Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH PAI

PEMBAHARUAN ISLAM

Disusun oleh :

1. Ernita Wira Hastuti


2. Andini putri
3. Desti Rahma Gusmalasari
4. Ihad Samari Alfian
5. Meikel Ardiansyah

Kelas : XI MIPA⁴
Guru pembimbing:

Makalah Kelompok II | 1
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
pembaharu Islam

Atas dukungan secara moral dan materil yang telah diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada para
pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.

Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan para pembaca sehingga dapat bermanfaat bagi kami dan
pembacanya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan guna menghasilkan laporan yang lebih baik.

Kampar, 20 mei 2022

Makalah Kelompok II | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................... 3

PENDAHULUAN BAB I ............................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................... 4


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 10
C. Tujuan pembahasan ........................................................................10

PEMBAHASAN BAB II ................................................................................ 11

A. Perkembangan Islam pada masa modern ....................................... 11


B. Tokoh-tokoh pembaharuan islam pada masa modern .................... 19
C. Pengaruh gerakan pembaharuan terhadap perkembangan
Islam di Indonesia .......................................................................... 30

PENUTUP BAB III ........................................................................................ 33

A. Kesimpulan .................................................................................... 33
B. Saran............................................................................................... 35

Makalah Kelompok II | 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembaharuan merupakan terjemahan bahasa Barat “Modernisasi“,
atau bahasa Arab al-tajdid mempunyai pengertian “Pikiran, gerakan untuk
menyesuaikan paham-Paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru
yang ditimbulkan oleh Kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern“ dengan jalan itu paraPemimpin Islam modern mengharap akan dapat
melepaskan umat Islam dari suasana Kemunduran kepada kemajuan.

Pembaharuan Islam sering kali dikelompokan sebagai kebalikan dari


Islam .Tradisionalis, merupakan corak paham ke-Islaman yang mulai intensif
pada awal Abad 20 M, yaitu setelah timbulnya gerakan pembaharuan Islam
yang terjadi Dibeberapa Negara mayoritas penduduknya Islam, seperti Saudi
Arabia, Mesir, India, Turki, Pakistan dan Indonesia.

Munculnya jaringan keagamaan antara timur tengah dan Indonesia


pada abad Ke-20 telah membentuk adanya kesinambungan tradisi keagamaan
Islam, Gerakan Islam modern pada dekade awal mereflesikan proses tersebut,
sebuah proses yang Kemudian melahirkan usaha-usaha pembaharuan.

Paradigma yang mendasari proses pembaharuan di dunia Islam,


terutama. Didasarkan pada argumen bahwa prinsip dasar Islam mengandung
benih-benih agama rasional, keadaan sosial, dan moralitas yang bisa menjadi
dasar kehidupan modern, rasioanalitas juga dilihat sebagai mampu
menciptakan sebuah elit keagamaan yang bisa mengartikulasikan dan
menafsirkan makna nilai-nilai Islam yang sesungguhnya dan karenanya
memberikan pondasi bagi lahirnya masyarakat baru.

Pembaharuan Islam di Indonesia, secara sosiologis bertalian erat


dengan gerakan pembaharuan Islam yang telah terjadi didunia Islam
sebelumnya, terutama di Timur Tengah, Seperti tokoh Muhammad Ibn
„Abdul Wahab (1703-1778), Jamal Al Din Afghani (1839-1897), Muhammad
Abduh (1845-1905) dan Muhammad Rasyid Ridho (1897-1956),
melancarkan gerakan pembaharuan Islam dari Ibnu Taimiyah (1262-1318)
merupakan usaha pemurnian Islam pada ijtihihad yang Diambil dari sumber
Al Qur‟an dan Sunnah.

Pokok pemikiran dari ajaran pembaharuan Islam yang dipelopori oleh


Abdullah Bin Abdul Wahab tentu menitik beratkan pada sebuah ajaran yang
murni tentang tauhid, aqidah dan paham keagamaan, dikarenakan seorang

Makalah Kelompok II | 4
muslim di dunia ini tidak lepas dari sebuah perintah untuk taat dan
menjalankan kewajibannya sebagai makhluk, ada pula mengenai
pembaharuan Islam ajarannya yang sangat keras terhadap kemusyrikan,
tahayul, bid’ah, khurafat dan taqlid, sehingga memberikan arti penting
perbedaan pada ajaran tradisional di Indonesia.

Pada permulaan abad ke-20, ketika rasa nasionalisme


bangsa Indonesia masih baru tumbuh, kata Islam merupakan
kata pemersatu bagi bangsa Indonesia dalam berhadapan
dengan bangsa lain. Pada masa penjajahan Belanda, umat
Islam dihadapkan pada setuasi sempit, agama Islam sering
hanya dijadikan serangan, cemoohan serta tuduhan dan celaan
orang-orang yang tidak menyukainya, melalui mimbar gereja,
pelajaran sekolah maupun berupa karangan yang dimuat
dalam surat kabar serta majalah dalam berbagai bahasa,
dengan maksud tiada lain menanamkan kebencian dalam hati
kaum dan bangsa pribumi terutama terhadap Islam dan
pemeluknya.

Ide pendirian organisasi ini berasal dari pertemuan-


pertemuan yang bersifat kenduri yang diadakan secara berkala
di rumah salah seorang anggota kerabat yang berasal dari
Palembang, yang telah lama tinggal di Bandung, selain itu
adanya kepentingan yang sama antara satu dengan yang lain
dalam usaha perdagangan, yang kemudian mengadakan studi
tentang keagamaan ataupun kegiatan-kegiatan lain dalam
agama.

Pertemuan-pertemuan itu menjelma menjadi


kelompok penelaah (Study Club) dalam bidang keagamaan,
para anggota kelompok tersebut dengan penuh kecintaan
menelaah, mengkaji, serta menguji ajaran-ajaran yang
diterimanya, Sedangkan pihak lain, keadaan kaum muslimin
di Indonesia tenggelam dalam taqlid, jumud, tarekat, khurafat,
tahayul, bid‟ah, dan syirik sebagaimana terdapat didunia
Islam lainya bahkan diperkuat oleh cengkraman kaum
penjajah Belanda.

Kemunculan Persatuan Islam pada tanggal 12


September tahun 1923 di Bandung bermula idenya dari
seorang alumnus Dar Al-Ulum Mekkah bernama Haji
Zamzam yang sejak tahun 1910-1912 menjadi guru agama di
sekolah Agama Dar Al-Muta‟alimin, Haji Zamzam bersama

Makalah Kelompok II | 5
teman dekatnya H. Muhammad Yunus seorang pedagang
sukses yang sama-sama kelahiran Palembang Sumatera
Selatan.

Pendidikan dan kultur yang sama, menyatukan mereka


dalam diskusi-diskusi tentang ke-Islaman, mengenai masalah
sekitar gerakan keagamaan yang tengah berkembang saat itu,
atau masalah agama yang dimuat dalam majalah terbitan
padang dan Majalah Al-Manar terbitan Mesir, yang telah lama
menjadi bacaan dan perhatian meraka.

Majalah Al-manar yang ditulis Muhammad Abduh


yang sangat menyentuh emosi keagamaan mereka adalah “Al-
Islam Mahjubun bi al-Muslimun“ Islam telah tertutup oleh
kaum muslimin, yang kemudian menjadi ungkapan yang
sangat terkenal dikalangan pembaharu, baik di timur tengah
maupun di Indonesia, tulisan ini menghendaki cara berpikir
dan cara hidup yang baru dan kemajuan bagi umat Islam
dengan keinginan menghidupkan kembali peninggalan yang
lama, yakni kembali kepada ajaran Al Qur‟an dan Sunnah.

Kelompok studi pengkajian Islam itu menamakan


kelompoknya dengan nama persatuan Islam, walaupun pada
saat itu ada juga yang memberi nama Permukatan islam, nama
Persatuan Islam itu diberikan dengan maksud mengarahkan
ruhul Ijtihad dan Jihad, berusaha dengan sekuat tenaga untuk
mencapai harapan dan cita-cita yang sesuai dengan kehendak
dan organisasi yaitu Persatuan pemikiran Islam, Persatuan
rasa Islam, Persatuan usaha Islam, dan Persatuan suara Islam,
bertitik tolak dari persatuan pemikiran, rasa usaha dan suara
Islam itu maka jama‟iyah atau organisasi itu dinamakan
Persatuan Islam.

Selain itu nama Persatuan Islam diilhami pula oleh


Firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an surat Ali Imron ayat 103
yang berbunyi “ Dan berpegang teguhlah kamu sekalian pada
tali ( Undang-undang/aturan) Allah seluruhnya dan janganlah
kamu bercerai berai “, Serta sebuah hadits nabi di riwayatkan
oleh Tarmidzi yang berbunyi “ Kekuatan Allah SWT itu
beserta Jama’ah ”. Firman Allah SWT dan hadits Nabi
dijadikan moto dan tertera di dalam lambang Persatuan Islam
dalam lingkaran bintang bersudut dua belas.

Makalah Kelompok II | 6
Ahmad Hasan dikenal sebagai Hasan Bandung lahir
tahun 1887 di Singapura, ayahnya bernama Ahmad, seorang
pengarang dan wartawan yang terkenal di Singapura, yang
menerbitkan beberapa surat kabar dalam bahasa Tamil,
ibunya bernama Haji Muznah, berasal dari Palekat (Madras)
tetapi kelahiran Surabaya,Ahmad dan Muznah ini nikah di
Surabaya dan kemudian pindah ke Singapura. Dikota inilah
lahir puteranya yang tunggal Hasan bin Ahmad yang
kemudian terkenal dengan nama A. Hasan.

Pada usia 7 tahun Ahmad Hasan mulai belajar Al


Qur‟an, Agama, kemudian masuk sekolah Melayu, belajar
Bahasa Arab, Melayu, Tamil dan Inggris, keahliannya dalam
Agama terutama Hadits, Tafsir, Fiqih, Ushul Fiqih, Ilmu
Qalam, dan Mantiq, bahkan segala macam masalah Agama
beliau mendalaminya, beliau juga menguasai Bahasa
Indonesia, Inggris, Tamil dan Bahasa Arab.

Masa kanak-kanak Ahmad Hasan senang sekali


memperhatikan pertukangan, dan membantu ayahnya
dipercetakan. Hal inilah rupanya yang menyebabkan beliau
mengetahui pertenunan bahkan sampai mendapat ijazah di
Bandung dan hidup berkecimpung di bidang percetakan dan
karang mengarang.

Dalam usia mudanya, yaitu pada tahun 1909, Ahmad


Hasan telah aktif menjadi pembantu utusan Melayu, tulisan
pertamanya ialah mengetahui ”Tuan Kadli“ dari sinilah beliau
terangsang untuk menulis, Koleksi bukunya sangat banyak
yang terdiri dari berbagai ilmu, karyanya sering dikaji oleh
kalangan-kalangan Pesantren Persatuan Islam yaitu Bulugul
Maram, Terjemah bacaan Sholat, Tafsir Al-Furqonyang berisi
tentang pengetahuan beliau pada ajaran Islam termasuk Fiqih,
Beliau berupaya membangkitkan kesadaran beragama,
kesadaran berbangsa dan bernegara serta menumbuhkan
kesadaran bersyariah Islam.

Pada tahun 1921 A. Hasan pindah dari Singapura ke


Surabaya, melalui berdagang jiwa perjuangan dan
pengetahuan keagamaan yang dimilikinya menyebabkan
beliau berkenalan baik dengan tokoh-tokoh Sarekat Islam
Surabaya dan menjadi anggota gerakan tersebut, beliau

Makalah Kelompok II | 7
bersahabat dengan HOS Cokroaminoto, AM Sangaji, H.A
Salim Bakri Suratmaja, Wondoamiseno dan yang lainya.

Dengan ketekunan beliau dalam belajar pengetahuan


keagamaan, untuk memuasakan diri dalam menuntut ilmu
beliau pindah ke Bandung, selama tinggal di kota lautan api
itu ia berkenalan dengan tokoh-tokoh Persatuan islam antara
lain : Asyari, Tamim Zam-zam dan lain-lainnya.

Setelah kedatangannya di Bandung pada tahun 1924,


setelah berdirinya Organisasi bernama Persatuan Islam, sering
kali beliau mengajar dikajian organisasi tersebut, dan banyak
orang yang tertarik oleh pengetahuan dan kepribadianya,
sehingga beliau membatalkan kembali ke Surabaya dan
menetap di Bandung menjadi guru dan tokoh terkemuka
Persatuan Islam.

Persatuan Islam menunjukan tedensi modernisnya,


khususnya setelah Ahmad Hasan bergabung dalam gerakan
awal, Hasan sendiri guru Utama yang dapat menyampaikan
ajaran Islamnya, kekuatan gerakan ini muncul dihadapan
masyarakat muslim, untuk menyongsong pembaharuan demi
terwujudnya Islam yang menuntut pada keragaman dalam hal
ibadah secara Tauhid dan kehidupan sehari-hari.

Ahmad Hasan masuk organisasi Persis sebenarnya


bukan karena tertarik terhadap faham-fahamnya, karena
teryata A. Hasan lah yang membawa Persis untuk menjadi
Gerakan Islah (Pembaharu), beliau sadar bahwa pemikirannya
harus dituangkan dalam sebuah gerakan agar bisa berkembang
secara efektif, pada akhirnya tampak gabungan antara
pandangan beliau dengan ciri Persis yang telah menghasilkan
sebuah gerakan faham yang cepat meluas.

A. Hasan memiliki etos juang dan pendekatan yang


sangat luar biasa, pendekatan yang digunakan dalam
menyampaikan pemikiran dan cita-citanya dengan cara debat
yang cenderung menantang konflik, sehingga mengundang
respon dan gejolak yang cukup hangat, kegiatan yang
dilakukanya memberikan dampak positif, sekaligus menjadi
model bagi kepentingan gerakan pembaharuan Islam di
Indonesia.

Makalah Kelompok II | 8
Ahmad Hasan seorang yang aktif dalam mengkaji
Islam dan aktif pula dalam berdakwah, apalagi ia sangat
menaruh perhatian terhadap para pemuda Islam, Hasan
menyadari bahwa anak-anak muda yang tengah menuntut
Ilmu itu adalah calon pemimpin di masa yang akan datang,
diantara muridnya yang sering belajar di rumah beliau adalah
Muhammad Natsir dan Isa Anshory yang termasuk kaderisasi
tokoh besar Persatuan Islam.

Menjelang kedudukan Jepang di Indonesia, pada tahun


1941-1942 beliau pindah ke Bangil atas permintaan
keluarganya, karena melihat dari kehidupannya di Bandung
yang kurang menyenangkan dari sudut materi, di Bangil
beliau meneruskan perjuangannya yaitu mendirikan Pesantren
Persatuan Islam, beliau tinggal di daerah itu sampai akhir
hayatnya, beliau meninggal dunia dalam usia 71 tahun pada
tanggal 10 November 1958.

Persatuan Islam memiliki ciri khas dalam gerak dan


langkahnya, yaitu menitik neratkan pada pembentukan paham
keagamaan yang dilancarkan melalui Dakwah, khutbah di
mimbar, Pengajian sampai pada pendidikan, maupun terjun
pada politik pada masa pemerintahan Hindia Belanda,
kecenderungan ini untuk menempatkan persatuan Islam
sebagai pembentuk paham keagamaan Islam di Indonesia, hal
ini dibuktikan dalam setiap yang dibawa oleh misi Persatuan
Islam.

Pedoman pokok yang terkandung melalui prinsip-


prinsip perjuangan kembali pada ajaran Al Qur‟an dan
Sunnah, sekaligus sebagai identitas yang mewarnai seluruh
gerak langkah organisasi, secara kongkrit tertulis dalam
Qonun Asasi(Anggaran Dasar) dan Qonun Dahili (Anggaran
Rumah Tangga) Persatuan Islam, Untuk mencapai tujuannya
organisasi Persatuan Islam dijalankan dalam bentuk ber-
Jama‟ah, berimamah, seperti yang dicontohkan Nabi
Muhammad SAW.

Awal perkembangan Persatuan Islam adalah daerah


kota Bandung Jawa Barat sebagai basis roda organisasi, ajaran
dan pemikiran pembaharuan Persatuan Islam menyebar
sampai pada Bogor, Jakarta, Leles Garut, Banjaran, Surabaya,
Malang, bangil, Padang, Sibolga, Kutaraja, Banjarmasin,

Makalah Kelompok II | 9
Gorontalo, hal ini di lihat dari perluasan kantor cabang dan
anggota-anggotanya.

Sebagaimana halnya dengan organisasi lainnya,


Persatuan Islam memberikan perhatian yang besar pada
kegiatan-kegiatan pengajian, tablig akbar, serta publikasi
melalui majalah, khusunya dalam bidang pendidikan Persis
mendirikan sebuah Madrasah atau Pesantren, sehingga ajaran-
ajaran Persatuan Islam menyebarkan pahamnya.
Berdasarkan Latar belakang masalah di atas, Maka
dalam penelitian ini penulis mengangkat judul
“KONTRIBUSI AHMAD HASAN DALAM
PERKEMBANGAN ORGANISASI PERSATUAN
ISLAM TAHUN 1924-1942”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut, harapan dapat membantu memecahkan masalah pokok yang
akan diteliti,yaitu :
1. Bagaimana Riwayat Hidup Ahmad Hasan ?
2. Bagaimana Persatuan Islam Dalam Gerakan Pembaharuan
Islam di Indonesia ?
3. Bagaimana Kontribusi Ahmad Hasan Dalam Organisasi
Persatuan Islam Tahun 1924-1942 ?

C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk terwujudnya deskripsi yang


Memberikan penjelasan tentang :.
1. Riwayat Hidup Ahmad Hasan
2. Persatuan Islam Dalam Gerakan Pembaharuan Islam di
Indonesia
3. Kontribusi Ahmad Hasan Dalam Organisasi Persatuan Islam
Tahun 1924-1942

Makalah Kelompok II | 10
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan islam pada masa modern


Dengan adanya penyimpangan-penyimpangan tersebut
mendorong munculnya para penggagas dan pembaharu Muslim yang
berusaha menyadarkan terhadap penyimpangan penyimpangan yang
telah di lakukan agar kembali jalan yang di ridhoi Allah SWT.
Tokoh-tokoh tersebut antara lain :
1. Muhammad bin Abdul Wahap

Beliau lahir di Nejd(arab Saudi) pada tahun 1115 H (1703 M)


dan wafat di Daryah tahun 1201H (1787 M) beliau seorang ulama besar
yang produktif terbukti dengan karangan bukunta tentang islam.
Diantaranya bukunya berjudul “kitab At tauhid“.

2. Rifa’ah Badawi Rafi At Tahtawi atau At Tahw

Lahir di Tahta tahun 1801 M. Pemikirannya tentang ajaran


islam adalah antara lain menyeru kepada umat islam agar hidup di dunia
tidak hanya memikirkan kehidupan akhirat saja ,tetapi harus juga
memikirkan kehidupan dunia, agar umat islam tidak dijajah oleh bangsa
lain.

3.Jamaludin Al Afghani

Makalah Kelompok II | 11
Lahir di Afganistan tahun 1839M. Wafat di Istambul Turki tahun
1897 M. Pembaharuan pemikiran yang di munculkan ,antara lain
mengajak umat islam kembali kepada ajaran yang murni ,mengajak para
kaum wanita untuk bisa meraih kemajuan dan bekerja sama dengan kaum
laki-laki ,kepemimpinan otokrasi dirubah menjadi Demokrasi,Artinya
islam menghendaki pemerintahan republik yang di dalamnya terdapat
kebebasan mengemukakan pendapat dan Negara wajib tunduk kepada
undang-undang, dan Plan Islamisme yaitu persatuan dan kesatuan umat
islam harus ada karena hal tersebut di atas segalanya.

Contoh Perkembangan Islam Modern:

1. Ilmu pengetahuan di india.

Ide pembaharuan di india dan Pakistan pertama kali di


cetuskan oleh syekh Waliyulloh pada abad ke 18 .kemudian di teruskan
oleh anaknya syekh Abdul Aziz (1746-1823)dan di kembangkan oleh
syekh Waliyulloh dan Sayid Ahmad Syahid.

2. ilmu pengetahuan di mesir

Pembaharuan di mesir di ilhami dari pembaharuan yang


dilakukan Sayid Jamaludin al Afghani di Turkisehingga muncul tokoh-
tokoh pembaharu di mesir seperti Muh. Abduh, Muh. Rasyid Ridha,
Tooha Husein ,san Yusuf Al Qardawi.

3. ilmu pengetahuan di turki

Sultan Mahmud II dari kesultanan turki (1785-1839)


mengadakan pembaharuan, antara lain memasukan kurikulum ilmu
pengetahuan ke dalam lembaga pendidikan islam, mendirikan lembaga
pendidikan “Maktebi Ma’arif”. Di samping itu ,sultan Mahmud
IImendirikan perguruan-perguruan tinggi di bidang kedokteran, militer,
dan teknologi.

4. perkembangan di bidang budaya

Kebudayaan adalah hasil cipta dan karsa dari manusia untuk


manusia itu sendiri dari masa ke masa kebudayaan semakin berkembang.

Makalah Kelompok II | 12
Termasuk didalamnya perkembangan budaya islam yang meliputi
arsitektur, sastra, dan kaligrafi.Masa modern dalam sejarah islam di
kategorikan bermula dari tahun 1800 M dan berlangsung pada masa
sekarang yang di tandai dengan gerakan pembaruan dalam berbagai
bidang. Saat islam mengalami kemunduran, bangsa Eropa justru
mengalami kemajuan luar biasa dalam lapangan kebudayaan, ekonomi,
ilmu pengetahuan, dan teknologi, Oleh karena itu, pada periode ini kondisi
dunia islam berada di bawah pengaruh kolonialisme dan imperialisme
Eropa tersebut.

Dalam perjalanan sejarah, baru pada pertengahan abad 20 M, dunia


islam bangkit memerdekakan negerinya dari penjajahan. Periode ini
memang merupakan zaman kebangkitan kembali islam setelah mengalami
kemunduran di periode pertengahan. Adapun inspirasi kebangkitan di
mulai pada saat Napoleon Bonaparte menduduki Mesir di tahun 1798 M.
Meskipun penduduk tersebut tidak berlangsung lama, tetapi hal itu
meninggalkan kesan yang mendalam pada diri umat islam tentang
kemajuan Eropa dan ketinggalan peradaban kaum muslim. Kesadaran
inilah yang kemudian berubah menjadi berubah menjadi sebuah upaya dan
agenda besar umat islam di abad modern ini guna melakukan pembaruan
dan modernisasi.

Perkembangan Agama, Politik, Ekonomi

1. Perkembangan Agama

Masa modern ini memberi landasan intelektual bagi pembaruan di


berbagai bidang, termasuk dalam bidang Agama. Dalam istilah Arab,
pembaruan di kenal dengan nama Tajdid. Adapun secara istilah, Tajdid
diformulasikan sebagai upaya dan aktivitas untuk mengubah kehidupan
umat Islam dari keadaan yang sedang berlangsung kepada keadaan yang
hendak di wujudkan demi upaya kesejahteraan, baik di dunia maupun di
akhirat, di kehendaki oleh islam. Kata pembaharuan islam mempunyai
makna”modernisasi”, yaitu ajaran islam yang bersifat relatif dan terbuka
untuk perubahan serta pembaruan.

Islam adalah agama yang memberi kebebasan kepada umatnya


untuk mengekspresikan diri asalkan sesuai dengan kaidah ajaran islam
Dan sejalan dengan tujuan penciptanya, yakni untuk beribadah kepada
Allah SWT. Perjalanan sejarah umat islam telah membuktikan bahwa
setiap saat ada umat yang senantiasa memiliki posisi sebagai pemberi
motivasi atau pembaru bagi masyarakat.

Makalah Kelompok II | 13
Salah satu pelopor pembaru dalam dunia islam Arab adalah satu
aliran yang bernama Wahabiah yang sangat berpengaruh di abad ke-19.
Pelopornyo adalah Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787M) yang
berasal dari Nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oleh
Muhammad bin Abdul Wahab adalah upaya untuk memperbaiki
kedudukan umat islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang
terdapat di kalangan umat islam saat itu. Paham tauhid mereka telah
tercampur aduk oleh ajaran tarikan yang sejak abad ke-13 tersebar luas di
dunia.

Di setiap negara islam yang dikunjunginya, Muhammad bin Abdul


Wahab melihat makam syekh tarika yang bertebaran. Setiap kota, ke
makam itu lah umat islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh,
syekeh atau wali yang telah meninggal dunia di pandang orang yang
berkuasa. Perbuatan ini merupakan paham Wahabiah termasuk syirik
karena permohonan tersebut tidak di paham lagi dipanjatkan kepada Allah
SWT.Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad bin Abdul
Wahab memutuskan perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok
pemikiran sebagai berikut.

• Yang harus di sembah hanyalah Allah SWT. Dan orang


yang menyembah selain dari-Nya telah dinyatakan
musyrik.
• Kebanyakan orang islam bukan lagi penganut paham tauhid
yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan
bukann lagi kepada Allah, melainkan dari syekeh. Orang
islam yang berperilaku demikian dinyatakan musyrik
• Menyebut nama nabi, syekeh, atau malaikat sebagai
pengantar dalam doa juga dikatakan sebagai syirik.
• Meminta syafaat selain kepada Allah adalah juga
merupakan syirik
• Bernazar kepada selain dari Allah juga perbuatan syirik
• Memperoleh pengetahuan selain Al Quran, hadis, dan kias
merupakan ke kufuran
• Tidak percaya kepada kada dan kadar Allah merupakan
kekufuran
• Menafsirkan Al Quran dengan takwil atau interpretasi
bebas juga termasuk kekufuran.

Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam


yang banyak dikunjungi dengan tujuan mencari syafaat, keberuntungan,
dan lain-lain sehingga membawa kepada paham syirik. Pemikiran-

Makalah Kelompok II | 14
pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab yang mempunyai pengaruh pada
perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah sebagai berikut:

• Hanya Al Quran dan hadis yang merupakan sumber asli


ajaran-ajaran islam. Pendapat ulama bukanlah merupakan
sumber.
• Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
• Pintu Ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup.

Muhammad bin Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif


berusaha mewujudkan pemikirannya. Pemikiran Muhammad bin Abdul
Wahab juga di kembangkan di indonesia yang awalnya di bawa oleh haji
asal Minangkabau, yaitu Haji Miskin, Haji Piobang, Haji Suman

2. Perkembangan Politik

Terdapat dua agenda pemburuan dalam masyarakat islam tentang


perkembangan politik yaitu:

a. Persoalan Internasional Politik Islam

Jamaluddin AL Afgani merupakan tokoh utama penggagas


internasionalisme. Islam secara politik. Menurut Al Afgani, umat islam
harus menyatukan barisan dan kekuatannya dalam satu bentuk Pan-
Islamisme. Halini menjadi sangat penting untuk membentengi diri umat
Islam dari dominasi penjajahan Barat. Konsep nasionalisme, yang
membuat umat islam terpecah-pecah dan terkotak-kotak dalam sekian
banyak notion-state, tidak akan konduktif dan tidak dapat diharapkan
untuk menghadapi dominasi Barat tersebut.

b. Persoalan Hubungan Agama dengan Konsep Negara


dalam Islam

Respon umat islam terhadap masalah ini muncul dalam tiga


bentuk, respon kalangan modermis, revivalis, dan sekularis. Menurut
kalangan revivalis, bentuk negara islam harus di kembalikan ke dalam
bentuk pengalaman awal sejarah umat islam . Menurut tokohnyo, Abul
A’la Al Mududin, kedalutan tertinggi dalam islam adalah Tuhan,Oleh
karena itu, Al Quran haruslah menjadi konstituti dasar suatu negara
islam.Bagi kalangan Modernis, Bentuk Negara islam di serahkan
sepenuhnya kepada kebutuhan zamannya masing-masing, Yang terpenting

Makalah Kelompok II | 15
adalah bahawa pengelolahan politiknya harus mempunyai landasan etik
Islam yang kuat.

Yang paling kontrovesial adalah kalangan sekularis. Berawal


dengan menjelaskan sifat kepemimpinan Nabi, Ali Abdurraziq sampai
pada kesimpulan bahwa islam tidak mengatur masalah-masalah
kenegaraan, tidak memerintahkan, dan juga tidak melarangnya. Hal ini
tampak dalam kepemimpinan Nabi yang murni bersifat keagamaan.
Muhammad dalam pandangan Ali Abdurraziq, menyerahkan sepenuhnya
masalah kenegaraan kepada umat islam secara rasional dan berdasarkan
pengalaman sejarahnya masing-masing untuk mengatur, mengelola, dan
memformat negaranya.

3. Perkembangan Ekonomi

Perekonomian penduduk yang merupakan syarat utama bagi


kelangsungan hidup dan hal ini disadari oleh Kerajaan Usmani sebagai
negara yang mengalami awal masa pembaruan. Maka dalam hal
perekonomian, Kerajaan Usmani melakukan hal-hal berikut:

• Pada periode pertama, Usmani bertujuan menguasai


beberapa jalur perdagangan dan beberapa Sumner
produktif.
• Berbagai produk dari Irian, Teluk Persia, dan, Laut Merah
membantu dalam menjadikan Usmani sebagai pusat
perdagangan yang makmur.
• Beberapa rute haji mengantar warga dari berbagai wilayah
Kerajaan Usmani ke Mekah dan Madinah. Mekah
merupakan sebuah kota pusat perdagangan rempah-rempah,
mutiara, lada, dan kopi.
• Penyediaan sarana kendaraan haji di Damaskus, Koiro, dan
Bagdad menjadi kegiatan bisnis yang penting.
• Dalam rentangan abad 15 dan 16, Basrah menjadi pusat
perdagangan terbesar di Anotolia serta berbagai dermaga
terbesar dalam pertukaran barang –barang.
• Kota Istambul di bangun dengan merekonstruksi beberapa
institusi publik seperti sekolah, rumah sakit, tempat
pemandian umum, dan tempat pengapdian.
• Pada abad 17 dan 18, berlangsung perubahan situasi yang
sangat menonjol dalam sistem kerajaan Usmani, artinya
terjadi pula pecahnya peperangan yang berkepanjangan

Makalah Kelompok II | 16
antara petinggi pusat dan petinggi lokal untuk
memperebutkan kekuasaan terhadap pendapatan atas pajak
produksi penduduk.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau


pemikiran islam tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Al Afgani (Iran Turki 9 Maret 1897)

Salah satu sumbangan terpenting di dunia islam diberikan oleh


Sayid Jamaluddin Al Afgani. Gagasan mengilhami kaum muslim di turki,
iran, mesir, dan india.

2. Abduh (Mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyid Rida

Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara


Eropa dan terkesan dengan pengalaman mereka di sana. Rasyid Rida
mendapat pendidikan islam tradisional dan mengguasai bangsa asing.

3. Husein (Mesir Selatan 1889-1973)

Toha Husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat


mendukung gagasan Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan seseorang
pendukung modernisme yang gigih.

4. Qutub (Mesir 1906-1966)dan Yusuf Al Qardawi

Al Qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan.


Jika modernisasi yang dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan
memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan modern serta
penerapan tehnologinya, maka Islam tidak menolaknya, bahkan
mendukungnya.

5. Sir Sayid Ahmad Khan (India 1817-1898)

Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan


saintifikasi masyarakat muslim. Seprti halnya Al Afgani, ia menyerukan
kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi,
berbeda dengan Al afgani, ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Makalah Kelompok II | 17
6. Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)

Generasi awal abad ke-2 adalah Sir Muhammad Iqbal yang


merupakan salah seorang muslim pertama dfi anak benua india yang
sempat mendalami pemikiran Barat modern dan mempunyai latar
belakang pendidikan yang bercorak tradisional intelektual islam.

Perkembangan Seni dan Budaya

Hal yang dapat di pelajari di berbagai negara islam atau negara


yang berpenduduk mayoritas umat islam adalah:

1. Arsitektur

Arsitektur ada yang berfungsi melayani keagamaan, seperti masjid,


makam, madrasah dan ada pula yang berfungsi melayani kepentingan
sekunder, seperti istana, benteng, jalan-jalan raya, karava serai.Di bidang
perhotelan telah di bangun hotel-hotel mewah bertaraf internasional antara
lain :

Masjidil Haram artinya masjid yang di hormati atau dimuliakan.


Masjid ini berbentuk empat persegi terletak di tengah-tengah kota mekah,
Masjid ini merupakan masjid tertua di dunia.

Masjid Nabawi adalah Masjid yang megah dan indah serta sangat
luas. Masjid Nabawi bertambah megah dan indah dengan adanya sepuluh
buah menara yang menjulang tinggi, 95 buah pintu yang lebar dan indah,
dan juga kubah masjid yang dapat terbuka dan tertutup.

Sekarang ini Tehera merupakan salah satu kota terbesar di Asia.


Bangunan arsitektur peninggalan Dinasti Qatar yaitu:

• Istana Niavarand, tempat kediaman Syah Muhammad Reza


Pahlepi dan keluarganya
• Pengkuburan Behesyyti Zahara, Pekuburan ini tempat
dimakamkah puluhan ribu pahlawan Revolusi islam.

2. Sastra

Pada masa pembaharuan telah bermunculan para sastrawan yang


berkarya sastranya bersifat islami di berbagai negara, misalnya :

• Seorang sastrawan dan pemikir besar, menjelang abad ke-


20 telah lahir di Pskitan (1877-1938)yang bernama

Makalah Kelompok II | 18
Muhammad Iqbal, ia telah mengungkapakan filsafat
tentang puisi menggunakan bahasa Urdu dan Persi.
• Mustafa Lutfi Al-Manfaluti (1876-1926) seorang sastrawan
dan ulama Al Azhar
• Dr. Muhammad Husain Haekal (1888-1956) pengarang
yang telah menulis Hayatu Muhammmad
• Jamil Sidiq Az-Zahawi (1863-1936)seorang perintis sajak
moderen dan seorang penyair tua
• Abdus Salam Al-Ujaili (Lahir 1918)Seorang sastrawan di
Suriah dan juga seorang dokter medis
• Aisyah Abdurrahman seorang dokter dalam sastra klasik

3.Kligrafi

Kata Kaligrafi berasal dari Bahasa Yunani: Kaligrafia atau


kaligraphos. Kallos berarti indah gropho berarti tulisan.jadi kaligrafi
berarti indah yang mempunyai nilai estetis.

Perhatian umat islam indonesia terhadap seni kaligrafi Islami


terlihat cukup bagus. Hal ini ini di tandai antara lain:

• Diadakan pameran lukisan kaligrafi nasional


• Di selengarakannya Mussabaqah khaaf indah Al-Quran
dalam setiap MTQ.

Hikmah Perkembangan Islam pada Masa Moderen

Hikmah yang dapat dilihat dari perkembangan Islam pada masa


modern antara lain:

1. Sejarah di kemukakan dalam Al Quran sebagai kisah atau


peristiwa yang dialami umat manusia di masa lalu.
2. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi
pilihan ketika mengambil sikap.

B. Tokoh-tokoh pembaharuan islam pada masa modern

1. Muhammad bin Abdul Wahab

Di Arabia timbul suatu aliran Wahabiyah, yang mempunyai


pengaruh pada pemikiran pembaharuan di abad ke-19. Pencetusnya ialah

Makalah Kelompok II | 19
Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787) yang lahir di Uyainah, Nejd,
Arab Saudi.

Setelah menyelesaikan pelajarannya di Madinah ia pergi merantau


ke Basrah dan tinggal di kota ini selama empat tahun. Selanjutnya ia
pindah ke Bagdad dan di sini ia menikah dengan seorang wanita kaya.

Lima tahun kemudian, setelah istrinya meninggal dunia, ia pindah


ke Kurdistan, selanjutnya ke Hamdan, dan ke Isfahan. Di Kota Isfahan, ia
sempat mempelajari filsafat dan tasawuf. Setelah bertahun-tahun
merantau, ia akhirnya kembali ke tempat kelahirannya di Nejed.

Pemikiran yang dicetuskan Muhammad bin Abd Wahab untuk


memperbaiki kedudukan umat Islam timbul bukan sebagai reaksi terhadap
suasana politik seperti yang terdapat di Kerajaan Utsmani dan Kerajaan
Mughal, tetapi sebagai reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di
kalangan umat Islam di waktu itu. Kemurnian paham tauhid mereka telah
dirusak oleh ajaran-ajaran tarekat yang semenjak abad ketiga belas
memang tersebar luas di dunia Islam.

Soal tauhid memang merupakan ajaran paling dasar dalam Islam.


Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau Muhammad bin Abd Wahhab
memusatkan perhatian pada soal ini.

Pendapat Muhammad bin Abdul Wahhab

a. Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah Swt., dan orang
yang menyembah selain Allah Swt. Telah menjadi musyrik dan
boleh dibunuh.
b. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang
sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan lagi dari
Allah, tetapi dari syekh atau wali dari kekuatan gaib. Orang Islam
demikian juga telah menjadi musyrik.
c. Menyebut nama nabi, syekh, atau malaikat sebagai perantara dalam
doa juga merupakan syirik.
d. Meminta syafa’at selain dari kepada Allah Swt. Adalah juga syirik.
e. Bernazar kepada selain dari Allah Swt. Juga syirik.
f. Memperoleh pengetahuan selain dari al-Qur’ān, hadis dan qias
(analogi) merupakan kekufuran.
g. Tidak percaya kepada qada dan qadar Allah Swt. Juga merupakan
kekufuran.
h. Demikian pula menafsirkan al-Qur’ān dengan ta’wil (interpretasi
bebas) adalah kufur.

Makalah Kelompok II | 20
Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abd Wahhab yang
mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaharuan di
abad ke-19 antara lain seperti berikut.

a. Hanya al-Qur’an dan hadislah yang merupakan sumber asli dari


ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama tidak merupakan sumber.
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
c. Pintu ijtihad terbuka dan tidak tertutup.

2. Syah Waliyullah

Syah Waliyullah dilahirkan di Delhi pada tanggal 21 Februari 1703


M. Ia mendapatkan pendidikan dari orang tuanya, Syah Abd Rahim,
seorang sufi dan ulama yang memiliki madrasah.

Setelah dewasa, ia kemudian turut mengajar di madrasah itu.


Selanjutnya, ia pergi naik haji dan selama satu tahun di Hejaz ia sempat
belajar pada ulama-ulama yang ada di Mekkah dan Madinah.

Ia kembali ke Delhi pada tahun 1732 dan meneruskan


pekerjaannya yang lama sebagai guru. Di samping itu, ia gemar menulis
buku dan banyak meninggalkan karya-karyanya, di antaranya buku
Hujjatullāh Al-Baligah dan Fuyun Al-Haramain.

Di antara penyebab yang membawa kepada kelemahan dan


kemunduran umat Islam menurut pemikirannya adalah sebagai berikut.

a. Terjadinya perubahan sistem pemerintahan Islam dari sistem


kekhalifahan menjadi sistem kerajaan.
b. Sistem demokrasi yang ada dalam kekhalifahan diganti dengan
sistem monarki absolut.
c. Perpecahan di kalangan umat Islam yang disebabkan oleh berbagai
pertentangan aliran dalam Islam.
d. Adat istiadat dan ajaran bukan Islam masuk ke dalam keyakinan
umat Islam.

Di zaman Syah Waliyullah, penerjemahan al-Qur’an ke dalam


bahasa asing masih dianggap terlarang. Tetapi, ia melihat bahwa orang di
India membaca al-Qur’an dengan tidak mengerti isinya. Pembacaan tanpa
pengertian tak Besar faedahnya untuk kehidupan duniawi mereka.

Ia melihat perlu al-Qur’an diterjemahkan ke dalam bahasa yang


dapat dipahami orang awam. Bahasa yang

Makalah Kelompok II | 21
Dipilihnya ialah bahasa Persia yang banyak dipakai di kalangan
terpelajar Islam India di ketika itu. Penerjemahan al-Qur’an ke dalam
bahasa Persia disempurnakan Syah Waliyullah di tahun 1758.

Terjemahan itu pada mulanya mendapat tantangan, tetapi lambat


laun dapat juga diterima oleh masyarakat. Karena masyarakat telah mau
menerima terjemahan, putranya kemudian membuat terjemahan ke dalam
bahasa Urdu, bahasa yang lebih umum dipakai oleh masyarakat Islam
India daripada bahasa Persia.

3. Muhammad ali Pasya

Muhammad Ali Pasya lahir di Kawala, Yunani pada tahun 1765 M


adalah seorang keturunan Turki dan meninggal di Mesir pada tahun 1849
M. Sebagaimana raja-raja Islam lainnya, Muhammad Ali juga
mementingkan soal yang bersangkutan dengan militer. Ia yakin bahwa
kekuasaannya hanya dapat dipertahankan dan diperbesar dengan kekuatan
militer.

Di samping itu, ia mengerti bahwa di belakang kekuatan militer


mesti ada kekuatan ekonomi yang sanggup membelanjai pembaharuan
dalam bidang militer, dan bidang-bidang yang bersangkutan dengan
urusan militer. Jadi,

Ada dua hal yang penting baginya, kemajuan ekonomi dan


kemajuan militer. Kedua hal tersebut menghendaki ilmu-ilmu modern
yang telah dikenal orang di Eropa.

Ide dan gagasan Muhammad Ali Pasya yang sangat inovatif pada
zamannya antar lain bahwa, untuk mendirikan sekolah-sekolah modern
dan memasukkan ilmu-ilmu modern dan sains ke dalam kurikulum.
Sekolah-sekolah inilah yang kemudian yang dikenal sebagai sekolah
modern di Mesir pada khususnya dan dunia Islam pada umumnya.

Saat itu Mesir masih mempunyai sistem pendidikan tradisional,


yaitu kuttab, masjid, madrasah, dan jami’ al-Azhar. Sementara itu ia
melihat jika ia memasukkan kurikulum modern ke dalam lembaga
pendidikan tradisional tersebut, sangat sulit.

Oleh karena itulah, ia mengambil jalan alternatif dengan cara


mendirikan sekolah modern di samping madrasah-madrasah tradisional
yang telah ada pada masa itu masih tetap berjalan.

Makalah Kelompok II | 22
4. Al-Tahtawi

Rifa’ah Baidawi Rafi’ Al-Tahtawi demikian nama lengkapnya. Ia


lahir pada tahun 1801 M di Tahta, suatu kota yang terletak di Mesir bagian
selatan dan meninggal di Kairo pada tahun 1873 M.

Ketika Muhammad Ali mengambil alih seluruh kekayaan di Mesir,


harta orang tua Al-Tahtawi termasuk dalam

Kekayaan yang dikuasai itu. Ia terpaksa belajar di masa kecilnya


dengan bantuan dari keluarga ibunya. Ketika berumur 16 tahun, ia pergi ke
Kairo untuk belajar di Al-Azhar. Setelah lima tahun menuntut ilmu, ia
selesai dari studinya di Al-Azhar pada tahun 1822 M.

Beberapa pemikirannya tentang pembaruan Islam adalah sebagai


berikut.

a. Ajaran Islam bukan hanya mementingkan soal akhirat, tetapi juga


soal hidup di dunia. Umat Islam juga harus memperhatikan
kehidupan dunia.
b. Kekuasaan raja yang absolut harus dibatasi oleh syariat, raja harus
bermusyawarah dengan ulama dan kaum intelektual.
c. Syariat harus diartikan sesuai dengan perkembangan modern.
d. Kaum ulama harus mempelajari filsafat dan ilmu pengetahuan
modern agar syariat dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan
masyarakat modern.
e. Pendidikan harus bersifat universal, misalnya wanita harus
memperoleh pendidikan yang sama dengan kaum pria. Istri harus
menjadi teman dalam kehidupan intelektual dan sosial.
f. Umat Islam harus dinamis dan meninggalkan sifat statis.

5. Jamaludin Al-Afgani

Jamaludin lahir di Afghanistan pada tahun 1839 dan meninggal


dunia di Istambul pada tahun 1897. Ketika baru berusia dua puluh dua
tahun, ia telah menjadi pembantu bagi Pangeran Dost Muhammad Khan di
Afghanistan.

Di tahun 1864 ia menjadi penasihat Sher Ali Khan. Beberapa tahun


kemudian, ia diangkat oleh Muhammad A’zam Khan menjadi perdana
menteri. Dalam pada itu, Inggris mulai mencampuri soal politik dalam

Makalah Kelompok II | 23
negeri Afghanistan dan dalam pergolakan yang terjadi Al-Afgani memilih
pihak yang melawan golongan yang disokong Inggris.

Pihak pertama kalah dan Al-Afgani merasa lebih aman


meninggalkan tanah tempat lahirnya dan pergi ke India di tahun 1869.

Beberapa pemikiran Jamaludin Al-Afgani tentang pembaruan


Islam adalah sebagai berikut.

a. Kemunduran umat Islam tidak disebabkan karena Islam tidak


sesuai dengan perkembangan zaman dan perubahan kondisi.
Kemunduran itu disebabkan oleh berbagai faktor.
b. Untuk mengembalikan kejayaan pada masa lalu dan sekaligus
menghadapi dunia modern, umat Islam harus kembali kepada
ajaran Islam yang murni dan Islam harus dipahami dengan akal
serta kebebasan.
c. Corak pemerintahan otokrasi dan absolut harus diganti dengan
pemerintahan demokratis. Kepala negara harus bermusyawarah
dengan pemuka masyarakat yang berpengalaman.
d. Tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Pan Islamisme atau
rasa solidaritas antarumat Islam harus dihidupkan kembali.

6. Muhammad Abduh

Muhammad Abduh dilahirkan di Mesir pada tahun 1849 M.


Bapaknya bernama Abduh Hasan Khaerullah, berasal dari Turki yang
telah lama tinggal di Mesir. Ibunya berasal dari bangsa Arab yang
silsilahnya meningkat sampai ke suku bangsa Umar Ibn Al-Khattab.

Pada tahun 1866 M, Muhammad Abduh meneruskan studinya ke


Al-Azhar. Sewaktu masih belajar di Al-Azhar, Jamaludin Al-Afghani
datang ke Mesir dalam perjalanan ke Istambul. Di sinilah Muhammad
Abduh untuk pertama kalinya bertemu dengan Jamaludin Al-Afghani.

Dalam pertemuan itu, Jamaludin Al-Afghani mengajukan


pertanyaan-pertanyaan mengenai arti beberapa ayat al-Qur’an. Kemudian,
ia berikan tafsirannya. Perjumpaan ini meninggalkan kesan yang baik
dalam diri Muhammad Abduh.

Ketika Jamaludin Al-Afghani datang pada tahun 1871 untuk


menetap di Mesir, Muhammad Abduh menjadi muridnya yang paling
setia. Ia mulai belajar falsafat di bawah pimpinan Jamaludin Al-Afghani.

Makalah Kelompok II | 24
Di masa ini, ia telah mulai menulis karangan-karangan untuk harian Al-
Ahram yang pada waktu itu baru saja didirikan.

Pada tahun 1877, studinya selesai di Al-Azhar dengan mendapat


gelar Alim. Ia mulai mengajar, pertama di Al-Azhar, kemudian di Dar Al-
Ulum dan juga di rumahnya sendiri. Di antara buku-buku yang
diajarkannya ialah buku akhlak

Karangan Ibn Miskawaih, Mukaddimah Ibn Khaldun, dan sejarah


Kebudayaan Eropa karangan Guizot, yang diterjemahkan Al-Tahtawi ke
dalam bahasa Arab pada tahun 1857.

Sewaktu Jamaludin Al-Afghani diusir dari Mesir pada tahun 1879


karena dituduh mengadakan gerakan menentang Khedewi Tawfik,
Muhammad Abduh yang juga dipandang turut campur dalam soal ini,
dibuang keluar kota Kairo. Tetapi di tahun 1880 ia boleh kembali ke ibu
kota dan kemudian diangkat menjadi redaktur surat kabar resmi
pemerintah Mesir.

Ide-ide Pembaharuan Muhammad Abduh

a. Pembukaan pintu ijtihad. Menurut Muhammad Abduh, ijtihad


merupakan dasar penting dalam menafsirkan kembali ajaran Islam.
b. Penghargaan terhadap akal. Islam adalah ajaran rasional yang
sejalan dengan akal sebab dengan akal, ilmu pengetahuan akan
maju.
c. Kekuasaan negara harus dibatasi oleh konstitusi yang telah dibuat
oleh negara yang bersangkutan.

7. Rasyid Rida

Rasyid Rida adalah murid Muhammad Abduh yang terdekat. Ia


lahir pada tahun 1865 di Al-Qalamun, suatu desa di Lebanon yang
letaknya tidak jauh dari Kota Tripoli (Suria).

Menurut keterangan, ia berasal dari keturunan Al-Husain, cucu


Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, ia memakai gelar Al-Sayyid di
depan namanya. Semasa kecil, ia dimasukkan ke madrasah tradisional di
al-Qalamun untuk

Belajar menulis, berhitung dan membaca al- Qur’an. Pada tahun


1882, ia meneruskan pelajaran di Madrasah Al-Wataniah Al- Islamiah
(Sekolah Nasional Islam) di Tripoli.

Makalah Kelompok II | 25
Di Madrasah ini, selain dari bahasa Arab diajarkan pula bahasa
Turki dan Perancis, dan di samping pengetahuan-pengetahuan agama juga
pengetahuan-pengetahuan modern telah dipengaruhi oleh ide-ide modern.

Di masa itu sekolah-sekolah misi Kristen telah mulai bermunculan


di Suria dan banyak menarik perhatian orang tua untuk memasukkan anak-
anak mereka belajar di sana. Dalam usaha menandingi daya tarik sekolah-
sekolah misi inilah, maka Al-Syaikh Husain Al-Jisr mendirikan Sekolah
Nasional Islam tersebut. Karena mendapat tantangan dari pemerintah
Kerajaan Utsmani, umur sekolah itu tidak panjang.

Rasyid Rida meneruskan pelajarannya di salah satu sekolah agama


yang ada di Tripoli. Tetapi dalam pada itu, hubungan dengan Al-Syaikh
Husain Al-Jisr berjalan terus dan guru inilah yang menjadi pembimbing
baginya di masa Muda.

Selanjutnya, ia banyak dipengaruhi oleh ide-ide Jamaluddin Al-


Afghani dan Muhammad Abduh melalui majallah Al-Urwah Al-Wusṭa. Ia
berniat untuk menggabungkan diri dengan Al-Afghani di Istambul, tetapi
niat itu tak terwujud.

Sewaktu Muhammad Abduh berada dalam pembuangan di Beirut,


ia mendapat kesempatan baik untuk berjumpa dan berdialog dengan murid
Al-Afghani yang terdekat ini.

Perjumpaan-perjumpaan dan dialognya dengan Muhammad Abduh


meninggalkan kesan yang baik dalam dirinya. Pemikiran-pemikiran
pembaharuan yang diperolehnya dari Al- Syaikh Husain Al-Jisr dan yang
kemudian diperluas

Lagi dengan ide-ide Al-Afghani dan Muhammad Abduh amat


memengaruhi jiwanya.

Ia mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaharuan itu ketika


masih berada di Suria, tetapi usaha-usahanya mendapat tantangan dari
pihak Kerajaan Utsmani. Ia merasa terikat dan tidak bebas. Oleh karena
itu, ia memutuskan pindah ke Mesir, dekat dengan Muhammad Abduh.
Pada bulan Januari 1898, ia sampai di negeri gurunya ini.

Beberapa bulan kemudian, ia mulài menerbitkan majalah yang


termasyhur, Al-Manar. Di dalam nomor pertama, dijelaskan bahwa tujuan
Al-Manar sama dengan tujuan Al-Urwah Al-Wusṭa, antara lain
mengadakan pembaharuan dalam bidang agama, sosial, dan ekonomi,
memberantas takhyul dan bid’ah-bid’ah yang masuk ke dalam tubuh
Islam, menghilangkan paham fatalisme yang terdapat dalam kalangan

Makalah Kelompok II | 26
umat Islam, serta paham-paham salah yang dibawa tarekat-tarekat tasawuf,
meningkatkan mutu pendidikan dan membela umat Islam terhadap
permainan politik negara-negara Barat.

Majalah ini banyak menyiarkan ide-ide Muhammad Abduh. Guru


memberikan ide-ide kepada murid dan kemudian muridlah yang
menjelaskan dan menyiarkannya kepada umum melalui lembaran-
lembaran Al-Manār. Tetapi, selain dari ide-ide, Al-Manar juga
mengandung artikel-artikel yang dikarang Muhammad Abduh sendiri.
Demikian juga tulisan pengarang-pengarang lain.

Pemikiran Rasyid Rida

a. Sikap aktif dan dinamis di kalangan umat Islam harus


ditumbuhkan.
b. Umat Islam harus meninggalkan sikap dan pemikiran kaum
Jabariyah.
c. Akal dapat dipergunakan untuk menafsirkan ayat dan hadis tanpa
meninggalkan prinsip umum.
d. Umat Islam menguasai sains dan teknologi jika ingin maju.
e. Kemunduran umat Islam disebabkan banyaknya unsur bid’ah dan
khurafat yang masuk ke dalam ajaran Islam.
f. Kebahagiaan dunia dan akhirat diperoleh melalui hukum yang
diciptakan Allah Swt.
g. Perlu menghidupkan kembali sistem pemerintahan khalifah.
h. Khalifah adalah penguasa di seluruh dunia Islam yang mengurusi
bidang agama dan politik.
i. Khalifah haruslah seorang mujtahid besar dengan bantuan para
ulama dalam menerapkan prinsip hukum Islam sesuai dengan
tuntutan zaman.

8. Sayyid Ahmad Khan

Setelah hancurnya Gerakan Mujahidin dan Kerajaan Mughal


sebagai akibat dari Pemberontakan 1857, muncullah Sayyid Ahmad Khan
untuk memimpin umat Islam India, yang telah kena pukul itu untuk dapat
berdiri dan maju

Kembali sebagai di masa lampau.

Ia lahir di Delhi pada tahun 1817 dan menurut keterangan berasal


dari keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad

Makalah Kelompok II | 27
Melalui Fatimah dan Ali. Neneknya, Sayyid Hadi, adalah
pembesar istana di zaman Alamghir II (1754‒1759).

Ia mendapat didikan tradisional dalam pengetahuan agama dan di


samping bahasa Arab, ia juga belajar bahasa Persia. Ia orang yang rajin
membaca dan banyak memperluas pengetahuan dengan membaca buku
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Sewaktu berusia 18 tahun, ia masuk bekerja pada Serikat India


Timur. Kemudian, ia bekerja pula sebagai hakim. Tetapi, pada tahun 1846,
ia pulang kembali ke Delhi untuk meneruskan studi.

Di masa Pemberontakan 1857, ia banyak berusaha untuk mencegah


terjadinya kekerasan dan dengan demikian banyak menolong orang Inggris
dari pembunuhan. Pihak Inggris menganggap ia telah banyak berjasa bagi
mereka dan ingin membalas jasanya, tetapi hadiah yang dianugerahkan
Inggris kepadanya ia tolak. Gelar Sir yang kemudian diberikan kepadanya
dapat ia terima.

Hubungannya dengan pihak Inggris menjadi baik dan ini ia


pergunakan untuk kepentingan umat Islam India.

Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan


umat Islam India dapat diwujudkan hanya dengan bekeija sama dengan
Inggris. Inggris telah merupakan penguasa yang terkuat di India dan
menentang kekuasaan itu tidak akan membawa kebaikan bagi umat Islam
India. Hal ini akan membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh
ketinggalan dari masyarakat Hindu India.

Pemikiran Sayyid Ahmad Khan

a. Kemunduran umat Islam disebabkan tidak mengikuti


perkembangan zaman dengan cara menguasai sains dan teknologi.
b. Ia berpendirian bahwa manusia bebas berkehendak dan berbuat
sesuai dengan sunatullah yang tidak berubah. Gabungan
kemampuan akal, kebebasan manusia berkehendak dan berbuat,
serta hukum alam inilah yang menjadi Sumber kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.
c. Sumber ajaran Islam hanyalah al-Qur’ān dan hadis.
d. Ia menentang taklid dan perlu adanya ijtihad sehingga umat Islam
dapat berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.
e. Ia berpendapat satu-satunya cara untuk mengubah pola pikir umat
Islam dari keterbelakangan adalah pendidikan.

Makalah Kelompok II | 28
9. Sultan Mahmud II

Pembaharuan di Kerajaan Utsmani abad ke- 19, sama halnya


dengan pembaharuan di Mesir, juga dipelopori oleh Raja. Kalau di Mesir
Muhammad Ali Pasyalah raja yang memelopori pembaharuan, di Kerajaan
Utsmani, raja yang Menjadi pelopor pembaharuan adalah Sultan Mahmud
II.

Mahmud lahir pada tahun 1785 dan mempunyai didikan


tradisional, antara lain pengetahuan agama, pengetahuan pemerintahan,
sejarah dan sastra Arab, Turki dan Persia. Ia diangkat menjadi Sultan pada
tahun 1807 dan meninggal pada tahun 1839.

Di bagian pertama dari masa kesultanannya, ia disibukkan oleh


peperangan dengan Rusia dan usaha menundukkan daerah-daerah yang
mempunyai kekuasaan otonomi besar. Peperangan dengan Rusia selesai
pada tahun 1812 dan kekuasaan otonomi daerah akhirnya dapat ia perkecil
kecuali kekuasaan Muhammad Ali Pasya di Mesir dan satu daerah
otonomi lain di Eropa.

Setelah kekuasaannya sebagai pusat pemerintahan Kerajaan


Utsmani bertambah kuat, Sultan Mahmud II melihat bahwa telah tiba
masanya untuk memulai usaha-usaha pembaharuan yang telah lama ada
dalam pemikirannya. Sebagaimana sultan-sultan lain, hal pertama yang
menarik perhatiannya ialah pembaharuan di bidang militer.

Gerakan Pembaharuan Sultan Mahmud II

a. Menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya.


b. Menghapus pengultusan sultan yang dianggap suci oleh rakyatnya.
c. Memasukkan kurikulum umum ke dalam lembaga-lembaga
pendidikan madrasah.
d. Mendirikan sekolah Maktebi Ma’arif yang mempersiapkan tenaga-
tenaga administrasi, dan Maktebi Ulum’i edebiyet yang
mempersiapkan tenagatenaga ahli penerjemah.
e. Mendirikan sekolah kedokteran, militer dan teknik.

10. Muhammad Iqbal

Makalah Kelompok II | 29
Muhammad Iqbal berasal dari keluarga golongan menengah
di.Punjab dan lahir di Sialkot pada tahun 1876. Untuk meneruskan studi ia
kemudian pergi ke Lahore dan belajar di sana sampai ia memperoleh gelar
kesarjanaan M.A.

Di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold, seorang


Orientalis, yang menurut keterangan, mendorong pemuda Iqbal untuk
melanjutkan studi di Inggris. Pada tahun 1905, ia pergi ke negara ini dan
masuk ke Universitas Cambridge untuk mempelajari falsafat.

Dua tahun kemudian, ia pindah ke Munich di Jerman, dan di


sinilah ia memperoleh gelar Ph.D. dalam tasawuf. Tesis dektorar yang
diajukannya berjudul: The Development of Metaphysics in Persia
(Perkembangan Metafisika di Persia).

Pada tahun 1908 ia berada kembali di Lahore dan di samping


pekerjaannya sebagai pengacara, ia menjadi dosen falsafat. Bukunya The
Reconstruction of Retigious Thought in Islam adalah hasil ceramah-
ceramah yang diberikannya di beberapa universitas di India.

Kemudian, ia memasuki bidang politik dan pada tahun 1930, ia


dipilih menjadi Presiden Liga Muslimin. Di dalam perundingan Meja
Bundar di London, ia turut dua kali mengambil bahagian. Ia juga
menghadiri Konferensi Islam yang diadakan di Yerusalem. Pada tahun
1933, ia diundang ke Afghanistan untuk membicarakan pembentukan
Universitas Kabul.

Dalam usia 62 tahun, ia meninggal di tahun 1938. Berbeda dengan


pembaharu-pembaharu lain, Muhammad Iqbal adalah penyair dan filosof.
Tetapi, pemikirannya mengenai kemunduran dan kemajuan umat Islam
mempunyai pengaruh pada gerakan pembaruan dalam Islam.

Pemikiran Muhammad Iqbal tentang Pembaharuan Islam

a. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan


pintu ijtihad tetap terbuka.
b. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam
syiarnya, ia mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan
tinggal diam.
c. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan
kejumudan dalam berpikir.
d. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai
perkembangan zaman.

Makalah Kelompok II | 30
e. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki
Barat.
f. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya
perhatian terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial
kemasyarakatan.

C. Pengaruh gerakan pembaharuan terhadap perkembangan


Islam di Indonesia
Gerakan pembaruan Islam yang muncul di Mesir, India, dan Turki
pada abad modern, secara langsung atau tidak langsung, berpengaruh pada
gerakan Islam di Asia Tenggara. Para tokoh Islam di Asia Tenggara,
termasuk Indonesia, menyerap secara selektif ide-ide pembaruan dari
tokoh-tokoh Islam luar negeri yang telah disebutkan sebelumnya.

Pengaruh tersebut diakui oleh para tokoh Islam dan intelektual


Islam di Indonesia berikutnya dalam bentuk tulisan-tulisan. Misalnya,
pada tahun 1961, Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), mantan
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), menulis buku berjudul engaruh
Muhammad Abduh di Indonesia. Pada tahun 1969, H.A. Mukti Ali,
mantan Menteri Agama Repulik Indonesia menulis buku berjudul Alam
ikiran Islam Modern di Indonesia. Pada tahun 1973, tulisan Deliar Noer
diterbitkan oleh Oxford University Press berjudul The Modernist Muslim
Moement in Indonesia 1900-1942. Buku tersebut diterbitkan dalam versi
bahasa Indonesia pada tahun 1980 berjudul erakan Modern Islam di
Indonesia Tahun 1900-1942. Tulisan serupa masih banyak muncul di
Indonesia di tahuntahun berikutnya. Dari buku H.A. Mukti Ali dapat
diketahui adanya lima faktor yang mendorong munculnya gerakan
pembaruan Islam di Indonesia, yaitu:

1. Adanya kenyataan ajaran Islam yang bercampur dengan kebiasaan


yang bukan Islam.
2. Adanya lembaga-lembaga pendidikan Islam yang kurang efisien.
3. Adanya kekuatan misi dari luar Islam yang mempengaruhi gerak
dakwah Islam.
4. Adanya gejala dari golongan intelegensia tertentu yang
merendahkan Islam.
5. Adanya kondisi politik, ekonomi, dan sosial Indonesia yang buruk
akibat penjajahan.

Makalah Kelompok II | 31
Melihat pada lima realitas tersebut, maka para ulama pembaru
Islam melakukan lima gerakan besar pembaruan, yaitu:

1. Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan


yang bukan Islam;
2. Mereformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran
modern;
3. Mereformasi penafsiran-penafsiran terhadap ajaran dan kondisi
pendidikan Islam;
4. Mempertahankan Islam dari desakan-desakan dan pengaruh
kekuatan luar Islam;
5. Melepaskan Indonesia dari belenggu penjajahan.

Lima gerakan pembaruan tersebut bukan peristiwa yang terjadi


begitu saja. Akan tetapi secara langsung atau tidak langsung memiliki akar
panjang sejarah dari tokoh pembaru Islam di Mesir, India, dan Turki.
Pengaruh tersebut berlangsung melalui proses pendidikan dan bahan
bacaan (surat kabar/majalah).

Pada akhir abad ke-19 ada banyak kaum muslim muda Indonesia
yang belajar ke Mekkah dan Mesir. Di sana mereka bersentuhan dengan
ide-ide pembaruan. Mereka membaca majalah-majalah yang diterbitkan
khusus untuk misi pembaruan Islam, seperti majalah Al-Urwat Al-Wuisqa
dan Al-Manar yang terbit di Mesir.

Misi pembaruan melalui media majalah kemudian ditiru oleh para


ulama pembaru di beberapa tempat di Asia Tenggara. Di Singapura, terbit
sebuah majalah dengan nama Majalah Al-Imam (terbit pada tahun 1908).
Di Minangkabau dengan nama Majalah Al-Munir (terbit tahun 1911), dan
di Yogyakarta dengan nama Suara Muhammadiyah.

Ada banyak tokoh Islam di Indonesia yang sepaham dengan misi


pembaruan tersebut, tetapi dalam buku teks ini tidak disebut semuanya. Di
antara mereka adalah:

1) Syeikh Muhammad Tahir Jalaluddin asal Padang yang hijrah Ke


Singapura. Tokoh ini memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap gerakan pembaruan di Asia Tenggara.
2) Haji Abdullah Ahmad dan Haji Abdul Malik Karim Amrullah
(HAMKA). Kedua tokoh ini dipandang penting sebab keduanya
menjadi pelopor pembaruan Islam di Minangkabau.
3) K.H. Ahmad Dahlan, pendiri organisasi atau Persyarikatan
Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta.

Makalah Kelompok II | 32
4) K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU)
pada tanggal 31 Januari 1926. Di Jombang Jawa Timur.

K.H. Ahmad Dahlan adalah teman seperguruan dengan tokoh


Islam pendiri Jam’iyyah Nahdhatul Ulama (NU), yaitu K.H. Hasyim
Asy’ari. NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926. K.H. Ahmad Dahlan
dan K.H. Hasyim Asy’ari berguru pada guru yang sama ketika belajar di
Mekkah, yaitu Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dan Syeikh
Nawawi Al-Bantani.

Makalah Kelompok II | 33
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian , pembahasan subjektif dalam menelusuri
pemikiran pembaharuan Islam Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha, baik
hasil pemikirannya, biografi, persamaan dan perbedaan pemikiran dari
keduanya. Maka seluruh uraian tersebut, dapat disimpulkan sebagai
berikut :

a. Abduh adalah tokoh pergerakan pembaharuan Islam di Mesir pada


Abad 19 M. Muhammad Abduh sebagai guru dari Rasyid Ridha adalah
sosok yang sederhana, hal ini karena ia terlahir dari keluarga petani. Akan
tetapi sejak dari kecil ia sudah diberikan pendidikan oleh kedua orang
tuanya dengan menyekolahkannya di madrasah Islam di Thanta yaitu di
Masjid Syaikh Ahmadi. Hingga ia melanjutkan studinya di Al-Azhar. Dari
pengalamannya semasa muda, ia meresa bahwa pada saat itu umat Islam
terlihat sangat terbelakang baik dalam segi pendidikan, ilmu pengetahuan,
kemajuan peradabannya, perekonomian dan lain sebagainya. Ia bertekad
untuk membawa umat Islam kembali Berjaya seperti pada zaman klasik.
Sehingga ia melakukan erubahan-perubahan dalam bidang keagamaan
yaitu dengan memberatas faham-faham sesat yang tidak sesuai dengan
ajaran Islam. Dalam bidang pendidikan yaitu dengan memperbarui system
dan metode cara belajar, dan menambahkan ilmu pengetahuan umam
kepada sekolah-sekolah Islam, dan menambahkan memperdalam
pengetahuan agama kepada sekolah-sekolah yang didirikan oleh
pemerintah. Dan yang terakhir dalam bidang politik dan sosial
krmasyarakatan, dalam masalah model bentuk Negara Muhammad Abduh
tidak menargetkan bentuk Negara yang eksklusif, yang terpenting
pemerintah mampu membawa masyarakat pada kemajuan dengan

Makalah Kelompok II | 34
menyesuaikan tuntunan zaman. Selain itu ia juga menegakkan kesetaraan
gendgende

b. Muhammad Rasyid Ridha juga salah satu tokoh pembaharu dari Mesir
yang hidupnya juga pada abad 19 M. Ia adalah salah satu murid
Muhammad Abduh yang setia melanjutkan pemikiran pembaharuan
dari Muhammad Abduh. Rasyid Ridha terlahir dari keluarga yang
silsilahnya hingga ke sayyidina Husain, putra Ali bin Abi Thalib dan
Fatimah, sekaligus cucu dari Rasulullah saw. Rasyid Ridha semasa
kecilnya juga sudah diberikan pendidikan agama yang kuat oleh kedua
orang tuanya, selain itu ia juga sudah mempelajari ilmu hitung, bahasa
Turki, Prancis, Arab dan pengetahuan modern lainnya.Pertemuannya
dengan Muhammad Abduh di Beirut membuka jalan awal baginya
untuk lebih aktif berfikir, yang bertujuan untuk memajukan umat Islam
agar dapat mengejar ketertinggalannya dari peradaban Barat. Sehingga
ia pun turut melakukan pembaharuan yang serupa dilakukan oleh
Muhammad Abduh yaitu dalam bidang keagamaan, bidang pendidikan
dan bidang politik dan social kemasyarakatan.
c. Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha melakukan perubahan dalam
tubuh Islam, karena mempunyai tujuan yaitu untuk menyadarkan umat
Islam (salah satunya di Mesir) akan kondisi mereka yang sudah
tertinggal jauh di belakang peradaban Barat dan membawa, menantang
umat Islam untuk bangkit membuat perubahan. Agar umat Islam
percaya bahwa kemunduran ini tidak selamanya disebabkan ketidak
mampuan mereka dalam membuat perubahan, atau ketidak mampuan
Islam menghadapi tantangan dunia modern. Jka dilihat kembali pada
periode klasik, umat Islam dapat menonjolkan prestasinya dalam ilmu
pengetahuan. Akan tetapi Barat mau mengambil dan mengembangkan
ilmu pengetahuan tersebut dan menciptakan temuan-temuan yang
hebat sekarang ini. Sehingga keduanya melakukan perubahan dalam 3
bidang yang mana dalam ketiga bidang tersebut terdapat persamaan
dan perbedaannya. Perbedaan terseebut terjadi karena situasi

Makalah Kelompok II | 35
kehidupan mereka dan pengalaman mereka yang berbeda. Kedua
tokoh ini juga berupaya membedakan antara apa saja yang dapat
dirubah tanpa menghilangkan inti Islam dan apa yang merupakan
bagian esensial yang tidak perlu dirubah.

B. Saran
1. Dalam melihat perkembangan yang semakin hari semakin berkembang
ini, diharapkan umat Islam khususnya mampu beradabtasi dengan
baik. Yaitu dengan mempelajari perkembangan-perkembangan yang
ada saat ini baik ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi dan
lain-lain. Namun, tetap bagi umat islam untuk tidak lepas dalam
memperdalam pendidikan agama palin utama. Dengan begini umat
Islam mampu meraih kemajuan yang lebih baik lagi seperti pada
periode klasik. Namun, tidak semua peradaban modern yang lahir dari
barat dapat diadopsi di negara Islam. Maka dari itu umat Islam
diwajibkan untukuk selalu berfikir dan memanfaatkan akal pikiran
agar tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang menyimpang dari
ajaran Islam yang murni.

2. Dengan mengetahui sosok Muhammad Abduh dan Rasydi Ridha,


selain sebagai figur juga seorang pejuang yang memiliki pengaruh
yang luar biasa dalam perjuangannya membebaskan umat Islam dari
kemunduran dan ketertinggalan. Peneliti berharap semoga para
pembaca setelah membaca penulisan ini, dapat mengambil hikmah dan
manfaatnya.

3. Penulis mengakui dalam penulisan skrispsi ini masih terdapat banyak


sekali kekurangan , maka saran-saran, kritik dan masukan kami
harapkan untuk melengkapi dan menyempurnakan penulisan skripsi
ini.

Makalah Kelompok II | 36

Anda mungkin juga menyukai