Anda di halaman 1dari 6

MABADI KHOIROUMMAH

Oleh : Fitrotul Wahyuni


NIM : 151910039

Program Study Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah


Universitas Islam Lamongan
fitrotulwahyuni07@gmail.com

Pendahuluan

Muktamar NU ke-13, tahun 1935, antara lain memutuskan sebuah


kesimpulan, bahwa kendala utama yang menghambat kemampuan umat
melaksanakan amar ma’ruf nahi al-Munkar dan menegakkan agama adalah karena
kemiskinan dan kelemahan di bidang ekonomi. Maka, muktamar mengamanatkan
PBNU untuk mengadakan gerakan penguatan ekonomi warga. Para pemimpin NU
waktu itu menyimpulkan bahwa kelemahan ekonomi ini bermula dari lemahnya
sumber daya manusianya (SDM). Mereka lupa meneladani sikap Rasulullah sehingga
kehilangan ketangguhan mental. Setelah diadakan pengkajian, disimpulkan ada
beberapa prinsip ajaran Islam yang perlu ditanamkan kepada warga NU agar
bermental kuat sebagai modal perbaikan sosial ekonomi yang disebut Mabadi Khaira
Ummah, atau langkah awal membangun umat yang baik.
Pembahasan
A. Pengertian Mabadi khaira ummah
Munculnya gerakan Mabadi Khaira Ummah didorong oleh adanya kesadaran di
kalangan para pemimpin NU bahwa untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan NU maka
harus ada dukungan dari umat yang memiliki sifat-sifat terpuji, mental kejuangan
yang tinggi, dan mampu mengemban tugas agama maupun organisasi. Gagasan untuk
membentuk karakter warga nahdliyyin melalui Mabadi Khaira Ummah itu muncul
pada saat Kongres PBNU ke-13 yang juga mengamanatkan agar NU merintis
pemberdayaan ekomoni umat. Untuk itu, perlu adanya pembinaan umat lebih dulu
sebagai basis dari usaha pembentukan Khaira Ummah. Pada sisi yang lain gerakan
memasyarakatkan Mabadi Khaira Ummah, dilakukan bebarengan dengan gerakan
pemasyarakatan NU ke luar pesantren, sehingga upaya pembinaan dan penggalangan
tersebut tidak hanya mempunyai dampak ke dalam tetapi juga mempunyai dam pak
ke luar, yaitu suatu umat yang dapat dijadikan panutan (uswatun hasanah).1

B. Dasar-dasar Mabadi Khaira Ummah


Mabadi khaira ummah, arti harfiahnya adalah dasar, asas atau prinsip-prinsip
umat yang terbaik. Banyak sekali dasar yang digunakan untuk membentuk Mabadi
Khaira Ummah, yaitu :

1. Alquran (sebagai dasar utama)


Dasar Alqurannya adalah firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 110 yang artinya :
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada yang
makruf dan mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah”Uswah Hasanah para
Ulama Salaf

2. Uswah Hasanah para Ulama Salaf


Sedangkan dasar meniru dan mencontoh perilaku mulia para ulama salaf
adalah dapat dilakukan dengan cara meniru akhlaq mulianya baik melalui buku cerita,
sejarah ulama, manaqib, atau meniru secara langsung dari kepribadian-kepribadian
para ulama salaf tersebut dengan melalui silaturrahim atau muhibah.

Adapun isi dan kandungan Mabadi Khaira Ummah atau Mabadiul Khamsah
serta uraiannya adalah sebagai berikut :

1. Asshidqu
Asshidqu bermakna jujur atau benar, bersungguh-sungguh, dan terbuka.
Kejujuran/kebenaran adalah kesesuaian antara perkataan dan perbuatan. Apa yang

1
Masyhudi Muchtar,dkk, Aswaja An-Nahdliyah (Ajaran Ahlussunnah wa al-jamaah yang berlaku di
lingkungan Nahdlatul Ulama). (Surabaya : Khalista. . 2009)
dilahirkan sama dengan apa yang ada di dalam hati. Jujur itu meliputi ucapan,
perbuatan, dan sikap yang ada didalamnya. 

2. Al-Amanah walwafa bil Ahdi


Al-amanah walwafa bil ahdi berasal dari dua kata, Al-amanah yang memiliki
pengertian yang lebih umum yakni meliputi semua beban yang harus dilaksanakan,
baik ada perjanjian maupun tidak, sedangkan alwafa bil ahdi hanya berkaitan dengan
sesuatu yang terdapat perjanjian. Namun, kedua istilah itu digabungkan menjadi satu
kesatuan. Yang pengertiannya meliputi dapat dipercaya, setia, dan tepat janji.

3. Al-adalah

Al-adalah mengandung pengertian bersikap adil dan memberikan hak dan

kewajiban secara proporsional. Bersikap adil dalam menempatkan sesuatu yang pada

tempatnya, berpihak kepada kebenaran, menyalahkan yang salah dan membenarkan

yang benar. Bersikap adil dituntut dari semua pihak lebih-lebih dari penguasa, hakim,

pemimpin, kepala keluarga, orang alim dalam berfatwa, dan sebagainya.

Al-istiqamah mengandung pengertian konsisten, ajeg, berkesinambungan, dan


berkelanjutan. Keajegan adalah tetap dan tidak bergeser dari jalur sesuai dengan yang
ditentukan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya serta tuntutan yang diberikan oleh Salafus
Shahih. Kesinambungan artinya keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan
yang lain dan antara periode satu dengan periode yang lain. Sehingga semuanya
merupakan satu mata rantai yang tak terpisahkan dan slaing menopang. Sedangkan
berkelanjutan adalah proses pelaksanaan secara terus-menerus dan idak mengalami
kemandegan (statis).

Penutup

Mabadi Khaira Ummah merupakan gerakan pembentukan identitas dan karakter

warga NU, melalui penanaman nilai-nilai yang dapat dijadikan prinsip-prinsip dasar
di dalam kehidupan warga NU baik sebagai masyarakat yang berbangsa dan

bernegara. Mabadi Khaira Ummah berdasar atas tiga pokok yaitu Al-qur’an, Al-

Hadits dan meniru perilaku baik ulama salafus shalikhin.

Prinsip-prinsip yang diajarkan dalam konsep Mabadi Khaira Ummah, terdiri atas :2

1. Asshidqu (Sikap jujur, bersungguh-sungguh dan terbuka). Jujur ini meliputi


kejujuran dalam ucapan, perbuatan dan sikap prilaku sehari-hari.

2. Alamanah walwafa bilahdi (senantiasa menepati janji dan memegang teguh


kedisiplinan). Prinsip ini mempunyai arti tanggung jawab manusia terhadap
segala apa yang diamanahkan kepada mereka, baik amanah dalam masalah
duniawi atau amanah dalam masalah ukhirawi.

3. Aladlu (bersikap adil). Artinya akan senantiasa memberikan hak dan kewajiban
terhadap orang yang memilikinya secara proporsional. Mereka bersikap adil
dalam menempatkan sesuatu pada tempatnya, berpihak kepada kebenaran,
menyalahkan yang salah dan membenarkan yang benar.

4. Attaawun (mempunyai kepekaan sosial yang tinggi) terhadap perkembangan


lingkungan serta mempunyai kepedulian terhadap nasib-nasib kaum lemah yang
membutuhkan bantuan dan pembinaan secara intensif, sehingga mereka menjadi
manusia yang mempunyai derajat yang sama, hak yang sama, serta kesempatan
dalam meraih prestasi yang sama pula.

5. Alistiqamah (memegang teguh terhadap prinsip-prinsip utama walau dalam


kondisi apapun). Konsistensi ini akan berjalan terus tidak mengalami perubahan
walaupun di goyahkan oleh godaan apapun yang dapat merubah terhadap prinsip
dasar Mabadi Khaira Ummah.
2
Abdul Wahib,dkk. Materi Dasar Nahdlatul Ulama (Ahlussunnah Waljamaah). (Semarang : PW LP
Ma’arif NU Jawa Tengah. 2004)
DAFTAR PUSTAKA
Masyhudi Muchtar,dkk. 2009. Aswaja An-Nahdliyah (Ajaran Ahlussunnah
wa al-jamaah yang berlaku di lingkungan Nahdlatul Ulama). Surabaya : Khalista.

Abdul Wahib,dkk. 2004. Materi Dasar Nahdlatul Ulama (Ahlussunnah


Waljamaah). Semarang : PW LP Ma’arif NU Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai