Anda di halaman 1dari 25

1

MAKALAH

HUKUM ISLAM

“MASA PERKEMBANGAN DAN LAHIRNYA MAZHAB-MAZHAB


HUKUM”

DOSEN PENGAMPU: PROF. DR. YASWIRMAN, MA

Oleh: Kelompok 2

Anggota :
1. FIRA ELWISTA SAPUTRI 2310111097

2. ENJELITA TAMBA 2310111140

3. WITRI NUR SYAMSI 2310111093

4. CARISSA NASHITA DEBA 2310112013

5. PUTRI PANDUWINATA S 2310111088

6. INTAN ASRI 2310112022

MATA KULIAH HUKUM ISLAM

UNIVERSITAS ANDALAS

SEMESTER GANJIL 2023/2024


2

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi
besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan sekalian umatnya yang bertaqwa.
Atas berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah
“MASA PERKEMBANGAN DAN LAHIRNYA MAZHAB-MAZHAB HUKUM” ini
dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman uutuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalh ini karena
keterbatasan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
3

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ................................................................................ 4

B. RUMUS MASALAH .................................................................................. 6

C. TUJUAN ..................................................................................................... 6

BAB II. PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM DAN MUNCULNYA

MAZHAB-MAZHAB....................................................................................7

B. PENGRTIAN MAZHAB, DAN TERMILOGI MAZHAB MENURUT

PENDAPAT ULAMA....................................................................................8

C. TERMINOLOGI MAZHAB MENURUT PENDAPAT


ULAMA..........................................................................................................9

D. FAKTOR-FAKTOR LAHIRNYA MAZHAB DALAM

HUKUM ISLAM? .......................................................................................10

E. PERKEMBANGAN PERIODE MAZHAB DARI

MASA KE MASA? ....................................................................................11

BAB III. PENUTUP

A. KESIMPULAN ............................................................................................18

B. SARAN ........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................19


4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Belakangan ini penelitian tentang sejarah fiqih Islam mulai dirasakan penting.
Paling tidak, karena pertumbuhan dan perkembangan fiqih menunjukkan pada suatu
dinamika pemikiran keagamaan itu sendiri. Hal tersebut merupakan persoalan yang tidak
pernah usai di manapun dan kapanpun, terutama dalam masyarakat-masyarakat agama
yang sedang mengalami modernisasi. Perkembangan fiqih secara sungguh-sungguh telah
melahirkan pemikiran Islam bagi karakterisitik perkembangan Islam itu sendiri.

Kehadiran fiqih ternyata mengiringi pasang-surut Islam, dan bahkan secara amat
dominan abad pertengahan mewarnai dan memberi corak bagi perkembangan Islam dari
masa ke masa. Karena itulah, kajian-kajian mendalam tentang masalah kesejahteraan
fiqih tidak semata-mata bernilai historis, tetapi dengan sendirinya menawarkan
kemungkinan baru bagi perkembangan Islam berikutnya.

Pada makalah ini, akan dijelaskan tentang pengertian mazhab, latar belakang dan
sejarah awal kemunculan mazhab-mazhab dalam fiqih, dikhususkan pada empat mazhab
yaitu Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanbali serta
beberapa hal lain yang berhubungan dengan keempat mazhab tersebut. dan penjelasan
madzhab lain selain madzhab empat tersebut, serta contoh kasus-kasus masalah fikih
pada madzhab madzhab tersebut.
5

B. RUMUSAN MASALAH

1.BAGAIMAN PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM, DAN

BAGAIMANA MUNCULNYA MAZHAB?

2. APA YANG DIMAKSUD DENGAN MAZHAB?

3. BAGAIMANA TERMINOLOGI MAZHAB MENURUT PENDAPAT


ULAMA?

4. APA SAJA FAKTOR-FAKTOR LAHIRNYA MAZHAB DALAM


HUKUM ISLAM?

5. BAGAIMANA PERIODE PERKEMBANGAN MAZHAB DARI MASA


KE MASA?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan hukum islam dan


munculnya mazhab

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mazhab.

3. Untuk mengetahui bagaimana terminilogi mazhab menurut pendapat


ulama.

4. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor lahirnya mazhab


dalam hukkum islam.

5. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan mazhab dari


masa ke masa
6

BAB II

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN HUKUM ISLAM DAN MUNCULNYA MAZHAB

Setelah pemerintahan khulafaturasyidin,pemerintah islam pindah dari kota


madinah kekota damaskus dan didirikan dinasti umayyah dengan bentuk
pemerintahannya monarki yang didirikan oleh, muawiyah bin abu sufyan yang didirikan
pada tahun 41H/661M. Perkembangan hukum islam (fiqih) pada masa bani Umayyah
atau masa tabiin, sebenarnya masih banyak menimbulkan kebingungan. Kebingungan itu
didasari karena adanya pergolakan-pergolakan yang muncul pada masa kekhalifahan.
Utsman dan Ali, akhirnya memuncak pada pemerintahan daulah Umayyah kemudian
melahirkan agitasi teologis yang cukup tajam. Pergolakan tersebut justru membawa
pegaruh besar terhadap perkembangan hukum islam. Sehingga mengantarkan pada masa
kodifikasi dan munculnya para imam madzhab. Periode ini disebut ‘am al-
jama’ah (tahun persatuan) karena bersatunya pendapat jumhur untuk melegalkan
Mu’awiyah sebagai khalifah.

Secara umum para tabi’in pada masa itu mengikuti manhaj (metode, kaidah)
sahabat dalam mencari hukum. Mereka merujuk kepada Al-qur’an dan Hadist dan apabila
tidak mendapatkan dari keduanya, mereka merujuk pada ijtihad sahabat dan baru setelah
itu mereka sendiri berijtihad sesuai dengan kaidah-kaidah ijtihad para sahabat. Ada
kecenderungan dari beberapa ahli hukum islam (fuqaha) yang memandang bahwa hukum
sebagai pertimbangan rasionalitas. Mereka tidak hanya menggunakan rasio dalam
memahami hukum dan menyikapi persoalan yang muncul, tetapi juga memprediksikan
suatu peristiwa yang belum terjadi dan memberikan hukumnya.
Aliran pemikiran dengan menggunakan rasionalitas ini dipelopori oleh Ibrahim
bin yazid an Nakha’l, seorang ahli fiqh irak Hammad Bin Sulaiman yang banyak
mewariskan pemikiran fiqh rasionalitas kepada Abu Hanifah. Walaupun banyak ahli fiqh
yang memegang hukum rasionalitas, namun aliran ini banyak mendapatkan tanggapan
dan tantangan. Reaksi paling keras berasal dari ulama Hijaz (Madinah) yang menganggap
aliran ini telah banyak menyeleweng dari manhaj sahabat. Bahkan dianggap berpaling
dari ajaran Rasulullah SAW.
7

Dengan adanya aliran ini, dianggap telah membuka pintu untuk memasuki krisis
pemahaman keagamaan sebagaimana yang telah menimpa orang-orang Yahudi dan
Nasrani. Dalam I’lamul Muqi’l karangan Ibnul Qayyim Al-Jauziy, Ibnu Syihab Zuhri
seorang ahli hadist pada masa itu pernah mengatakan, “sesungguhnya orang-orang
Yahudi dan Nasrani kehilangan ilmu yang mereka miliki ketika mulai disibukkan dengan
pendapat rasio dan pemikiran.”
Dari Penyebaran para sahabat memberikan peluang yang sangat besar dalam
perluasan ikhtilaf dikalangan tabi’in. hal itu juga menjadi faktor perkembangan dari fiqih
yang disebabkan karena masing-masing tabi’in memiliki perbedaan situasi, kebiasaan dan
kebudayaan, disamping perbedaan kapasitas pemahaman para ahli fiqih dalam
mengantisipasi masalah yang muncul.
Runtuhnya pemerintahan Daulah Umayyah sekitar abad ke-2 H menghembuskan
angin baru dalam dunia fiqih. Setidaknya itu terlihat dari perhatian Khulafa' Daulah
Abbasiyyah yang sangat besar terhadap fiqih dan fuqaha. Berbeda dengan khulafa'
Daulah Umayyah yang "memasung" para fuqaha membatasi gerak mereka yang berani
menantang kebijaksanaan pemerintah. Khulafa Daulah Abbasiyyah malah mendekati para
fuqaha dan meletakkan mereka pada posisi terhormat. Setidaknya, ini yang mendorong
fuqaha untuk melakukan kajian yang lebih mendalam dan sungguh-sungguh hingga
menghantarkan fiqih ke puncak keemasan dalam sejarah perkembangannya. Jaih
mubarak mengutip pendapatnya Khudlari menyatakan bahwa fase ini, dalam sejarah
hukum Islam, dikenal sebagai fase atau zaman keemasan.

Munculnya mazhab, sebagai bagian dari proses sejarah penetapan hukum islam
tertata rapi dari generasi sahabat, tabi’in hingga mencapai masa keemasan pada khilafh
Abbasyiah, akan tetapi harus diakui mazhab telah meemberikan sumbangsih pemikiran
besar dalam penetapan hukum fiqih islam. Sebab-sebab munculnya mazhab yaitu
dikarenakann perbedaan interpretasi atau penafsiran mujtahid.

Sehingga munculnya 4 imam mazhab yang populer yaitu:

 Abu Hanifah ( Mazhab Hanafi)


 Malik bin Anas ( Mazhab Maliki)
 Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i ( Mazhab Syafi’i)
 Ahmad bin Hanbal (Mazhab Hambali)
8

B. PENGERTIAN MAZHAB

Kata Mazhab merupakan sighat Islam dari Fi’il Madhi Zahaba. Zahaba artinya
pergi, oleh karena itu mazhab artinya, tempat pergi atau jalan. Kata-kata yang semakna
ialah: Maslak, thariqah dan sabiil yang kesemuanya berarti jalan atau cara. Sesuatu yang
menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak. Sesuatu dikatakan Mazhab bagi
seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri khas. Menurut para ulama dan ahli
agama islam, yang dnamakan mazhab adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah
melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang menjalaninya menjadikan
sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, dibangun diatas prinsip-prinsipdan
kaidah-kaidah.

B. TERMINOLOGI MAZHAB

1. Menurut M. Husain Abdullah, madzhab adalah kumpulan pendapat mujtahid


yang berupa hukum-hukum Islam, yang digali dari dalil-dalil syariat yang
rinci serta berbagai kaidah (qawa’id) dan landasan (ushul) yang mendasari
pendapat tersebut, yang saling terkait satu sama lain sehingga menjadi satu
kesatuan yang utu
2. Menurut A. Hasan, mazhab adalah mengikuti hasil ijtihad seorang imam
tentang hukum suatu masalah atau tentang hukum suatu masalah atau tentang
kaidah-kaidah istinbathnya.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud


dengan mazhab adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh Imam mujtahid
dalam memecahkan masalah; atau mengistinbathkan hukum Islam. Disini bisa
disimpulkan pula bahwa mazhab mencakup;

 Sekumpulan hukum-hukum Islam yang digali seorang imam mujtahid


 Ushul fiqh yang menjadi jalan (thariq) yang ditempuh mujtahid itu untuk
menggali hukum-hukum Islam dari dalil-dalilnya yang rinci.
9

C. FAKTOR-FAKTOR LAHIRNYA MAZHAB DALAM HUKUM ISLAM

Perbedaan yang muncul dikalangan ulama hingga melahirkan mazhab-mazhab,


dilatarbelakangi oleh beberapa hal, yaitu: perbedaan sumber hukum, metode dan
lingkungan.

1) Sumber Hukum

Jumhur ulama dalam tradisi ushul fikih, mengakui adanya empat dalil hukum
yang disepakati yaitu Alquran, Sunnah, Ijma dan Qiyas. Keempatnya kemudian dikenal
dengan dalil al-muttfaq alaiha. Dua yang pertama merupakan sumber primer sementara
Ijma dan Qiyas merupakan derivasinya.

Walaupun keempatnya merupakan dalil hukum yang disepakati namun ada


pengakuan yang beberbeda dari masing-masing kelompok otoritas keempatnya.

2) Metodologi

Perbedaan metodolohi istimbat hukum juga membawa dampak munculnya


perbedaan mazhab. Dalam cakupan metodologi, misalnya adanya pola pemahaman nass
yang berbeda antara ulama sunny dengan kelompok zahiry. Yang pertama menggunakan
metode istimbat yang melibatkan akal dalam berinteraksi dengan nass, sementara yang
kedua cenderung menafikan peran akal. Perbedaan ini pada gilirannya melahirkan
mazhab yang berbeda sebagai manifestasi perbedaan metode hukum yang dipakai

3) Lingkungan

Lingkungan yang beberbeda juga memberikan pengaruh bagi munculnya


mazhab. Hijaz sebagai daerah yang relatif statis dengan pola perkembangan sosial yang
lamban memiliki warna hukum yang berbeda dengan Iraq. Perbedaan anatara Hijaz dan
iraq ini pada gilirannya juga turut memberikan kontribusi bagi lahirnya mazhab didaerah
masing-masing.
10

D. PERIODE PERKEMBANGAN MAZHAB DARI MASA KE MASA

1) PERIODE PERTUMBUHAN (ABAD KE 0-1 H)

a.) Madzhab Pada Masa Rasulullah

Bila diruntut ke belakang, mahzab fiqih itu sudah ada sejak zaman Rosulullah
SAW, Madzhab pada zaman Rosululah adalah sebatas Ijitihad (pendapat) para sahabat
dalam memahami agama, karena pada zaman itu sumber hukum islam adalah hanya al-
Quran dan Hadits, sehingga ketika para sahabat terjadi perselisihan dan berijtihad
masing-masing; maka mereka langsung melaporkan masalah tersebut kepada Rosulullah.

Pertama :

Dari Abu Sa’id Al Khudri berkata: “Ada 2 Sahabat dalam perjalanan, ketika
waktu sholat tiba dan tidak menemukan air, maka beliau berdua melakukan Tayammum.
Keduanya pun shalat. Setelah itu mereka menemukan air saat waktu shalat belum habis.”
“Satu dari mereka mengulang shalat dengan berwudhu’. Sahabat yang lain tidak
mengulang shalatnya (cukup dengan Tayammum tadi)” Setelah mereka datang kepada
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan bercerita kejadian itu maka Nabi bersabda
kepada Sahabat yang shalat 1 kali saja: “Kamu sudah sesuai Sunnah. Cukup shalatmu
itu”. Dan kepada Sahabat yang shalat 2x (dengan Tayammum dan Wudhu’) Nabi
bersabda: “Kamu dapat 2 pahala”.

Kedua :
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

) ‫ال ُيَص ِّلَيَّن َأَح ٌد اْلَعْص َر ِإاَّل ِفي َبِني ُقَرْيَظَة ( رواه البخاري‬

“Janganlah ada satupun yang shalat’ Ashar kecuali di perkampungan Bani


Quraizah”

Ketika mereka mendapati waktu shalat yang disebutkan oleh Rasûlullâh


Shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut di tengah jalan, sebagian dari mereka mengatakan,
“Kita tidak shalat sampai kita tiba di perkampungan Bani Quraizhah.” Sementara yang
11

lain bersikukuh tetap melakukan shalat ‘Ashar pada waktunya, karena mereka
memandang bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak bermaksud menyuruh
para shahabat Radhiyallahu anhum menunda shalat ‘Ashar sampai lewat waktunya.
Kemudian dua sikap yang berbeda dalam menyikapi sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi
wa sallam ini dilaporkan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mencela salah salah satunya.

Pada periode ini, Madzhab hanyalah sebuah pendapat atau Ijtihad para sahabat
dalam memahami sebuah kasus, lalu sahabat melaporkan kepada Rosul akan kasus
tersebut, sehingga Rosulullah SAW langsung memutuskan kasus tersebut apakah salah
satu yang benar atau keduanya benar.

Madzhab secara sistematis belum terbentuk, hanya berbentuk pendapat-pendapat


para sahabat dan ijtihad-ijtihadnya yang kemudian disampaikan kepada Rosulullah.

2). Madzhab Pada Masa Shahabat

Mahzab fiqih itu pada sejak zaman sahabat mulai tumbuh seiring dengan
meninggalnya Rosulullah SAW; karena ketika di zaman Rosulullah para Sahabat
menemukan sebuah masalah, akan tetapi setelah wafatnya Rosulullah, Para sahabat
masing-masing memiliki pendapatnya. Misalnya pendapat Aisyah ra, pendapat Ibn
Mas’ud ra, pendapat Ibn Umar. Masing-masing memiliki kaidah tersendiri dalam
memahami nash Al-Qur’an Al-Karim dan sunnah, sehinga terkadang pendapat Ibn Umar
tidak selalu sejalan dengan pendapat Ibn Mas’ud atau Ibn Abbas. Tapi semua itu tetap
tidak bisa disalahkan karena masing-masing sudah melakukan ijtihad.

Para sahabat melihat Rasulullah Saw mengerjakan suatu tindakan, sebagian


sahabat menafsirkannya sebagai tindakan qurbah (ibadah), sedangkan sebagian yang lain
menyimpulkannya sebagai tindakan mubah (biasa). Contohnya, para sahabat melihat
Nabi Shallalahu Alaihi wa Sallam melakukan lari-lari kecil saat thawaf. Oleh karena itu,
mayoritas mereka berpendapat hal tersebut adalah sunnah dalam tawaf. Sedangkan Ibnu
Abbas, mengintepretasikan tindakan beliau sebagai kebetulan karena ada motivasi yang
muncul.

Rasulullah SAW mengerjakan ibadah haji dan orang-orang menyaksikannya.


Sebagian sahabat berpendapat bahwa beliau mengerjakan ibadah haji secara tamattu’,
12

sementara sebagian sahabat yang lain menganggapnya mengerjakan ibadah haji secara
qiran. Sebagian sahabat lain menyangka beliau mengerjakan ibadah haji secara ifrad.

3). Madzhab Pada Masa Tabiin

Di masa tabi’in, kita juga mengenal istilah fuqaha al-Madinah yang tujuh orang
yaitu; Said ibn Musayyib, Urwah ibn Zubair, Al-Qasim ibn Muhammad, Kharijah ibn
Zaid, Ibn Hisyam, Sulaiman ibn Yasan dan Ubaidillah. Termasuk juga Nafi’ maula
Abdullah ibn Umar. Di kota Kufah kita mengenal ada Al-Qamah ibn Mas’ud, Ibrahim
An-Nakha’i guru al-Imam Abu Hanifah. Sedangkan di kota Bashrah ada al-Hasan Al-
Bashri dan Imam Sufyan as sauri.

Dari kalangan tabiin ada ahli fiqh yang juga cukup terkenal; Ikrimah Maula Ibn
Abbas dan Atha’ ibn Abu Rabbah, Thawus ibn Kiisan, Muhammad ibn Sirin, Al-Aswad
ibn Yazid, Masruq ibn al-A’raj, Alqamah an Nakha’i, Sya’by, Syuraih, Said ibn Jubair,
Makhul ad Dimasyqy, Abu Idris al-Khaulani.

Dalam kasus iddah wanita hamil karena berzina, Para ulama di kalangan Tabiin
berbeda pendapat :

1) Imam Sufyan as Sauri dan sebagain tabiin berpendapat bahwa tidak ada iddah
bagi wanita hamil karena berzina. Karena iddah untuk menjaga nasab, sedangkan
Pezina tidak menjaga nasab.
2) Imam Hasan basri, Ibrahim An Nakho’i dan sebagian tabiin lainnya berpendapat
bahwa wanita hamil karena berzina tetap ada iddahnya, karena iddah itu karena
Istibro’ (membersihkan Rahim).

2) PERIODE PEMBENTUKAN (ABAD KE 1-2 H)

a). Mazhab Imam Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah, yang dikenal dengan sebutan Imam Hanafi, mempunyai
nama lengkap: Abu Hanifah Al-Nu’man bin Tsabit bin Zutha Al-Kufi. lahir di Irak pada
tahun 80 Hijriah/699 M, bertepatan dengan masa khalifah Bani Umayyah Abdul Malik
bin Marwan. Beliau digelari dengan nama Abu Hanifah yang berarti suci dan lurus,
karena sejak kecil beliau dikenal dengan kesungguhannya dalam beribadah, berakhlak
13

mulia, serta menjauhi perbuatan-perbuatan dosa dan keji. Dan mazhab fiqihnya
dinamakan Mazhab Hanafi.

Guru-guru yang pernah beliau temui antara lain adalah : (Hammad bin Abu
Sulaiman Al-Asy’ari (W. : [120 H/ 738]) faqih kota “Kufah”, ‘Atha’ bin Abi Rabah (W. :
(114 H/ 732 M) faqih kota “Makkah”, ‘Ikrimah’ (W104 H/ 723 M) maula serta pewaris
ilmu Abdullah bin Abbas, Nafi’ (W. : [117 H/ 735 M]) maula dan pewaris ilmu Abdullah
bin Umar serta yang lain-lain. Beliau juga pernah belajar kepada ulama’ “Ahlul-Bait”
seperti missal : Zaid bin Ali Zainal ‘Abidin (79-122 H/698-740 M), Muhammad Al-Baqir
([57-114 H/ 676-732 M]), Ja’far bin Muhammad Al-Shadiq (80-148 H/ 699-765 M) serta
Abdullah bin Al-Hasan. Beliau juga pernah berjumpa dengan beberapa sahabat seperti
missal : Anas bin Malik (10 SH-93 H/ 612-712 M), Abdullah bin Abi Aufa (w. 85 H/ 704
M]) di kota Kufah, Sahal bin Sa’ad Al-Sa’idi (8 SH-88 H/ 614-697 M) di kota Madinah
serta bertemu dengan Abu Al-Thufail Amir bin Watsilah (W 110 H/729 M) di kota
Makkah.

Salah satu muridnya yang terkenal adalah Muhammad bin Al-Hassan Al-
Shaibani, guru Imam Syafi’i. Melalui goresan tangan para muridnya itu, pandangan-
pandangan Imam Hanafi menyebar luas di negeri-negeri Islam, bahkan menjadi salah satu
mazhab yang diakui oleh mayoritas umat Islam.

b). Madzhab Imam Malik

Malik bin Anas bin Malik, Imam maliki di lahirkan di Madinah al Munawwaroh.
sedangkan mengenai masalah tahun kelahirannya terdapat perbedaaan riwayat. al-Yafii
dalam kitabnya Thabaqat fuqoha meriwayatkan bahwa imam malik dilahirkan pada 94 H.
ibn Khalikan dan yang lain berpendapat bahawa imam Malik dilahirkan pada 95 H.
sedangkan. imam al-Dzahabi meriwayatkan imam malik dilahirkan 90 H. Ia menyusun
kitab Al Muwaththa’, dan dalam penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun,
selama waktu itu, ia menunjukan kepada 70 ahli fiqh Madinah. Imam Malik menerima
hadits dari 900 orang (guru), 300 dari golongan Tabi’in dan 600 dari tabi’in tabi’in, ia
meriwayatkan hadits bersumber dari Nu’main al Mujmir, Zaib bin Aslam, Nafi’, Syarik
bin Abdullah, az Zuhry, Abi az Ziyad, Sa’id al Maqburi dan Humaid ath Thawil,
muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari.
14

Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang
lebih tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sa’id. Ada yang sebaya seperti al
Auza’i, Ats Tsauri, Sufyan bin Uyainah, Al Laits bin Sa’ad, Ibnu Juraij dan Syu’bah bin
Hajjaj. Adapula yang belajar darinya seperti Asy Safi’i, Ibnu Wahb, Ibnu Mahdi, al
Qaththan dan Abi Ishaq.

Di antara guru beliau adalah Nafi’ bin Abi Nu’aim, Nafi’ al Muqbiri, Na’imul
Majmar, Az Zuhri, Amir bin Abdullah bin Az Zubair, Ibnul Munkadir, Abdullah bin
Dinar, dan lain-lain. Di antara murid beliau adalah Ibnul Mubarak, Al Qoththon, Ibnu
Mahdi, Ibnu Wahb, Ibnu Qosim, Al Qo’nabi, Abdullah bin Yusuf, Sa’id bin Manshur,
Yahya bin Yahya al Andalusi, Yahya bin Bakir, Qutaibah Abu Mush’ab, Al Auza’i,
Sufyan Ats Tsaury, Sufyan bin Uyainah, Imam Syafi’i, Abu Hudzafah as Sahmi, Az
Aubairi, dan lain-lain.

c). Mazhab Imam Syafii

Mazhab Syafi’i didirikan oleh Abu Abdullah Muhammad bin ldris as-syafi’i. Ia
wafat pada 767 masehi 158 H. Selamahidup Beliau pernah tinggal di Baghdad, Madinah,
dan terakhir di Mesir. Corak pemikirannya adalah konvergensi atau pertemuan antara
rasionalis dan tradisionalis. Imam Syafi`i mempunyai dua dasar berbeda untuk Mazhab
Syafi’i. Yang pertama namanya Qaulun Qadim dan Qaulun Jadid. Di Makkah, Imam
Syafi’i berguru fiqh kepada mufti di sana, Muslim bin Khalid Az Zanji sehingga ia
mengizinkannya memberi fatwah ketika masih berusia 15 tahun. Demi ia merasakan
manisnya ilmu, maka dengan taufiq Allah dan hidayah-Nya, dia mulai senang
mempelajari fiqih setelah menjadi tokoh dalam bahasa Arab dan sya’irnya. Remaja yatim
ini belajar fiqih dari para Ulama’ fiqih yang ada di Makkah, seperti Muslim bin khalid
Az-Zanji yang waktu itu berkedudukan sebagai mufti Makkah. Kemudian dia juga belajar
dari Dawud bin Abdurrahman Al-Atthar, juga belajar dari pamannya yang bernama
Muhammad bin Ali bin Syafi’, dan juga menimba ilmu dari Sufyan bin Uyainah.

Guru yang lainnya dalam fiqih ialah Abdurrahman bin Abi Bakr Al-Mulaiki,
Sa’id bin Salim, Fudhail bin Al-Ayyadl dan masih banyak lagi yang lainnya. Dia pun
semakin menonjol dalam bidang fiqih hanya dalam beberapa tahun saja duduk di
berbagai halaqah ilmu para Ulama’ fiqih sebagaimana tersebut di atas.
15

Ia pergi ke Madinah dan berguru fiqh kepada Imam Malik bin Anas. Ia mengaji
kitab Muwattha’ kepada Imam Malik dan menghafalnya dalam 9 malam. Imam Syafi’i
meriwayatkan hadis dari Sufyan bin Uyainah, Fudlail bin Iyadl dan pamannya, Muhamad
bin Syafi’ dan lain-lain. Adapun Murid beliau yang paling terkenal antara lain adalah
Imam ahmad bin hanbal.

d). Mazhab Imam Ahmad

Beliau adalah Abu Abdillah, Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Hanbal asy-
Syaibani. Imam Ahmad dilahirkan di ibu kota kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad, Irak,
pada tahun 164 H/780 M. Saat itu, Baghdad menjadi pusat peradaban dunia dimana para
ahli dalam bidangnya masing-masing berkumpul untuk belajar ataupun mengajarkan
ilmu. Dengan lingkungan keluarga yang memiliki tradisi menjadi orang besar, lalu
tinggal di lingkungan pusat peradaban dunia, tentu saja menjadikan Imam Ahmad
memiliki lingkungan yang sangat kondusif dan kesempatan yang besar untuk menjadi
seorang yang besar pula.

Beberapa gurunya yang terkenal, di antaranya Ismail bin Ja’far, Abbad bin Abbad
Al-Ataky, Umari bin Abdillah bin Khalid, Husyaim bin Basyir bin Qasim bin Dinar As-
Sulami, Imam Syafi’i, Waki’ bin Jarrah, Ismail bin Ulayyah, Sufyan bin l`Uyainah,
Abdurrazaq, serta Ibrahim bin Ma’qil.

Adapun muridnya adalah Shalih bin Imam Ahmad bin Hambal Abdullah bin
Imam Ahmad bin Hambal Keponakannya, Hambal bin Ishaq.

e). Mazhab lainnya

Ada beberapa mazhab lain yang terkenal yang muncul pada abad 2 sampai dengan
3 hijriyyah antara lain Madzhab Atho, Madzhab Ibnu sirin, Madzhab Zhohiriyyah yang di
pelopori Imam Daud az zhohiri, Madzhab As ya’bi, Mazhab Imam an-Nakho’i; akan
tetapi madzhab-madzhab tersebut tidak begitu berkembang seiring berjalannya zaman
dari masa ke masa.

Contohnya : Para ulama berbeda pendapat tentang wanita hamil atau wanita
menyusui apakah wajib puasa atau tidak ? Jika tidak wajb, apakah mengqodho puasanya
ataun membayar fidyah.
16

a. Imam Syafii berpendapat bahwa Wanita Hamil dan Menyusui boleh tidak
berpuasa akan tetapi keduanya wajib membayar qodho dan membayar fidyah
b. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa Wanita hamil dan Menyusui boleh tidak
berpuasa, akan tetapi keduanya hanya wajib membayar qodho saja
c. Imam Malik berpendapat bahwa Wanita hamil dan menyusui boleh tdak
berpuasa, akan tetapi keduanya hanya membayar fidyah
d. Imam Ahmad berpendapat bahwa Wanita hamil dan menyusui boleh tidak
berpuasa, akan tetapi wanita hamil wajib mengqodho puasa sedangkan wanita
menyusui wajib membayar Fidyah
e. Sebagian ulama lain seperti Imam Daud dari kalangan mazhab zhohiriyyah
berpendapat bahwa wanita hamil dan menyusui wajib berpuasa.

3) PERIODE KEEMASAN (ABAD KE 3-9 H)

Pada periode ini muncul lah ulama-ulama besar yang menisbatkan diri ke
madzhab tertentu di antaranya : Dari kalangan Syafiiyyah seperti Imam An Nawawi,
Imam a-Muzani, Imam Ibnu hajar al Asqolani, Ibnu hajar al haistami dan lain-lain. Dari
Kalangan Hanafiyyah seperti Imam Abu Yusuf, Imam As syaibani, Imam al Maruzi dan
lain lain. Dari kalangan Hanabilah seperti Imam Ibnu Qoyyim, Ibnu taimiyyah, Ibnu
Rojab dan lain lain. Dari kalangan Malikiyyah seperti Imam Ibnu Qosim, Imam Syahnun,
Imam Ibnu Rusyd dan lain lain.

Mengenai perbedaan pendapat di kalangan ulama abad ke 3 -9 telah banyak kitab


yang membahasnya, masing masing menguatkan prndapat Imam mazhabnya, walau tak
jarang ada sebagian ulama yang berbeda dengan imam mazhabnya.

4) PERIODE KEMUNDURAN (ABAD KE 10-13)

Pada periode ini, Madzhab mengalami kemunduran karena faktor penjajahan di


dunia islam, dan tidak kuatnya kekuasaan muslim pada saat itu di bawah kepemimpinan
daulah usmaniyyah pada periode akhir.
17

5) PERIODE KEBANGKITAN (ABAD KE 14-SEKARANG)

Pada periode ini, madzhab mengalami kebangkitan kembali, di mulai dengan


munculnya para ulama dengan kitab-kitabnya yang terkenal seperti Syekh Wahbah
Zuhaili, Syekh Muhammad bin Sholeh al Usaimin, Syekh Yusuf al Qordhowi, Syekh Ali
Jum’ah dan lain lain, ada yang masih mengukuti dan selaras dengan metodologi para
Imam madzhab yang empat, adapula yang mulai berusaha keluar dari metodologi para
ulama terdahulu karena pertimbangan zaman.
18

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Madzhab adalah kumpulan pendapat mujtahid yang berupa hukum-hukum Islam, yang
digali dari dalil-dalil syariat yang rinci serta berbagai kaidah (qawa’id) dan landasan
(ushul) yang mendasari pendapat tersebut, yang saling terkait satu sama lain sehingga
menjadi satu kesatuan yang utuh.

2. Latar belakang timbulnya madzhab karena Perbedaan Pemahaman (Pengertian)


Tentang Lafadz Nash, Perbedaan Dalam Masalah Hadits serta Perbedaan dalam
Pemahaman dan Penggunaan Qaidah Lughawiyah Nash dan lain-lain

3. Periode perkembangan Madzhab :

a. Periode Pertumbuhan ( abad ke 0 – 1 H )

b. Periode Pembentukan ( abad ke 1-2 H )

c. Periode Keemasan ( abad ke 3-9 H

d. Periode Kemunduran ( abad ke 10-13 H )

e. Periode kebangkitan ( abad ke 14 – sekarang )

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih jauh dari kata
smpurna. Penulis berharap para pembaca bisa menbeIkan kritikan dan saran terhadap
penulisan makalah ini untuk menanggapi pembahasan yang telah dijelaskan.
19

DAFTAR PUSTAKA

https://stisalmanar.ac.id/madzhab-dan-sejarah-perkembangannya

Prof. Dr. YaswirmanYaswirman, MA (HUKUM ISLAM) perkembangan dan


lahirnya mazhab hukum, hal : 56,57,58,59

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6942093/sejarah-munculnya-4-
mazhab-yang-populer-di-kalangan-muslim

https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/al_daulah/article/download/5903/pdf/

https://ahmad-zam-11.blogspot.com/2015/06/hukum-islam-pada-masa-bani-
umayyah.html?m=1

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/
Pertemuan_10BA.0080834.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/292400-madzhab-dan-faktor-
penyebab-terjadinya-p-ec32ac29.pdf

https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6942093/sejarah-munculnya-4-
mazhab-yang-populer-di-kalangan muslim#:~:text=Para%20imam%20pendiri
%20empat%20mazhab,yang%20merupakan%20pendiri%20Mazhab%20Hambali.
NOTULEN PRESENTASI

KELOMPOK 2 HUKUM ISLAM

Tempat : Gedung F Ruangan 1.9

Tanggal : Kamis, 9 November 2023

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Yaswirman, MA

Waktu : Pukul 11.10 – 12.50

Acara : Presentasi Kelompok 2

1. Pembukaan oleh moderator


2. Penyampaian materi oleh pemateri
3. Kritik dan saran
4. Diskusi
5. Penutup

Peserta rapat : Seluruh mahasiswa hukum islam (1.4) (S3)

(1) Dosen Pengampu mata kuliah Prof. Dr. Yaswirman, MA

(2) Penyaji materi kelompok 1 :

1. Intan Asri 2310112022 (Moderator)


2. Fira Elwista Saputri 2310111097 (Pemateri)
3. Enjelita Tamba 2310111140 (Pemateri)
4. Witri Nur Syamsi 2310111093 (Pemateri)
5. Putri Panduwinata S 2310111088 (Pemateri)
6. Carissa Nashita Deba 2310112013 (Pemateri)

(3) Mahasiswa Kelas Hukum Islam (1.4) Jalannya Pembelajaran


1. Pembukaan oleh moderator

Presentasi dibuka pada pukul 11.40 oleh moderator

2. Penyampaian pemateri oleh pemateri

Pemateri yang beranggota dari kelompok 2 bergantian menyampaikan mteri


dengan topik pembahasan Masa Perkembangan dan Lahirnya Mazhab-Mazhab Hukum
islam

3. Kritik Dan Saran

Kritik dan saran disampaikan oleh bapak Prof. Dr. Yaswirman, MA mengenai
tambahan materi dengan topik pembahasan Masa Perkembangan dan Lahirnya Mazhab-
Mazhab Hukum Islam

4. Diskusi

Sesi diskusi dibuka oleh moderator, dan di peroleh beberapa pertanyaa sebagai
berikut:

1. Nama : Izati Rahmi

Nim : 2310113047

Kelompok : Kelompok 5

Pertanyaan : Apa perbedaan perkembangan dan pertumbuhan hukum atau mazhab dan
kenapa ijma’ dan qiyas disebut sebagai sumber primer

Penanggap : Enjelita Tamba

Nim : 2310111140

Jawaban : Ijma' dan qiyas itu bukan merupakan sumber primer melaikan sumber
sekunder, sumber primer yaitu al-quran dan sunna. Perbedaan perkembangan dan
pertumbuhan hukum dalam islam, disini kelompok kami menjelaskan tentang
perkembangan hukum islam atau dinamakan dengan Mazhab. Hukum islam sudah ada
pada masa rasulullah dan itu dinamakan fiqih, setelah masa rasulullah maka dilanjutkan
oleh masa khulafaturasyidin dan terakhir kepemimpinan ali bin abi thalib, ali dibunuh dan
pemerintahan islam dipindahkan dari kota madinah ke damaskus, dan muawiyyah
mendirikan dinasti umayyah, setelah runtuhnya dinasti umaayyah maka didirikan dinasti
abbasiyah, pada dinasti abbasiyah islam mengalami perkembangn yang sangat pesat,
sehingga munculnya mazhab atau aliran . Adapun 4 mazhab populer yaitu: mazhab
syafi’i, mazhab maliki, mazhab hambali, mazhab hanafi. Hukum islam yang awalnya
pada masa rasulullah dan dilanjutkan pada masa sahabat atau khulafaturasyidin dan
sehingga setelah itu lahirnya mazhab-mazhab hukum. Penyebab munculnya mazhab yaitu
perbedaan presepsi dalam usshul fiqih dan fiqih serta perbedaan interpretasi atau
penafsiran mujtahid. Penyebab terjadinya perbedaan pendapat para mujtahid karena tiap
individu memiliki cara pandang dan atau sikap yang berbeda.

2. Nama : Alviansyah Arlis

Nim : 2310111001

Kelompok : Kelompok 1

Pertanyaan : Mengapa imam maliki menggunakan metode istihsan padahal istihsan


sudah digunakan pada mazhab hanafi, apakah imam maliki berguru pada imam hanafi,
kenapa mazhab maliki melarang membaca basmallah.

Penanggap : Fira Elwista Saputi

Nim : 2310111097

Jawaban : Ulama vakiliyah asy- syatibi berkaata bahwa sesungguhnya istihsan itu di
anggap dalil yang kuat dalaam hukum sebagimana pendapat imam maliki dan imam abu
hanifah, begitu pula benurut abu zaharaa, bahwa imam malik sering bertawaaf dengan
menggunakan istihsan. Keempat imam berguru satu sama lain. Setelah belajar dari ibu,
ayah dan kakeknya, imam malik sempat berguru kepada imam abu hanifah.

Mazhab maliki tidak melarang membaca basmallah paada surat al-fatihah melainkan
disunnahkan dibaca pelan atau sir, dibaca dalam hati. Adapun dalil yang digunakan yang
diriwayatkan oleh abu muslim. Dari Anas bin Malik RA berkata : “ Saya salat di
belakang rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman, saya tidak mendengar saatupun
dari mereka membaca Bismillahirrahmanirrahim. (HR Muslim)
3. Nama : Nabila Mutia Safira

Nim : 2310111021

Kelompok : Kelompok 1

Pertanyaan : Sebutkan beberapa alasan kenapa periode keeamasan disebut periode


keemasan

Penanggap : Carissa Nashita Deba

Nim : 2310112013

Jawaban : Pada periode ini muncul lah ulama-ulama besar yang menisbatkan diri
ke madzhab tertentu di antaranya : Dari kalangan Syafiiyyah seperti Imam An Nawawi,
Imam a- Muzani, Imam Ibnu hajar al Asqolani, Ibnu hajar al haistami dan lain-lain. Dari
Kalangan Hanafiyyah seperti Imam Abu Yusuf, Imam As syaibani, Imam al Maruzi dan
lain lain. Dari kalangan Hanabilah seperti Imam Ibnu Qoyyim, Ibnu taimiyyah, Ibnu
Rojab dan lain lain. Dari kalangan Malikiyyah seperti Imam Ibnu Qosim, Imam Syahnun,
Imam Ibnu Rusyd dan lain lain. Selain munculnya ulama besar adapun

faktor lainnya yaitu :

1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa- bangsa lain yang lebih dahulu
mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan Berkat keberhasilan penyebaran
Islam ke berbagai wilayah yang baru, Islam bertemu dengan berbagai kebudayaan baru
yang memiliki khazanah pengetahuan yang baru pula. Faktor ini telah mendorong
lahirnya ilmu pengetahuan.

2. Kemajemukan dalam pemerintahan dan politik yang berguna untuk mengokohkan


dinastinya. Dinasti Abbasiyah mengambil strategi yang berbeda dengan Dinasti
Umayyah, yakni dengan menggunakan dua metode berikut:

- Menerapkan sistem administrasi pemerintahan Persia sekaligus memasukkan orang-


orang Persia dalam struktur pemerintahan.

-Melakukan nikah silang dengan wanita-wanita Persia. Hasil dari pernikahan ini salah
satunya adalah melahirkan khalifah baru yaitu al-Makmun. Pada masa ini pula, Dinasti
Abbasiyah membuka ruang yang luas bagi orang di luar Arab
3. Menciptakan stabilitas ekonomi dan politik, Khalifah Harun ar-Rasyid memanfaatkan
kemajuan perekonomian untuk pembangunan di sektor sosial dan pendidikan, seperti
pengadaan sarana belajar bagi masyarakat umum.

4. Gerakan penerjemahan manuskrip kuno seperti hasil karya cendekiawan Yunani ke


dalam bahasa Arab. Kegiatan menerjemahkan manuskrip kuno ini sudah dilakukan sejak
masa Khalifah al-Manshur dan keturunannya dengan mengangkat dan menggaji para
penerjemah dengan gaji yang sangat tinggi.

5. Membangun perpustakaan-perpustakaan sebagai pusat penerjemahan dan kajian ilmu


pengetahuan.

Pada masa pemerintahan Khalifah al-Ma'mun dibangun Baitul Hikmah yang


berfungsi sebagai perpustakaan, pusat penerjemahan, dan lembaga penelitian. Tidak
hanya itu, di lingkungan istana juga didirikan perpustakaan pribadi khalifah yang
berfungsi sebagai lembaga pendidikan bagi keluarga istana yang mencakup para
ilmuwan, ulama, dan para pujangga.

Selain itu istilah "periode keemasan" digunakan untuk merujuk kepada masa
ketika pemikiran dan kontribusi intelektual dalam Islam mencapai puncaknya, dan ini
menjadi tonggak penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran
Islam.

Tambahan Materi

Periode perkembangan [abad 7 sd 10 m]

 Masa ini disebut masa klasik /positif /kemajuan


 Persentuhan dengan peradaban yunani,lahir filsafat huku islam
 Muncul masalah –masalah baru yang memerlukan ijtihad baru
 Kosentrasi mazhab ini adalah dilapangan fikih melalui ijtihad individual
 Lahir mazhab –mazhab hukum [hanafi,maliki,syafi’i dan hanbali]
 Berkembang ijtihad induvidual dan penemuan serta teori hukum baru
 Sumber hukum islam alternatif berkembang
[qiyas ,istihsan,maslahah,istishab,’uruf,sdd zariah,dsbnya.
Ciri Khas Mazhab Hukum Dalam Islam

 Mazhab hanafi dilahirkan oleh imam abu hanifah [700-767 m]


 Berkembang dimesir,irak,turki,dan asia selatan
 Sumber hukum selain al-quran dan sunnah,merujuk kpd qiyas ,istihsan dan ‘urf
 Dikenal dengan ahlurra’yu [logika ]karena banyak menggunakan logika dalam
merumuskan hukum.
 Mazhab maliki dilahirkan oleh imam malik[713-795m]
 Berkembang dimana dan afrika utara
 Sumber hukum selain alqur’an dan sunnah adalah maslahahdan qiyas serta
kebiasaan yang berkembang dimadinah
 Mazhab syafi’i dilahirkan oleh iman asy-syafi’i 767-820m
 Berkembang banyak dimesir ,asia tenggara dan umumnya diindonesia
 Sumber hukum selain alqur’an dan sunnnah adalah qiyas ,istisbat dan “uruf
 Iman syafi”i dikenal sebagai bapak yurisprudensi hukum islam karena
melahirkan ilmu ushul fikih
 Mazhab hanbali dilahirkan oleh ahmad ibn hanbal 781-855m
 Berkembang disemenanjung arab atau jazirah arab ,khususnya saudi arabia
 Sumber hukum yag dipakai hanya alqur’an dan sunnah ,kendati sunnahnya
lemah[dha’if]

Anda mungkin juga menyukai