Anda di halaman 1dari 13

CERITA FABEL

DISUSUN OLEH :

MEILANY NALASYAH

GURU MATA PELAJARAN : NETI ELVINA, S. Pd

KELAS : VII B

MTS NEGERI 2 KAMPAR


TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
MONYET DAN BUAYA

Alkisah, di hutan, hiduplah seekor monyet yang tinggal di pohon jamoon (berry), yang berada
di tepi sungai. Di hutan yang sama, hidup buaya dan istrinya.

Suatu hari, buaya datang ke tepi sungai dan beristirahat di bawah pohon.

Monyet yang baik hati memberinya beberapa buah. Buaya kembali keesokan harinya untuk
mendapatkan lebih banyak buah, karena ia ternyata menyukai buah-buahan.

Ketika hari-hari berlalu, buaya dan monyet itu menjadi teman baik.

Suatu hari, monyet mengirim beberapa buah untuk istri buaya.

Istri buaya makan buah-buahan dan menyukainya, namun dia tidak suka suaminya
menghabiskan waktu bersama monyet. Dia memberi tahu suaminya, “Buahnya sepat dan
tidak enak, saya membayangkan betapa manisnya hati monyet itu. Berikan aku jantung
monyet.”

Buaya itu tidak mau membunuh temannya, tetapi tidak punya pilihan karena dia juga
menyayangi istrinya.

Keesokan hrinya, dia mengundang monyet ke rumahnya untuk makan malam dengan alasan
istrinya ingin bertemu dengannya.

Monyet itu senang dan ingin datang, tetapi dia tidak bisa berenang, jadi buaya membawanya
di punggungnya.

Buaya itu senang bahwa dia telah menipu monyet itu, namun, diperjalanan dia mengatakan
alasan sebenarnya untuk membawa pulang monyet itu untuk mengambil jantunya.

Monyet pintar itu berkata, “Seharusnya kamu memberi tahu saya sebelumnya, saya
meninggalkan jantung saya di pohon. Kita harus kembali dan mengambilnya. “

Buaya percaya padanya dan membawanya kembali ke pohon.

Sesampainya di pohon monyet segera memanjat dan menyelamatkan hidupnya.

Pesan moral dari cerita fabel ini : jangan pernah menghianati persahabatan untuk kepentingan
diri sendiri. Dan jadilah anak pintar dengan rajin belajar agar tidak ada yang bisa menipu dan
memanfaatkanmu.
BANGAU DAN KEPITING

Alkisah, hiduplah seekor bangau yang biasa mengambil ikan dari danau. Namun, seiring
bertambahnya usia, ia kesulitan menangkap seekor ikan.

Untuk memberi makan dirinya sendiri, dia memikirkan sebuah rencana.

Dia memberi tahu ikan, katak, dan kepiting, bahwa dia mendengar beberapa manusia
berencana untuk mengeringkan danau dan bercocok tanam disana. Oleh karenanya, tidak
akan ada ikan dan kehidupan di Danau.

Dia juga mengatakan kepada mereka betapa sedihnya dia tentang hal ini dan bahwa dia akan
merindukan mereka semua.

Para ikan sedih dan meminta bangau membantu mereka.

Bangau berjanji untuk membawa mereka semua ke Danau yang lebih besar.

Namun, dia mengatakan kepada mereka, “Karena saya sudah tua, saya hanya bisa membawa
beberapa dari kalian untuk satu kali perjalanan.”

Bangau memiliki niat licik akan membawa ikan ke batu, membunuh mereka, dan
memakannya. Setiap kali dia lapar, dia akan membawa beberapa dari mereka ke batu dan
memakannya.

Hiduplah seekor kepiting di kolam, yang ingin pergi ke kolam yang lebih besar juga. Bangau
itu berpikir untuk memakan kepiting sebagai ganti dan setuju untuk membantunya.

Di perjalanan, kepiting bertanya kepada bangau, “Di mana kolam besar itu?”

Bangau itu tertawa dan menunjuk ke batu, yang penuh dengan tulang ikan. Kepiting
menyadari bahwa bangau itu akan membunuhnya, dan dengan cepat memikirkan rencana
untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Dia menjepit leher bangau dan tidak melepaskannya sampai bangau itu mati.

Pesan moral dari dongeng hewan ini adalah selalu berhati-hati kepada siapapun. Dan jadilah
anak yang pandai agar tidak mudah ditipu oleh orang lain.
GAJAH DAN TIKUS

Ada sebuah desa yang ditinggalkan oleh penduduknya karena hancur, setelah gempa bumi.
Namun, tikus yang tinggal di desa memutuskan untuk tinggal dan menjadikannya rumah
mereka.

Di pinggiran desa ini, ada sebuah danau, di mana kawanan gajah berkunjung secara teratur
untuk mandi dan minum air.

Jalan menuju danau harus meleati desa yang dihuni oleh para tikus. Dalam perjalanan menuju
desa para gajah menginjak-injak tikus saat berjalan di sana.

Jadi, raja tikus memutuskan untuk bertemu gajah.

Dia memberi tahu mereka, “Wahai gajah, saat Anda melakukan perjalanan melalui desa,
banyak tikus diinjak-injak. Kami akan sangat berterima kasih jika Anda dapat
mempertimbangkan untuk mengubah rute Anda. Kami akan mengingat dan membalas budi
ketika Anda membutuhkan. “

Raja gajah tertawa, “Kami adalah gajah raksasa. Bantuan apa yang bisa Anda tikus untuk
kami? Namun demikian, kami menghormati permintaan Anda dan mengubah rute kami. “

Setelah beberapa hari, gajah terjebak dan terjerat dalam jaring yang dibuat oleh pemburu.

Mereka berjuang keras untuk melarikan diri, tetapi sia-sia. Raja gajah ingat janji yang dibuat
oleh raja tikus.

Jadi, dia mengirim sesama gajah yang beruntung dan tidak terjebak, untuk meminta raja tikus
datang dan membantu mereka.

Segera, semua tikus datang dan mulai menggigit jaring, dan membebaskan para gajah.

Raja gajah sangat berterima kasih pada tikus, dan dia tidak pernah menyepelekan tikus
kembali.

Pesan moral dari cerita fabel hewan ini adalah selalu bersikap baik kepada orang-orang, dan
berterima kasih atas bantuan mereka.
LUWAK SETIA

Pasangan petani memiliki luwak hewan peliharaan. Suatu hari, petani dan istrinya harus
segera keluar rumah untuk bekerja, dan mereka meninggalkan luwak dengan bayi mereka.

Mereka yakin bahwa si Luak akan menjaga bayi mereka dengan baik. Sementara mereka
pergi, seekor ular diam-diam memasuki rumah dan bergerak menuju tempat tidur untuk
menyerang bayi itu.

Si luwak yang pintar bertarung dan membunuh ular itu untuk melindungi bayinya.

Ketika istri petani itu kembali ke rumah, dia terkejut disambut oleh noda darah di mulut dan
gigi luwak itu.

Dia kehilangan kesabaran dan berteriak, “Kamu membunuh bayiku!” Dalam amarahnya, dia
kehilangan semua kendali dan membunuh luwak yang setia.

Ketika dia memasuki rumahnya, dia melihat bayinya masih hidup, dan ular mati di
sampingnya. Dia menyadari apa yang terjadi dan menyesali tindakannya.

Pesan moral dari dongeng fabel ini : Berpikirlah sebelum bertindak. Jangan pernah amarah
menguasai tindakan anda.
KURA-KURA DAN ANGSA

Suatu ketika, di samping sebuah danau, hiduplah seekor kura-kura dan dua angsa yang adalah
teman baik. Ketika danau mengering, angsa memutuskan untuk bermigrasi ke tempat baru.

Kura-kura juga ingin pindah bersama mereka, tetapi dia tidak bisa terbang, jadi dia memohon
angsa untuk membawanya. Setelah berusaha sangat keras untuk meyakinkan mereka,
akhirnya, angsa setuju.

Mereka memegang tongkat dengan paruh mereka dan meminta kura-kura untuk memegang
tongkat dengan mulutnya. Kedua Angsa memperingatkan Kura-kura untuk tidak membuka
mulutnya saat terbang.

Ketika mereka terbang tinggi, beberapa burung berpikir bahwa kura-kura itu diculik dan
berkomentar: “Oh, kura-kura yang malang!”

Ini membuat kura-kura marah dan dia segera membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu.
Begitu dia melakukannya, dia jatuh ke tanah dan mati.

Pesan moral cerita hewan pendek untuk anak ini : Berpikirlah sebelum berbicara.
KISAH TIGA IKAN

Di sebuah danau, ada tiga ikan yang merupakan teman baik. Ikan pertama sangat cerdas,
yang kedua tahu bagaimana menemukan jalan keluar dari masalah, dan yang ketiga keras
kepala dan membenci perubahan.

Ikan pertama mendengar percakapan seorang nelayan tentang mereka akan ke danau dan
menangkap ikan di Danau keesokan harinya.

Mengetahui bahaya, dia memperingatkan teman-temannya untuk keluar dari danau.

Ikan kedua berkata, “Aku akan tinggal di sini dan mencari jalan keluar jika aku tertangkap.”

Ikan ketiga berkata, “Saya tidak ingin pindah dari sini banyak makanan dan arusnya tenang
tidak seperti sungai.”

Ikan pertama pindah keluar dari danau dan pergi melalui sungai.

Keesokan harinya, nelayan itu tiba dan menangkap dua ikan lainnya. Yang kedua dengan
cerdik lolos dengan berpura-pura mati lalu melompat ke sungai.

Ikan ketiga tidak melakukan apapun dan ditangkap oleh para nelayan.

Pesan moral dari dongeng binatang ini adalah kita harus terbuka dengan perubahan dan
bertindak cepat dalam beradaptasi. Jika tidak maka kita akan kalah dalam persaingan.
8. Cerita Dongeng Fabel : Buaya dan Burung Penyanyi

Pada suatu hari dijaman dahulu kala hiduplah seekor buaya dan burung penyanyi. Mereka
berdua tinggal dihutan dan bersahabat sangat akrab. Pada suatu waktu burung penyanyi
bernyanyi dihadapan buaya dengan bertengger di hidungnya. Buaya sangat menikmati
nyanyian dan suara merdu dari Burung Penyanyi.

Tak lama kemudian buaya menguap dan membuka mulutnya lebar lebar. Burung penyanyi
yang sedang bertengger di hidung buaya terpleset masuk ke dalam mulut buaya. Kemudian
buaya heran “kemana burung penyanyi?”. Buaya mencari burung penyanyi di semak semak
tetapi tetap tidak ada.

Kemudian saat buaya sedang mencari burung penyanyi, senandung merdu keluar dari mulut
buaya. kata buaya “indah sekali suaraku ” gumam buaya. Buayapun kembali menguap dan
membuka mulut lebar lebar, pada saat itulah burung penyanyi keluar dan bertenger di hidung
si buaya.

“Kau sangat tidak punya hati buaya, kau biarkan aku masuk ke mulutmu.”.

“aku sama sekali tidak tahu kalau kau masuk ke mulutku , jadi suara yang indah itu bukan
suaraku….?”.

Burung penyanyi berkata “iya , itu suaraku bukan suaramu , kau kan tidak bisa bernyanyi
sepertiku suaramu itu tidak enak didengar”. Buaya menangis setelah mendengar ucapan
burung penyanyi. Kemudian burung penyanyi merasa iba karena apa yang dikatakannya
menyinggung perasaan buaya.

Kemudian burung penyanyi mencari cara untuk menghibur buaya. Burung penyanyi berkata ”
tenang buaya , kita akan menyanyi bersama”.

” bagaimana caranya aku kan tidak bisa bernyanyi sepertimu?”.

” mudah saja buatlah gelembung gelembung air Kemudian aku bernyanyi”. Kata burung
penyanyi.

Setelah itu buaya memasukkan mulutnya ke dalam air dan membuat gelembung gelembung
air sedangkan burung penyanyi bertugas untuk bernyanyi. Suara itu sangat pas dan sangat
enak di dengar. dan buaya melakukan seperti itu setiap hari dan mereka menjadi sahabat yang
setia.

Baca juga Dongeng Cerita Fabel Lainnya:

 2 Dongeng Fabel – Cerita Bergambar Untuk Anak dari India


 Contoh Cerita Anak Fabel dari India
 Dongeng Fabel Cerita Anak Sekolah
 Cerpen Anak Sebelum Tidur – Fabel Prancis Dan Yunani
 Dua Fabel Dunia – Dongeng Sebelum Tidur Anak
 Kumpulan Terbaik Contoh Cerita Fabel Terbaru Dunia
 Kumpulan Cerita Dongeng Rakyat Filipina Terbaik (Fabel)

9. Cerita Dongeng Fabel : Domba Cerdik & Harimau Bodoh

Pada suatu ketika, seekor Domba jantan sedang berjalan-jalan di padang rumput. Dia mencari
rumput yang enak untuk dimakan. Tidak lama kemudian, dia melihat ada hutan di dekat
padang rumput itu. Karena ingin mencari tumbuh-tumbuhan selain rumput yang enak untuk
dimakan, dia pun masuk ke hutan itu. Tiba-tiba dia bertemu dengan seekor Harimau.
Harimau itu sangat gembira karena melihat hewan yang mungkin bisa dia mangsa, namun
juga bingung karena ini adalah pertama kalinya harimau melihat domba.

Sementara itu si Domba sangat ketakutan, walau demikian si Domba mencoba tenang diapun
mengajak Harimau itu berbicara.

“Siapa namamu?” tanya si Domba.


“Aku Harimau! Siapa kamu?” Harimau balik bertanya.

“Namaku Domba Yang Hebat” jawab si Domba, walaupun sebenarnya dia sangat gemetaran.

“Apa itu yang ada di kepalamu?” tanya Harimau lagi.

“Oh, itu tombak dan pedangku” jawab Domba.

“Dan apa itu yang bergantung di antara kaki belakangmu?” Harimau bertanya lagi.

“Itu bumbu-bumbu yang aku bawa untuk memasak daging harimau sebelum aku
memakannya.” jawab Domba.

Harimau sekarang sangat ketakutan. Dia Kemudian berlari pergi secepat yang dia bisa, dan
bersyukur karena dia masih hidup.

Ada seekor rubah yang melihat Harimau lari terbirit-birit. Dia kemudian bertanya, “Ada apa
denganmu? Kenapa kamu lari ketakutan?”

“Domba jantan itu! Dia hampir saja membunuhku!” jawab Harimau. Dia bersenjatakan
pedang dan tombak!”

Rubah yang pintar itu tertawa, Kemudian berkata, “Bagaimana mungkin seekor domba jantan
bisa membunuh seekor harimau? Kamu pasti sudah dibodohi oleh domba itu. Ayo kita kesana
dan kita beri dia pelajaran.”

Tapi Harimau berkata “Tidak, kamu nanti pasti akan lari setelah melihat domba itu, dan
meninggalkan aku sendiri di sana.”

“Aku tidak akan lari. Kalau kamu tidak percaya, kita ikat saja diri kita berdua dengan sebuah
tali. Jadi, bahkan jika aku ingin lari pun aku tidak akan bisa” jawab Rubah.

Harimau setuju dengan usul si Rubah. Mereka kemudian mengikat leher mereka menjadi satu
dengan menggunakan seutas tali, dan pergi berjalan mencari si Domba. Mereka menemukan
si Domba sedang santai sambil makan tumbuh-tumbuhan yang lezat.

Ketika si Domba melihat Harimau dan Rubah, dia berteriak, “Aha! Akhirnya kamu datang
juga Rubah! Bagus kamu membaw harimau untuk menjadi makan siangku. Aku sudah sangat
lapar!”

Harimau yang bodoh ketakutan mendengar perkataan si Domba. Dia berpikir Rubah telah
menipunya untuk menjadi santapan si Domba.
Dia Kemudian berbalik dan lari sekencang-kencangnya. Si Rubah berteriak-teriak meminta
Harimau untuk berhenti berlari, karena dia ikut terseret. Tapi Harimau tidak mendengarnya,
dan terus berlari, sampai akhirnya si Rubah mati karena terseret-seret sangat jauh melintasi
hutan itu. “Rubah yang bodoh!” pikir Harimau yang bodoh itu, “Aku hampir saja mati gara-
gara dia!”.

Temukan juga kisah hewan fabel lainnya pada posting berikut ini:

 Kumpulan Cerita Anak Nusantara : Fabel Singa dan Beruang


 Kumpulan Cerita Anak Indonesia : Fabel Tiga Ikan
 Cerita Dongeng Anak Nusantara : Fabel Nyamuk Sombong
 Dongeng Kisah Cerita Anak : Fabel Lebah Pekerja
 Cerita Fabel Dongeng Si Kancil dan Buaya Terbaru
 Cerita Fabel Anak : Tikus yang Sangat Rajin
 Fabel Cerita Dongeng Singa dan Tikus baik

10. Cerita Dongeng Fabel : Kisah Kancil dan Buaya

Suatu hari, ada seekor kancil sedang duduk bersantai di bawah pohon. Ia ingin menghabiskan
waktu siangnya dengan menikmati suasana hujan yang asri dan sejuk. Beberapa waktu
kemudian, perutnya keroncongan. Ya, kancil yang konon katanya cerdik itu lapar. Ia sedang
berpikir untuk mendapatkan mentimun yang letaknya berada di seberang sungai. Tiba-tiba
terdengar suara kecipak keras dari dalam sungai. Ternyata itu adalah buaya.
Kancil yang cerdik itu pun punya ide jitu untuk menghilangkan rasa laparnya. Ia bangkit dari
duduknya dan berjalan cepat ke arah sungai untuk menghampiri buaya. “selamat siang buaya,
apakah kau sudah makan?” Tanya kancil berpura-pura.

Namun buaya itu tetap diam, nampaknya ia tertidur pulas sehingga tidak menjawab
pertanyaan kancil. Si kancil pun mendekat. Kini jaraknya dengan buaya hanya satu meter saja
“hai bbaya, aku punya banyak daging segar. Apakah kau sudah makan siang?” Tanya kancil
dengan suara yang dikeraskan.

Buaya itu tiba-tiba mengibaskan ekornya di air, ia bangun dari tidurnya. “ada apa? Kau
mengganggu tidurku saja” jawab buaya agak kesal.

“sudah kubilang, aku punya banyak daging segar. Tapi aku malas untuk memakannya. Kau
tahu bukan kalau aku tidak suka daging? Jadi aku berniat memberikan daging segar itu
untukmu dan teman-temanmu” jawab kancil polos.

“benarkah itu? Aku dan beberapa temanku memang belum makan siang.

Hari ini ikan-ikan entah pergi kemana, sehingga kami tak punya cukup makanan” jawab
buaya kegirangan.

“kebetulan sekali, kau tidak perlu khawatir akan kelaparan buaya. Selama kau punya teman
yang baik sepertiku. Benarkan? Hehehe” ujar kancil sembari memperlihatkan deretan gigi
runcingnya.

“terimaksih kancil, ternyata hatimu begitu mulia. Sangat berbeda dengan apa yang dikatakan
oleh teman-teman di luar sana. Mereka bilang kalau kau licik dan suka memanfaatkan
keluguan temanmu untuk memenuhi segala ambisimu” jawab buaya yang polos tanpa ragu-
ragu.

Mendengar itu, kancil sebenarnya agak kesal. Namun, ia harus tetap terlihat baik demi
mendapatkan mentimun yang banyak di seberang sungai “aku tidak mungkin sejahat itu.
Biarlah. Mereka hanya belum mengenalku saja, sekarang, panggilah teman-temanmu” ujar
kancil.

Buaya itu pun tersenyum lega, akhirnya ada jatah makan siang hari ini. “teman-teman,
keluarlah. Kita punya jatah makan siang daging segar yang sangat menggoda. Kalian sangat
lapar bukan?” Pekik buaya dengan suara yang sengaja dikeraskan agar teman-temannya cepat
keluar.

Tak lama kemudian, 8 ekor buaya yang lain pun keluar secara bersamaan. Melihat
kedatangan buaya itu, kancil berkata “ayo berbaris yang rapi. Aku punya banyak daging
segar untuk kalian”. Mendengar itu, 9 ekor buaya itu pun berbaris rapi di sungai. “baiklah,
aku akan menghitung jumlah kalian, agar daging yang aku bagikan bisa merata dan adil” tipu
kancil.

Kancil pun meloncat-loncat girang melewati 9 ekor buaya sembari berkata ‘satu, dua, tiga,
empat, lima, enam, tuju, delapan, dan sembilan” hingga akhirnya ia sampai di seberang
sungai.
9 buaya itu berkata “mana daging segar untuk makan siang kami?”.

Kancil terbahak-bahak Kemudian berkata “betapa bodohnya kalian, bukankah aku tak
membawa sepotong pun daging segar di tangan? Itu artinya aku tak punya daging segar untuk
jatah makan siang kalian. Enak saja, mana bisa kalian makan tanpa ada usaha?”.

9 ekor buaya itu pun merasa tertipu, salah satu diantara mereka berkata “akan ku balas semua
perbuatanmu”.

Kancil pun pergi sembari berkata “terimakasih buaya bodoh, aku pamit pergi untuk mencari
mentimun yang banyak. Aku lapar sekali”.

Anda mungkin juga menyukai