Dosen pengampu:
Winda nurkhalifah, M. H
Disusun oleh:
2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Hukum Islam pada Masa Kebangkitan atau Masa Perubahan” ini selesai pada
waktunya.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu kami akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membangun
makalah ini menjadi lebih baik lagi dan semoga makalah ini dapat menjadi
manfaat untuk kita semua.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................2
BAB III
PENUTUP….. … …………………
A. KESIMPULAN ....................................................................................10
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hukum Islam dalam perkembangannya mengalami kemajuan serta
kelesuan. Setelah berabad -abad lesu, pemikiran islam bangkit kembali. Ini
terjadi pada bagian kedua abad ke-19. Kebangkitan kembali pemikiran Islam
tersebut timbul sebagai reaksi terhadap sikap taqlid yang telah membawa
kemunduran hukum Islam. Munculah gerakan-gerakan baru di antara gerakan-
gerakan para ahli hukum yang menyarankan kembali kepada Al-Quran dan
Sunnah. Gerakan ini dalam dalam kepustakaan disebut gerakan salaf
(salafiyah) yang ingin kembali pada kemurnian agama islam di zaman salaf
(permulaan), generasi awal dahulu. Selain itu, fenomena-fenomena yang
muncul pada akhir abad ke-13 H merupakan suatu wujud kesadaran dari
kebangkitan hukum Islam. Periode kebangkitan ini berlangsung mulai sejak
abad ke 19, yang merupakan kebangkitan kembali umat islam, terhadap
periode sebelumnya, periode ini ditandai dengan gerakan pembaharuan
pemikiran yang kembali kepada kemurnian ajaran islam.
Era kebangkitan Islam di Indonesia ditandai dengan lahirnya Indonesia
organisasi pergerakan Islam. Lahirnya Organisasi-organisasi Pergerakan
tersebut ada yang bersifat netral seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persatuan
Islam. Adapula yang berpegang teguh pada mazhab seperti Nahdatul Ulama,
Persatuan Tarbiyah Islamiyah dan Al Wasliyah. Organisasi-organisasi tersebut
Telah banyak ditulis oleh para ahli sesuai dengan bidangnya masing-masing,
terutama Muhammadiyah Dan Nahdatul Ulama karena kedua organisasi
tersebut merupakan organisasi terbesar di Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
¹Adam panji, 2020, hukum Islam, jakarta timur, sinar grafika offset
Dan juga dengan adanya ijtihad dapat ditimbulkan pendapat dan pemikiran baru
sebagai ganti pendapat dan pemikiran ulama-ulama terdahulu yang tidak sesuai
lagi dengan perkembangan zaman. Isu mengenai tertutupnya pintu ijtihad timbul
sesudah habisnya mujtahid (ahli ijtihad) besar abad ke-3 H pengikut masing-
masing mujtahid besar memusatkan perhatian pada ajaran-ajaran atau mazhab
gurunya dan memalingkan perhatian mereka dari Al-Qur’an dan hadis kepada
karangan (pendapat) gurunya.
Menurut ahmad hanafi (1970:311) usaha-usaha kebangkitan ke arah tersebut
sudah mulai tampak sejak masa periode pertengahan. Namun usaha tersebut
masih yang sifatnya terbatas dan terjadi dalam lingkungan yang terbatas pula.
Baru setelah kesadaran nasional meliputi kaum muslimin dan mereka sudah
menginsafi atau menyadari kedudukan dirinya sebagai golongan yang mundur
atau lemah, maka barulah muncul kebangkitan yang sifatnya universal yang
meliputi seluruh kaum Muslim di negeri-negeri islam.²
Zaman inilah yang melahirkan tokoh pembaruan hukum Islam. Sebab mereka
beranggapan bahwa banyak persoalan hukum yang muncul yang memerlukan
produk hukum yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam proses
penyebaran agama Islam di kepulauan Indonesia yang dilakukan oleh para
saudagar melalui perdagangan dan perkawinan, hukum Islam mempunyai peran
yang amat besar. Misalnya, ketika seorang saudagar hendak menikah dengan
seorang pribumi, maka wanita itu diislamkan lebih dahulu dan pernikahannya
kemudian dilangsungkan menurut ketentuan hukum Islam. Keluarga yang tumbuh
dari perkawinan ini mengatur hubungan antaranggotanya dengan kaidah hukum
Islam atau kaidah lama yang disesuaikan dengan nilai Islam. Kalau salah seorang
suami dan/atau istri itu meninggal dunia, maka harta peninggalannya dibagi
menurut hukum kewarisan Islam.
3
²Dr. Busyro, M. Ag, 2020, pengantar filsafat hukum islam, jakarta, kenacana 2020
Jika ada sengketa di antara mereka, sengketa itu diselesaikan oleh hakam melalui
tahkim kepada muhakkam yang merupakan asal usul Peradilan Agama atau bentuk
Peradilan Agama pada permulaan perkembangan agama Islam di nusantara ini.
Pembentukan keluarga yang kemudian berkembang menjadi masyarakat Islam
yang baru itu memerlukan pengajaran agama, baik untuk anak-anak maupun untuk
orang yang telah dewasa. Secara tradisional, biasanya pelajaran agama yang
diajarkan pada waktu itu adalah (1) ilmu kalam, (2) ilmu fikih, dan (3) ilmu
tasawuf (mistik). Dengan sistem pendidikan dan perkawinan yang demikian,
menyebarlah ajaran agama Islam ke seluruh kepulauan Indonesia secara damai.³
4
2. Rasa percaya diri kaum Muslimin akan masa depan mereka akibat
kemenangan Mesir atas Israil tahun 1975, revolusi Iran tahun 1979 dan fajar
kemunculan kembali peradaban Islam abad ke-15 menurut kalender Islam.
³Prof. Dr. H. Zainuddin Ali, MA, 2006, hukum islam, Jakarta, Sinar grafika
5
Adapun beberapa organisasi kelompok tradisional yaitu:
A. Muhammadiyah
Kelahiran Muhammadiyah pada awalnya menifestasi dari pemikiran dan
amal perjuangan KH. Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) yang menjadi
pendirinya. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru
kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh
Ahmad Khatib dari Minangkabau. Muhammadiyah pada tahun 1959
membuat perubahan AD yang sangat berarti, yakni untuk pertama kalinya
Muhammadiyah mencantumkan ”Asas Islam” dalam pasal 2 Bab II.,
dengan kalimat, “persyarikatan berasaskan islam”
B. Persatuan islam
Didirikan organisasi Masyarakat Persatuan Islam (Persis) bertujuan untuk
menyatukan pemahaman keislaman di Masyarakat Indonesia dengan
berdasarkan Al- Quran dan As-Sunnah. Persis banyak dipengaruhi Aliran
Wahabiyah, Arab Saudi, tampil berdakwah sekaligus menentang segala
praktik-praktik Keagamaan yang berasal dari luar ajaran Islam.
C. Serikat islam (si)
Perjuangan SI diwujudkan dalam bentuk program kerja yang intinya
menolak sistem Kapitalisme sebagaimana terjabarkan dalam berbagai
bidang SI juga menuntut dihapuskannya kerja paksa dan Sistem izin ketika
mau bepergian naik haji. SI menuntut penghapusan Peraturan yang
diskriminatif untuk penerimaan murid di sekolah-sekolah, perbaikan
lembaga Pendidikan, dan perlunya ditambah jumlah sekolah. SI menuntut
Dihapuskannya segala macam UU dan peraturan yang menghambat
tersebarnya Islam; pembayaran Gaji guru dan penghulu seimbang dengan
gaji pendeta subsidi bagi lembaga pendidikan Islam dan Pengakuan hari-
hari besar Islam.
D. Nahdlatul ulama
Memahami khittah NU tahun1926 bukan berarti membatasi warga NU
dalam politik, dan Sama sekali tidak boleh terlibat dalam proses politik.
6
Sikap netral NU terhadap seluruh kekuatan Partai politik NU justru dapat
memperluas ruang politik NU, tidak terbatasi oleh formalitas dan Loyalitas
pada partai politik tertentu. Kata kunci yang paling strategis untuk
memahami prinsip khittah 1926 NU adalah mengembalikan organisasi itu
kepada fungsi awalnya sebagai organisasi sosial Keagamaan. Tidaklah sulit
bagi NU untuk menyuarakan aspirasi rakyat dalam rangka kemaslahatan
Ummat secara luas.
7
dipakai sebagai legitimasi kekuasaan pihak penguasa seperti "Islam modernis-
liberal" masa rezim parlementer awal, "Islam developmentalis" masa Ayyub Khan,
"Islam Nasionalis" masa Yahya Khan, "Islam sosialis- populis" masa Bhutto dan
masa Zia ul-Haq "Islam fundamentalis-revivalis".
8
oleh Khalifah Abbasiyah kedua, al-Manshur (754-775 M) pada tahun 762 M.
setelah mencari-cari daerah yang strategis untuk ibukotanya, pilihan jatuh pada
daerah yang sekarang dinamakan Baghdad, terletak di pinggir sungai Tigris. Sejak
awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu
Pengetahuan dalam Islam. Itulah sebabnya, Philip K. Hitti menyebutnya sebagai
kota intelektual. Menurutnya, di antara kota-kota dunia, Baghdad merupakan
professor masyarakat Islam.
Setelah masa al-Mansur, kota Baghdad menjadi lebih masyhur lagi
karena
perannya sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam. Banyak
para ilmuwan dari berbagai daerah datang ke kota ini untuk mendalami ilmu
pengetahuan. Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada zaman pemerintahan
Khalifah Harun al- Rasyid (786-809 M) dan anaknya al-Makmun (813-833 M).
Dari kota inilah memancar sinar kebudayaan dan peradaban Islam ke seluruh dunia.
Prestise politik, supremasi ekonomi, dan aktivitas intelektual merupakan tiga
keistimewaan kota ini. Kebesarannya tidak terbatas pada negeri Arab, tetapi
meliputi seluruh negeri Islam. Baghdad ketika itu menjadi pusat peradaban dan
kebudayaan yang tertinggi di dunia. Ilmu pengetahuan dan sastra berkembang
sangat pesat. Banyak buku filsafat yang sebelumnya dipandang sudah “mati”
dihidupkan kembali dengan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Khalifah al-
Makmun memiliki perpustakaan yang dipenuhi dengan buku-buku ilmu
pengetahuan. Perpustakaan itu benama Bait al-Hikmah.
Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan
kebangkitan ilmu Pengetahuan dalam Islam. Selain itu Baghdad juga sebagai pusat
penerjemahan bukubuku dari berbagai cabang ilmu ke dalam bahasa Arab. Selain
itu, banyak berdiri akademi, sekolah tinggi dan sekolah biasa yang memenuhi kota
itu. Dua di antaranya yang terpenting adalah perguruan Nizhamiyyah, didirikan
oleh Nizham Al-Mulk, wazir Sultan Seljuk, pada abad ke-5 H dan perguruan
Mustansiriyah, didirikan dua abad kemudian oleh Khalifah Mustanshir Billah
9
Dalam bidang sastra, kota Baghdad terkenal dengan hasil karya yang indah dan
digemari orang.⁴
⁴MC, mardinal Tarigan , “peradaban islam: masa kebangkitan kembalikembali”. Jurnal on education, vol. 05,
No. 04, Augustus 2023, hal. 12175- 12189
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
dan menaklukkan wilayah. Dalam sejarah peradaban Islam, periode pertama
pemerintahan Bani Abbasiyah dikenal sebagai puncak keemasan dari peradaban
Islam. Secara politis, khalifah merupakan seorang tokoh yang betul-betul kuat,
dan merupakan pusat kontrol antara politik dan agama. Kemakmuran masyarakat
mencapai titik tertinggi, yaitu berhasil menyiapkan landasan perkembangan
dunia pendidikan, terutama bagi perkembangan ilmu filsafat, agama, kedokteran,
dan berbagai macam ilmu pengetahuan.
B. Saran
Setelah melihat perjuangan dan perkembangan umat islam sudah
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Adam panji, 2020, hukum Islam, jakarta timur, sinar grafika offset
Dr. Busyro, M. Ag, 2020, pengantar filsafat hukum islam, jakarta, kenacana 2020
Prof. Dr. H. Zainuddin Ali, MA, 2006, hukum islam, Jakarta, Sinar grafika
11
¹MC, mardinal Tarigan , “peradaban islam: masa kebangkitan kembalikembali”.
Jurnal on education, vol. 05, No. 04, Augustus 2023, hal. 12175- 12189
Internet:
https://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2015/11/makalah-periode-kebangkitan-
kembali.html
https://maszal.blogspot.co.id/2016/09/bab-i-pendahuluan-a.html
12