Dosen Pengampu :
Nur Musthofa,S.Ag.,M.H.
Disusun oleh :
KELAS A
FAKULTAS SYARI’AH
2024
0
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan karunia, nikmat serta hidayah-
Nya,sehingga penulis biasa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW, pembawa risalah
keselamatan dan teladan umat dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT . Penyusunan
makalah yang berjudul “Sejarah perkembangan dari Hukum Islam masa ke Emasan Islam”
ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Filsafat Hukum Islam” serta untuk
menambah wawasan, sebagaimana mata kuliah ini ditujukan untuk menjadi pengantar bagi
mahasiswa Hukum Keluarga islam.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
segala kritik maupun tanggapan akan diterima dengan senang hati. Upaya perbaikan akan
selalu kami lakukan dalam rangka pembelajaran untuk kedepannya.
Akhirnya, segala kesalahan dan kekurangan adalah datang dari penulis pribadi,
sedangkan segala kebenaran tidak datang kecuali karena hidayah dari Allah SWT semata.
Semoga makalah ini bermanfaat, dan semoga Allah SWT meridhai setiap kerja dan ibadah
kita, serta menjadikan kita termasuk orang-orang yang sukses di dunia dan di akhirat,
Aamiin.
Tim Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
Latar Belakang....................................................................................................................3
Rumusan Masalah...............................................................................................................3
Tujuan Penulisan................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
Sejarah Perkembangan Hukum Islam pada masa tabi’in.......................................................4
Sejarah Perkembangan Hukum Islam pada masa Tabiut Tabi’in..........................................5
Sejarah Perkembangan Hukum Islam pada masa Imam Madzhab...............................7
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
A,Kesimpulan...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa tabi'in terdapat beberapa cara dalam menetapkan dan menerapkan
hukum Islam yang telah dilakukan oleh para sahabat dalam istinbath al-
ahkam.Langkah-langkah mereka yang dilakukan sebagai berikut:
Pada fase ini disebut sebagai fase keemasan dalam sejarah perkembangan hukum
Islam Faktor utama yang mendorong perkembangan hukum Islam adalah karena
4
berkembangannya ilmu pengetahuan di dunia Islam. Berkembang pesatnya ilmu
pengetahuan dalam Islam disebabkan oleh beberapa hal diantaranya pertama banyaknya
mawali yang masuk Islam. Dimana Islam telah menguasai pusat-pusat peradaban Yunani:
Antioch dan Bactra. Kedua berkembangnya pemikiran karena luasnya ilmu
pengetahuan.Ketiga adanya upaya umat Islam untuk melestarikan Al-qur‟an Dengan dua
cara yaitu dicatat (mushaf) dan dihafal.
Menurut Thaha Jabir Fayadl Al‟ulwani bahwa madzhab fiqih Islam yang muncul
setelah masa sahabat dan kibrar al-tabi‟in berjumlah tiga belas aliran.Ketiga belas aliran
ini berafiliasi dengan aliran Ahl al-sunnah. Namun, tidak semua aliran itu dapat diketahui
dasar-dasar dan metode istinbath hukumnya. Adapun diantara pendiri ketiga belas aliran
itu antara lain:
5
Tabi'ut tabi'in adalah di antara tiga kurun generasi terbaik dalam sejarah Islam,
setelah Tabi'in dan Shahabat. Tabi'ut tabi'in disebut juga murid Tabi'in. Menurut
banyak literatur Hadis Tab'ut Tabi'in adalah orang Islam dewasa yang pernah bertemu
atau berguru pada Tabi'in dan sampai wafatnya beragama Islam. Dan ada juga yang
menulis bahwa Tabi'in yang ditemui harus masih dalam keadaan sehat ingatannya.
Karena Tabi'in yang terahir wafat sekitar 110-120 Hijriah. Tabi'in sendiri serupa
seperti definisi di atas hanya saja mereka bertemu dengan Sahabat. Sahabat yang
terakhir wafat sekitar 80-90 Hijriah.
Era Tabi'it Tabi'in juga biasa dikenal sebagai masa Imam madzhab.Pemikiran
hukum Islam dalam masa Imam madzhab mengalami dinamika yang sangat kaya dan
disertai dengan perumusan ushul fiqh secara metodologis.Artinya terdapat kesadaran
mengenai cara pemecahan hukum tertentu sebagai metode yang khas.Berbagai
perdebatan mengenai sumber hukum dan kaidah hukum melahirkan berbagai macam
konsep ushul fiqh.Dimulai pada peralihan abad ke-7 ke abad ke-8 hijriah.sejumlah
pakar memberikan sumbangan luar biasa kepada disiplin ilmu fiqih.schingga
merangsang kemunculan berbagai tradisi atau madzhab.Pakar-pakar terpenting
terpenting dalam tradisi-tradisi Sunni ini seperti Abu Hanifah.Malik ibn
Anas.Muhammad ibn Idris al-Syafi'l.dan Ahmad ibn Hanbal,yang dinisbahkan kepada
madzhab Hanafi.Maliki,Syafi'l.dan Hanbali.
6
Tokoh tokoh ulama tabi'ut Tabi'in,antara lain:
Menurut bahasa, Mazhab berasal dari shighah mashdar mimy (kata sifat) dan
isim makan (kata tempat), yang diambil dari fi'il madhi, yang berarti "dzahaba", yang
berarti "pergi", dan juga bisa berarti al-ra'yu, yang berarti "pendapat." Menurut Syaid
Ramadhan Al-Buthy, mazhab adalah jalan fikiran (paham atau pendapat) yang
ditempuh oleh seorang mujtahid dalam menetapkan hukum Islam dari Al-Qur'an dan
Hadist.
7
bin Annas di Madinah; 3) AlHasan Al-Bashri di Bashrah; 4) Abu Hanifah di Kuffah;
5) Sufyan Atsauri di Kuffah; 6) Al-Auza’I di Syam; 7) Al-Syafi’I di Mesir; 8) Al-
Laits bin Sa’ad diMesir;9).Ishaq binRuhawaih diNai
sabur; 10) Abu Tsaur di Baghdad; 11) Ahmad bin Hanbal di Baghdad; 12) Dawud Al-
Zhahiriy di Baghdad; dan 13) Ibnu Jarir Al-Thabari di Baghdad. Mereka kemudian
dikenal sebagai imam madzhab yang dikenal di kalangan sunni.
1. Madzhab Hanafi
Nu'man bin Tsabit bin Zauthi (80-150 H), pendiri Mazhab Hanafi, berasal dari
Kufah, Persia. Ia berada di bawah pemerintahan Bani Umayyah dan Abbasiyah.
Menurut beberapa orang, beliau termasuk tabi'in, tetapi yang lain mengatakan tabi'
tabi'in. "Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim", adalah hadist yang terkenal yang
ia ucapkan saat bertemu dengan sahabatnya, Annas bin Malik (Khon, 2015).
Abu Hanifah, faqih dan ahli ra'yu dari Iraq yang banyak dikunjungi oleh
banyak ulama pada masanya, adalah orang yang memulai mazhab ini. Menggunakan
ra'yu, qiyas, dan istihsan adalah ciri khas dari mazhab Hanafi. Ulama mazhab ini
kadang-kadang menggunakan kaidah istihsan daripada qiyas untuk memperoleh
hukum yang tidak ada dalam nash. Itu karena prinsip qiyas tidak dapat diterapkan
pada situasi tertentu. Namun, apabila menemui hadist ahad, ia mendahulukan qiyas.
Imam Abu Hanifah mengajar dengan cara ialog, artinya dia tidak hanya
berbicara tetapi juga bertanya kepada murid-muridnya tentang fiqh, memberi mereka
dasar untuk menjawab pertanyaan tersebut, dan setelah itu mereka berbicara satu
sama lain. Setiap orang menyampaikan pendapatnya; mereka terkadang setuju,
terkadang tidak, dan terkadang mereka bersuara keras. Jika mereka sudah setuju
tentang masalah tertentu, sang imam akan mendiktekannya kepada para muridnya,
atau salah satu murid akan menuliskan untuk sang imam.
Ketika mereka tidak setuju satu sama lain, pendapat mereka ditulis, dan mazhab imam
Abu Hanifah berdiri atas dasar musyawarah, tukar pendapat, dan diskusi. Dengan
demikian, murid-murid sang imam menjadi ahli dalam penelitian dan ijtihad,
meskipun mereka masih dalam tahap pendidikan dan penelitian (Khalil, 2020).
Menurut mazhab Abu Hanifah, fiqh terdiri dari Al-Qur'an, Sunnah, Fatwa
8
Sahabat, Qiyas, Istihsan, dan Ijma'. Al-Qur'an dan Sunnah adalah sumber utama fiqh
mereka. sementara yang lain berfungsi sebagai dasar dan metode untuk
mengistinbatkan hukum Islam dari kedua sumber tersebut.
2. Madzhab Maliki
Imam Malik bin Anas bin Amir Al-Ashbahi, yang lahir di Madinah pada tahun
93 H dari kedua orang tuanya yang berasal dari Arab, adalah pendiri dari Mazhab
Maliki. Ulama Madinah mengajar Imam Malik. Adur Rahman bin Hurmuz adalah
orang pertama yang pergi ke tempat belajar dan belajar dari Nafi' maula Ibn Umar dan
Ibnu Syihab Azzuhri. Dalam hal fiqih, gurunya adalah Rabi’ah bin Abdurrahman,
juga dikenal sebagai Rabi’ah Ar-Ra’yu. Imam Malik berkata, "Saya tidak duduk
(untuk berfatwa) sehingga tujuh puluh orang guru dari ahli ilmu telah mengakui saya
bahwa saya telah berhak menempati kedudukan itu." (Bik, tahun 1980).
Imam Malik membangun mazhabnya dengan belajar riwayat hadits dan fatwa
para sahabat. Dia menyelidiki semua bidang yang berkaitan dengan syari'at. Dia
pandai menilai orang dan mengukur kekuatan ilmu fiqh mereka. Imam Malik tidak
melayani masalah yang belum terjadi saat memberi fatwa; dia hanya memberi
jawaban pada masalah yang sudah terjadi. Imam Malik sangat berhati-hati saat
memberikan fatwa, dan dia tidak mau menjawab pertanyaan yang tidak ia ketahui.
Kitab Allah, sunnah yang shahih, amliah ahli Madinah, qiyas, dan istishlah adalah
dasar fatwa imam Malik.
Dilahirkan dan berkembang di Hijaz, mazhab imam Malik tersebar di Mesir,
sezaman dengan sang imam yang masih hidup, di Tunisia, Al-Jazair dan Maroko,
Torablus dan Sudan, dan kadang-kadang mendominasi Bashrah dan Baghdad. Kitab
Al-Muwattha berperan penting dalam menyebarkan mazhab Maliki ke negara-negara
Islam. Karya imam ini telah menjadikan mazhabnya terkenal secara luas di seluruh
negeri Islam. Ini terutama benar karena ia ditulis pada zaman yang sulit karena
kekurangan dukungan.
3. Madzhab Syafi’i
Mazhab Syafi’i didirikan oleh imam Abu Abdillah Muhammad bin Idris bin
Alabbas bin Syafi’i dari suku Quraisy bertemu nasabnya dengan Rasulullah saw pada
Abd Manaf. Imam Syafi’i adalah ulama yang mengumpulkan kaidah-kaidah fiqih
dalam bukunya secara runtut yang bernama Arrisalah.
9
Sumber hukum yang di gunakan dalam Madzhab Syafi’i adalah Al-qur’an, As
Sunah, Ijma’, dan pendapat para sahabat serta qiyas. Ia membantah istihsan yang
digunakan oleh penduduk Irak dan tidak jelas yang digunakan oleh imam Malik atau
ahli amaliah Madinah, namun ia menerima Istidlal. Kitab Al-Umm adalah buku fiqh
yang ditulis oleh Al-Syafi'i untuk murid-muridnya di Mesir.
4. Madzhab Hambali
Mazhab Hanbali didirikan oleh imam Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad
bin Hanbal bin Hilal bin Asad Asy-Syaibani. Beliau adalah ahli fiqh dan hadist.
Ketika Ahmad bin Hanbal datang ke Baghdad, dia belajar fiqh dari imam Al-Syafi'i.
Imam Ahmad adalah murid Al-Syafi'i yang paling cerdas dan mampu berijtihad
sendiri.
Ia mendahulukan pendapat sahabat daripada qiyas dan menerima hadist ahad tanpa
syarat asalkan sanadnya shahih. Alqur'an, Sunnah, fatwa sahabat, ijma', qiyas,
istishab, maslahah mursalah, dan sadd alzara'i adalah dasar mazhab Hanbali.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tabi’ut tabi’in (pengikut Tabi’in) adalah generasi ke-3 muslim sesudah generasi Tabi’in dan
generasi Sahabat Rasulullah saw. Diantara mereka ada yang merupakan anak dari Tabi’in
atau cucu dari Sahabat Rasulullah. Era Tabi'it Tabi'in juga biasa dikenal sebagai masa Imam
madzhab.Pemikiran hukum Islam dalam masa Imam madzhab mengalami dinamika yang
sangat kaya dan disertai dengan perumusan ushul fiqh secara metodologis.Artinya terdapat
kesadaran mengenai cara pemecahan hukum tertentu sebagai metode yang khas.
1. Imam Hanafi
2. Imam Maliki
3. Imam Syafi'i
4. Imam Hambali
11
DAFTAR PUSTAKA
Rafli MR,Tinjauan Historis: Pemikiran hikum Islam Pda Masa Tabi’in(Imam Hanafi,Imam
Malik, Imam Syafi’I,Imam Hambali)Dalam Istimbat Al-Ahkam,Tamaddun:Jurnal
Sejarah dan Kebudayaan Islam,Vol.8,2020
Mawardi. Perkembangan Empat Madzhab Dalam Hukum Islam. Jurnal An-Nahl, Vol. 9, No.
2, 2022.
12