Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEKTE AHLU SUNNAH WAL JAMAAH

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Kalam yang


Dibimbing oleh Dosen Pengampu yang terhormat
Drs.H.Taufikurrahman, M.M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 4

Muhammad Rijani
Muhammad Rifky
Muhammad Riza

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM (HKI)
RAKHA-AMUNTAI
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim alhamdulillah puji syukur kami panjatkan


kehadirat Allah SWT serta sholawat dan salam kami haturkan kepada baginda
Rasulullah SAW yang atas rahmat & karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Sekte Ahlu Sunnah Wal Jama’ah“.
Penulisan makalah ini disusun untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam. Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih
banyak kekurangan, baik dalam segi isi maupun tata cara penulisannya mengingat
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi kami juga pembaca.

02 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………...........……….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………...………iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………….……....…………………...1

B. RUMUSAN MASALAH………………….…………………………………...2

C. TUJUAN……………………………………………………………….....……2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MAZHAB AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH……………....3

B. SEJARAH MAZHAB AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH...............................4

C. PEMIKIRAN MAZHAB AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH..........................5

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN……………………………………………………..……..…..9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sebelum istilah Aswaja untuk menunjuk pada kelompok, madzhab, atau kekuatan politik
tertentu, beberapa istilah yang digunakan untuk memberi identifikasi terhadap aliran dan
kelompok yang nantinya dikenal sebagai Aswaja.

Marshall Hadgson menyebutnya Jama’i Sunni, sedangkan pakar lain menyebutkan Proto
Sunnisme (embrio aliran sunni). Akan tetapi, istilah yang paling umum digunakan adalah
Ahlusunnah wa Al Jama’ah dan Ahlusunnah wa Al Jama’ah wa alatsar.
Istilah ini digunakan oleh kelompok madzhab Hambali untuk menyebut kelompok dirinya
yang merasa lebih berpegang pada perilaku nabi dan menentang kelompok rasionalis,
filosofis, dan kelompok sesat.

Secara generik pengertian Ahlusunnah Wa Al Jama’ah (selanjutnya disebut Aswaja atau


Sunni) adalah mereka yang selalu mengikuti perilaku Sunnah nabi dan para sahabatnya (ma
ana ‘alaihi alyaum wa ashhabi). Aswaja adalah golongan pengikut yang setia mengikuti
ajaranajaran Islam yang dilakukan oleh nabi dan para sahabatnya

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan mazhab ahlu sunnah wal jamaa’ah.

2. Bagaimana sejarah mazhab ahlu sunnah wal jama’ah.

3. Bagaiman pola pikir mazhab ahlu sunnah wal jama’ah dari segi syari’at daan hakikat.

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa itu mazhab ahlu sunnah wal jama’ah.

2. Mengetahui sejaraah terbentuknya mazhab ahlu sunnah wal jamaa’ah.

3. Mengetahui sudut pandang mazhab ahlu sunnah wal jama’ah dari bidang fiqih dan
tasauf.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mazhab Ahlu Sunnah Wal Jama’ah

Kalimat Ahlussunnah wal Jama’ah, terdiri dari dua kata inti yaitu : Ahlussunnah
yang artinya : ahli mengamalkan sunnah, penganut sunnah, atau pengikut sunnah.
Dan wal Jama’ah yang artinya : dan jama’ah, maksudnya adalah jama’ah sahabat-
sahabat Nabi[1].

Ahlussunnah adalah mereka yang mengikuti dengan konsisten semua jejak-


langkah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW. Dan membelanya.

Dari definisi di atas jelas, bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah itu tidak hanya terdiri
dari satu kelompok aliran, tapi ada beberapa sub-aliran, ada beberapa faksi di
dalamnya.

Dalam kajian ilmu kalam, istilah Ahlussunnah wal Jama’ah ini sudah banyak
dipakai sejak masa sahabat, sampai generasi-generasi berikutnya. Sumber dari
istilah tersebut oleh sebagian banyak para ahli diambil dari hadits Nabi SAW.
Yang menerangkan akan terpecahnya umat Islam menjadi 73 golongan, antara lain
hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan At-Turmudzi, yang artinya :

“orang-orang Yahudi bergolong-golong terpecah menjadi 71 atau 72 golongan,


orang Nasrani bergolong-golong menjadi 71 atau 72 golongan, dan umatku (kaum
muslimin) akan bergolong-golong menjadi 73 golongan. Yang selamat dari
padanya satu golongan dan yang lain celaka. Ditanyakan ’Siapakah yang selamat
itu?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Ahlusunnah wal Jama’ah’. Dan kemudian
ditanyakan lagi, ‘apakah assunah wal jama’ah itu?’ Beliau menjawab, ‘Apa yang
aku berada di atasnya, hari ini, dan beserta para sahabatku (diajarkan oleh
Rasulullah SAW dan diamalkan beserta para sahabat).

Menurut Hadratusy Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari dalam ktabnya


Ziyadah at-Ta’liqat, Ahlussunnah wal Jama’ah adalah :

“Adapun Ahlussunnah wal Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadis, dan
ahli fikih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi

3
dan sunnah khulafaurrasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat.
Ulama mengatakan : Sungguh kelompok tersaebut sekarang ini terhimpun dalam
madzhab yang empat yaitu madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki, dan Hanbali.”1

Dalam kajian akidah/ilmu kalam istilah Ahlussunnah wal Jama’ah dinisbatkan


pada paham yag diusung oleh Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi,
yang menentang paham Khawarij dan Jabariyah (yang cenderung tekstual) dan
paham Qadariyah dan Mu’tazilah (yang cenderung liberal).

Dalam kajian fikih, istilah Ahlussunnah wal Jama’ah disisbatkan pada paham
Sunni yaitu merujuk pada fikih 4 (empat) madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan
Hanbali) yang berbeda dengan paham fikih Syi’iy, Dzahiriy, Ja’fariy.

B. Sejarah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah

Ahlusunnah berasal dari kata ahlun yang berarti penganut. Sunnah berarti hadist.
Al- jamaah yang berarti kemufakatan para sahabat nabi. Jadi, ahlusunnah wal
jamaah pada awalnya mempunyai arti sekelompok orang islam yang mempunyai
keyakinan sama dengan ahli hadist, yang hal itu telah menjadi kemufakatan para
sahabat nabi. Terutama keyakinan tentang kodimnya kalamullah.

Kemudian pengertian ini dalam perkembangannya mempunyai arti para pengikut


sunnah nabi Muhammad SAW, dan jamaah berarti sahabat nabi. Jadi ahlusunnah
waljamaah mengandung arti para penganut sunnah (ittikad) nabi dan (ijma') para
sahabat beliau. Dalam bidang akidah mengikuti imam al- asy'ari dan atau imam Al
maturidi, sedangkan dalam bidang fikih mengikuti dari salah satu empat madzhab
imam hanafi, imam maliki, imam sayfi'i dan imam hambali.

Aliran ini, muncul sebagai reaksi terhadap banyaknya penyimpangan dari doktrin
firqoh- firqoh sebelumnya. Pengkondifikasian aliran ini setelah munculnya aliran
asyariyah dan maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran ajaran muktazilah.

Tokoh utama yang juga merupakan pendiri madzhab ini adalah abu alhasan al
asy'ari dan abu mansyur al maturidi. Dua tokoh sunni ini keudian dalam
perkembangannya ajaran mereka menjadi doktrin penting dalam aliran sunni
yakni aliran asy'ariyah dan aliran maturidiyah.

Sebagai aliran yang sezaman, keduanya termasuk adalah aliran ahlussunah.


Terkait kepemimpinan para khalifah setelah nabi SAW. Sesuai urutan historis
yang telah terjadi, keduanya memiliki pandangan serupa. Juga tak ada perbedaan
dalam pandangan mereka terhadap para penguasa bani Umayyah dan bani
abbasiyah. Dalam semua sisi masalah imamah pun mereka saling sepakat.

1
https://unupurwokerto.ac.id/pengertian-dan-metode-berpikir-ahlussunnah-wal-jamaah/
#:~:text=%E2%80%9CAdapun%20Ahlussunnah%20wal%20Jama'ah,Mereka%20adalah
%20kelompok%20yang%20selamat.

4
Keduanya juga sepaham bahwa allah bisa dilihat tanpa kaif (cara), had (batas),
qiyam (berdiri), wa qu'ud (duduk) dan hal hal sejenisnya.

Asal Mula munculnya Ahlussunnah wal Jama’ah


Imam Abu Hasan al-Asy’ari (lahir di Bashrah, 260 H / 873 M, dan wafat di
Baghdad, 324 H / 935 M) ialah seorang ahli fiqh terkenal, pemuka teolog Islam
pada masanya. Menurut catatan sejarah, Abu Hasan al-Asy’ari adalah murid dari
ayah tirinya yakni Syaikh Abu Ali Muhammad bin Abdil Wahab al-Juba’I
(seorang ulama besar Mu’tazilah), kemudian Abu Hasan al-Asy’ari keluar dari
paham gurunya itu karena menurutnya banyak keyakinan yang tidak benar.
Kemudian beliau membangun paham sendiri yaitu Ahlussunnah wal Jama’ah.2

Paham Ahlussunnah wal Jama’ah juga sering disebut sebagai paham Asy’ariyah,
karena dinishbatkan kepada Abu Hasan al-Asy’ari. Juga sering disebut sebagai
paham Ahlussunnah saja, juga sering disebut sunni dan pengikutnya disebut
sunniyun.

Seluruh ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah yang disusun oleh Abu Hasan al-
Asy’ari, dibukukan oleh beliau diantaranya terdapat dalam kitab yang beliau
susun seperti : Al-Ibanah fi Ushuliddiniyyah, Maqalatul Islamiyyin, Al-Mujaz, dan
lain-lain.3

C. Doktrin Ahlu Sunnah Wal Jama’ah


Maha suci Allah yang mampu menghalangi penglihatan dari melihatnya dengan
sesuatu yang tidak ada.

Mazhab ahlu sunnah wal jama’ah adalah golongan yang berpendapat dan
berkeyakinan bahwa segala macam kejadian dan peristiwa pada hakikatnya adalah
perbuatan Allah ta’ala. Akan tetapi bagi hamba, masih ada yang dinamakan usaha
ikhtiar. Namun usaha ikhtiar itu sendiri tidak memberi bekas atau dalam kata lain
tidak menentukan hasilnya. Pada usaha ikhtiar inilah berlakunya hubungan
perintah dan larangan, tetapi allah jualah yang yang sebenarnya menentukan
hasilnya.

2
https://an-nur.ac.id/ahlussunnah-wal-jamaah-pengertian-sejarah-dan-doktrin/
3
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/
muhammad96849/5babccbac112fe7899711c85/sejarah-berdirinya-ahlusunnah-waljamaah-aswaja-sunni

5
Iktikad ini adalah iktikad yang maqbudl ( dapat dipegang ) dan dapat
menyelamatkan dari bahaya dunia dan akhirat. Orang orang dalam aliran ini
berpendapat bahwa:

1. Sifat melekat pada zat menurut makna, hal ini dilihat dari segi bahasa.
Sedangkan pada hakikatnya adalah laisa kamitslihi syai’un.
2. Sifat hamba adalah amanah Allah pada hamba dan bukan milik hamba secara
mutlak.

Sebenarnya paham ini mirip dengan mazhab jabariyah, akan tetapi mazhab ini
masih berpegang pada syari’at. Mazhab ahlu Sunnah wal jamaah ini berpegang
pada iktikad di antara Mazhab qadariyah dan jabariyah karena jika hanya
berpegang pada salah satunya saja bisa merujuk kepada kesesatan, 4 sebagaimana
perkataan Al Quthubur rabbaniy maulana syekh Abdul Qadir Jaelani

“ tiap tiap hakikat yang tidak dikuatkan dengan syari’at adalah kufur zindiq “

Berkata pula imam Junaidi

“barang siapa yang melalui fiqih/syari’at saja tanpa tasawuf adalah fasiq, siapa
yang melalui tasawuf saja tanpa fiqih adalah zindiq. Siapa yang mengumpulkan
keduanya( syari’at dan hakikat) adalah benar”

Segala macam perbuatan, peristiwa, kejadian dan sebagainya dalam arti hakikat
adalah af’al Allah tapi janganlah kita tafsirkan gugur taklif syara artinya hilang
bagi kita kewajiban hukum. Hukum disini dimaksudkan syari’at nabi Muhammad
atau ketentuan hukum Islam. Apabila sekiranya kita sampai berkeyakinan tidak
perlu lagi bersyari’at maka jatuhlah kita ke dalam golongan yang dinamakan kafir
zindiq. Oleh sebab itu pegang teguhlah syari’at tetap dan terus menerus
musyahadah af’al sehingga kita selamat dalaam arti yang sebenarnya. Pentingnya
musyahadah af’al adalah menghindari dari syirik khafi. Syirik khafi adalah syirik
yang tersembunyi, mungkin kita tidak sadar telah melakukan nya.

Jika Allah ta’ala bertajali di dunia dan berkata akulah Allah, tiada tuhan selain
aku, bisa bisa kita berpaling dan berkata pula aku berlindung kepada Allah dari
pada mu. Tapi kalu tahu ilmunya jangan di bicarakan, boleh kita membicarakan
tetapi sesuaikan tempatnya. Rasulullah bersabda:

4
Haderanie, Permata Yang Indah Ad-Durunnafis. Nur Ilmu:Surabaya. Hlm.194

6
“kamu berbicara kepada manusia yang belum sampai tingkat kecerdasannya,
apakah kamu dalam hal ini ingin agar mereka mendustakan Allah dan
Rasulnya ?”

Kita dilarang membicarakan ilmu ketiuhanan ini dengan orang belum sampai
maqamnya, karena ilmu ketuhanan ini adalah rahasia antara hamba dan tuhannya.
Dan jika Allah memberikan ma’rifat kepada seseorang, itu berarti Allah telah
mempercayakan rahasianya, dan jika dia bicarakan kepada orang lain itu berarti ia
berkhianat dengan tuhan. Dalam hal ini sebagian ulama ada yang menghukumi
bahwa membeberkan rahasia ketuhanan adalah kafir. Ingat tidak semua yang kita
tahu itu harus di ucapkan. Karena sesuai dengan kitab Al Hikam karangan ibnu At
Thaillah dari pada hikmah yang ke 71 dikatakan:

“ bukti kebodohan seseorang adalah selalu menjawab semua pertanyaan,


menceritakan semua yang dilihat, dan menyebut semua yang diketahui”

Tapi walaupun demikian kita masih diwajibkan menunntut ilmunya, hanya saja
kita dilarang mengatakannya. Imam Hujjatul Islam imam Ghazali dalam kitab
ihya menegaskan bahwa siapapun yang tidak memperoleh ilmu ini ( ilmu
ma’rifat ) maka di khawatirkan mereka mati dalam kekafiran.

BAB III
KESIMPULAN

Mazhab ahlu sunnah wal jama’ah adalah sekte yang berpegang teguh kepada sunnah
dan hadits. Sekte ini didirikan oleh imam Abu Hasan Asy’ari. Paham ini adalah
ambilan dari dua sekte jabariyah dan qadariah yang diambil di tengah tengahnya.
Sekte ini mempunyai pemahaman yang lebih condong ke jabariyah, akan tetapi tidak
meninggalkan syari’at.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://unupurwokerto.ac.id/pengertian-dan-metode-berpikir-ahlussunnah-wal-jamaah/#:~:text=
%E2%80%9CAdapun%20Ahlussunnah%20wal%20Jama'ah,Mereka%20adalah%20kelompok%20yang
%20selamat.

https://an-nur.ac.id/ahlussunnah-wal-jamaah-pengertian-sejarah-dan-doktrin/

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/
muhammad96849/5babccbac112fe7899711c85/sejarah-berdirinya-ahlusunnah-waljamaah-aswaja-sunni

Haderanie, Permata Yang Indah Ad-Durunnafis. Nur Ilmu:Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai