Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TARIKH TASYRI’

Hukum Islam pada Masa Kebangkitan atau Masa Perubahan

Dosen pengampu:
Winda nurkhalifah, M. H

Disusun oleh:

1. Leni Marliana (2323110035)


2. Rapika Tri utami (2323110039)

PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS


SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
FATMAWATI SOEKARNO BENGKULU

2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Hukum Islam pada Masa Kebangkitan atau Masa Perubahan” ini selesai pada
waktunya.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu kami akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membangun
makalah ini menjadi lebih baik lagi dan semoga makalah ini dapat menjadi
manfaat untuk kita semua.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................2

1. KONDISI AWAL PADA MASA KEBANGKITAN


FIKIH...........................................................................................................2
2. IJTIHAD PADA PERIODE KEBANGKITAN ISLAM……………..…2
3. FAKTOR-FAKTOR MUNCULNA KEBANGKITAN
ISLAM………………………………………..….…..…..………….......... 3
4. KEBANGKITAN ISLAM DALAM BIDANG KE AGAMAAN……….5
5. KEBANGKITAN ISLAM DALAM BIDANG POLITIK………….......6
6. KEBANGKITAN ISLAM DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA……7
7. KEBANGKITAN ISLAM DALAM BIDANG INTELEKTUAL….......9

BAB III
PENUTUP….. … …………………
A. KESIMPULAN ....................................................................................10
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................11
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum Islam dalam perkembangannya mengalami kemajuan serta
kelesuan. Setelah berabad -abad lesu, pemikiran islam bangkit kembali. Ini
terjadi pada bagian kedua abad ke-19. Kebangkitan kembali pemikiran Islam
tersebut timbul sebagai reaksi terhadap sikap taqlid yang telah membawa
kemunduran hukum Islam. Munculah gerakan-gerakan baru di antara gerakan-
gerakan para ahli hukum yang menyarankan kembali kepada Al-Quran dan
Sunnah. Gerakan ini dalam dalam kepustakaan disebut gerakan salaf
(salafiyah) yang ingin kembali pada kemurnian agama islam di zaman salaf
(permulaan), generasi awal dahulu. Selain itu, fenomena-fenomena yang
muncul pada akhir abad ke-13 H merupakan suatu wujud kesadaran dari
kebangkitan hukum Islam. Periode kebangkitan ini berlangsung mulai sejak
abad ke 19, yang merupakan kebangkitan kembali umat islam, terhadap
periode sebelumnya, periode ini ditandai dengan gerakan pembaharuan
pemikiran yang kembali kepada kemurnian ajaran islam.
Era kebangkitan Islam di Indonesia ditandai dengan lahirnya Indonesia
organisasi pergerakan Islam. Lahirnya Organisasi-organisasi Pergerakan
tersebut ada yang bersifat netral seperti Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persatuan
Islam. Adapula yang berpegang teguh pada mazhab seperti Nahdatul Ulama,
Persatuan Tarbiyah Islamiyah dan Al Wasliyah. Organisasi-organisasi tersebut
Telah banyak ditulis oleh para ahli sesuai dengan bidangnya masing-masing,
terutama Muhammadiyah Dan Nahdatul Ulama karena kedua organisasi
tersebut merupakan organisasi terbesar di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kondisi Awal pada masa kebangkitan fikih


Menurut dedi supriadi periode ini disebut juga dengan periode
Renaisans, berlangsung sejak abad ke -13 H sampai dengan abad ke 20 M.
Disebut kebangkitan fikih karena pada masa ini, timbul ide, usaha dan
gerakan-gerakan pembebasan dari sikap taklid yang terdapat dalam umat islam
dan dalam ilmu pengetahuan islam. Gerakan ini timbul setelah munculnya
kesadaran umat islam akan adanya kelemahan dan kemunduran kaum
muslimin yang disebabkan oleh adanya pentrasi barat. Gerakan ini
menyerukan pembasmian bid'ah dan mengajak umat islam untuk kembali
kepada al-quran dan as-sunnah serta amalan-amalann ulama sahabat dalam
mengamalkan ajaran-ajaran agama islam. Gerakan ini kemudian diikuti oleh
sejumlah gerakan yang dipelopori beberapa ulama, seperti muhammad bin
sanusi di Libya dan Afrika Utara Jamaluddin al-afghani dan muhammad abdul
di Mesir, al-mahdi di Sudan, KmHm muhammad dahlan, H. A. Karim
Amrullah, dan T. n. Hasbi ash-shiddieq di Indonesia.
Pada dasarnya gerakan ini menyerukan kepada kebangkitan umat islam,
dan kembali ke ajaran islam. Semua gerakan pembaharuan di berbagai negara
terjadi dalam ber bagai aspek agama, seperti akidah, ibadah dan ahlak, bahkan
juga aspek politik, sosial, ekonomi dan budaya semua itu menginspirasi
pembaharuan dalam fikih kebangkitan pembaharuan fikih adalah dengan
membuka pintu ijtihad.¹

2. Ijtihad pada periode kebangkitan hukum islam


Pembaruan hukum Islam dilakukan dengan ijtihad. Ijtihad inilah yang
menjadi intisari pembaruan dalam Islam. Dengan adanya ijtihad, dapat diadakan
penafsiran dan interpretasi baru terhadap ajaran-ajaran yang bersifat zanni.

2
¹Adam panji, 2020, hukum Islam, jakarta timur, sinar grafika offset

Dan juga dengan adanya ijtihad dapat ditimbulkan pendapat dan pemikiran baru
sebagai ganti pendapat dan pemikiran ulama-ulama terdahulu yang tidak sesuai
lagi dengan perkembangan zaman. Isu mengenai tertutupnya pintu ijtihad timbul
sesudah habisnya mujtahid (ahli ijtihad) besar abad ke-3 H pengikut masing-
masing mujtahid besar memusatkan perhatian pada ajaran-ajaran atau mazhab
gurunya dan memalingkan perhatian mereka dari Al-Qur’an dan hadis kepada
karangan (pendapat) gurunya.
Menurut ahmad hanafi (1970:311) usaha-usaha kebangkitan ke arah tersebut
sudah mulai tampak sejak masa periode pertengahan. Namun usaha tersebut
masih yang sifatnya terbatas dan terjadi dalam lingkungan yang terbatas pula.
Baru setelah kesadaran nasional meliputi kaum muslimin dan mereka sudah
menginsafi atau menyadari kedudukan dirinya sebagai golongan yang mundur
atau lemah, maka barulah muncul kebangkitan yang sifatnya universal yang
meliputi seluruh kaum Muslim di negeri-negeri islam.²
Zaman inilah yang melahirkan tokoh pembaruan hukum Islam. Sebab mereka
beranggapan bahwa banyak persoalan hukum yang muncul yang memerlukan
produk hukum yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam proses
penyebaran agama Islam di kepulauan Indonesia yang dilakukan oleh para
saudagar melalui perdagangan dan perkawinan, hukum Islam mempunyai peran
yang amat besar. Misalnya, ketika seorang saudagar hendak menikah dengan
seorang pribumi, maka wanita itu diislamkan lebih dahulu dan pernikahannya
kemudian dilangsungkan menurut ketentuan hukum Islam. Keluarga yang tumbuh
dari perkawinan ini mengatur hubungan antaranggotanya dengan kaidah hukum
Islam atau kaidah lama yang disesuaikan dengan nilai Islam. Kalau salah seorang
suami dan/atau istri itu meninggal dunia, maka harta peninggalannya dibagi
menurut hukum kewarisan Islam.

3
²Dr. Busyro, M. Ag, 2020, pengantar filsafat hukum islam, jakarta, kenacana 2020

Jika ada sengketa di antara mereka, sengketa itu diselesaikan oleh hakam melalui
tahkim kepada muhakkam yang merupakan asal usul Peradilan Agama atau bentuk
Peradilan Agama pada permulaan perkembangan agama Islam di nusantara ini.
Pembentukan keluarga yang kemudian berkembang menjadi masyarakat Islam
yang baru itu memerlukan pengajaran agama, baik untuk anak-anak maupun untuk
orang yang telah dewasa. Secara tradisional, biasanya pelajaran agama yang
diajarkan pada waktu itu adalah (1) ilmu kalam, (2) ilmu fikih, dan (3) ilmu
tasawuf (mistik). Dengan sistem pendidikan dan perkawinan yang demikian,
menyebarlah ajaran agama Islam ke seluruh kepulauan Indonesia secara damai.³

3. Faktor-faktor munculnya kebangkitan islam


Beberapa faktor mengapa begitu penting Islam harus bangkit dari
keterpurukan adalah Pertama, faktor eksternal yaitu datangnya Kolonilasme dunia
Barat seperti Portugis, Belanda, Spanyol, Amerika, Prancis Inggris dan lainnya ke
negeri-negeri Muslim untuk memonopoli, Eksploitasi kekayaan alam, dan
menaklukkan wilayah sebagaimana tergambar dalam semboyan Gospel; Gold and
Glory. Kedua, faktor Internal munculnya paham taklid pada pendapat ulama;
Praktik tarekat yang banyak mengkultuskan wali, Syekh atau mursid; berkembang
paham Islam Sinkretis, khurafat, tahayul dan praktik bid’ah; meninggalkan kajian-
kajian yang mengandung unsur Filsafat dan berpikir kritis.
Menurut Chandra Muzaffar, kebangkitan kembali Islam antara lain
diilhami oleh beberapa faktor, yaitu:
1. kekecewaan terhadap peradaban Barat secara keseluruhan yang dialami
oleh generasi baru Muslim.

4
2. Rasa percaya diri kaum Muslimin akan masa depan mereka akibat
kemenangan Mesir atas Israil tahun 1975, revolusi Iran tahun 1979 dan fajar
kemunculan kembali peradaban Islam abad ke-15 menurut kalender Islam.

³Prof. Dr. H. Zainuddin Ali, MA, 2006, hukum islam, Jakarta, Sinar grafika

4. Kebangkitan islam dalam bidang ke agamaan


Untuk membahas bagaimana muncul organisasi Islam dan
peranaorganisasi Islam dalam Kiprahnya menyebarluaskan pemurnian
ajaran Islam, maka dibawah ini dikemukakan terlebih dahulu Alasan
perlunya pemurnian Islam yang menjadi perdebatan antar kelompok ormas
tersebut antara lain.
1. Merebaknya pemahaman agama yang bersifat taklid yaitu penerimaan fatwa
dan amal Perbuatan yang diakui sebagai sesuatu yang tidak dapat berubah
lagi di kalangan umat Islam. Kemudian ada anggapan dari sebagian ulama
bahwa pintu ijtihad sudah tertutup sehingga kreatifitas Umat Islam
terbelenggu
2. Di kalangan umat Islam sedang berkembang tarekat-tarekat seperti
Naqsabandiyah,Syatariyah, Kadiriyah, Sanusiayah dan lainnya.
3. Masalah perantara (wasilah) dalam berhubungan dengan Allah. Masalah
lain yang Menjadi perdebatan antara kelompok pembaharu dengan
kelompok tradisional adalah masalah Ushalli, bagi kelompok tradisional itu
perlu disebutkan, sedangkan bagi kaum pembaharu tidak perlu Disebutkan
atau dilafalkan. Selanjutnya perdebatan lain adalah sekitar bacaan Basmalah
dalam sholat perlu dikeraskan atau dipelankan, masalah Qunut menurut
pembaharu, nabi Hanya melakukan disaat krisis perang; sedang kelompok
tradisi mengikut mazhab Syafii yang Mensunnahkan dalam shalat subuh
kemudian masalah tarawih; Dua azan dan zikir.

5
Adapun beberapa organisasi kelompok tradisional yaitu:
A. Muhammadiyah
Kelahiran Muhammadiyah pada awalnya menifestasi dari pemikiran dan
amal perjuangan KH. Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis) yang menjadi
pendirinya. Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru
kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh
Ahmad Khatib dari Minangkabau. Muhammadiyah pada tahun 1959
membuat perubahan AD yang sangat berarti, yakni untuk pertama kalinya
Muhammadiyah mencantumkan ”Asas Islam” dalam pasal 2 Bab II.,
dengan kalimat, “persyarikatan berasaskan islam”
B. Persatuan islam
Didirikan organisasi Masyarakat Persatuan Islam (Persis) bertujuan untuk
menyatukan pemahaman keislaman di Masyarakat Indonesia dengan
berdasarkan Al- Quran dan As-Sunnah. Persis banyak dipengaruhi Aliran
Wahabiyah, Arab Saudi, tampil berdakwah sekaligus menentang segala
praktik-praktik Keagamaan yang berasal dari luar ajaran Islam.
C. Serikat islam (si)
Perjuangan SI diwujudkan dalam bentuk program kerja yang intinya
menolak sistem Kapitalisme sebagaimana terjabarkan dalam berbagai
bidang SI juga menuntut dihapuskannya kerja paksa dan Sistem izin ketika
mau bepergian naik haji. SI menuntut penghapusan Peraturan yang
diskriminatif untuk penerimaan murid di sekolah-sekolah, perbaikan
lembaga Pendidikan, dan perlunya ditambah jumlah sekolah. SI menuntut
Dihapuskannya segala macam UU dan peraturan yang menghambat
tersebarnya Islam; pembayaran Gaji guru dan penghulu seimbang dengan
gaji pendeta subsidi bagi lembaga pendidikan Islam dan Pengakuan hari-
hari besar Islam.
D. Nahdlatul ulama
Memahami khittah NU tahun1926 bukan berarti membatasi warga NU
dalam politik, dan Sama sekali tidak boleh terlibat dalam proses politik.

6
Sikap netral NU terhadap seluruh kekuatan Partai politik NU justru dapat
memperluas ruang politik NU, tidak terbatasi oleh formalitas dan Loyalitas
pada partai politik tertentu. Kata kunci yang paling strategis untuk
memahami prinsip khittah 1926 NU adalah mengembalikan organisasi itu
kepada fungsi awalnya sebagai organisasi sosial Keagamaan. Tidaklah sulit
bagi NU untuk menyuarakan aspirasi rakyat dalam rangka kemaslahatan
Ummat secara luas.

5. Kebangkitan islam dalam bidang politik


Seperti yang dikatakan Al-Maududi: Revolusi semesta; tidak merasa puas
dengan mendirikan sistem pemerintahan Islam pada Sebuah atau beberapa negara
yang berpenduduk muslim. Tetapi mulai melakukan suatu gerakan Manca negara
untuk menyebar-luaskan risalah Islam yang bersifat reformatif dan revolusioner
kepada seluruh umat manusia secara besar- besaran. Juga berusaha agar Islam
mampu menjadi suatu kekuatan Budaya yang menguasai dunia. Memegang kendali
pemikiran moral, intelektual dan politik seluruh Umat manusia. Salah satu
intensitas al-Maududi dalam gerakan kebangkitan Islam, Disamping pemikiran
(konsep) mengenai sistem politik yang dihasilkannya, juga sepak terjangnya Dalam
usaha Islamisasi Pakistan ketika menjadi sebuah realitas pada tanggal 3 Juni 1947,
Khususnya dengan partai Jama’at-i-Islami yang didirikannya pada tanggal 21
Agustus 1941, yang lahir Juga akibat kondisi politik seiring munculnya Lahore
Resolution yang dikeluarkan oleh Liga Muslim.
Sepak terjang al-Maududi dan partai Jama'at-i-Islami yang didirikannya sebagai
corong kaum Islamis di Pakistan, mampu dan berhasil muncul sebagai kekuatan
politik yang duduk sebagai pihak oposisi pemerintahan, karena pihak pemerintah
tidak menyetujui usulan pendirian negara yang didasarkan atas asas- asas Islam
(teokratis). Namun demikian, meskipun usaha ini mendapat pertentangan dari
golongan nasionalis, kekuatan kaum Islamis yang banyak dipengaruhi oleh
pemikiran politik al-Maududi - tetap menjadi faktor yang sangat penting bagi pihak
penguasa untuk melegitimasi pemerintahannya. Dengan kata lain, ideologi Islam

7
dipakai sebagai legitimasi kekuasaan pihak penguasa seperti "Islam modernis-
liberal" masa rezim parlementer awal, "Islam developmentalis" masa Ayyub Khan,
"Islam Nasionalis" masa Yahya Khan, "Islam sosialis- populis" masa Bhutto dan
masa Zia ul-Haq "Islam fundamentalis-revivalis".

6. Kebangkitan islam dalam bidang sosial budaya


Kebangkitan ini juga Membawa ujian-ujian bagi umat Islam sehingga
mendorong mereka mencarsebab-sebab kejatuhan Dan kehinaan yang menimpa.
Beranjak dari kesadaran ini, mereka menemukan kesadaran baru, yaitu:
Menghidupkan iman, mengaktifkan pemikiran, dan menggairahkan gerakan Islam.
Dalam hal ini, AlQur’an telah mengisyaratkan melalui kisah perjalanan Bani Israil
(awal surat al-Israa’) dan Al- Hadits Yang menjelaskan tentang lahirnya pembaharu
setiap satu abad. Kebangkitan Islam mulai muncul menjelang Perang Dunia II
pecah dan semakin kokoh pada era sesudahnya hingga mencapai momentum
perkembangan yang paling spektakuler sejak akhir dasawarsa 1970-an.
Kebangkitan ini semakin mengakar dalam organisasi-organisasi Islam yang
membawa Kesadaran baru. Berdirilah misi-misi Islam yang mengembalikan
kepercayaan mengenai kebenaran Islam dan kebesaran sejarahnya. Kebangkitan
Islam mengambil bentuk aktivitas sosial yang mendidik Generasi muda,
memakmurkan masjid, dan membersihkan sifat-sifat tercela.
Konsep negara sekular semakin mendorong negara-negara Arab untuk
meninggalkan sistem syariat dan mengembangkan sistem perundang-undangan
yang tidak berdasarkan Islam. Sebagai contoh adalah Hizbul-Wafd (Partai Wafd)
dan Hizbud-Dustuuri (Partai Perundang-undangan) di Tunisia.

7. Kebangkitan islam dalam bidang intelektual


Abbasiyah sebagai Pusat Peradaban dan Pendidikan, Kota Baghdad didirikan

8
oleh Khalifah Abbasiyah kedua, al-Manshur (754-775 M) pada tahun 762 M.
setelah mencari-cari daerah yang strategis untuk ibukotanya, pilihan jatuh pada
daerah yang sekarang dinamakan Baghdad, terletak di pinggir sungai Tigris. Sejak
awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu
Pengetahuan dalam Islam. Itulah sebabnya, Philip K. Hitti menyebutnya sebagai
kota intelektual. Menurutnya, di antara kota-kota dunia, Baghdad merupakan
professor masyarakat Islam.
Setelah masa al-Mansur, kota Baghdad menjadi lebih masyhur lagi
karena
perannya sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam. Banyak
para ilmuwan dari berbagai daerah datang ke kota ini untuk mendalami ilmu
pengetahuan. Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada zaman pemerintahan
Khalifah Harun al- Rasyid (786-809 M) dan anaknya al-Makmun (813-833 M).
Dari kota inilah memancar sinar kebudayaan dan peradaban Islam ke seluruh dunia.
Prestise politik, supremasi ekonomi, dan aktivitas intelektual merupakan tiga
keistimewaan kota ini. Kebesarannya tidak terbatas pada negeri Arab, tetapi
meliputi seluruh negeri Islam. Baghdad ketika itu menjadi pusat peradaban dan
kebudayaan yang tertinggi di dunia. Ilmu pengetahuan dan sastra berkembang
sangat pesat. Banyak buku filsafat yang sebelumnya dipandang sudah “mati”
dihidupkan kembali dengan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Khalifah al-
Makmun memiliki perpustakaan yang dipenuhi dengan buku-buku ilmu
pengetahuan. Perpustakaan itu benama Bait al-Hikmah.
Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan
kebangkitan ilmu Pengetahuan dalam Islam. Selain itu Baghdad juga sebagai pusat
penerjemahan bukubuku dari berbagai cabang ilmu ke dalam bahasa Arab. Selain
itu, banyak berdiri akademi, sekolah tinggi dan sekolah biasa yang memenuhi kota
itu. Dua di antaranya yang terpenting adalah perguruan Nizhamiyyah, didirikan
oleh Nizham Al-Mulk, wazir Sultan Seljuk, pada abad ke-5 H dan perguruan
Mustansiriyah, didirikan dua abad kemudian oleh Khalifah Mustanshir Billah

9
Dalam bidang sastra, kota Baghdad terkenal dengan hasil karya yang indah dan
digemari orang.⁴

⁴MC, mardinal Tarigan , “peradaban islam: masa kebangkitan kembalikembali”. Jurnal on education, vol. 05,
No. 04, Augustus 2023, hal. 12175- 12189

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum Islam mengalami priode perkembangan-perkembangan yang salah


satunya adalah disebut dengan Priode Kebangkitan yang dimulai pada bagian
kedua abad ke 19 sampai dengan saat ini, Kebangkitan Islam (Islamic
Resurgence) merupakan suatu gerakan yang mengacu pada pandangan dari umat
Islam bahwa Islam menjadi penting kembali, karena Islam dikaitkan dengan
perjalanan masa lalunya yang gemilang hingga masa lalu tersebut
mempengaruhi pemikiran kaum muslimin sekarang.

beberapa faktor mengapa begitu penting Islam harus bangkit dari


keterpurukan adalah pertama, faktor eksternal yaitu datangnya Kolonilasme
dunia Barat seperti Portugis, Belanda, Spanyol, Amerika, Prancis Inggris dan
lainnya ke negeri- negeri Muslim untuk memonopoli, eksploitasi kekayaan alam,

10
dan menaklukkan wilayah. Dalam sejarah peradaban Islam, periode pertama
pemerintahan Bani Abbasiyah dikenal sebagai puncak keemasan dari peradaban
Islam. Secara politis, khalifah merupakan seorang tokoh yang betul-betul kuat,
dan merupakan pusat kontrol antara politik dan agama. Kemakmuran masyarakat
mencapai titik tertinggi, yaitu berhasil menyiapkan landasan perkembangan
dunia pendidikan, terutama bagi perkembangan ilmu filsafat, agama, kedokteran,
dan berbagai macam ilmu pengetahuan.

B. Saran
Setelah melihat perjuangan dan perkembangan umat islam sudah

seharusnya kita sebagai generasi penerus untuk memajukan dan mempertahankan


keislaman yang telah di bangun oleh tokoh-tokoh pendiri pada masa kebangkitan
iskam.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Adam panji, 2020, hukum Islam, jakarta timur, sinar grafika offset
Dr. Busyro, M. Ag, 2020, pengantar filsafat hukum islam, jakarta, kenacana 2020
Prof. Dr. H. Zainuddin Ali, MA, 2006, hukum islam, Jakarta, Sinar grafika

11
¹MC, mardinal Tarigan , “peradaban islam: masa kebangkitan kembalikembali”.
Jurnal on education, vol. 05, No. 04, Augustus 2023, hal. 12175- 12189

Internet:
https://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2015/11/makalah-periode-kebangkitan-
kembali.html
https://maszal.blogspot.co.id/2016/09/bab-i-pendahuluan-a.html

12

Anda mungkin juga menyukai