Muhammad Rijani
Muhammad Rifky
Muhammad Riza
Dalam penulisan makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi kami juga pembaca.
02 November 2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………...........……….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………...………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………….……....…………………...1
B. RUMUSAN MASALAH………………….…………………………………...2
C. TUJUAN……………………………………………………………….....……2
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN……………………………………………………..……..…..9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sebelum istilah Aswaja untuk menunjuk pada kelompok, madzhab, atau kekuatan politik
tertentu, beberapa istilah yang digunakan untuk memberi identifikasi terhadap aliran dan
kelompok yang nantinya dikenal sebagai Aswaja.
Marshall Hadgson menyebutnya Jama’i Sunni, sedangkan pakar lain menyebutkan Proto
Sunnisme (embrio aliran sunni). Akan tetapi, istilah yang paling umum digunakan adalah
Ahlusunnah wa Al Jama’ah dan Ahlusunnah wa Al Jama’ah wa alatsar.
Istilah ini digunakan oleh kelompok madzhab Hambali untuk menyebut kelompok dirinya
yang merasa lebih berpegang pada perilaku nabi dan menentang kelompok rasionalis,
filosofis, dan kelompok sesat.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan mazhab ahlu sunnah wal jamaa’ah.
3. Bagaiman pola pikir mazhab ahlu sunnah wal jama’ah dari segi syari’at daan hakikat.
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa itu mazhab ahlu sunnah wal jama’ah.
3. Mengetahui sudut pandang mazhab ahlu sunnah wal jama’ah dari bidang fiqih dan
tasauf.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimat Ahlussunnah wal Jama’ah, terdiri dari dua kata inti yaitu : Ahlussunnah
yang artinya : ahli mengamalkan sunnah, penganut sunnah, atau pengikut sunnah.
Dan wal Jama’ah yang artinya : dan jama’ah, maksudnya adalah jama’ah sahabat-
sahabat Nabi[1].
Dari definisi di atas jelas, bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah itu tidak hanya terdiri
dari satu kelompok aliran, tapi ada beberapa sub-aliran, ada beberapa faksi di
dalamnya.
Dalam kajian ilmu kalam, istilah Ahlussunnah wal Jama’ah ini sudah banyak
dipakai sejak masa sahabat, sampai generasi-generasi berikutnya. Sumber dari
istilah tersebut oleh sebagian banyak para ahli diambil dari hadits Nabi SAW.
Yang menerangkan akan terpecahnya umat Islam menjadi 73 golongan, antara lain
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan At-Turmudzi, yang artinya :
“Adapun Ahlussunnah wal Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadis, dan
ahli fikih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi
3
dan sunnah khulafaurrasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat.
Ulama mengatakan : Sungguh kelompok tersaebut sekarang ini terhimpun dalam
madzhab yang empat yaitu madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hanbali.”1
Dalam kajian fikih, istilah Ahlussunnah wal Jama’ah disisbatkan pada paham
Sunni yaitu merujuk pada fikih 4 (empat) madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan
Hanbali) yang berbeda dengan paham fikih Syi’iy, Dzahiriy, Ja’fariy.
Ahlusunnah berasal dari kata ahlun yang berarti penganut. Sunnah berarti hadist.
Al- jamaah yang berarti kemufakatan para sahabat nabi. Jadi, ahlusunnah wal
jamaah pada awalnya mempunyai arti sekelompok orang islam yang mempunyai
keyakinan sama dengan ahli hadist, yang hal itu telah menjadi kemufakatan para
sahabat nabi. Terutama keyakinan tentang kodimnya kalamullah.
Aliran ini, muncul sebagai reaksi terhadap banyaknya penyimpangan dari doktrin
firqoh- firqoh sebelumnya. Pengkondifikasian aliran ini setelah munculnya aliran
asyariyah dan maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran ajaran muktazilah.
Tokoh utama yang juga merupakan pendiri madzhab ini adalah abu alhasan al
asy'ari dan abu mansyur al maturidi. Dua tokoh sunni ini keudian dalam
perkembangannya ajaran mereka menjadi doktrin penting dalam aliran sunni
yakni aliran asy'ariyah dan aliran maturidiyah.
1
https://unupurwokerto.ac.id/pengertian-dan-metode-berpikir-ahlussunnah-wal-jamaah/
#:~:text=%E2%80%9CAdapun%20Ahlussunnah%20wal%20Jama'ah,Mereka%20adalah
%20kelompok%20yang%20selamat.
4
Keduanya juga sepaham bahwa allah bisa dilihat tanpa kaif (cara), had (batas),
qiyam (berdiri), wa qu'ud (duduk) dan hal hal sejenisnya.
Paham Ahlussunnah wal Jama’ah juga sering disebut sebagai paham Asy’ariyah,
karena dinishbatkan kepada Abu Hasan al-Asy’ari. Juga sering disebut sebagai
paham Ahlussunnah saja, juga sering disebut sunni dan pengikutnya disebut
sunniyun.
Seluruh ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah yang disusun oleh Abu Hasan al-
Asy’ari, dibukukan oleh beliau diantaranya terdapat dalam kitab yang beliau
susun seperti : Al-Ibanah fi Ushuliddiniyyah, Maqalatul Islamiyyin, Al-Mujaz, dan
lain-lain.3
Mazhab ahlu sunnah wal jama’ah adalah golongan yang berpendapat dan
berkeyakinan bahwa segala macam kejadian dan peristiwa pada hakikatnya adalah
perbuatan Allah ta’ala. Akan tetapi bagi hamba, masih ada yang dinamakan usaha
ikhtiar. Namun usaha ikhtiar itu sendiri tidak memberi bekas atau dalam kata lain
tidak menentukan hasilnya. Pada usaha ikhtiar inilah berlakunya hubungan
perintah dan larangan, tetapi allah jualah yang yang sebenarnya menentukan
hasilnya.
2
https://an-nur.ac.id/ahlussunnah-wal-jamaah-pengertian-sejarah-dan-doktrin/
3
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/
muhammad96849/5babccbac112fe7899711c85/sejarah-berdirinya-ahlusunnah-waljamaah-aswaja-sunni
5
Iktikad ini adalah iktikad yang maqbudl ( dapat dipegang ) dan dapat
menyelamatkan dari bahaya dunia dan akhirat. Orang orang dalam aliran ini
berpendapat bahwa:
1. Sifat melekat pada zat menurut makna, hal ini dilihat dari segi bahasa.
Sedangkan pada hakikatnya adalah laisa kamitslihi syai’un.
2. Sifat hamba adalah amanah Allah pada hamba dan bukan milik hamba secara
mutlak.
Sebenarnya paham ini mirip dengan mazhab jabariyah, akan tetapi mazhab ini
masih berpegang pada syari’at. Mazhab ahlu Sunnah wal jamaah ini berpegang
pada iktikad di antara Mazhab qadariyah dan jabariyah karena jika hanya
berpegang pada salah satunya saja bisa merujuk kepada kesesatan, 4 sebagaimana
perkataan Al Quthubur rabbaniy maulana syekh Abdul Qadir Jaelani
“ tiap tiap hakikat yang tidak dikuatkan dengan syari’at adalah kufur zindiq “
“barang siapa yang melalui fiqih/syari’at saja tanpa tasawuf adalah fasiq, siapa
yang melalui tasawuf saja tanpa fiqih adalah zindiq. Siapa yang mengumpulkan
keduanya( syari’at dan hakikat) adalah benar”
Segala macam perbuatan, peristiwa, kejadian dan sebagainya dalam arti hakikat
adalah af’al Allah tapi janganlah kita tafsirkan gugur taklif syara artinya hilang
bagi kita kewajiban hukum. Hukum disini dimaksudkan syari’at nabi Muhammad
atau ketentuan hukum Islam. Apabila sekiranya kita sampai berkeyakinan tidak
perlu lagi bersyari’at maka jatuhlah kita ke dalam golongan yang dinamakan kafir
zindiq. Oleh sebab itu pegang teguhlah syari’at tetap dan terus menerus
musyahadah af’al sehingga kita selamat dalaam arti yang sebenarnya. Pentingnya
musyahadah af’al adalah menghindari dari syirik khafi. Syirik khafi adalah syirik
yang tersembunyi, mungkin kita tidak sadar telah melakukan nya.
Jika Allah ta’ala bertajali di dunia dan berkata akulah Allah, tiada tuhan selain
aku, bisa bisa kita berpaling dan berkata pula aku berlindung kepada Allah dari
pada mu. Tapi kalu tahu ilmunya jangan di bicarakan, boleh kita membicarakan
tetapi sesuaikan tempatnya. Rasulullah bersabda:
4
Haderanie, Permata Yang Indah Ad-Durunnafis. Nur Ilmu:Surabaya. Hlm.194
6
“kamu berbicara kepada manusia yang belum sampai tingkat kecerdasannya,
apakah kamu dalam hal ini ingin agar mereka mendustakan Allah dan
Rasulnya ?”
Kita dilarang membicarakan ilmu ketiuhanan ini dengan orang belum sampai
maqamnya, karena ilmu ketuhanan ini adalah rahasia antara hamba dan tuhannya.
Dan jika Allah memberikan ma’rifat kepada seseorang, itu berarti Allah telah
mempercayakan rahasianya, dan jika dia bicarakan kepada orang lain itu berarti ia
berkhianat dengan tuhan. Dalam hal ini sebagian ulama ada yang menghukumi
bahwa membeberkan rahasia ketuhanan adalah kafir. Ingat tidak semua yang kita
tahu itu harus di ucapkan. Karena sesuai dengan kitab Al Hikam karangan ibnu At
Thaillah dari pada hikmah yang ke 71 dikatakan:
Tapi walaupun demikian kita masih diwajibkan menunntut ilmunya, hanya saja
kita dilarang mengatakannya. Imam Hujjatul Islam imam Ghazali dalam kitab
ihya menegaskan bahwa siapapun yang tidak memperoleh ilmu ini ( ilmu
ma’rifat ) maka di khawatirkan mereka mati dalam kekafiran.
BAB III
KESIMPULAN
Mazhab ahlu sunnah wal jama’ah adalah sekte yang berpegang teguh kepada sunnah
dan hadits. Sekte ini didirikan oleh imam Abu Hasan Asy’ari. Paham ini adalah
ambilan dari dua sekte jabariyah dan qadariah yang diambil di tengah tengahnya.
Sekte ini mempunyai pemahaman yang lebih condong ke jabariyah, akan tetapi tidak
meninggalkan syari’at.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://unupurwokerto.ac.id/pengertian-dan-metode-berpikir-ahlussunnah-wal-jamaah/#:~:text=
%E2%80%9CAdapun%20Ahlussunnah%20wal%20Jama'ah,Mereka%20adalah%20kelompok%20yang
%20selamat.
https://an-nur.ac.id/ahlussunnah-wal-jamaah-pengertian-sejarah-dan-doktrin/
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/
muhammad96849/5babccbac112fe7899711c85/sejarah-berdirinya-ahlusunnah-waljamaah-aswaja-sunni