Anda di halaman 1dari 18

PANDANGAN ISLAM MENGENAI

PERDUKUNAN

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok
pada Mata Kuliah Agama Islam Semester Satu
yang Diampu oleh Rohmat Suprapto. S.Ag. Mg.

OLEH :

1. DHIA RAMADHANI W (G2A016052)


2. DINDA SETYANINGSIH (G2A016060)
3. AGSTRI DWI MARSELA (G2A016088)
4. AGUS SUPRIONO (G2A016091)
5. YOGA ANGGA T. (G2A016093)

S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , atas
rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Pandangan Islam Mengenai Perdukunan Penyusunan makalah ini merupakan
salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran
Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Semarang.

Dalam penulisan makalah ini menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada:

1. Bapak Rohmat Suprapto selaku dosen pengampu pada mata kuliah.Agama


Islam.
2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahanAgama Islam.
3. Keluarga yang selalu mendukung penyusunan.
4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah Pandangan Islam
Mengenai Perdukunan , yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Kami merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingatkan kemampuan yang
dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun
harapkan demi penyempurnaan makalah ini

Semarang, 03 Desemeber 2016

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN. 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah.. 2
C. Tujuan. 2
BAB II PEMBAHASAN.. 3
A. Pengertian Perdukunan.. 3
B. Pandangan islam mengenai Perdukunan 4
C. Cara Dukun Mendapatkan Informasi. 6
D. Hukum Perdukunan 9
E. Cara Memberantas Perdukunan.... 12
BAB III PENUTUP. 14
A. Kesimpulan... 14
B. Saran. 14
DAFTAR PUSTAKA.. 15

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page iii


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kemajuan peradaban manusia, seringkali diukur dengan kemajuan
teknologi dan semakin lepasnya masyarakat dari praktik-praktik berbau
tahayul. Namun begitu, di zaman sekarang ini praktik perdukunan justru
marak bak cendawan di musim penghujan.
Penting diketahui, sebenarnya praktik perdukunan bukanlah khas
masyarakat tribal (kesukuan) dan tradisional yang melambangkan
keterbelakangan. Bangsa maju dan modern di Eropa dan Amerika yang
mengagungkan rasionalitas juga punya sejarah perdukunan, berwujud santet
(witchcraft).
Di Indonesia, praktik perdukunan memiliki akar kuat dalam sejarah
bangsa, bahkan dukun dan politik merupakan gejala sosial yang lazim.
Kontestasi politik untuk merebut kekuasaan pada zaman kerajaan di
Indonesia pramodern selalu ditopang kekuatan magis.
Semuanya ini memberikan gambaran yang nyata, bahwa perdukunan
memang sudah dikenal lama oleh masyarakat kita. Dan ilmu ini pun turun-
menurun saling diwarisi oleh anak-anak bangsa, hingga saat ini para dukun
masih mendapatkan tempat bukan saja di sisi masyarakat tradisional, tetapi
juga di tengah lingkungan modern.
Walhasil kini mereka yang pergi ke dukun kemudian percaya pada
kekuatan magis dan menjalankan praktik perdukunan tak mengenal status
sosial: kelas bawah, menengah bahkan atas. Sensasi para dukun itu mampu
melampaui semua tingkat pendidikan. Banyak di antara mereka yang datang
ke dukun merupakan representasi orang-orang terpelajar yang berpikiran
rasional.
Belakangan, di tanah air kita, fenomena perdukunan dan ramalan semakin
menggeliat seiring dengan suasana yang kondusif bagi para pelakunya untuk
tampil berani tanpa ada beban. Berapa banyak iklan-iklan yang menawarkan
jasa meramal cukup via SMS, yang dalam istilah mereka bermakna
Supranatural Messages Service. Atau juga, praktik pengobatan alternatif yang
sudah menjadi suguhan iklan harian di korankoran dan tabloid.
Berapa banyak sekarang ini penderita penyakit yang tidak terdeteksi
penyakitnya sekalipun telah memanfaatkan kemajuan teknologi kedokteran.
Usut punya usut, salah satu penyebabnya adalah karena penyakit tersebut
merupakan penyakit pesanan yang dikirim oleh para dukun dengan
menggunakan kekuatan ghaib bernama setan.Oleh karena itu dengan
diadakannya makalah ini, bertujuan untuk menambah wawasan dan

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 1


pengetahuan masyarakat tentang dukun, apalagi di zaman sekarang teknologi
sudah canggih dan maju.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perdukunan?
2. Bagaimana pandangan islam tentang Perdukunan?
3. Bagaimana cara dukun mendapatkan informasi ?
4. Apakah hukuman yang didapat oleh orang yang menjadi dukun, penyihir
ataupun orang yang melakukan perdukunan dan sihir?
5. Bagaimana solusi memberantas Perdukunan?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian Perdukunan
2. Menjelaskan pandangan Islam tentang Perdukunan
3. Menjelaskan cara dukun dalam mendapatkan informasi
4. Menjelaskan hukuman yang didapat oleh orang yang menjadi dukun,
penyihir ataupun orang yang melakukan perdukunan dan sihir.
5. Menjelaskan solusi memberantas perdukunan

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian perdukunan
Al-Kahanah (perdukunan) adalah dari bentuk kata fa'alah yang diambil
dari kata takahhun, yaitu meraba-raba dan mencari kebenaran dengan
perkara-perkara yang tidak ada dasarnya. Di masa jahiliyah, perdukunan
adalah perbuatan segelintir orang yang berhubungan langsung dengan syetan
yang mencuri berita dari langit dan menceritakannya kepada mereka,
kemudian para dukun itu mengambil kata-kata yang dicuri dari langit lewat
perantara para syetan dan menambah perkataan kepadanya, kemudian mereka
menceritakannya kepada manusia. Maka apabila cerita mereka itu sesuai
realita, manusia terperdaya dan menjadikan mereka sebagai referensi
(rujukan) dalam memutuskan perkara di antara mereka dan dalam
menghadapi persoalan di masa akan datang.
Pada berikut ini kita kemukakan beberapa penjelasan ulama tentang dukun
terdapat dua makna :
Makna Kaahin
Syeikh Sholeh Fauzan menjelaskan[1]: Kaahin (dukun) adalah Orang
yang mengaku mengetahui tentang hal-hal haib pada masa yang akan datang
dengan cara melalui setan (Jin). Dimana setan (Jin) tersebut memberitakan
sesuatu yang tidak diketahui oleh manusia. Karena setan bisa dapat
mengetahui sesuatu yang susah untuk diketahui manusia. Maka ia
memberitahu manusia dengan imbalan bahwa manusia itu mau tunduk
kepadanya. Sehingga mereka melakukan hal-hal kesyirikan dan kekufuran
kepada Allah. Maka mereka berusaha mendekatkan dirinya kepada setan (Jin)
tersebut. Apabila manusia sudah mau tunduk kepada setan (Jin) tersebut
sesuai permintaan mereka, maka setan akan membantu mereka untuk
mengetahui hal-hal yang ghaib.
Kemudian Syeikh Sholeh Fauzan menyebutkan pendapat lain tentang arti
dari Kaahin (dukun) adalah Orang yang mengaku mengetahui apa yang
tersembunyi dalam hati. Pada hal tidak ada yang mengetahui apa yang ada
dalam hati seseorang kecuali Allah, akan tetapi setan bisa mengetahui
perkataan hati seseorang melalui bisikan-bisikan yan dilakukan setan
kepadanya. Karena setan berjalan dalam diri manusia seperti mengalirnya
darah dalam tubuh manusia. Maka setan dapat mengetahui tentang seseorang
hal yang tidak bisa diketahui oleh orang lain[2].
Makna Arraf
Adapun arti Arraaf (peramal) menurut imam Baghawy adalah: orang
yang mengaku mengetahui peristiwa dengan cara-cara tertentu untuk

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 3


mengetahui tempat barang yang dicuri, tempat barang yang hilang dan
semisalnya[3].
Menurut Syeikh Islam Ibnu Taimiyah: Arraaf (peramal) adalah nama
untuk dukun, ahli nujum dan Rammal (tukang tenung) [4].
Syeikh Sholeh Fuzan menjelaskan perkara orang yang mengaku
mengetahui peristiwa dengan cara-cara tertentu untuk mengetahui barang
yang dicuri, tempat barang hilang dan semisalnya melalui setan (jin). Setan
memang memungkinkan utuk melakukan hal tersebut. Pada zohirnya sang
peramal akan terlihat melakukan sesuatu yang biasa menurut banyak orang,
akan tetapi itu hanya sebagai kedok belaka, pada hakikatnya ia bekerjasama
dengan setan. Kalau tidak! darimana ia dapat megetahui tentang dimana
tempat benda yang dicuri atau benda yang hilang? Kalau bukan dengan cara
bekerjasama dengan setan (Jin).
Berikutnya Syeikh Sholeh Fauzan menyebutkan pendapat lain tentang arti
dari Arrraf (peramal), bahwa artinya sama dengan Kaahin (dukun). Karena
keduanya sama-sama mengaku mengetahui perkara-perkara yang ghaib
melalui perantara setan (Jin), masing-masin keduanya sama-sama anak buah
setan, walaupun berbeda dari segi nama namun artinya dan profesinya sama,
yaitu sama-sama mengaku mengetahui hal-hal yang ghaib[5].

B. Pandangan Islam tentang Perdukunan


Allah Taala berfirman,


} {

Apakah akan Aku beritakan kepada kalian, kepada siapa syaitan-syaitan itu
turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak berbuat
jahat/buruk (para dukun dan tukang sihir). Syaitan-syaitan tersebut
menyampaikan berita yang mereka dengar (dengan mencuri berita dari langit,
kepada para dukun dan tukang sihir), dan kebanyakan mereka adalah para
pendusta (QS asy-Syuaraa:221-223).
Imam Qatadah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan para pendusta
lagi banyak berbuat jahat/buruk adalah para dukun dan tukang sihir , mereka
itulah teman-teman dekat para syaitan yang mendapat berita yang dicuri para
syaitan tersebut dari langit.
Bahkan sahabat yang mulia Abdullah bin Masud ketika menafsirkan
firman Allah,

}




{

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 4


Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-
syaitan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, sebagian mereka
membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah
untuk menipu (manusia) (QS al-Anaam:112).

Beliau radhiyallahu anhu berkata, Para dukun (dan tukang sihir) adalah
syaitan-syaitan (dari kalangan) manusia

Dalam atsar/riwayat yang lain sahabat yang mulia Jabir bin Abdillah
radhiyallahu anhu ketika ditanya tentang arti Thagut, beliau t berkata:
mereka adalah para dukun yang syaitan-syaitan turun kepada mereka

Hadits dukun,

Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang sihir lalu mempercayai apa


yang dikatakannya; maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan
kepada Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. (H.R. Al-Bazzar, shahih).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, Setan tidak mungkin


membantu para tukang sihir dalam hal itu, kecuali setelah mereka melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan syariat, sebagai bentuk kompensasi
bantuan tersebut. (Al-Furqn hal. 331-332)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, Semakin perbuatan yang


dipersembahkan kufur atau syirik, maka bantuan yang diberikan setan
semakin besar. (At-Tafsr al-Qayyim hal. 581).

Sihir dalam bahasa Arab tersusun dari huruf , ,( siin, kha, dan ra),
yang secara bahasa bermakna segala sesuatu yang sebabnya nampak samar.
Oleh karenanya kita mengenal istilah waktu sahur yang memiliki akar kata
yang sama, yaitu siin, kha dan ra, yang artinya waktu ketika segala sesuatu
nampak samar dan remang-remang.ibnul Qudamah rahimahullah
mengatakan, Sihir adalah jampi atau mantra yang memberikan pengaruh
baik secara zhohir maupun batin, semisal membuat orang lain menjadi sakit,
atau bahkan membunuhnya, memisahkan pasangan suami istri, atau
membuat istri orang lain mencintai dirinya (pelet).Orang yang mengajarkan
sihir adalah kafir.

Allah Subhanahu wataala berfirman :

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 5


Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir) hanya syaitan-syaitan
itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada
manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri babil yaitu
Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu kepada
seseorangpun) sebelum mengatakan, sesungguhnya kami hanya cobaan
(bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir. (Al Baqarah : 102).

C. Cara Dukun mendapatkan Informasi

Terjalinan kerja sama antara jin dan dukun tentu memiliki kensekwensi
dan komitmen yang mesti dipenuhi oleh kedua belah pihak. Diantar bentuk
komitmen dan kensekwensi tersebut, dimana sang dukun harus menuruti
persyaratan yang diminta oleh jin. Kemudian setelah hal itu dilakukan sang
dukun barulah jin membantu sang dukum dalam pratek profesinya sebagai
dukun. Biasanya persyaratan itu tidak rumit cukup melakukan salah satu
bentuk kesyirikan atau kekufuran. Meskipun sang dukun tetap melakukan
amalan ibadah yang zohir seperti sholat, puasa dan lain sebagainya. Dan
kadang kala yang jadi persyaratan itu melakukan ibadah yang menyelisihi
sunnah Rasululah Sallallahu Alaihi Wa Sallam . Sehingga dengan demikian
sang dukun tanpa ia sadari terjebak kedalam sebuah dosa yang selalu
dilakukannya dalam hidupnya, dimana ia tidak menyadari itu sebagai sebuah
dosa dan kesalahan. Yang lebih populer dalam istilah ulama amalan-amalan
bidah.
Ketika telah terjalin kerjasama yang erat setelah itu jin akan berupaya
membantu sang dukun dalam mengetahui berita-berita ghaib. Lalu bagaimana
cara jin mendapatkan berita-berita ghaib tersebut? Jawabannya ada pada
hadits berikut ini:

(( :




.))

Dari Abu Hurairah Radhiallahu anhu , bahwa Nabi Sallallahu Alaihi Wa


Sallam bersabda: Apabila memutuskan sebuah perintah di langit, para
malaikan menundukkan sayap-sayap mereka dengan penuh takut. Bagaikan
suara rantai yang ditarik di atas batu putih. Apabila telah hilang rasa takut

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 6


dari hati mereka, mereka bertanya: apa yang dikatakakan oleh Tuhan kalian?
Jibril menjawab: tentang kebenaran dan Ia Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Lalu para pencuri berita langit (setan) mendengarnya. Mereka para pencuri
berita langit tersebut seperti ini, sebahagian mereka di atas sebahagian yang
lain. -Sufyan (rawi hadits) mencontohkan dengan jari-jarinya- Maka yang
paling di atas mendengar sebuah kalimat lalu membisikannya kepada yang di
bawahnya, kemudian selanjutnya ia membisikan lagi kepada yang di
bawahnya dan begitu seterusnya sampai ia membisikanya kepada tukan sihir
atau dukun. Kadang-kadang ia disambar oleh bintang berapi sebelum
menyampaikannya atau ia telah menyampaikannya sebelum ia disambar oleh
bintang berapi. Maka setan mencapur berita tersebut dengan seratus
kebohongan. Maka dikatakan orang: bukan ia telah berkata kepada kita pada
hari ini dan inimaka ia dipercaya karena satu kalimat yang pernah ia
dengan langit tersebut[7].

Dalam hadits di atas ada berapa poin yang dapat kita jelaskan:

Pertama: dalam hadits tersebut diterangkan bagaimana proses jin dalam


mencari berita-berita ghaib. Yaitu dengan bertengger satu di atas yang lainnya
seperti pertunjukkan orang manjat pinang atau seperti seni bina raga yang
dilakukan di sekolah-sekolah. Yaitu dengan cara lima orang dibawah lalu
pada tingkat kedua naik empat orang kemudian pada tingkat berikut tiga
orang dan begitu seterusnya.

Kedua: berita ghaib yang mereka dapatkan itu berasal dari perkataan Allah
kepada para malaikat untuk melakukan tugas tertentu, lalu para malaikat
saling berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Maka melalui
percakapan malaikat tersebut mereka mencuri dengar dan menyampaikannya
kepada mitranya dari kalangan dukun.

Ketiga: bahwa tidak senantiasa mereka dapat mencuri berita langit tersebut
karena Allah menjadikan sebahagian bintang untuk melempar mereka yang
berusaha mencuri dengar berita langit tersebut.

Keempat: jika mereka selamat dari lemparan bintang yang berapi, baru
mereka berhasil mencuri satu kalimat dari berita langit, artinya mereka tidak
mengetahui secara detail atau seutuhnya tentang berita langit tersebut. Lalu
berita tersebut mereka campur dengan seratus kedustaan.

Kelima: bahwa sebab adanya manusia yang mempercayai dukun adalah


gara-gara tidak melihat kebohongannya dan hanya mengingat satu kalimat

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 7


yang terdapat seratus kebohongan. Lalu kalimat yang satu tersebut diekspos
kemana-mana, namun tidak mengekspos kebohongannya yang begitu banyak.

Dalam hadits yang lain Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam


menjelaskan:

. )) (( :
((
.))

Diriwayatkan oleh Aisyah dimana para sahabat bertanya kepada Rasulullah


Sallallahu Alaihi Wa Sallam tentang dukun. Jawab beliau: tidak perlu
percaya. Lalu sahabat bertanya lagi: wahai Rasulullah sesungguhnya mereka
kadang-kadang memberitahu kita sesuatu yang benar terbukti? Jawab
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam: itu adalah sebuah kalimat yang
benar yang dicuri oleh jin, lalu ia bisikkan ketelinga pembantunya (dukun)
kemudian ia campur dengan seratus kebohongan[8].

Dalam lafaz yang lain berbunyi:

:
((
.))

Dari Aisyah, bahwa ia mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam


bersabda: Sesungguhnya malaikat turun ke awan, mereka menceritakan
tentang urusan yang telah diputuskan Allah di langit. Lalu setan-setan
mencuri dengar lalu mereka mendengar urusan tersebut, setelah itu mereka
sampaikan kepada para dukun. Mereka mencapurinya dengan seratus
kebohongan dari diri mereka sendiri[9].

Dalam hadits ini juga terdapat penjelasan bahwa apa yang dikatakan sang
dukun bisa saja terbukti, namun bila dibanding dengan kebohongannya
sugguh lebih banyak, yaitu satu berbanding seratus.

Kebenaran yang pernah terbukti dalam perkataan dukun, tidak bisa


dijadikan alasan untuk menerima dan mempercayai semua berita yang
dikatakannya. Karena kalau semua perkataannya bohong pasti tidak ada yan
percaya dukun, beginilah cara setan dalam melakukan tipu-dayanya untuk
menyesatkan manusia. Yaitu dengan menyamarkan antara yang hak dengan
yang batil, antara yang benar dengan yang salah.

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 8


D. Hukum perdukunan dalam Islam
Pada berikut ini kita sebutkan dalil-dalil yang menjelaskan tentang hukum
perdukunan dalam Islam. Perdukunan bukanlah sesuatu yang baru dalam
kehidupan manusia, ia sudah ada jauh sebelum nabi Muhammad Sallallahu
Alaihi Wa Sallam di utus oleh Allah. Sebagaimana Allah menyanggah
tuduhan orang-orang kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad Sallallahu
Alaihi Wa Sallam :


]29/ [

Maka tetaplah memberi peringatan, dengan sebab nimat Tuhan-mu engkau


bukanlah seorang dukun dan bukan pula seorang gila.

Dalam ayat ini Allah membantah tuduhan bohong kaum musyrikin


terhadap Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wa Sallam bahwa ia seorang
dukun (tukang tenung) atau orang gila. Karena Rasulullah Sallallahu Alaihi
Wa Sallam mengabarkan kepada mereka tentang hal-hal yang akan datang
pada hari kiamat melalui perantaraan wahyu yang diwahyukan Allah
kepadanya. Mereka ingin menyamakan antara seorang nabi dengan seorang
dukun yang suka meramal kejadian-kejadian yang akan datang, sebagai
alasan untuk menolak ajaran Nabi Sallallahu Alaihi Wa Sallam .

Dari ayat di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa orang yang
memberitakan kabar yang akan datang itu ada tiga jenis:

Pertama: Seorang Nabi yang mendapat wahyu dari Allah, sebagaimana


Allah berfirman:

]44/ [

Demikianlah dari berita-berita ghaib yang Kami (Allah) wahyukan


kepadamu.

Kedua: Dukun, sebagaimana yang telah kita jelaskan di atas tentang


hakikatnya.

Ketiga: Orang gila yang berbicara diluar kesadaran.

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam telah menperingatkan umatnya


untuk tidak mendatangi dan mempercayai dukun ataupun membuka pratek

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 9


perdukunan. Berikut ini kita sebutkan bebarapa hadits yang berkenaan dengan
hal tersebut:

1. Larangan tentang mendatangi dukun


Hal ini di tegaskan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dalam
sabdanya:

.



.

Dari Muawiyah bin Hakam Radhiallahu anhu ia berkata kepada Rasulullah


Sallallahu Alaihi Wa Sallam : ada beberapa hal yang biasa kami lakukan di
masa jahiliyah, kami terbiasa datang kedukun? Jawab Rasulullah Sallallahu
Alaihi Wa Sallam : Jangan kalian datang kedukun[10].

2. Larangan bertanya kepada dukun

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:

Diriwayatkan lagi oleh sebahagian isteri Nabi Sallallahu Alaihi Wa Sallam


dari Nabi Sallallahu Alaihi Wa Sallam : Barangsiapa yang mendatangi
tukang tenung untuk bertanya tentang sesuatu, maka tidak diterima darinya
shalat selama empat puluh malam[11].

Dalam hadits ini dijelaskan tentang besarnya dosa mendatangi dukun


untuk sekedar bertanya tentang sesuatu, menyebabkan pahala amalan
sholatnya selama empat puluh malam/ hari hilang. Ini menunjukkan betapa
besarnya dosa mendatangi dukun.

3. Larangah mempercayi dukun

Dalam sebuah hadits dijelaskan:

Dari Abu Hurairah Radhiallahu anhu , bahwa Nabi Sallallahu Alaihi Wa


Sallam bersabda: Barangsiapa yang mendatangi dukun lalu

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 10


mempercayainya, sungguh ia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada
Muhammad Sallallahu Alaihi Wa Sallam [12].

Dalam hadits diatas Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam membedakan


antara hukum mendatangi dukun dengan hukum mempercayainya. Hukum
mendatangi dukun berisiko tidak diterima sholat pelakunya selama empat
puluh hari. Adapun hukum mempercayai perkataan dukun tentang hal yang
ghaib adalah berisiko membuat seseorang tersebut telah terjatuh kepada
perbuatan kufur. Meskipun ulama berbeda pendapat tentang maksud kata
kufur tersebut. Diantara mereka ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud
adalah kufur Akbar (besar). Namun sebahagian mereka berpendapat bahwa
yang dimaksud adalah kufur Asghar (kecil). Dan sebahagian lagi lebih
memilih tidak merinci kepada Akbar maupun Asghar, karena koteknya
berbicara tentang ancaman[13].

Sebahagian ulama mengomentari tentang ancaman yang tedapat dalam


hadits di atas[14]: Jika demikian ancaman bagi orang yang mendatangi dan
mempercayai dukun, bagaimana dengan sidukun itu sendiri? Tentu ancaman
dan azabnya akan lebih berat lagi.

4. Larangan meminta perdukunan dan membuka pratek pedukunan

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:

:(( ))
.)2195(

Bukanlah termasuk golongan kami orang yang mencari perdukunan atau


melakukan perdukunan[15].

Sangat jelas dalam hadits ini Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam


mencela orang yang meminta bantuan dukun atau memberi bantuan
perdukunan.

5. Hukum harta hasil perdukunan

Berikut ini kita sebutkan hadits Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam


yang menjelaskan tentang hukum harta yang diperoleh melalui pratek
perdukunan:

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 11







.

Dari Abu Masud Radhiallahu anhu , bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa


Sallam melarang (memakan) hasil jual anjing, upah pelacur dan upah
dukun[16].

Berkata Imam Nawawy[17]: Ketahuilah bahwa perdukunan, mentangi


dukun, mempelajari perdukunan, ilmu nujum, meramal dengan pasir, gandum
dan batu kerikil, termasuk mengajarkan semua hal ini adalah haram dan
mengambil upah diatasnya juga haram berdasarkan dalil yang shohih.

Dikisahkan dalam sebuah riwayat bahwa Abu Bakar ash Shidiq


Radhiallahu anhu pernah diberi makanan oleh hamba sahayanya. Setelah
makanan itu ditelan Abu Bakar Ash Shidiiq Radhiallahu anhu , hamba shaya
tersebut bertanya kepadanya: Tahukah kamu dari mana makanan ini? Jawab
Abu Bakar: Tidak! Jawab hamba sahaya: Aku pernah berpura-pura jadi dukun
dulu semasa jahiliyah, lalu ini upahnya. Maka Abu Bakar Radhiallahu anhu
memasukkan ana jarinya kerokongannya hingga ia memuntahkan apa yang
ada dalam perutnya[18].

E. Solusi Memberantas Perdukunan

Kaum muslimin mempunyai kewajiban untuk menerangkan masalah


esensial ini sejelas-jelasnya. Dan negara sebagai sebuah institusi yang
dituntut mengayomi kehidupan masyarakat mempunyai kewajiban untuk
menerangkan masalah ini. Bukankah agama adalah inti kehidupan manusia ?
Negara juga berkewajiban menetapkan hukuman bagi tukang sihir ataupun
dukun yang masih berpraktek. Pemerintah berkewajiban menjamin keamanan
rakyat. Jika hal itu tidak terwujud emosi rakyat bisa jadi meledak. Mampukah
kita menahan diri jika orang tua kita saudara kita atau keluarga kita disantet
oleh orang yang kita ketahui namun kita tidak bisa buktikan secara hukum ?
Dalam hal ini pemerintah jelas berkewajiban untuk melakukan prosedur-
prosedur sistemik dan bertanggung jawab jika ingin keamanan masyarakat
terjamin.

Para ulama dan dai perlu menyelaraskan program-program dakwah yang


terarah. Betapapun orientasi dakwah harus bermula dari perbaikan aqidah
sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Tanpa aqidah dan
mabda yang satu persatuan umat Islam adalah utopia belaka karena orientasi
arah dan tujuan yang berbeda. Dapatkah sebuah khilafah Islamiyah mewujud

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 12


di atas kumpulan orang-orang yang mempunyai aqidah yg beragam ?
Karenanya orientasi perbaikan pemahaman aqidah sesuai dengan petunjuk
Al-Quran dan As-Sunnah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasullah
SAW. Dan para Sahabat ridwanullah alaihim harus mendapat prioritas
utama. Yang harus selalu diingat bahwa sikap dan prinsip manusia dibangun
di atas aqidah yang dianutnya.

Lembaga pers juga perlu mendapat kontrol dari pemerintah menyangkut


iklan dan pemuatan hal-hal yg berbau sihir dan perdukunan. Bagi yang
membandel harus mendapat teguran keras karena ini menyangkut sesuatu
yang asasi bagi kaum Muslimin. Kenapa masalah Syirik yang jelas sangat
asasi begitu diremehkan. Dalam hal ini Majelis Ulama Indonesia jangan
hanya mengkhususkan fatwa-fatwanya pada hal-hal yang berkenaan dengan
makanan & minuman. Betapa banyak praktek-praktek politik sosial dan
ekonomi yang perlu mendapat perhatian dari MUI sehingga arah perbaikan
umat Islam secara menyeluruh menjadi niscaya.

Akhirnya harapan kita layangkan kepada segenap ulama dan mahasiswa


muslim yang mempunyai ghirah Islam untuk menyadarkan masyarakat dari
perbuatan syirik. Sebab Syirik adalah dosa yang tidak diampunkan oleh Allah
SWT. Sesungguhnya Allah tidak mengampuni perbuatan menyekutukan-
Nya dan mengampuni dosa-dosa selain itu.48}.

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 13


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum perdukunan itu adalah haram.Perdukunan adalah sebuah
kesyirikan kepada Allah subhanahu wataala dan pelakunya adalah kafir,
keluar dari agama, karena mereka meyakini tahu perkara-perkara ghaib,
sedangkan permasalahan ghaib merupakan kekhususan ilmu Allah subhanahu
wataala. Tindakan menyekutukan Allah ke dalam salah satu sifat-Nya
termasuk dari kesyirikan.
Terjadi proses perdukunan karena sudah Terjalinan kerja sama antara jin
dan dukun tentu memiliki kensekwensi dan komitmen yang mesti dipenuhi
oleh kedua belah pihak. Diantar bentuk komitmen dan kensekwensi tersebut,
dimana sang dukun harus menuruti persyaratan yang diminta oleh jin.
Faktor faktor yang menyebabkan maraknya perdukunan adalah :
1. Awamnya pengetahuan masyarakat tentang pengertian dukun sihir dan
ruqyah syariyah
2. Adanya sosok sosok yang menamakan diri mereka kyai,padahal mereka
mempraktekkan perdukunan.
3. Lemahnya iman
4. Tuntutan kehidupan matrealisme modern

Umat islam ,para ulama,pemerintah, serta lembaga pers harus bekerja


sama dalam memberantas praktek praktek perdukunan.Agar masyarakat
Indonesia bergerak maju dan bersih dari hal hal yang syirik seperti
perdukunan. Serta menjadi beriman dan hanya meminta bantuan kepada
ALLAH SWT.

B. Saran
Perdukunan termasuk perbuatan syirik.Sikap syirik dapat merusak,
bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh karena itu, kita harus
berhati-hati jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan kita terbawa
kedalam kemusyrikan.

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 14


DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Syekh.2005.Hukum Sihir Perdukunan dan Zina.Rabwah:Islamic House


Ali, Muhammad. 2011. Tafsir Asyat al-Ahkam.Libanon: Dar an-Nawadir
Muhammad, Syekh.2009. Hukum Perdukunan dan Mendatangi
Paradukun. Rabwah: Islamic House.

FIKKES. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 Page 15

Anda mungkin juga menyukai