Anda di halaman 1dari 3

ASWAJA DASAR PANCASILA

Oleh : Fitrotul Wahyuni


NIM : 151910039

Program Study Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah


Universitas Islam Lamongan
fitrotulwahyuni07@gmail.com

Pendahuluan

Islam Ahlussunnah wal-Jama`ah (Aswaja) an-nahdliyah adalah bingkai


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Para pendiri NU dan para pendiri
negeri ini adalah orang yang identik. Dalam pandangan mereka, Indonesia
sekarang tidak lagi berperang dengan Islam, mereka dengan tegas menyatakan
bahwa mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu
tanggung jawab dalam menjaga dan melaksanakan syari'at non sekuler. Umat
Islam khususnya NU memiliki fungsi strategis dalam membangun semangat
perang terhadap kolonialisme selain sebagai unsur pemersatu bangsa dan negara,
sehingga wajar yang paling ampuh sampai saat ini kita berada di garda depan
protektif dan peduli bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.1
Pembahasan
Nahdlatul Ulama (An-Nahdliyyah) berpaham Aswaja bagi perdamaian dunia,
khususnya bagi Negara Indonesia dengan background kemajemukan serta
keberagamannya. Indonesia menjadi negara demokrasi dengan segala perbedaan
dan kemajemukan yang ada, tetapi tetap bersatu padu, menciptakan kedamaian
dalam satu bingkai kebangsaan. Indonesia bisa menjadi role model bagi negara-
negara di dunia, khususnya bagi negara konflik dengan isu agama, bahwa
perdamaian dan persatuan adalah perlu demi menjaga keutuhan suatu bangsa, dan
Indonesia telah membuktikan harmoni itu. Selain sebab ideologi Pancasila yang
terbukti mampu menyatukan perbedaan, Indonesia juga memiliki organisasi
sebesar Nahdlatul Ulama yang telah terbukti hadir menjawab tantangan
perbedaan. Nahdlatul Ulama merupakan organisasi masyarakat yang ramah, tidak
1
Abdul Wahib,dkk.. Materi Dasar Nahdlatul Ulama (Ahlussunnah Waljamaah). (Semarang : PW
LP Ma’arif NU Jawa Tengah. 2004)
marah. Merangkul, bukan memukul. Keberadaannya di tengah masyarakat mampu
menjadi oase yang menyejukkan, dan menjadi garda terdepan dalam menjaga
perdamaian serta keutuhan bangsa, sebagaimana yang tertuang dalam butir
prinsipprinsip yang selama ini Nahdlatul Ulama pegang teguh.2
Sebagai organisasi kemasyarakatan, NU tak terpisahkan dari keseluruhan
bangsa Indonesia, senantiasa menyatukan diri dengan perjuangan nasional.
Sebagai organisasi keagamaan Islam (jam’iyyah diniyyah islamiyyah), NU
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari umat Islam Indonesia yang
memegang teguh prinsip persaudaraan (ukhuwah) dan toleransi (tasamuh), hidup
berdampingan baik sesama umat Islam maupun sesama warga negara yang
mempunyai keyakinan/agama lain. Sebagai organisasi yang mengemban fungsi
pendidikan.3
Penutup
NU menciptakan warga negara yang menyadari hak dan kewajiban
terhadap bangsa dan negara. NU sebagai jamiyyah secara organisatoris tidak
terikat dengan organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan mana pun. Setiap
warga NU adalah warga negara yang mempunyai hak-hak politik yang dilindungi
undang-undang. Di dalam hal warga NU menggunakan hak-hak politiknya, itu
harus dilakukan secara bertanggung jawab sehingga dengan demikian dapat
ditumbuhkan sikap hidup yang demokratis, konstitusional, taat hukum, dan
mampu mengembangkan musyawarah dan mufakat dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi bersama

DAFTAR PUSTAKA
2
Cholil Nafis, M. Fikih Kebangsaan, (Jakarta: mitra abadi pres,2015).
3
Masyhudi Muchtar,dkk.. Aswaja An-Nahdliyah (Ajaran Ahlussunnah wa al-jamaah yang berlaku
di lingkungan Nahdlatul Ulama).( Surabaya : Khalista. 2009) 54
Masyhudi Muchtar,dkk. 2009. Aswaja An-Nahdliyah (Ajaran
Ahlussunnah wa al-jamaah yang berlaku di lingkungan Nahdlatul Ulama).
Surabaya : Khalista.

Abdul Wahib,dkk. 2004. Materi Dasar Nahdlatul Ulama (Ahlussunnah


Waljamaah). Semarang : PW LP Ma’arif NU Jawa Tengah.

Cholil Nafis M. 2015, Fikih Kebangsaan, Jakarta: mitra abadi pres

Anda mungkin juga menyukai