Anda di halaman 1dari 20

Sang Kancil Dengan Buaya Sang Kancil merupakan binatang yang paling cerdik di dalam hutan dan cerita

ini mengisahkan bagaimana dia telah memperdayakan buaya. Sang Kancil berhasrat untuk memakan buah-buahan di seberang sungai. Dia mengkhabarkan kepada buaya bahawa dia telah diperintahkan oleh Raja Sulaiman untuk menghitung jumlah buaya yang terdapat di dalam sungai ini kerana beliau ingin memberi hadiah kepada mereka semua. Sang Kancil mengarahkan supaya semua buaya beratur, merentasi sungai bermula daripada tebing sebelah sini sehingga ke tebing sebelah sana. Setelah itu, Sang Kancil terus melompat ke atas buaya-buaya itu satu persatu sehingga berjaya menyeberangi sungai. Apabila sampai ditebing Sang Kancil bersorak kegembiraan dan berkata mereka telah ditipu dan tiada hadiah dari Raja Sulaiman. Semua buaya amat marah dan berdendam sehingga hari ini. Sang Kancil Menolong Kerbau Ini adalah kisah buaya atau Sang Bedal yang tidak mengenang budi. Sang Bedal yang dihempap pokok tumbang menjerit meminta tolong. Jeritan itu didengari oleh Sang Kerbau. Apabila Sang Kerbau membantu mengangkat pokok itu dengan tanduknya, Sang Bedal terus menangkap kaki kerbau. Semasa pergelutan itu muncullah Sang Kancil dan Sang Kerbau pun meminta bantuan Sang Kancil. Dengan itu, Sang Kancil pun berfikir cara untuk melepaskan kaki Sang Kerbau dari mulut Sang Bedal. Dia berpura-pura tidak percaya Sang Kerbau boleh mengangkat pokok itu dan meminta supaya ditunjukkan bagaimana ianya dilakukan. Jadi, Sang Buaya melepaskan kaki Sang Kerbau dan Sang Kancil seterusnya menyuruh Sang Kerbau melepaskan batang pokok di atas Sang Bedal. Kayu itu menghempap Sang Bedal yang tidak tahu mengenang jasa itu. Bawang Putih Bawang Merah Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis bernama Bawang Merah yang selalu didera oleh ibu tiri dan adik tiri yang bernama Bawang Putih. Suatu hari dia terdengar panggilan seekor ikan kaloi di dalam perigi yang ingin membantunya.Tetapi ibu dan adik tirinya mendapat tahu akan hal tersebut lalu menangkap ikan kaloi itu dan dimasak. Pada suatu malam, Bawang Merah bermimpi ibunya yang memberitahu dia akan perkara itu dan menyuruh dia menanam semua tulang ikan itu. Sungguh menghairankan, sepohon pokok tiba-tiba tumbuh dengan sebuah buaian yang diperbuat dari emas. Di sinilah Bawang Merah akan bermain buaiannya sambil menyanyi gembira sehinggalah suaranya didengari seorang putera mahkota yang akhirnya berkahwin dengan Bawang Merah dan terus hidup bahagia hingga ke anak cucu. Badang Pada zaman dahulu, ada seorang pemuda bernama Badang. Setiap hari Badang menahan bubu di anak sungai dan sudah tiga pagi tiada seekor ikan pun terperangkap. Badang hairan binatang apa yang memakan ikan-ikan itu. Dia bercadang untuk menunggu di situ untuk melihat binatang apa ynag memakan ikan-ikan itu. Pada waktu tengah malam, dia nampak satu lembaga yang berjanggut panjang hingga ke perutnya muncul. Lembaga dengan matanya merah menyala itu menuju ke bubunya lalu mengeluarkan ikan di dalamnya dan meratah dengan lahapnya. Badang melompat keluar dan meluru ke arah lembaga itu dan mengancam akan membunuhnya. Lembaga itu merayu agar Badang melepaskannya dan berjanji akan menjadikan Badang seorang yang gagah dengan memakan ikan yang dimuntah keluar olehnya. Lembaga itu lari dan kerana masih geram, Badang menarik sebatang pokok besar yang tercabut dengan mudahnya. Badang hairan dengan kekuatannya. Mulai hari itu, Badang menggunakan kekuatannya untuk menolong rakyat jelata. Kegagahan Badang itu sampai ke pengetahuan Raja dan dia pun dilantik sebagai hulubalang baginda. Si Tanggang Kisah ini mengenai Si Tanggang anak yang derhaka kepada ibu bapanya. Pada suatu hari, Si Tanggang telah ditangkap Nakhoda kapal dan dipaksa untuk melakukan kerja-kerja di atas kapal. Nakhoda suka dengan kerajinan Si Tanggang lalu dikahwinkan dengan anaknya serta melantiknya menjadi Nakhoda yang baru. Pada suatu hari, awan menjadi gelap menandakan ribut taufan akan melanda. Nakhoda Tanggang pun menghalakan kapalnya memasuki muara sungai di kampung ibu bapanya. Ibu dan bapanya dengan gembira pergi berjumpa dengan Nakhoda Tanggang. Nakhoda Tanggang berasa malu untuk mengaku kedua orang tua itu sebagai ibu bapanya kerana kelihatan begitu daif. Ibunya berasa sangat pilu dengan sikap angkuh Si Tanggang itu, lalu berdoa kepada Tuhan. Tiba-tiba petir berdentum, angin bertiup kencang dan ombak yang kuat memecahkan kapal itu. Nakhoda Tanggang, isterinya dan semua anak kapalnya menjadi batu.

8.Burung lapar Burung bayi duduk dalam sarang. Terdapat dua ekor burung bayi. Mereka berada dalam sarang. Sarang dipokok itu. Burung bayi sedang menunggu untuk burungmama. Mereka lapar. Apabila akan mama burung akankembali? K emudian mereka melihat burung mama.Beliau mendarat di sarang. Beliau mempunyai duacacing dalam mulutnya. Beliau memberikan satu cacinguntuk burung setiap bayi. Cacing lazat. Burung bayimakan cacing sangat cepat. Kemudian mereka membuka mulut mereka. Mereka mahu cacing lain.Mama burung terbang. Dia pergi untuk mendapatkan lebih banyak cacing.

Semut dan Belalang


Aesop

Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya. "Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?" "Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu." Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar. "Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi. Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.

Keledai dan Garam Muatannya


Aesop

Seorang pedagang, menuntun keledainya untuk melewati sebuah sungai yang dangkal. Selama ini mereka telah melalui sungai tersebut tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan, tetapi kali ini, keledainya tergelincir dan jatuh ketika mereka berada tepat di tengah-tengah sungai tersebut. Ketika pedagang tersebut akhirnya berhasil membawa keledainya beserta muatannya ke pinggir sungai dengan selamat, kebanyakan dari garam yang dimuat oleh keledai telah meleleh dan larut ke dalam air sungai. Gembira karena merasakan muatannya telah berkurang sehingga beban yang dibawa menjadi lebih ringan, sang Keledai merasa sangat gembira ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka. Pada hari berikutnya, sang Pedagang kembali membawa muatan garam. Sang Keledai yang mengingat pengalamannya kemarin saat tergelincir di tengah sungai itu, dengan sengaja membiarkan dirinya tergelincir jatuh ke dalam air, dan akhirnya dia bisa mengurangi bebannya kembali dengan cara itu. Pedagang yang merasa marah, kemudian membawa keledainya tersebut kembali ke pasar, dimana keledai tersebut di muati dengan keranjang-keranjang yang sangat besar dan berisikan spons. Ketika mereka kembali tiba di tengah sungai, sang keledai kembali dengan sengaja menjatuhkan diri, tetapi pada saat pedagang tersebut membawanya ke pinggir sungai, sang keledai menjadi sangat tidak nyaman karena harus dengan terpaksa menyeret dirinya pulang kerumah dengan beban yang sepuluh kali lipat lebih berat dari sebelumnya akibat spons yang dimuatnya menyerap air sungai. Cara yang sama tidak cocok digunakan untuk segala situasi.

Dua Orang Pengembara dan Seekor Beruang


Aesop

Dua orang berjalan mengembara bersama-sama melalui sebuah hutan yang lebat. Saat itu tiba-tiba seekor beruang yang sangat besar keluar dari semak-semak di dekat mereka. Salah satu pengembara, hanya memikirkan keselamatannya dan tidak menghiraukan temannya, memanjat ke sebuah pohon yang berada dekat dengannya. Pengembara yang lain, merasa tidak dapat melawan beruang yang sangat besar itu sendirian, melemparkan dirinya ke tanah dan berbaring diam-diam, seolah-olah dia telah meninggal. Dia sering mendengar bahwa beruang tidak akan menyentuh hewan atau orang yang telah meninggal. Temannya yang berada di pohon tidak berbuat apa-apa untuk menolong temannya yang berbaring. Entah hal ini benar atau tidak, beruang itu sejenak mengendus-endus di dekat kepalanya, dan kelihatannya puas bahwa korbannya telah meninggal, beruang tersebutpun berjalan pergi. Pengembara yang berada di atas pohon kemudian turun dari persembunyiannya. "Kelihatannya seolah-olah beruang itu membisikkan sesuatu di telingamu," katanya. "Apa yang di katakan oleh beruang itu" "Beruang itu berkata," kata pengembara yang berbaring tadi, "Tidak bijaksana berjalan bersama-sama dan berteman dengan seseorang yang membiarkan dan tidak menghiraukan temannya yang berada dalam bahaya." Kemalangan dapat menguji sebuah persahabatan.

Pemerah Susu dan Ember nya


Aesop

Seorang wanita pemerah susu telah memerah susu dari beberapa ekor sapi dan berjalan pulang kembali dari peternakan, dengan seember susu yang dijunjungnya di atas kepalanya. Saat dia berjalan pulang, dia berpikir dan membayang-bayangkan rencananya kedepan. "Susu yang saya perah ini sangat baik mutunya," pikirnya menghibur diri, "akan memberikan saya banyak cream untuk dibuat. Saya akan membuat mentega yang banyak dari cream itu dan menjualnya ke pasar, dan dengan uang yang saya miliki nantinya, saya akan membeli banyak telur dan menetaskannya, Sungguh sangat indah kelihatannya apabila telur-telur tersebut telah menetas dan ladangku akan dipenuhi dengan ayam-ayam muda yang sehat. Pada suatu saat, saya akan menjualnya, dan dengan uang tersebut saya akan membeli baju-baju yang cantik untuk di pakai ke pesta. Semua pemuda ganteng akan melihat ke arahku. Mereka akan datang dan mencoba merayuku, tetapi saya akan mencari pemuda yang memiliki usaha yang bagus saja!" Ketika dia sedang memikirkan rencana-rencananya yang dirasanya sangat pandai, dia menganggukkan kepalanya dengan bangga, dan tanpa disadari, ember yang berada di kepalanya jatuh ke tanah, dan

semua susu yang telah diperah mengalir tumpah ke tanah, dengan itu hilanglah semua angan-angannya tentang mentega, telur, ayam, baju baru beserta kebanggaannya. Jangan menghitung ayam yang belum menetas.

Si Pelit
Aesop

Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diamdiam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi. Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerangerang sambil menarik-narik rambutnya. Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi. "Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"

"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?" "Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah. Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu. "Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkan batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!" Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut.

Burung Gagak dan Sebuah Kendi


Aesop

Pada suatu musim yang sangat kering, dimana saat itu burung-burungpun sangat sulit mendapatkan sedikit air untuk diminum, seekor burung gagak menemukan sebuah kendi yang berisikan sedikit air. Tetapi kendi tersebut merupakan sebuah kendi yang tinggi dengan leher kendi sempit. Bagaimanapun burung gagak tersebut berusaha untuk mencoba meminum air yang berada dalam kendi, dia tetap tidak dapat mencapainya. Burung gagak tersebut hampir merasa putus asa dan merasa akan meninggal karena kehausan. Kemudian tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benaknya. Dia lalu mengambil kerikil yang ada di samping kendi, kemudian menjatuhkannya ke dalam kendi satu persatu. Setiap kali burung gagak itu memasukkan kerikil ke dalam kendi, permukaan air dalam kendipun berangsur-angsur naik dan bertambah tinggi hingga akhirnya air tersebut dapat di capai oleh sang burung Gagak. Walaupun sedikit, pengetahuan bisa menolong diri kita pada saat yang tepat.

Anjing dan Bayangannya


Aesop

Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke rumahnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya. Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang di bawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya. Sangatlah bodoh memiliki sifat yang serakah

Semut dan Merpati


Pada suatu hari, seekor semut sedang minum air di tebing sungai. Tibatiba angin bertiup kencang. Semut itu terjatuh ke dalam sungai. Semut yang malang itu terkapai-kapai di dalam air. Dia rasa tentunya akan mati lemas. Seekor burung merpati berehat di pokok berdekatan dan ternampak apa yang berlaku. Dengan pantas, dia memetik sehelai daun dan menjatuhkannya ke permukaan air berhampiran semut. Semut memanjat ke atas daun itu. Akhirnya, dia hanyut ke tebing sungai dengan selamat. Semut berkata, "Terima kasih, sahabatku. Saya akan menolongmu suatu hari nanti."Beberapa hari kemudian, seorang pemburu datang ke tempat itu untuk memburu burung. Dia ternampak merpati itu berehat di atas pokok. Dia mengeluarkan busur dan anak panahnya. Pemburu mengarahkan busur dan anaknya ke arah burung merpati itu.Semut ternampak segalanya. Dia teringat burung merpati itu pernah menolongnya. Dengan pantas, semut mengingit kaki pemburu. Dia melompat kesakitan dan anak panahnya terlepas sasaran. Apabila terdengar jeritan kesakitan pemburu itu, burung merpati pun terbang pergi. "Terima kasih, semut," kata burung merpati itu. "Kali ini, kamu telah menolong saya."

Kawan Yang Tidak Jujur

Terdapat seekor rubah bernama Joe. Ia mempunyai sahabat bernama Ronnie. Ronnie ialah seekor keldai. Joe sangat licik. Ronnie pula seekor keldai yang kurang cerdik. Oleh itu, Joe sering mengambil kesempatan terhadap kawannya itu. Ia kerap menggunakan Ronnie bagi mendapatkan makanan. Roni hanya menurut segala kata-kata dan arahan Joe. Pada suatu petang, Joe dan Ronnie berjalan- jalan di dalam hutan. Tiba-tiba mereka terserempak dengan seekor singa. Kedua-duanya tidak dapat melarikan diri. Joe yang licik mendapat idea untuk melepaskan diri dari singa itu. Ia berpura-pura berani di hadapan kawannya itu. Kamu tunggu di sini. Biar aku pergi berunding dengan singa itu,kata Joe. Joe berjalan kea rah singa. Hai, Encik Singa! Tolong jangan makan saya! Saya akan bawakan keldai itu ke sebuah gua. Tuan boleh menikmati dagingnya yang lazat itu di sana, kata Joe dengan lemah lembut. Baiklah, aku akan lepas kan kau! Tapi, kau mesti bertindak cepat! jawab singa dengan garang. Joe kembali menemui Ronnie. Singa itu tak mahu makan kita sekarang! Lebih baik kita pergi segera dari sini dan menyorok di dalam gua ketika rubah dan keldai itu masuk ke dalam gua, singa terus menerkam rubah. Kemudian, ia membaham keldai. Kedua-dua sahabat itu menjadi makanan singa.

Anak Ikan Yang Suka Menipu

Di sebuah lautan, terdapat seekor anak ikan yang nakal. Ia bernama Tony. Tony tidak disenangi rakan-rakanya kerana ia suka menipu dan mempermain-mainkan mereka. Ketika ikan-ikan lain sedang bermain, Tony akan menjerit, Jerung! Jerung! Bersembunyi cepat! Ikanikan itu ketakutan lalu lari dan bersembunyi di celah-celah batu. Tony akan mentertawakan rakannya itu. Ikan-ikan kecil amat takut dengan jerung. Jerung yang garang itu akan memakan mereka tanpa belas kasihan. Sebab itulah mereka akan lari ketakutan apabila Tony menjerit, Jerung! Jerung! Namun Tony sungguh nakal. Ia berasa seronok dapat mempermain-mainkan rakan-rakanya. Ikan-ikan kecil itu mempercayai Tony, walaupun mereka selalu tertipu dengan helah Tony. Pada suatu hari, Tony menghampiri rakan-rakanya itu. Ia ingin mempermainkan mereka seperti biasa. Tiba-tiba muncul seekor jerung menghampiri mereka. Namun Tony tidak menyedari kehadiran jerung itu. Jerung! Jerung! Bersembunyi cepat! Jerit ikan-ikan itu. Ikan-ikan itu lari lalu bersembunyi di celah-celah batu. Tony tidak menghiraukan jeritan rakan-rakanya. Ia menyangka mereka cuba mepermain-mainkanya. Baiklah, kamu semua menang! Di sini mana ada jerung! Tak usahlah kamu semua mempermain-mainkan aku! jerit Tony. Jerung itu berenang menghampiri Tony. Tony tidak sempat melarikan diri. Ia dimakan oleh jerung itu.

Anak Helang Dengan Ibunya

Jack ialah seekor anak helang yang sedang belajar terbang. Setiaphari ia melihat ibunya terba ng dengan cekap sekali. Ibunya berlarisambil mengepak-gepakkan sayapnya. Kemudian ibuny a terbangtinggi sehingga kea wan. Wah,hebatnya! jerit Jack. Semua yangdilakukan kelihatan mudah. Jack pun bercitacita untuk terbang sepertiibunya. Aku mesti banyak berlatih, kata Jack. Jack masih terlalu muda. Kaki dan sayapnyamasih lemah. Ia cuba berlari dan mengepakngepakkan sayapnya. Namun ia selalu terjatuh. Jack tidak berputus asa. Ia bangun kembali dan mencuba lagi. Ia terus berlatih sehingga ibunyapulang. Jangan cepat mengalah! Cuba lagi. Lamakelamaan kamu akan pandai! kata ibu Jack. Pada keesokan pagi, Jack bangun lebih awal. Ia ingin belajar terbang lagi. Ia juga ingin melihatibunya terbang. Ibu Jack terbang tinggi sehingga ke puncak pokok. Matany a tajam mencarisesuatu. Tiba-tiba ia terpandang seekor arnab. Ia segera terbang turun lalu menangkap arnabitu. Pada petang itu. Ibu Jack pulang membawa arnab yang ditangkapnya. Ibu, saya pun inginpergi mencari makanan, kata Jack. Kamu mesti belajar terbang terlebih dahulu, kata ibu Jack. Baiklah, ibu lihat saya terbang, kata Jack. Jack pun berlari sambil mengepakngepakkansayapnya. Ia pun terbang dengan gembira.

Katak Yang Suka Berlagak

Basil ialah seekor katak yang besar. Ia tinggal di sebuah kolam bersama-sama dengan katak-katak yang lain. Namun katak-katak lain lebih kecil daripadanya. Ini menyebabkan Basil suka berlagak. Ia menganggap dirinya paling hebat. Lihat, akulah haiwan yang paling besar di dalam kolam ini! kata Basil dengan sombongnya. Basil menganggap dirinya ketua. Katak-katak lain dikerah mencai makanan untuknya. Pada suatu hari, katak-katak itu tidak membawa makanan untuk Basil. Tuan, terdapat anjing yang besar di tepi kolam. Kami takut untuk keluar mencari makanan, kata salah seekor katak. Apa, ada haiwan yang lebih besar daripada aku? jerit Basil dengan marah. Betul, haiwan itu lebih besar daripada tuan! jawab katak itu. Basil berasa sungguh marah. Ia melompat ke atas batu yang besar di tepi kolam. Kemudian dia menghirup udara dengan banyaknya. Perutnya mula kelihatan menggelembung. Lihat! Adakah haiwan itu lebih besar daripada aku? Tanya Basil. Ya, haiwan itu lagi besar! kata katak-katak itu. Basil semakin tidak puas hati. Basil terus menghirup udara. Perutnya menjadi semakin besar, seperti sebiji belon. Namun Basil masih tidak puas hati. Ia masih mahu kelihatan lebih besar daripada anjing itu. Ia terus menghirup udara. Tiba-tiba Bang!! Bunyi yang kuat itu mengejutkan katak-katak yang lain. Mereka melihat perut Basil pecah. Akhirnya Basil mati.

Arnab Yang Rajin Bekerja

Terdapat seekor arnab bernama Ricky. Ricky sangat rajin bekerja. Ia menanam pelbagai jenis tanaman di kebun sayurnya. Ada tomato, lobak merah dan lain-lain lagi. Setiap hari, ia akan memulakan kerja di kebunnya pada awal pagi. Ia akan menyiram tanam-tanaman dan akan membubuh baja. Pada sebelah petang pula, ia akan mencabut rumput dan lalang. Jirannya ialah seekor panda bernama Peter. Peter amat pemalas. Setiap hari, ia menghabiskan masa dengan bermain. Ia hanya akan pergi mencari makanan apabila ia terasa lapar. Peter berasa hairang melihat Ricky terlalu rajin bekerja. Setiap hari ia melihat Ricky hanya menghabiskan masanya di kebun. Hai Ricky! sapa Peter. Mengapakah kamu terlalu rajin bekerja? Tanya Peter lagi. Saya mesti bekerja keras, kata Ricky. Sekarang cuaca amat sesuai untuk bercucuk tanam. Saya perlu simpan makanan yang mencukupi sebelum tiba musim hujan, jawab Ricky. Tapi, musim hujan lambat lagi, kata Peter. Sekarang adalah waktu untuk kita bermain dan bersuka ria, kata Peter lagi. Apabila hujan dah turun, tentu kita sukar dapat makanan. Kalau kita tidak menyimpan makanan dari sekarang, kita boleh mati kebuluran, kata Ricky. Oh, barulah saya faham kenapa kamu begitu rajin bekerja! kata Peter. Sejak itu, Peter juga rajin bekerja untuk mengumpul makanan.

Kanggaru Dengan Rakan-rakannya

Kumpulan cerita kanak-kanak kisah seekor kanggaru. Susie ialah seekor kanggaru yang baik hati. Ia mempunyai rakan iaitu seekor rusa dan seekor kambing. Setiap hari, mereka mencari makanan bersama-sama. Mereka gemar memakan daun kayu dan sayur-sayuran segar. Mereka akan bekerjasama ketika mendapatkan makanan. Susie rajin menolong rakan-rakanya. Ia juga cakap dengan lemah lembut. Namun kambing suka menjerit-jerit ketika bercakap. Ia juga tidak suka menolong rakan-rakanya. Pada suatu hari, Susie dan rakan-rakanya keluar mencari makanan. Mereka menemui sepohon pokok ceri yang rendang. Namun dahan pokok itu agak tinggi. Susie menarik dahan ceri itu untuk rusa. Rusa pun memakan daun muda itu dengan berselera. Terima kasih, Susie, kata rusa setela kenyang. Sekarang giliran kamu pula! Rusa menarik dahan supaya Susie dapat makan daun ceri itu. Kenapa kamu tidak menolong aku? tanya kambing. Sebab kamu tidak pernah menolong kami, jawab rusa. Kamu hanya pentingkan diri kamu sendiri, kata Susie pula. Kambing sedar akan kesilapannya selama ini. Oh, saya minta maaf! kata kambing. Kita bertiga berkawan baik. Kita perlulah tolong-menolong. Pada hari berikutnya, kambing melayan rakan-rakanya dengan baik. Ia akan bercakap dengan sopan, terutama ketika ia perlukan pertolongan. Ia juga tidak pentingkan diri lagi. Ia akan membiarkan rakan-rakanya terlebih dahulu. Kambing juga rajin mencarikan sayur-sayuran segar untuk sahabatnya. Susie dan rusa berasa amat gembira melihat perubahan sikap sahabat mereka itu.

Anak Anjing Yang Tak Sabar

Alex ialah seekor anak anjing. Ia tinggal sendirian di sebuah taman. Ia sering merasa kesunyian kerana tidak mempunyai kawan. Alex ingin mencari kawan. Pada suatu hari, Alex melihat seekor rama-rama terbang di taman itu. Rama-rama itu hinggap pada sekuntum bunga. Aku akan tangkap rama-rama itu. Bolehlah aku bermain bersama-samanya, kata Alex. Alex berjalan perlahan-lahan kearah rama-rama itu. Ia cuba menangkap rama-rama itu. Namun, rama-rama itu terbang lari. Alex mengejar rama-rama itu. Ia cuba menangkapnya lagi tetapi gagal. Akhirnya Alex merasa sungguh penat. Ia berhenti mengejar rama-rama itu. Huh, sia-sia sahaja usaha aku! Alex berjalan-jalan pula di tepi sebuah kolam. Ia nampak ikan berenang-renang dengan riang di dalam kolam itu. Mungkin ikan itu boleh menjadi kawan aku. Aku akan tangkapnya! kata Alex. Alex pun menghulurkan ekornya ke dalam air untuk memancing ikan. Ah, air kola mini sungguh sejuk! Aku tidak boleh lama di sini1 Runggut Alex sambil menarik keluar ekornya. Alex berasa marah apabila melihat ekornya basah. Ia mengoyang-goyangkan ekornya supaya segera kering. Huh,hanya membuang masa aku! Alex berehat di bawah pokok sehingga petang. Akhirnya ia pulang dengan tangan kosong. Ia tidak dapat apa-apa pun pada hari itu.

Kesilapan Anak Biri-biri

Seorang mempunyai seekor anak biri-biri bernama Charlie. Charlie mempunyai ramai kawan. Setiap hari, ia menghabiskan masa bermain bersama kawankawanya. Namun, Charlie tidak pernah rasa gembira. Charlie ingin keluar dari ladang itu. Pada suatu pagi, Charlie menyelinap keluar dari ladang. Kawan-kawan Charlie tidak menyedari perbuatannya itu. Charlie berjalan sehingga sampai di tepi sungai. Ia gembira melihat ikan-ikan berenang-renang di dalam sungai. Oh, sungguh cantik pemandangan di sini! kata Charlie. Saya boleh berehat dan minum air di sini! Kemudian, muncul seekor rusa bernama Andy.

Thumbelina

Kononnya, ada seorang perempuan yang terlalu inginkan anak. Seorang pari-pari tua memberi perempuan itu sebiji benih, "Tanamlah benih ini. Ia akan berikan kamu seorang anak!" Perempuan itu menanamnya. Tidak lama kemudian, tumbuh sekuntum bunga yang besar dan cantik. Di tengah-tengah bunga itu, ada seorang budak perempuan! Budak erempuan itu dinamakan Thumbelina kerana ketinggiannya hanya sebesar ibu jari. Dia periang, baik hati dan sangat suka menyanyi. Walaupun semakin dewasa, badan Thumbelina tidak membesar. Suatu malam, seekor kodok yang besar dan hodoh menculik Thumbelina. "Kamu akan berkahwin dengan anakkku. Kemudian, kamu akan memasak dan mengemas untuk kami!" kata kodok itu.Thumbelina meminta pertolongan daripada ikan bagi melepaskan dirinya. Beberapa ekor ikan berasa kasihan, lalu menariknya ke atas daun teratai dan membanya ke kediaman seekor tikus tua. Tikus tua sangat gembira menerima Thumbelina tinggal bersamanya. Jiran tikus tua itu, Mr. Mole, suka mendengar Thumbelina menyanyi dan dia mula mengunjungi mereka. Suatu hari, Mr. Mole menunjukkan rumahnya yang berada di bawah tanah kepada Thumbelina. Kemudian, Mr. Mole menyatakan hasratnya untuk mengahwini Thumbelina. Thumbelina sungguh terkejut. Dia enggan mengahwini Mr Mole! Selepas meminta pertolongan daripada burung biru, Thumbelina dibawa

terbang ke negeri ajaib. Semua penduduk di situ setinggi Thumbelina! Thumbelina berkahwin dengan putera yangan kacak dan hidup bahagia selama-lamanya.

ubah dan Gagak

Seekor rubah yang kelaparan sedang mencari makanan dalam hutan. Sewaktu berjalan melepasi sepohon pokok, dia terdengar bunyi di atasnya. Dia mendongak dan ternampak seekor gagak bertenggek di sebatang dahan. Gagak sedang menggigit secebis daging pada paruhnya. Rubah cuba mencari jalan untuk mendapatkan makanan gagak. Dia berfikir sungguh-sungguh dan akhirnya mendapat satu akal. "Apa khabar, Cik Gagak?" tanya rubah dengan suara yang lembut. Gagak hanya memandang ke arahnya dan menganggukkan kepala. "Kamu ialah seekor burung yang cantik," kata rubah. "Bulu kamu sungguh cantik!" Gagak sangat suka dengan pujian rubah. Rubah berkata,"jika suara kamu menyanyi semerdu wajah kamu yang cantik, tentu kamu ratu segala burung!" Gagak sangka dirinya memang pandai menyanyi, maka dia pun menyanyi untuk rubah. Tetapi sebaik sahaja dia mengangakan paruhya, cebisan daging itu terjatuh ke tanah. Rubah mentertawakan gagak yang bodoh ketika melarikan daging itu.

Arnab Yang Pemalas

Cerita kanak-kanak tentang dua sahabat. Di sebuah hutan tinggal sepasang sahabat. Mereka ialah seekor arnab dan seekor tupai. Setiap hari mereka menghabiskan masa bersamasama. Pada suatu hari, tupai berkata kepada arnab, Mari kita buat sarang. Sekarang dah tiba musim hujan. Apabila hujan, kita ada tempat berteduh. Ya, betul kata awak. Tapi biarlah saya berehat dulu, jawab arnab. Pada petang itu, hujan turun dengan lebatnya. Tupai dan arnab berteduh di bawah pokok. Mereka basah dan kesejukan.Jika kita ada sarang, tentu kita tak akan basah begini,kata tupai. Ya, betul kata awak, jawab arnab. Pagi esok kita akan buat sarang, kata arnab lagi. Keesokan pagi, cuaca sungguh baik. Tupai mengajak arnab menbuat sarang. Lebih baik kita pergi cari kayu untuk membuat sarang, kata tupai. Tapi bukan sekarang, jawab arnab. Kita masih ada banyak masa lagi. Marilah kita pergi cari makanan. Saya sungguh lapar! Tupai menggeleng-geleng melihat sikap sahabatnya itu. Pada petang itu, hujan turun lagi. Tupai dan arnab basah kuyup kerana tiada tempat berteduh. Alangkah baiknya jika kita ada sarang, kata tupai. Esok kita mesti buat sarang. Saya tak mahu terus basah seperti ini sewaktu hujan. Arnab yang pemalasitu tidak menghiraukan rungutan sahabatnya. Kita tunggu esok sahajalah, kata arnab.

Padi Emas
Pada suatu masa, Raja Cahaya Santaka dari kayangan turun bermain-main di bumi. Baginda membawa isteri dan tujuh puteri baginda yang jelita. Ramailah sekalian rakyat jelata mengiringi baginda bermain-main itu. Ketika berada di bumi, tujuh puteri baginda itu terlalu suka mandi-manda di sungai yang jernih airnya. Ada banyak batu-batu besar di tebing sungai itu. Ketujuh-tujuh orang puteri itu akan mengutip bunga-bungaan yang berkembang mekar di hutan tempat mereka berhenti itu. Ketika di bumi, setiap mereka di bekalkan dengan seuncang padi emas. Selalulah mereka menabur padi emas itu di celah-celah batu. Mereka suka melihat cahaya pantulan emas di celah-celah batu itu. Apabila hendak pulang, mereka akan mengutip semula padi emas itu. Padi emas itu akan di masukkan semula ke dalam uncangnya. Begitulah halnya setiap kali mereka turun bermain.

Pada suatu hari, ketika mereka bermain, puteri yang ketujuh menabur padi emas di celahcelah batu. Tapi malangnya, ketika mereka hendak pulang, semua padi itu telah hilang. Raja Cahaya Santaka terlalu murka akan puteri ketujuh baginda. Menurut baginda satu malapetaka akan terjadi di negeri baginda di kayangan.

Lalu puteri ketujuh di tinggalkan di bumi untuk mencari padi emas itu. Mereka yang lain semuanya pulang ke kayangan. Puteri ketujuh sentiasalah mencari padi emas yang hilang itu. Bebarapa hari kemudian dia melihat anak benih menghijau tumbuh di celah-celah batu di situ. Makin lama anak benih itu semakin membesar dan akhirnya berbuah.

Duduklah puteri ketujuh dari musim ke musim menanam padi dari benih yang di dapatinya itu. Akhirnya kawasan padinya semakin luas. Kemudian ramailah orang datang mengambil benih padi daripadanya. Tidaklah dia pulang kekayangan lagi.

Anak Helang Dengan Ibunya

Jack ialah seekor anak helang yang sedang belajar terbang. Setiaphari ia melihat ibunya terba ng dengan cekap sekali. Ibunya berlarisambil mengepak-gepakkan sayapnya. Kemudian ibuny a terbangtinggi sehingga kea wan. Wah,hebatnya! jerit Jack. Semua yangdilakukan kelihatan mudah. Jack pun bercitacita untuk terbang sepertiibunya. Aku mesti banyak berlatih, kata Jack. Jack masih terlalu muda. Kaki dan sayapnyamasih lemah. Ia cuba berlari dan mengepakngepakkan sayapnya. Namun ia selalu terjatuh. Jack tidak berputus asa. Ia bangun kembali dan mencuba lagi. Ia terus berlatih sehingga ibunyapulang. Jangan cepat mengalah! Cuba lagi. Lamakelamaan kamu akan pandai! kata ibu Jack. Pada keesokan pagi, Jack bangun lebih awal. Ia ingin belajar terbang lagi. Ia juga ingin melihatibunya terbang. Ibu Jack terbang tinggi sehingga ke puncak pokok. Matany a tajam mencarisesuatu. Tiba-tiba ia terpandang seekor arnab. Ia segera terbang turun lalu menangkap arnabitu. Pada petang itu. Ibu Jack pulang membawa arnab yang ditangkapnya. Ibu, saya pun inginpergi mencari makanan, kata Jack. Kamu mesti belajar terbang terlebih dahulu, kata ibu Jack. Baiklah, ibu lihat saya terbang, kata Jack. Jack pun berlari sambil mengepakngepakkansayapnya. Ia pun terbang dengan gembira.

Anda mungkin juga menyukai