang mempunyai niat jahat untuk memangsanya. “Jangankan kamu, aku saja takut dan lari
kalau ada Serigala yang mendekati, hihihi” tawa si induk Ayam sambil kembali mengerami
lagi telur-telurnya.