Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERAN NAHDLATUL ULAMA (NU) DALAM PERDAMAIAN


DUNIA

DISUSUN OLEH:
ELEKTRO
1. Alvian Yudi Hidayat (21501053026)
2. Hary Indiarto (21701053035)
3. Bagus Nur Cahyadi (21701053037)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya lah makalah ini dengan judul Peran NU dalam Perdamaian Dunia dapat
terselesaikan.

Makalah ini disusun untuk mendiskusikan dan membahas tentang bagaimana


mahasiswa dapat mengetahui Peran NU dalam Perdamaian Dunia. Kami menghaturkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam pembuatan makalah ini :

1. Muhammad Taqiyuddin A. ST. MT, dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama
Islam
2. Dan teman-teman yang telah berpartisipasi dan memberikan kritik-saran terhadap
segala kekurangan dan kelebihan.

kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan makalah kami
ini, untuk itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan makalah ini sangat diharapkan. Semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua mahasiswa di Universitas Islam Malang. Atas perhatiannya
kami ucapkan terimakasih.

Malang, 05 November 2019

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………….i
Daftar Isi…………………………….………………………………………………..ii
Bab I Pendahuluan
a) Latar belakang………………………………………………………………………...1
b) Rumusan masalah…………………………………………………………………......1
c) Tujuan………………………………………………………………………………...1

Bab II Pembahasan
a) Peran Nahdlatul Ulama sebagai Organisasi Islam ……………...……………………2
b) Peran Nahdlatul Ulama dalam Perdamaian Dunia……………………………………

BAB III Penutup


a) Kesimpulan………………………………………………………………………….8
b) Saran………………………………………………………………………………….8
Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam di Indonesia dikenal sebagai negara muslim yang berkarakter demokratis, damai,
dan berkeadaban. Hal tersebut tidak lepas dari peranan organisasi massa Islam, seperti
Nahdlatul Ulama. NU memiliki peran penting dalam pembangunan demokrasi dan
perdamaian di Indonesia. Tak hanya itu, NU jua terlibat aktif dalam membangun
perdamaian di dunia. Indonesia menjadi salah satu negara yang aktif dalam
mempromosikan dialog antar agama dan menawarkan konsep Islam yang damai. Proyeksi
Islam Indonesia yang Rahmatan Lil Alamin ke dunia telah dilakukan sejak lama dan
menjadi kerja diplomasi seluruh pemuka agama. Islam Indonesia menghadapai tantangan
yang cukup kompleks. Terlebih di tengah kondisi dunia yang dipenuhi dengan
ketidakpastian. Selain itu, kondisi umat Islam dunia masih cukup memprihatinkan. Hal ini
ditandai dengan masih tingginya tingkat buta huruf, pengangguran, serta rendahnya
kontribusi terhadap PDB. Ditambah dengan masih adanya persepsi negatif
dari masyarakat luar negeri terhadap Islam.

Nahdlatul Ulama sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia harus ikut
berkontribusi dalam menjaga konsep Islam damai dan Rahmatan Lil Alamin dimata dunia.
Peranan dan kontribusi NU sebagai salah satu organisasi Islam yang mampu menjaga dan
merawat perdamaian di Indonesia. Tak hanya itu, NU juga dinilai mampu membangun
perdamaian dan demokrasi di tingkat dunia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaiamana peran Nahdlatul Ulama sebagai organisasi islam?
2. Bagaimana peran Nahdlatul Ulama dalam perdamaian dunia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peran Nahdlatul Ulama sebagai organisasi islam bagi umat muslim
2. Untuk mengetahui sejauh mana Nahdhatul Ulama (NU) berperan dalam perdamaian
dunia.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran Nahdlatul Ulama sebagai Organisasi Islam
Sejak berdiri Nahdlatul Ulama menegaskan dirinya sebagai organisasi keagamaan Islam
(Jam’iyyah Diniyyah Islamiyah). Nahdlatul Ulama didirikan untuk meningkatkan mutu
pribadi-pribadi muslim yang mampu menyesuaikan hidup dan kehidupannya dengan ajaran
agama Islam serta mengembangkannya, sehingga terwujudlah peranan agama Islam dan para
pemeluknya sebagai rahmatan lil ‘alamin (sebagai rahmat bagi seluruh alam) sebagaimana
firman Allah SWT Artinya : Tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad) kecuali menjadi
rahmat bagi seluruh alam. (QS. Ali Imran 107)
Sebagai organsasi keagamaan, Nahdlatul Ulama merupakan bagian tak terpisahkan dari umat
Islam yang senantiasa berusaha memegang teguh prinsip persaudaraan (ukhuwah), toleransi
(tasamuh), kebersamaan dan hidup berdampingan antar sesama umat Islam maupun dengan
sesama warga negara yang mempunyai keyakinan atau agama lain untuk bersama-sama
mewujudkan cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa yang kokoh dan dinamis
 Sebagai organisasi keagamaan, tentunya Naahdlatul Ulama memiliki ciri keagamaan yang
dapat dilihat dalam beberapa hal, antara lain :
1. Didirikan karena motif keagamaan, tidak karena dorongan politik, ekonomi atau
lainnya.
2. Berasas keagamaan sehingga segala sikap tingkah laku dan karakteristik
perjuangannya selalu disesuaikan dan diukur dengan norma hukum dan ajaran
agama.
3. Bercita-cita keagamaan yaitu Izzul Islam wal Muslimin (kejayaan Islam dan kaum
muslimin) menuju Rahmatan lil ‘Alamin (menyebar rahmat bagi seluruh alam).
4. Menitikberatkan kegiatannya pada bidang-bidang yang langsung berhubungan
dengan keagamaan, seperti masalah ubudiyyah, mabarrat, dakwah, ma’arif,
muamalah dan sebagainya.
 Ciri keagamaan tersebut dijabarkan dalam strategi dan wujud kegiatan-kegiatan pokok,
dengan mengutamakan :
1. Pembinaan pribadi-pribadi muslim supaya mampu menyesuaikan hidup dan
kehidupannya menuju terwujudnya Jama’ah Islamiyah (masyarakat Islam).

5
2. Dorongan dan bimbingan kepada umat terutama pada warganya untuk mau dan
mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan rangkaian perjuangan
besar meluhurkan kalimah Allah SWT.
3. Mengorganisasikan kegiatan-kegiatan tersebut dalam wadah perjuangan dengan tata
kerja dan tata tertib berdasar musyawarah.

2.2 Peran Nahdlatul Ulama dalam Perdamaian Dunia


Dulu, KH Ahmad Sjaichu menggerakkan roda Konferensi Islam Asia Afrika, Maret
1965, kemudian putra tiri KH Abdul Wahab Chasbullah ini menjadi Sekjen Organisasi Islam
Asia Afrika. Wadah internasional yang bagus ini mulai mengkerut saat Bung Karno tidak lagi
menjadi presiden RI. Berpuluh tahun kemudian, sayap internasional NU lintas batas
digerakkan oleh Gus Dur melalui World Conference on Religion and Peace (WCRP). Beliau
menjadi presidennya. Secara individu, Gus Dur dengan lincah bergerak ke berbagai jaringan
di luar negeri. Dia memainkan pengaruhnya dan pemikirannya, serta memperluas jaringannya.
Sayap internasional NU mengepak lebih jelas di era KH Hasyim Muzadi dengan dibentuknya
Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU di berbagai negara. Kiai Hasyim kemudian menginisiasi
pelaksanaan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) beberapa angkatan, yang
menghimpun para ulama dari Sunni dan Syiah moderat untuk mewujudkan perdamaian dunia.

Pengganti Kiai Hasyim, KH Said Aqil Siroj punya wadah lain yaitu, Summit Of
Moderate Islamic Leaders (ISOMIL). Acara yang mempertemukan ratusan delegasi ulama dari
berbagai negara ini juga mencari format terbaik yang pas mewujudkan dunia yang berkeadilan.
Di Afganistan, ulama lintas etnis yang perang saudara memcari komposisi yang pas untuk
mendamaikan konflik negaranya. Mereka studi banding ke PBNU, kemudian pulang ke
negaranya dan memutuskan mendirikan Nahdlatul Ulama di berbagai provinsi. Mereka
mengkloning NU di negaranya, menjadikan NU sebagai prototipe organisasi yang menebarkan
kedamaian. NU Afganistan memang tidak punya kaitan struktural dengan PBNU, tapi NU
dijadikan parameter organisatoris dan sumber inspirasi. Nahdlatul Ulama tidak hanya berusaha
menjadikan Islam sebagai ajaran universal, menggerakkan jejaring ulama internasional, serta
berusaha mengerem laju radikalisme berbaju agama, melainkan lebih dari itu, para individu
NU maupun secara organisatoris bergerak dinamis mewujudkan perdamaian dunia.

6
Contoh peran Nahdlatul Ulama dalam perdamaian dunia di Afganishtan:

Sebagai organisai kemasyarakatan (Ormas) Islam terbesar di indonesia, bahkan di


dunia, Nahdlatul U’lama (NU) dengan jumlah anggota sekitar 40 juta orang memiliki beberapa
prinsip dasar dan karakter utama yang sangat dibutuhkan oleh ummat manusia untuk
mewujudkan perdamaian abadi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain: Ukhuwwah Nahdliyyah
(Persaudaraan Warga NU), Ukhuwwah Islamiyyah (Persaudaraan Umat Islam), Ukhuwwah
Wathoniyyah (Persaudaraan Sebangsa) dan Ukhuwwah Insaniyyah (Persaudaraan
Kemanusiaan) serta Ukhuwwah Basyariyyah (Persaudaraan Semesta). Adapun karakter utama
NU ialah Tawazun (Keseimbangan), Tawassuth (Moderat), Tasamuh (Toleransi) dan I’tidal
(Tegak Lurus). Hal ini juga sesuai dengan cita-cita NU yang bertujuan mewujudkan Islam
Rahmatan lil A’lamin (Islam yang penuh kasih sayang untuk semesta) sebagai konsekuensi
logis dari keyakinan dasar NU dalam beragama Islam berdasarkan Ahlussunah wal Jama’ah
(Aswaja), menurut salah satu dari empat madzhab utama, serta Pancasila sebagai azaz
organisasi NU. Adapun keempat madzhab tersebut ialah Syafi’i, Hambali, Hanafi dan Maliki.

Berbekal keyakinan beragama Islam, asas, cita-cita dan sejumlah prinsip serta karakter
berbasis syari’ah itulah NU mulai melangkah pasti untuk melakukan usaha-usaha konstruktif
dalam menyelesaikan konflik dan mewujudkan perdamaian abadi di Afghanistan. Langkah
awal dimulai dengan kunjungan resmi Tim Pengurus Besar NU (PBNU) ke Kabul, Ibukota
Afghanistan pada 4 - 5 Juni 2013 yang diwakili oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) PBNU,
KH. As’ad Said Ali; Rais Syuriyah PBNU, KH. Saifuddin Amsir; serta Wakil Sekretaris
Jenderal (Wasekjend) PBNU, Abdul Mun’im DZ dan Adnan Anwar. Tim ini juga didampingi
oleh Mayor Jenderal (Mayjend) Anshory Tajuddin, Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia
(RI) untuk Afghanistan dan mendapatkan fasilitas diplomatik dari Kementerian Luar Negeri
(Kemenlu) RI. Adapun beberapa pimpinan masyarakat dan pejabat tinggi Afghanistan yang
menyambut tim PBNU ialah Sayid Faizal Ghani, dari Nacdo; seorang veterang pejuang,
Syahbawoon; Wakil Menteri Agama (Wamenag), Dr. Daiul Haq Abid; dan pemimpin High
Peace Council, Syaikh Kazi Muhammad Amin Waqqad. Kunjungan Tim PBNU ke Kabul,
Afghaninistan, sebagai wakil Indonesia ialah dalam rangka menghadiri pertemuan yang
diselenggarakan oleh High Peace Council dan bertujuan melakukan mediasi diantara berbagai
kelompok dan faksi yang bertikai di Afghanistan. Dalam perundingan yang dihadiri oleh para
ulama, pemuda dan kaum intelektual yang berjumlah 50 orang dan berasal dari berbagai faksi
dan suku tersebut telah berhasil disepakati beberapa hal yaitu, Menjalin persaudaraan dan

7
perdamaian, menyelamatkan Afghanistan dari penghancuran kelompok imperialis,
melaksanakan perdamaian dan rekonsiliasi untuk menyatukan negara, dan sebagai pemimpin
spiritual para ulama berkewajiban menjaga keutuhan bangsa, serta menghilangkan diskriminasi
dan sukuisme serta segala bentuk kekerasan terhadap kelompok lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.nu.or.id/post/read/48291/peran-nu-dalam-proses-perdamaian-di-
afghanistan
https://www.nu.or.id/post/read/80026/peran-nu-untuk-perdamaian-dunia
https://www.nu.or.id/post/read/27154/islam-dan-perdamaian-dunia
https://ugm.ac.id/id/berita/17613-nu-dan-muhammadiyah-berperan-dalam-menjaga-
perdamaian-dunia

Anda mungkin juga menyukai