Semester 2/A
Puji Syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan kesehatan jasmani dan rohani serta Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Ilmu Tauhid dan Kalam dengan
judul “Ahlu Sunnah Wal Jama`ah”, insyaallah diselesaikan dengan baik.
Kelompok 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan dijelaskan apa dan bagaimana
aliran Ahlu Sunnah Wal Jama`ah secara singkat dan sederhana.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ahlu Sunnah Wal Jama`ah?
2. Apa penyebab timbulnya Ahlu Sunnah Wal Jama`ah?
3. Siapa saja tokoh-tokoh Ahlu Sunnah Wal Jama`ah?
4. Bagaimana pemikiran atau paham Ahlu Sunnah Wal Jama`ah?
5. Apa saja sekte-sekte Ahlu Sunnah Wal Jama`ah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Ahlu Sunnah Wal Jama`ah.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya Ahlu Sunnah Wal Jama`ah.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh Ahlu Sunnah Wal Jama`ah.
4. Untuk mengetahui pemikiran atau paham Ahlu Sunnah Wal Jama`ah
5. Untuk mengetahui sekte-sekte Ahlu Sunnah Wal Jama`ah.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata atau istilah Ahlu Sunnah Wal Jama`ah diambil dari hadits yang
artinya:
Ahlu Sunnah Wal Jama`ah dalam kajian aqidah ilmu kalam dan tauhid
dinisbatkan pada paham yang diusung oleh Al Imam Abu Hasan al-Asy`arid an
Al Imam Abu Mansur al-Maturidi, yang menentang paham khawarij dan
jabariyah (yang cenderung tekstual) dan paham Qadariyah dan Mu`tazilah (yang
cenderung liberal).
Istilah Ahlu Sunnah Wal Jama`ah belum dikenal pada zaman Nabi
Muhammad Saw maupun di masa pemerintahan al Khulafa ar Rasyidun, bahkan
tidak dikenal di zaman pemerintahan Bani Umayah (41-133H). Term (baca:
istilah) Ahlu Sunnah Wal Jama`ah merupakan istilah baru, atau sekurang-
kurangnya tidak pernah digunakan sebelumnya di masa Nabi Muhammad Saw,
dan di masa para Shahabat.1
Kondisi internal politik umat Islam tersebut yang menjadi sebab suburnya
perbedaan, terutama dalam masalah teologis. Pengaruh eksternal seperti; Yahudi,
Nasrani, dan filsafat Yunani juga menjadi faktor pemicu semakin luasnya
perbedaan dalam tubuh Islam. Faksi-faksi itu diantaranya; Syiah, Khawarij,
Jabariyah, Qadariyah, dan Murjiah.
1 Said Aqil Siradj. Ahlu Sunnah Wal Jama`ah: Sebuah Kritik Historis. Jakarta: Pustaka Cendekia
Muda. 2000. hal. 6
2 Said Aqil Siradj. Ahlu Sunnah Wal Jama`ah Dalam Lintas Sejarah. Yogyakarta: LKPSM, 1997. hal
44
serta para tabi`in yang lain. Sikap al Imam Hasan Bashri inilah kemudian yang
dikenal kemudian sebagai pemikiran Ahlu Sunnah Wal Jama`ah. Sehingga, tidak
benar jika Ahlu Sunnah Wal Jama`ah baru muncul pada masa al Imam Abu Hasan
al Asy`arid an al Imam Abu Manshur al Maturidi.3
Dari sikap al Imam Hasan Bashri inilah yang kemudian diteruskan kepada
muridnya kemudian sampailah kepada Al Imam Abu Hasan al Asy`ari. Ahlu
Sunnah Wal Jama`ah muncul sebagai jawaban atas munculnya sekte dalam Islam.
Muculnya Ahlu Sunnah Wal Jama`ah sebagai upaya dalam mencari jalan tengah
atas konflik yang terjadi di masa itu.4 Ahlu Sunnah Wal Jamaah di masa kini bisa
dimaknai sebagai sebuah manhaj alfikr yang memadukan antara wahyu dan akal.
a. Angkatan Pertama
Yaitu para `Ulama yang semasa dengan al Imam Abu Hasan al Asy`ari,
diantaranya: Abu al Hasan al Bahili, Abu Sahl ash Shu`luki, Abu Ishaq al
Isyfirayini, Abu Bakar al Qaffal asy Syasyi, Abu Zaid al Marwazi, Abu Abdillah
Ibn Khafif asy Syirazi, Zahir Ibn Ahmad as Sarakhsi, Abu Bakr al Jurjani al
Isma`ili, Abu Bakar al Audani, Abu al Hasan Abd al Aziz Ibn Muhammad yang
dikenal dengan sebutan ad Dumal, Abu al Hasan Ali Ibn Mahdi ath Thabari, Abu
Ja`far as Sulami an Naqqasy, Abu Abdillah al Ashbahani, Abu Muhammad al
Qurasy az Zuhri, Abu Manshur Ibn Hamsyad, Abu al Husain Ibn Sam`un (salah
seorang sufi ternama), dan Abu Abd ar Rahman asy Syuruthi al Jurjani.
b. Angkatan Kedua
3 Said Aqil Siradj. Ahlu Sunnah Wal Jama`ah Dalam Lintas Sejarah. Yogyakarta: LKPSM, 1997.hal
65
4 Mastuki Hs. Kiai Menggugat dan Mengadili Pemikiran Kang Said. Jakarta: Fatma Press. 1999,
hal 2
Diantara angkatan kedua setelah generasi al Imam Abu Hasan al Asy`ari
adalah; Abu Sa`ad Ibn Abi Bakr al Isma`ili al Jurjani, Abu Nashr ibn Abu Bakr
Ahmad Ibn Ibrahim al Isma`ili, Abu ath Thayyib Ibn Abi Sahl ash Shu`luki, Abu
al Hasan Ibn Dawud al Muqri ad Darani, al Qadli Abu Bakar Muhammad al
Baqillani, Abu Bakar Ibn Furak, Abu Ali ad Daqqaq, Abu Abdillah al Hakim an
Naishaburi (penulis kitab al Mustadrak `Ala ash Shahihain), Abu Sa`ad al
Kharqusyi, dan lain-lain.
c. Angkatan Ketiga
d. Angkatan Keempat
e. Angkatan Kelima
Diantaranya; Abu al Muzhaffar al Khawwafi, Ilkiya, Abu Muhammad Ibn
Muhammad al Ghazali at-Tusi, Abu al Mu`ain Maimun Ibn Muhammad an Nasafi
asy Syasyi, Abd ar Rahim Ibn Abd al Karim (Abu Nashr al Qusyairi), Abu Sa`id
al Mihani, Abu Abdillah ad Dibaji, Abu al Abbas Ibn ar Ruthabi, Abu Abdillah al
Furawi, Abu Sa`id Ibn Abi Shalih al Muadzin, Abu al Hasan as Sulami, Abu
Manshur Ibn Masyadzah al Ashbahani, Abu Hafsh, Najmuddin Umar Ibn
Muhammad an Nasafi, Abu al Futuh al Isfirayini, Nasrullah al Mishshishi, Abu al
Walid al Baji, Abu Umar Ibn Abd al Barr al Hafidz, Abu Hasan al Qabisi al
Hafidz Abu al Qasim Ibn Asakir, al Hafidz Abu al Hasan al Muradi, al Hafidz
Abu Sa`ad Ibn as Sam`ani, al Hafidz Abu Thahir as Silafi, al Qadli Iyadl Ibn
Muhammad al Yashubi, Sultan Salahuddin al Ayyubi, dan Ibn al Jawzi.
f. Angkatan Keenam
g. Angkatan Ketujuh
h. Angkatan Kedelapan
Diantanya; al Qadli Mushtafa Ibn Muhammad al Kastulli, al Hafidz
Muhammad Ibn Abd ar Rahman as Sakhawi, al Hafidz Jalaluddin Abd ar Rahman
Ibn Abu Bakr as Suyuthi, Syihabuddin Abu al Abbas Ahmad Ibn Muhammad al
Qasthallani (Irsyad as Sari Bi Syarh Sahih al Bukhari, al Imam Zakariyya al
Anshari, dan al Hafidz Muhammad Ibn Ali.
Paham Ahlu Sunnah Wal Jama’ah sebenarnya sudah terformat sejak masa
awal islam yang ajarannya merupakan pengembangan dari dasar prmikiran yang
telah dirumuskan sejak periode sahabat dan tabi”in. yaitu pemikiran keagamaan
yang menjadikan hadits sebagai sebagai rujukan utamanya setelah Al-Qur’an.
Nama ahlu Al-Hadits diberikan sebagai ganti ahl al-sunnah wa-jama’ah yang pada
saat ini masih dalam proses pembentukan dan merupakan penunjuk jalan lurus
dari paham khawarij dan mukhtazilah yang tidak mau menerima hadits (al-
sunnah) sebagai sumber pokok ajaran islam.
Istilah Ahl al-sunnah wa-jama’ah merupakan nama bagi aliran asy’ariah dan
maturidiyah yang timbul karena reaksi terhadap paham mu’tazilah yang pertama
kali disebarkan oleh Wasil bin Ato’ pada tahun 100 H/718 dan mencapai
puncaknya pada masa khalifah ‘abasiyah, yaitu ma’mun (813-833 M), al-
Imam Al-Asy’ary dan abu mansur al-maturidiyah adalah dua sosok yang
memiliki tempat tersendiri dikalangan kaum sunni karena melalui dua ulama’
kharis matik itulah Ahlu sunnah wal jama’ah lahir sebagai faham ideologi
keagamaan. Paham ini lahir sebagai reaksi terhadap perkembangan pemikiran
kelompok muktazilah yang begitu liar, dimana doktrin ketuhanan dan
keimanannya semakin menumbulkan kegoncangan spiritual idiologis yang
dahsyat.
Paham Ahlu sunnah wal jama’ah yang diajarkan oleh imam Al-Asy’ari dan Abu
Mansur al-maturidi pada dasrnya merupakan koreksi terhadap berkembangnya
berbagai doktrin ketuhanan dan keimanan (visi aqidah) yang dipandang
menyimpang dari ajaran nabi dan para sahabatnya. Kaitannya, dengan pandangan
Jabariyah yang fatalistic tentang nasib serta pandangan Qodariyah yang berpaham
tentang kemauan manusia untuk menentukan perbuatannya, seperti dalam tatapan
ideologis kaum si’ah dan mu’tazilah, kaum sunni (Ahlu sunnah wal jama’ah)
membuat garis batas yang jelas terhadap kedua kelompok tersebut. Secara
epistimologi ahlusunnah wal jama’ah bisa diartikan sebagai “ para penganut
tradisi nabi Muhammad dan ijma’ ulama”.
Meski demikian, persamaan antara kedua paham ini juga tidak sedikit, antara lain:
dengan zat-Nya.
Adapun secara terminology, ahlu sunnah wal jama’ah berarti ajaran islam yang
murni sebagai mana yang diajarkan dan diamalkan oleh Rasullah SAW, bersama
para sahabatnya. Hal ini mengacu pada hadis nabi yang terkenal: “hal nabi
memprediksikan bahwa suatu saat kelak umat islam akan terpecah dalam 73
golongan, semua celaka kecuali satu firqah, yaitu mereka yang berpegang teguh
pada pegangan beliau dan pegangan para sahabat-sahabatnya”. Dalam hadis lain
yang senada, golongan yangselamatini disebut sebagai “AHLU SUNNAH WAL
JAMA’AH”.
َو َم ْن ِه َي يَا َرسُوْ َل هللاِ؟: قَالُوْ ا.ًار ِإالَّ ِملَّةً َوا ِح َدة ٍ َق أُ َّمتِ ْي َعلَى ثَال
ِ َّث َو َس ْب ِع ْينَ ِملَّةً ُكلُّهُ ْم فِي الن ُ َوتَ ْفت َِر
َما أَنَا َعلَ ْي ِه َوأَصْ َحابِ ْي:قَا َل
“Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga millah, semuanya
masuk neraka, kecuali satu millah. Para sahabat bertanya: Siapa ia, wahai
Rasulullah? Nabi menjawab: ia yang ada pada ajaran yang aku jalani bersama
para sahabatku.” (HR. at-Tirmidzi).
Pada masa-masa awal periode sahabat, tidak ada kaum yang menyimpang
dari ajaran ini. Namun kemudian, pada akhir pemerintahan Sayyidina Utsman
muncul pemahaman segelintir orang yang mencaci maki para sahabat Nabi dan
mengajak pada mencintai keluarga Nabi secara keliru, yang nantinya kelomok
ini dikenal dengan Syiah atau Rafidhah. Maka, dengan demikian bisa dikatakan
bahwa Syiah ini sudah menjadi satu sekte yang menyimpang dari bangunan
besar umat Islam (as-Sawadul A’zham), yakni menyimpang dari pemahaman
mayoritas umat Islam – yang kelak dinamai Ahlusunah wal-Jamaah.
BAB lll
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ahlu Sunnah Wal Jama`ah dalam kajian aqidah ilmu kalam dan tauhid
dinisbatkan pada paham yang diusung oleh Al Imam Abu Hasan al-Asy`arid
an Al Imam Abu Mansur al-Maturidi.
Istilah Ahlu Sunnah Wal Jama`ah belum dikenal pada zaman Nabi Muhammad
Saw maupun di masa pemerintahan al Khulafa ar Rasyidun, bahkan tidak
dikenal di zaman pemerintahan Bani Umayah (41-133H).
Istilah Ahl al-sunnah wa-jama’ah merupakan nama bagi aliran asy’ariah dan
maturidiyah yang timbul karena reaksi terhadap paham mu’tazilah yang
pertama kali disebarkan oleh Wasil bin Ato’ pada tahun 100 H/718 dan
mencapai puncaknya pada masa khalifah ‘abasiyah, yaitu ma’mun (813-833
M), al-Mu’tasim (833-842 M) dan Wasiq (842-847 M).
B. SARAN
DAFTAR ISI
https://www.slideshare.net/mobile/RinoputraStain/makalah-paham- ahlussunnah-
waljama
https://www.laduni.id/post/read/57612/ciri-ciri-paham-ahlussunnah-wal-jamaah