Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KELAHIRAN MAZHAB SUNNI : AL- ASY'ARI DAN MATURIDI

Dosen Pengampu: Mukhlas Nugraha, M.Phil

Disusun Oleh

Nama : Nur Azizah

NIM : 20210112013

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMAD AZIM

JAMBI

 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul "
Kelahiran Mazhab Sunni Al- Asy'ari Dan Maturidi . Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Mukhlas Nugraha S.Fil.I.,M.Phil selaku dosen
pengampu yang telah membantu penulis dalam mengerjakan karya ilmiah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Karya ilmiah ini memberikan panduan dalam pembelajaran bahasa


Indonesia. Bagi mahasiswa-mahasiswi untuk memahami dan menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar. Penulis menyadari ada kekurangan pada
karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi
perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga karya ilmiah ini mampu
memberikan pengetahuan tentang pentingnya penggunaan bahasa Indonesia dalam
pembelajaran.

Jambi, 25 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Mazhab Sunni ......................................................................................6
B. Kelahiran Mazhab Sunni : Al- Asy'ari Dan Maturidi...........................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..........................................................................................10
B. Saran....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

3
A. Latar Belakang Masalah
Munculnya berbagai macam golongan-golongan aliran pemikiran dalam
Islam telah memberikan warna tersendiri dalam agama Islam. Pemikiran-
pemikiran ini muncul setelah wafatnya Rosulullah. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan munculnya berbagai golongan dengan segala pemikiranya
Seiring berjalannya waktu, kehidupan manusia pun berubah, begitu juga
pemikiran manusia yang banyak berubah. Dan muncul berbagai macam
golongan aliran pemikiran dalam dunia Islam telah memberikan warna
tersendiri di dalamnya. Dan pemikiran-pemikiran ini mulai bermunculan
setelah wafatnya Rasulullah saw. Semua kemunculan pemikiran ini didorong
oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor politik yang terjadi saat
kepemimpinan Sayyidina Ali dengan pengikut Muawiyyah, sehingga muncul
golongan baru yang disebut Khawarij, muncul juga golongan lain kontra
dengan golongan lainnya, dan kesemuanya ini berbeda pemikiran. Ada yang
masih dalam koridor al-Qur’an dan Sunnah, tetapi ada juga yang jauh
menyimpang dari al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw.

Ada beberapa golongan di kalangan umat Islam yang mulai


bermunculan. Kelompok kelompok ini merasa bahwa mereka paling benar,
dan cenderung menyalahkan yang lain karena tidak sependapat dengan
golongan mereka. Dari semua ini muncul perselisihan antara umat Islam di
berbagai belahan dunia. Dari sinilah muncul tokoh pembaharu Islam yang
sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw., yaitu Imam al-
Asy’ari dan Imam Maturidi. Orang-orang yang menisbatkan dirinya kepada
Imam Asy’ari menyebut diri mereka dengan nama Asy’ariyah atau
Asy’ariyin. Dan mereka yang menisbatkan dirinya kepada Imam Maturidi
dengan nama Maturidiyah. Dan kedua golongan inilah yang disebut dengan
“Ahlussunnah Wal Jama’ah”.

Diantaranya adalah faktor poitik sebagaimana yang telah terjadi


pertentangan antara kelompok Ali dengan pengikut Muawiyah, sehingga
memunculkan golongan yang baru yaitu golongan khawarij. Lalu muncullah
golongan-golongan lain sebagai reaksi dari golongan satu pada golingan yang
lain. Golongan-golongan tersebut mempunyai pemikiran yang berbeda-beda

4
antara satu dengan yang lainnya. Ada yang masih dalam koridor Al-Qur’an
dan Sunnah, akan tetapi ada juga yang menyimpang dari kedua sumber ajaran
Islam tersebut. Ada yang berpegang pada wahyu, dan ada pula yang
menempatkan akal yang berlebihan sehingga keluar dari wahyu dan ada juga
yang menamakan dirinya sebagai ahlussunnah wal jama’ah. Golongan-
golongan tersebut diantaranya yaitu asy’ariyah dan maturidiyah. Asy'ariyah
adalah mazhab teologi yang disandarkan kepada Imam Abul Hasan al-Asy'ari
(w.324 H/936 M). Inti pokok pemikiran teologi Al-Asy’ari adalah Sunnisme.
Sedangkan aliran maturidiyah merupakan aliran teologi yang bercorak
rasional-tradisional. Nama aliran ini dinisbahkan dari nama pendirinya yaitu
Abu Mansur Muhammad al-Maturidi yang berpijak kepada penggunaan
argumentasi dan dalil aqli kalami. Oleh karenanya, makalah ini akan
membahas tentang aliran Asy’ariyyah dan Maturidiyah baik dari latar
belakang kemunculannya, doktrindoktrin atau ajaran yang dimiliki dan tokoh-
tokohnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu mazhab sunni
2. Apa yang dimaksud dengan al- asy'ari dan Maturidi
3. Bagaimana kelahiran mazhab sunni : al- asy'ari dan Maturidi
C. Tujuan
a. Untuk Mengetahui Apa Itu Mazhab Sunni
b. Untuk Mengetahui Dimaksud Dengan Al- Asy'ari Dan Maturidi
c. Untuk Mengtahui Bagaimana Kelahiran Mazhab Sunni : Al- Asy'ari Dan
Maturidi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mazhab Sunni
Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah atau Ahlus-Sunnah wal Jama’ah (bahasa
Arab: ‫ )أهل السنة والجماعة‬atau lebih sering disingkat Ahlul-Sunnah(bahasa Arab:
‫)أهل السنة‬, Aswaja atau Sunni adalah mereka yang senantiasa tegak di atas
Islam berdasarkan hadist dan alquran yang shahih dengan pemahaman para
sahabat,tabi’in, dan tabiu’t tabi’in. Sekitar 90% umat Muslim sedunia
merupakan kaum Sunni, dan 10% menganut aliran syi’ah hlus Sunnah adalah
orang-orang yang mengikuti Sunnah dan berpegang teguh dengannya dalam
seluruh perkara yang Rasullalulah berada di atasnya dan juga para sahabtnya.
Oleh karena itu Ahlus Sunnah yang sebenarnya adalah para sahabat
Rasullulah SAW dan orang-orang yang mengikuti mereka sampai hari
kiamat. Ahlus sunnah ini diperkirakan lahir pada masa kekhalifah bani
abbassiyah disamping membendung faham muta’azillah yang bercirikan
menggunakan logika rasional terhadap ajaran agama islam. Terdapat empat
mazhab yang paling banyak diikuti oleh Muslim Sunni. Di dalam keyakinan
sunni empat mazhab yang mereka miliki valid untuk diikuti. Perbedaan yang
ada pada setiap mazhab tidak bersifat fundamental.

Perbedaan mazhab bukan pada hal Aqidah (pokok keimanan) tapi


lebih pada tata cara ibadah. Para Imam mengatakan bahwa mereka hanya ber-
ijtihad dalam hal yang memang tidak ada keterangan tegas dan jelas dalam
Alquran atau untuk menentukan kapan suatu hadis bisa diamalkan dan
bagaimana hubungannya dengan hadis-hadis lain dalam tema yang sama.
Mengikuti hasil ijtihad tanpa mengetahui dasarnya adalah terlarang dalam hal
akidah, tetapi dalam tata cara ibadah masih dibolehkan, karena rujukan kita
adalah Rasulullah saw. dan dia memang tidak pernah memerintahkan untuk
beribadah dengan terlebih dahulu mencari dalil-dalilnya secara langsung,
karena jika hal itu wajib bagi setiap muslim maka tidak cukup waktu
sekaligus berarti agama itu tidak lagi bersifat mudah.

6
B. kelahiran mazhab sunni : al- asy'ari dan Maturidi
Seiring berjalannya waktu, kehidupan manusia pun berubah, begitu
juga pemikiran manusia yang banyak berubah. Dan muncul berbagai macam
golongan aliran pemikiran dalam dunia Islam telah memberikan warna
tersendiri di dalamnya. Dan pemikiran-pemikiran ini mulai bermunculan
setelah wafatnya Rasulullah saw. Semua kemunculan pemikiran ini didorong
oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor politik yang terjadi saat
kepemimpinan Sayyidina Ali dengan pengikut Muawiyyah, sehingga muncul
golongan baru yang disebut Khawarij, muncul juga golongan lain kontra
dengan golongan lainnya, dan kesemuanya ini berbeda pemikiran. Ada yang
masih dalam koridor al-Qur’an dan Sunnah, tetapi ada juga yang jauh
menyimpang dari al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw. Ada beberapa
golongan di kalangan umat Islam yang mulai bermunculan. Kelompok
kelompok ini merasa bahwa mereka paling benar, dan cenderung
menyalahkan yang lain karena tidak sependapat dengan golongan mereka.

Dari semua ini muncul perselisihan antara umat Islam di berbagai


belahan dunia. Dari sinilah muncul tokoh pembaharu Islam yang sesuai
dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw., yaitu Imam al-Asy’ari
dan Imam Maturidi. Orang-orang yang menisbatkan dirinya kepada Imam
Asy’ari menyebut diri mereka dengan nama Asy’ariyah atau Asy’ariyin. Dan
mereka yang menisbatkan dirinya kepada Imam Maturidi dengan nama
Maturidiyah. Dan kedua golongan inilah yang disebut dengan “Ahlussunnah
Wal Jama’ah”.

1)Mazhab al-Asy’ariyah
a. Sejarah Mazhab al-Asy’ariyah
Asy’ariyah merupakan sebuah paham teologis yang dibangun oleh
Abul Hasan bin Ismail, yang dikenal dengan nama Asy’ari. Asy’ariyah
sebagai bentuk penjabaran doktrin akidah Islam yang sangat dikenal pada
masa itu. Mazhab al-Asy’ari adalah mazhab teologis yang dinisbatkan
terhadap pendirinya, al-Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari. Mazhab ini diikuti
mayoritas kaum muslim Ahlussunnah wal Jama’ah dari dulu hingga kini.

7
Golongan Ahlussunnah itu adalah mereka yang secara akidah
mengikuti mazhab Abul Hasan al-Asy’ari dan dalam fikih mengikuti
mazhab yang empat. Mazhab akidah yang kemudian dikenal dengan
akidah Asy’ariyah diikuti oleh mayoritas ulama hadits ternama dan ulama
fikih utama seperti Imam al-Baihaqi, Imam al-Ghazali, Imam Fakhrudin,
dan beberapa imam lain.

b. Lahirnya Mazhab al-Asy’ari


Al-Imam Abu Hasan al-Asy’ari hidup pada paruh kedua abad
ketiga dan paruh pertama abad ke 4 H. Pada saat ini kita bisa mengetahui
beberapa peristiwa penting yang terjadi. Saat itu menjadi masa keemasan
dalam dunia ilmu keislaman, terutama dalam ilmu teologi (pemikiran,
pengetahuan ketuhanan). Masa ini adalah masa kebebasan berpikir bagi
setiap orang, inilah yang membuat ilmu teologi mengalami perkembangan.
Setiap orang boleh menyampaikan pandangannya terhadap suatu hal,
dengan syarat mereka punya bukti dan argumentasi atas apa yang ia
ucapkan.

Dari kebebasan berpendapat ini muncul berbagai aliran baru yang


berkembang cukup pesat, yang menjadi tantangan dan ancaman bagi aliran
yang sudah terdahulu muncul. Seperti yang dikatakan Abu al-Ma’ali Azizi
bin Abdul Malik Syaidzalah (w. 494 H/ 1100 M ) berikut ini;“Setelah
tahun 260 H berlalu, tokoh-tokoh ahli bid’ah angkat kepala dan
masyarakat awam berada dalam ancaman, bahkan ayat-ayat agama mulai
terhapus bekasnya dan bendera kebenaran mulai terhapus kabarnya”.Dari
apa yang telah disampaikan di atas ini mengabarkan kepada kita bahwa
sudah merebaknya sekte aliran-aliran dalam Islam yang terjadi pada paruh
kedua abad 3 H. Dan aliran bid’ah yang paling kuat saat itu adalah
Mu’tazilah yang hampir dijumpai di setiap daerah saat itu.

Merebaknya aliran bid’ah ini ditandai dengan menguatnya aliran


Mu’tazilah sejak memperoleh dukungan dari tiga Khalifah bani Abbasiyah
sebelum al-Mutawakkil, yaitu Khalifah al-Ma’mun, al-Mu’tasim, dan al-
Watsiq. Dan aliran Mu’tazilah lebih berkembang setelah meninggalnya al-

8
Mutawakkil, perkembangan pesat ini menjadikannya ideologi sebagian
sekte aliran seperti Khawarij, Syiah, di berbagai daerah. Menyebarnya
aliran Mu’tazilah inilah yang menyebabkan benturan yang terjadi diantara
ulama fikih dengan ulama ahli hadits yang perhatiannya tercurahkan
kepada ilmu agama dengan dalil dan argumentasi yang didasarkan pada
tafsir al-Qur’an, hadits, ijma’, dan analogi (qiyas).

Dari maraknya perkembangan aliran Mu’tazilah inilah lahir


beberapa ulama yang tampil menengahi antara Ahlussunnah dengan
Mu’tazilah yaitu al-Imam Abu Mansur al-Maturidi al-Hanafi (w. 333 H/
944 M) yang tinggal di Samarkand, Uzbekistan, dan Imam Abu Ja’far at-
Thahawi al-Hanafi (239-321 H/ 853-933 M) dimana mereka sejalan dan
sependapat dengan al Imam Asy’ari yang ingin memadukan antara
Ahlussunnah dengan Mu’tazilah. Hanya saja dari gerakan pemikiran
keduanya ini (al-Maturidi dan Abu Ja’far), hanya gerakan al-Maturidi yang
bermetamorfosa menjadi mazhab teologi dalam dunia Islam.

c. Biografi Abu al-Hasan al–Asy’ari ( 260-330 H/ 873-947 M )


Nama lengkapnya adalah Abu al-Hasan Ali bin Ismail bin Abi
Bisyri Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdullah bin Musa bin Bilal bin Abi
Burdah Amir bin Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy’ari. Nama Asy’ari
merupakan nisbat kepada Asy’ar, nama seorang lelaki dari suku Qahthan
yang kemudian menjadi nama suku dan tinggal di Yaman. Dari suku inilah
lahir Imam Asy’ari yang dikenal alim, sehingga termasuk fuqaha’ di
kalangan para sahabat Nabi Muhammad saw. Imam Asy’ari lahir pada 22
tahun sebelum Hijriyah dan wafat tahun 44 Hijriyah/ 665 Masehi.

2)Mazhab Maturidiyah
a. Sejarah Mazhab Maturidiyah
Aliran Maturidiyah didirikan oleh Abu al-Mansur al-Maturidi.
Aliran ini hampir sama seperti aliran Asy’ariyah, yaitu sebagai penolakan
terhadap pemikiran Mu’tazilah yang tidak sesuai dengan al-Qur’an dan
sunnah yang ditinggalkan oleh Rasulullah saw. Walaupun pandangan
keagamaan yang dianut oleh al-Maturidi hampir sama dengan Mu’tazilah.

9
Dalam buku yang diterjemahkan oleh Abd Rahman Dahlan dan
Ahmad Qari menjelaskan bahwa pendiri aliran Maturidiyah yakni Abu
Mansur Al-Maturidi yang kemudian namanya dijadikan sebagai nama
aliran ini.

Dalam aliran ini argumentasi dan dalil aqli kalami selalu digunakan
dalam membantah perselisihan seperti Mu’tazilah, Jahmiyah dan lain-lain
untuk menetapkan hakikat agama dan akidah islamiyah.

b. Pemikiran Maturidiyah
Menurut al-Maturidi mengetahui Tuhan dapat diketahui dengan akal.

1) Perbuatan manusia
Segala sesuatu yang berkaitan dengan perbutan manusia, dan segala
sesuatu ciptaan itu kehendak Allah swt., dengan demikian tidak ada
pertentangan dengan kodrat Allah swt. yang menciptakan perbuatan
manusia dan ikhtiar yang ada pada manusia. Kemudian karena daya
diciptakan dalam diri manusia dan perbuatan yang dilakukan adalah
perbuatan manusia sendiri dalam arti yang sebenarnya, tentu daya itu
juga daya manusia.

2) Sifat Tuhan
Allah swt. itu memiliki sifat-sifat seperti kalam, sama’, bashar dan
sebagainya itu mulzamah (suatu keharusan) bagi Allah swt. Tuhan
sekalian semesta alam.
3) Melihat Tuhan
Al-Maturidi mengatakan bahwa manusia kelak di akhirat dapat
melihat Tuhan.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Aliran Asy’ariyyah dinisbatkan kepada pendirinya yaitu yaitu Imam Abul


Hasan Ali bin Ismail al-Asy’ari. Al-Asy’ariy merupakan penganut paham
Mu’tazilah yang kemudian menyatakan dirinya keluar dari paham tersebut
dihadapat jamaah Masjid Basrah. Hal ini dilatar belakangi oleh mimpi
beliau yang bertemu dengan Rasulullah SAW yang memberinya isyarat
untuk segera keluar dari paham Mu’tazilah. Disamping alasan tersebut, al-
Asy’ariy juga menemukan beberapa keganjilan dari pertanyaan yang ia
ajukan kepada alJubba’i. Tokoh-toh dalam aliran Asy’ariyah yang terkenal
yaitu Abu Al-Hasan Al-Asy’ari (206 M), Abu Bakar Al-Baqillani (403
M), Al-Ghazali (505 M) dan As-Sanusy (1427 M). Doktrin-doktrin ajaran
aliran Asy’ariyyah diantaranya Al-Qur’an sebagai kalam Allah, Tuhan
memiliki sifat, perbuatan Tuhan dan teori Kasb, konsep tentang iman, akal
dan wahyu dan kriteria baik dan buruk, melihat Allah dan kedudukan
orang yang berdosa besar.
2. Aliran Maturidiyah dinisbatkan kepada pendirinya Abu Mansur
Muhammad bin Muhammad. Aliran Maturidiyah muncul karena adanya
rasa tidak puas al Maturidi terhadap metode kalam kaum rasionalis di satu
sisi dan kaum tradisionalis di sisi lain dan kekhawatiran atas meluasnya
paham Syiah Qaramithah yang banyak dipengaruhi oleh aliran Mazdakism
dan Manichaenism Tokoh dari aliran ini adalah Muhammad ibn
Muhammad ibn Mahmud (Al-Maturidi). Sekte yang dianut Maturidiyah
ada 2 yaitu Maturidiyah Samarkand dan Maturidiyah Bukhara. Sedangkan
ajaran Maturidiyah diantaranya Akal dan wahyu, Perbuatan Manusia,
Kekuasaaan dan kehendak mutlak Tuhan, Sifat Tuhan, Melihat Tuhan,
Kalam Tuhan, Perbuatan manusia, Pengutusan Rasul dan Pelaku dosa
besar.

11
B. Saran
Adapun saran bagi penulis khususnya dan para pembaca adalah
memperbanyak bacaan mengenai aliran Asy’ariyyah dan Maturidiyah, agar
tidak terjadi salah penafsiran

12
DAFTAR PUSTAKA

Andri, A. (2012). Pemikiran Kalam Abu Mansur Al-Maturidi Tentang Syafaat


Rasul (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau).
Baroroh, N., Kalam, B. I., Hidayat, R., Dan, S. M. A. A. A., & Noviyanti, M. L.
Menkgkaji Statement Teologi Abu Hasan Al-'Asy'ari Sebagai Pemikir
Islam.
Masitah, D. (2015). Globalisasi Dan Benturan Ahlussunnah Wal Jamaah Madzhab
Al-Asy'ari Al-Maturidi Dan Salafi: Suatu Pengamatan Di
Pasuruan. Kontekstualita: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 30(1),
145270.
Mulu, B. (2008). Al-Asy'Ariyah (Sejarah Timbul, Abu Hasan Al-Asy’ari Dan
Pokok-Pokok Ajarannya). Al-'Adl, 1(1), 85-99.
Ulum, B. (2016). Dinamika Ilmu Kalam Sunni. EL-BANAT: Jurnal Pemikiran
Dan Pendidikan Islam, 6(2), 22-33.

13

Anda mungkin juga menyukai