Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Sihir, Dukun, dan
Peramal
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca dan teman-teman.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
2.1. Definisi Sihir, Dukun, dan Peramal......................................................................................3
2.2. Sejarah Sihir, Dukun, dan Peramal.......................................................................................4
2.3. Sihir, Dukun, dan Peramal Di Zaman Modern.....................................................................6
2.4. Pandangan Islam Mengenai Sihir, Dukun, dan Peramal.......................................................9
BAB III..........................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................12
3.2. Saran...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemajuan peradaban manusia, seringkali diukur dengan kemajuan teknologi dan semakin
lepasnya masyarakat dari praktik-praktik berbau tahayul. Namun begitu, di zaman sekarang ini
praktik perdukunan justru marak bak cendawan di musim penghujan. Penting diketahui,
sebenarnya praktik perdukunan bukanlah khas masyarakat tribal (kesukuan) dan tradisional yang
melambangkan keterbelakangan. Bangsa maju dan modern di Eropa dan Amerika yang
mengagungkan rasionalitas juga punya sejarah perdukunan, berwujud santet (witchcraft).
Di Indonesia, praktik perdukunan memiliki akar kuat dalam sejarah bangsa, bahkan dukun
dan politik merupakan gejala sosial yang lazim. Kontestasi politik untuk merebut kekuasaan
pada zaman kerajaan di Indonesia pramodern selalu ditopang kekuatan magis. Semuanya ini
memberikan gambaran yang nyata, bahwa perdukunan memang sudah dikenal lama oleh
masyarakat kita. Dan ilmu ini pun turun-menurun saling diwarisi oleh anak-anak bangsa, hingga
saat
ini para dukun masih mendapatkan tempat bukan saja di sisi masyarakat tradisional, tetapi
juga di tengah lingkungan modern. Walhasil kini mereka yang pergi ke dukun kemudian percaya
pada kekuatan magis dan menjalankan praktik perdukunan tak mengenal status sosial: kelas
bawah, menengah bahkan atas. Sensasi para dukun itu mampu melampaui semua tingkat
pendidikan. Banyak di antara mereka yang datang ke dukun merupakan representasi orang-orang
terpelajar yang berpikiran rasional.
Peramalan (Kahānah) menurut Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari adalah pengakuan
seseorang yang dapat mengetahui ilmu gaib, seperti mengetahui tentang apa yang akan terjadi di
bumi. Asal-muasal kahānah adalah pendengaran jin terhadap malaikat kemudian disampaikan
kepada dukun (paranormal).
Paranormal biasanya mengaku tahu sesuatu yang gaib, padahal Allah SWT menjelaskan
bahwa yang mengetahuinya hanya Dia. Dan Allah SWT hanya memberitahukan ilmu gaib
tersebut kepada para Rasul yang diridhoi-Nya saja, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
Al-Jin ayatke 26-27 sebagai berikut:

1
(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada
seorang pun tentang yang gaib tersebut. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka
Sesungguhnya dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.2
Menurut Zamakhsyari, informasi diatas menolak keberadaan para kahin dan Ahli Nujum. Karena
dalam ayat ini dijelaskan bahwa hal gaib hanya diberikan secara khusus bagi pengemban risalah
kenabian.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Sejarah Sihir, Dukun, Dan Peramal?
2. Bagaimana Pandangan Islam Mengenai Sihir, Dukun, Dan Peramal?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Menganalisis pengertian sihir, dukun, dan peramal dari segi agama, budaya, dan sosial.
2. Mengkaji pengaruh sihir, dukun, dan peramal terhadap kehidupan masyarakat.
3. Mendorong masyarakat untuk beralih kepada pengobatan dan solusi yang sesuai dengan
ajaran agama

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Sihir, Dukun, dan Peramal


1. Sihir
Sihir adalah kemampuan manusia untuk ‘mengendalikan’ sesuatu melalui mistik,
paranormal, dan supranatural. Makna sihir secara syariat menurut ibnul qayyim al-jauziyah
adalah gabungan dari berbagai roh jahat (atau setan) serta interaksi dengan berbagai kekuatan
alam. Sihir juga kerjasama antara tukang sihir dengan setan. Kerjasama itu melalui ikatan:
tukang sihir memperoleh ‘kekuatan’ sementara setan bisa memberikan kesesatan kepada
manusia. Medianya bisa macam-macam. Misalnya melalui jampi-jampi atau mantra, benda-
benda atau hewan yang dijadikan perantara, dan sebagainya.
Sihir bisa membuat objek yang dituju menjadi sakit atau sengsara. Bisa juga menjadikan
suami istri berpisah. Dan hal-hal jahat lainnya. Sihir dikenal umat manusia sejak zaman nabi
musa alaihissalam. Yaitu ketika terjadi pertempuran antara tukang-tukang sihir firaun dengan
mukjizat nabi musa.

2. Dukun
Istilah dukun dalam bahasa indonesia sebenarnya merujuk pada pengobatan tradisional.
Antara lain, dukun beranak atau ahli persalinan, dukun urut atau ahli urut, dan dukun sunat atau
ahli khitan. Namun perkembangannya kata yang sebenarnya netral ini menjadi buruk karena
mengalami penyimpangan makna. Yaitu, dukun dimaksudkan menjadi orang yang memiliki
kekuatan gaib yang bisa menyembuhkan, mengetahui hal gaib (dunia setan), dan lainnya.
Belakangan di zaman modern saat ini, dukun menjadi profesi yang ‘manipulatif’. Artinya,
lebih banyak melakukan penipuan yang berkedok hal gaib. Contoh, dukun pelet, dukun santet,
pengganda uang, dan lainnya.

3.‘arofaa (peramal)
Dunia peramal sudah dikenal jauh sebelum dunia sihir. Yaitu, sekitar di masa nabi ibrahim
alaihissalam. Di masa itu, sudah ada yang meramal akan datangnya seorang pemuda yang akan

3
menumbangkan kerajaan namruz di kawasan babilonia. Saat ini, dunia peramal menyatu dengan
dunia dukun. Peramal seolah mengetahui hal gaib yang belum terjadi.

Di masa sebelum nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hal itu mungkin terjadi. Karena setan
kerap menguntit kabar dari langit. Sedikit yang ia tahu, tapi dikarang-karang seolah menjadi
banyak. Tapi setelah masa nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, hal tersebut tidak bisa
lagi dilakukan. Karena ada malaikat yang khusus menjaga. (qs. A-rahman: 35) Perkembangan
saat ini, baik sihir, dukun, dan peramal umumnya menyatu dalam satu profesi informal. Yaitu apa
yang biasa disebut dengan dukun atau paranormal.

2.2. Sejarah Sihir, Dukun, dan Peramal


Mungkin disaat membaca buku sejarah kita akan mendapati bacaan dimana terdapat zaman
yang tumbuh dan besar dalam naungan tukang sihir, peramal maupun dukun. Dan perihal ini
jelas berada pada zaman sebelum Islam datang dengan dakwahnya yang gemilang.
Seperti pada sejarah sejarah Nabi sebelum di Utusnya Rasulullah sebagai pembawa panji
kebenaran, diantaranya zaman Fi’raun yang amat membesar besarkan tukang peramal ataupun
tukang sihir.
Namun semenjak Islam datang dengan ajarannya maka disanalah dengan keras menentang
segala macam praktik ilmu santet (Penyerangan kepada seseorang dengan jarak jauh dengan
menggunakan media seperti boneka, jerami, kemenyan ataupun yang lainnya), pelet (ilmu Ghaib
yang berfungsi mempengaruhi alam bawah sadar seseorang agar tergila gila pada si pelaku)
maupun ilmu dukun atau ramalan lainnya.
Tidak hanya itu Islam pun sangat melarang keras tentang adanya praktik mengadu nasib
dengan menggunakan media tertentu. Seperti kerikil, ilmu perbintangan, meminta bantuan jin
pada dukun dukun ataupun bersandar pada hayalan yang menyesatkan.
Mengapa harus seperti itu? jelas ini karena tak adanya satu pun makhluk yang mengetahui
alam Ghaib, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci
semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa
yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu

4
yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” (QS.
Al An’am [6]: 59).
Selain itu, perlunya kita ketahui bahwasanya Praktik sihir, dukun maupun ramalan
termasuk dosa besar. Dan hal itu terjadi dikarenakan kepercayaan pada Ahli sihir, dukun maupun
ramalan yang bisa saja memorak porandakan bangunan Aqidah kita sebagai ummat islam,
merusak organ tubuh, menghabiskan harta benda, menjerumuskan pada kemusyrikan, dan
melalaikan Atas segala sesuatu.
Berkaitan dengan hal ini rupanya tidak hanya digambarkan dalam Ayat Al-Qur’an
mengenai Alam Ghaib yang hanya di ketahui oleh Allah saja, melainkan Rasulullah pun
menjelaskan tentang berbagai bahaya yang ditimbulkan oleh tukang sihir dan semisalnya.
Diantaranya ialah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan lainnya
Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah Saw bersabda “Jauhilah tujuh perbuatan yang
membinasakan” lantas para sahabata bertanya “Wahai Rasulullah, apakah itu?” maka Beliau
menjawab “ Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah Allah haramkan kecuali
dengan adanya alasan yang dibenarkan, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari dari
medan perang, dan menuduh perempuan mukmin yang baik baik berbuat zina”
Tidak hanya itu, Allah tidak akan mengampuni dosa seorang penyihir sebagaimana dalam
sebuah Hadits riwayat Ath- Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausath dan Al Mu’jam Al Shagir yang
diantara perawinya Laits bin Abi Sulaiman bahwasanya Rasulullah bersabda
“Ada tiga perbuatan yang jika seseorang melakuka salah satunya, sesungguhnya Allah
mengampuni siapa saja yang dikehendaki-Nya kecuali ia mati dalam kondisi tidak
menyekutukan Allah, bukan seorang penyihir yang menuruti sihirnya dan bukan pula orang yang
dengki kepada saudaranya”
Lantas bagaimana nasib bagi mereka yang mendatangi tukang sihir, peramal ataupun
dukun? Jelas perihal ini Islam memandanganya bahwa dia telah terlepas dari ajaran yang
diturunkan kepada Muhammad Saw. Seperti pada Hadits riwayat Ath-Thabrani dari Anas bin
Malik r.a, Rasulullah bersabda
“Barang siapa mendatangi seorang dukun, lalu membenarkan apa yang dikatakannya,
sungguh ia telah terlepas dari ajaran yang diturunkan kepada Muhammad Saw., dan barang siapa
yang mendatanginya namun tidak membenarkan perkataannya maka Shalatnya tidak diterima
selama 40 hari”

5
Hadits diatas kembali diperkuat dengan hadits riwayat Muslim, dari Shafiyah binti Abi
Ubaid yang menuturkan dari sebagian Istri Istri Nabi Saw., Beliau bersabda “Barang siapa yang
mendatangi tukang ramal lalu menanyakan sesuatu kepadanya dan membenarkannya maka
Shalatnya tidak diterima selama 40 malam”
Adapun ilmu perbintangan yang menjadi ilmu yang sampai sekarang masih digunakan
untuk menebak masa depan seseorang dalam ruang lingkup kasus ini masih dihukumi sebagai
ilmu tukang sihir. Seperti yang termaktub dalam Hadits riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan
yang lainnya dikatakan bahwa dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang
mempelajari ilmu perbintangan, berarti ia telah mempelajari salah satu cabang ilmu sihir sesuai
dengan kadar yang dipelajarinya.” Wallahu a’lam.

2.3. Sihir, Dukun, dan Peramal Di Zaman Modern


Kemajuan peradaban manusia, seringkali diukur dengan kemajuan. teknologi dan semakin
lepasnya masyarakat dari praktik-praktik berbau tahayul. Namun begitu, di zaman sekarang ini
praktik perdukunan justru marak bak cendawan di musim penghujan.
Penting diketahui, sebenarnya praktik perdukunan bukanlah khas. masyarakat tribal
(kesukuan) dan tradisional yang melambangkan. keterbelakangan. Bangsa maju dan modern di
Eropa dan Amerika yang mengagungkan rasionalitas juga punya sejarah perdukunan, berwujud
santet (witchcraft).
Di Indonesia, praktik perdukunan memiliki akar kuat dalam sejarah bangsa, bahkan dukun
dan politik merupakan gejala sosial yang lazim. Kontestasi politik untuk merebut kekuasaan
pada zaman kerajaan di Indonesia pramodern selalu ditopang kekuatan magis.
Semuanya ini memberikan gambaran yang nyata, bahwa perdukunan memang sudah
dikenal lama oleh masyarakat kita. Dan ilmu ini pun turun-menurun saling diwarisi oleh anak-
anak bangsa, hingga saatini para dukun masih mendapatkan tempat bukan saja di sisi masyarakat
tradisional, tetapi juga di tengah lingkungan modern.
Walhasil kini mereka yang pergi ke dukun kemudian percaya pada kekuatan magis dan
menjalankan praktik perdukunan tak mengenal status sosial: kelas bawah, menengah bahkan
atas. Sensasi para dukun itu mampu. melampaui semua tingkat pendidikan. Banyak di antara
mereka yang datang ke dukun merupakan representasi orang-orang terpelajar yang berpikiran
rasional.

6
Belakangan, di tanah air kita, fenomena perdukunan dan ramalan semakin menggeliat
seiring dengan suasana yang kondusif bagi para pelakunya untuk tampil berani tanpa ada beban.
Berapa banyak iklan-iklan yang menawarkan jasa meramal cukup via SMS, yang dalam istilah
mereka bermakna Supranatural Messages Service. Atau juga, praktik pengobatan alternatif yang
sudah menjadi suguhan iklan harian di koran- koran dan tabloid.

Berapa banyak sekarang ini penderita penyakit yang tidak terdeteksi penyakitnya sekalipun
telah memanfaatkan kemajuan teknologi kedokteran. Usut punya usut, salah satu penyebabnya
adalah karena penyakit tersebut merupakan penyakit "pesanan" yang dikirim oleh para dukun
dengan menggunakan kekuatan ghaib bernama setan.
Peramalan (Kahānah) menurut Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari adalah pengakuan
seseorang yang dapat mengetahui ilmu gaib, seperti mengetahui tentang apa yang akan terjadi di
bumi. Asal-muasal kahānah adalah pendengaran jin terhadap malaikat kemudian disampaikan
kepada dukun (paranormal).
Paranormal biasanya mengaku tahu sesuatu yang gaib, padahal Allah SWT menjelaskan
bahwa yang mengetahuinya hanya Dia. Dan Allah SWT hanya memberitahukan ilmu gaib
tersebut kepada para Rasul yang diridhoi-Nya saja, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
Al-Jin ayat ke 26-27 sebagai berikut:

‫َعاِلُم اْلَغْيِب َفاَل ُيْظِهُر َع َلى َغْيِبِه َأَح ًدا ِإاَّل َمِن اْر َتَض ى ِم ن َّرُسوٍل َفِإَّنُه َيْس ُلُك ِم ْن َبْيِن َيَد ْيِه َوِم ْن َخ ْلِفِه َرَص ًدا‬

(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada
seorang pun tentang yang gaib tersebut. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka
Sesungguhnya dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.
Menurut Zamakhsyari, informasi diatas menolak keberadaan para kahin dan Ahli Nujum.
Karena dalam ayat ini dijelaskan bahwa hal gaib hanya diberikan secara khusus bagi pengemban
risalah kenabian.
Pada ayat di atas dapat diketahui bahwa para Rasul yang terpilih sajalah yang diberi tahu
oleh Allah SWT tentang ilmu gaib. Itu pun hanya sebagian kecil saja dari seluruh Ilmu Allah
SWT, maka barang siapa yang mengaku mengetahui perkara yang gaib maka dia telah
mendustakan al- Quran dan barang siapa mendustakan al-Quran meskipun hanya satu ayar saja
maka dia telah kafir kepada Allah SWT.

7
Seiring dengan pergantian tahun, jika dicermati dengan seksama, maka terdapat fenomena
yang memprihatinkan sekaligus mencemaskan, banyak orang yang datang ke paranormal untuk
mengetahui peruntungan nasibnya di tahun itu. Media infotaiment ramai-ramai mewawancarai
paranormal untuk mengetahui peruntungan para selebritis di tahun itu. Mulai dari peruntungan
rezeki, perjodohan, perceraian, bencana alam, sampai kematian pun di teropong oleh paranormal
(kahin).
Sederet nama-nama paranormal yang sedang naik daun ditampilkan di televisi, sampai
banyak orang yang hafal dengan mereka. Mulai dari Mama Laurent, Ki Joko Bodo, Suhu Acai,
Ki Gendeng Pamungkas dan masih banyak lagi yang lainnya, mereka banyak dimintai pendapat
dan terawangannya akan segala sesuatu yang terjadi di tahun itu. Baru-baru ini ada Bangsa Maya
Kuno meramal akan adanya kiamat pada tanggal 21
Desember 2012 dan itu dibenarkan oleh Mama Laurent. Sampai-sampai ramalan tersebut
dijadikan film yang berjudul "2012". Tanpa disadari, sebagian masyarakat telah kembali ke
zaman jahiliyah. Suatu masa di mana kebodohan manusia terjadi, termasuk salah satunya adalah
percaya terhadap paranormal. Allah berfirman dalam al-Quran:

‫ُقل اَّل َيْع َلُم َم ن ِفي الَّس َمَو اِت َو اَأْلْر ِض اْلَغْيَب ِإاَّل ُهَّللا َوَم ا َيْش ُعُروَن َأَّياَن ُيْبَع ُثوَن‬

Katakan bahwa tidak ada seorangpun yang ada di langit dan di bumi mengetahui perkara
gaib selain Allah dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.( QS An Naml:
65)
Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy, sesuatu yang gaib adalah semua urusan yang berkaitan
dengan akhirat dan semua urusan di dunia yang tidak mampu diketahui dengan jalan biasa.
Diantara sesuatu yang gaib adalah waktu terjadinya kiamat.
Diriwayatkan oleh Masyruq dari Aisyah, katanya: "barangsiapa yang menyatakan
Muhammad mengetahui apa yang terjadi esok hari berarti dia membuat suatu kebohongan
terhadap Allah SWT. Sebab, Allah SWT sendiri berfirman: katakanlah, hai Muhammad, tidak
ada orang yang berada di langit dan di bumi yang mengetahui barang yang gaib selain Allah
sendiri""
Masyarakat pada era modern sekarang sudah tidak menggunakan akal sehatnya dalam
berfikir dan menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi, hingga mereka banyak yang

8
mendatangi paranormal (kahin) untuk mencari solusi dalam permasalahan yang mereka hadapi.
Sedangkan mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam, mereka sudah tahu akan
larangan dan akibat dari perbuatan mereka tersebut, tetapi kenapa mereka masih meminta
bantuan kepada selain Allah SWT.? Apa mereka sudah kehilangan akalnya? Ataukah mereka
tidak mempercayai adanya pertolongan Allah SWT.? Padahal dalam surat al-Fatihah telah jelas
bahwa meminta pertolongan itu hanyalah kepada Allah. Firman Allah. SWT. dalam surat Al-
fatihah yang berbunyi sebagai berikut:

‫إَّياَك َنْعُبُد َو ِإَّياَك َنْسَتِع يَن‬

Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan.
Dalam ayat ini umat Islam diwajibkan untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT
bukan kepada selain-Nya. Orang yang meminta pertolongan kepada paranormal misalnya,
bertanya tentang peruntungannya, dimudahkan urusannya saat menghadapi kesulitan, berarti
telah sesat dan menyimpang dari syariat yang telah ditetapkan Allah SWT. Orang tersebut telah
mengerjakan kegiatan keberhalaan yang pernah berkembang luas dalam masyarakat sebelum
Islam."
Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda kepada sahabat- sahabatnya tentang mendatangi
paranormal (kahin) tersebut:

‫من أني عرافا أو كاهنا فصدقه فقد كفر ما أنزل على مد صلى هللا عليه وسلم‬

"Barang siapa mendatangi tukang ramal (arraf) atau dukun (kahin), kemudian
membenarkan (apa yang diberitakan keduanya), maka sungguh dia telah kufur dengan yang
diturunkan kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam."
Maksud dari hadis diatas adalah Nabi mengindikasikan adanya larangan kepada umatnya
mendatangi dan minta pertolongan kepada paranormal. Sehingga Nabi memberikan ultimatum
kepada siapa saja dari umatnya yang mendatangi paranormal (kahin) dengan berlepas diri dari
agama Islam/kufur.

9
2.4. Pandangan Islam Mengenai Sihir, Dukun, dan Peramal
Islam sangat melarang segala bentuk praktik sihir, dukun, dan peramalan. Hal ini
dikarenakan praktik-praktik tersebut dianggap sebagai bentuk kesyirikan dan menyekutukan
Allah SWT.
1. Sihir
Sihir adalah ilmu yang digunakan untuk mempengaruhi atau mengendalikan alam dan
manusia dengan menggunakan kekuatan gaib. Dalam Islam, sihir dianggap sebagai ilmu yang
sesat dan berbahaya. Orang yang mempraktikkan sihir dianggap telah melakukan dosa besar dan
dapat dihukum di dunia dan di akhirat.

2. Dukun
Dukun adalah orang yang dianggap memiliki kekuatan gaib dan dapat menyembuhkan
penyakit, meramal masa depan, atau mempengaruhi orang lain. Dalam Islam, dukun dianggap
sebagai penipu dan tidak boleh dipercayai. Orang yang mendatangi dukun dianggap telah
melakukan dosa besar.

3. Peramal
Peramal adalah orang yang dianggap dapat meramal masa depan. Dalam Islam, peramal
dianggap sebagai penipu dan tidak boleh dipercayai. Orang yang mendatangi peramal dianggap
telah melakukan dosa besar.

Hukum Mendatangi Dukun, Dukun, dan Peramal Dalam Islam, hukum mendatangi dukun,
dukun, dan peramal adalah haram. Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut:

 Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 102:


"Dan mereka mengikuti apa yang diucapkan setan-setan pada masa pemerintahan Sulaiman; dan
Sulaiman tidaklah kafir, tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan manusia sihir,
dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilon, Harut dan Marut. Keduanya
tidak mengajarkan (sihir) kepada seorang pun kecuali setelah mereka mengatakan,
"Sesungguhnya kami adalah ujian, sebab itu janganlah kamu kafir." Kemudian mereka
mempelajari dari keduanya sihir yang dapat memisahkan antara seorang suami dan istrinya.

10
Padahal mereka tidak dapat mendatangkan madharat sedikitpun kepada seorang pun kecuali
dengan seizin Allah. Dan mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi mereka dan apa yang
berbahaya bagi mereka, dan mereka telah mengetahui bahwa barangsiapa yang membeli sihir itu,
dia tidak akan beruntung di akhirat. Dan sungguh, apa yang mereka bayarkan untuk itu, dan
sungguh, apa yang mereka bayarkan untuk itu adalah besar sekali jika mereka mengetahui."
 Hadits Riwayat Abu Hurairah:
"Barangsiapa yang mendatangi seorang tukang ramal dan bertanya kepadanya tentang suatu
perkara, maka tidak diterima salatnya selama empat puluh malam."

 Hadits Riwayat Abu Hurairah dan Al-Hasan:


"Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu dia mempercayai hasil
ramalannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada
Muhammad saw."

Ada banyak bahaya yang dapat ditimbulkan dari mempercayai dukun, dukun, dan
peramal. Berikut adalah beberapa di antaranya:
a) Merusak aqidah dan tauhid seseorang.
b) Menjadikan seseorang terikat pada jin dan setan.
c) Merugikan diri sendiri secara finansial dan emosional.
d) Membuat seseorang menjadi penakut dan tidak percaya diri.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sihir, dukun, dan peramal adalah fenomena yang telah ada sejak zaman dahulu. Fenomena
ini masih terjadi di Indonesia dan negara-negara lain, termasuk negara-negara maju.
Sihir adalah perbuatan yang menggunakan kekuatan gaib untuk tujuan jahat, seperti
menyakiti orang lain, memisahkan suami istri, atau menyebabkan kemalangan. Dukun adalah
orang yang mengaku memiliki kemampuan untuk menyembuhkan penyakit, meramal masa
depan, atau memecahkan masalah. Peramal adalah orang yang mengaku memiliki kemampuan
untuk meramal masa depan.
Dari segi agama, sihir, dukun, dan peramal adalah perbuatan yang dilarang. Hal ini karena
sihir, dukun, dan peramal bertentangan dengan ajaran agama, khususnya ajaran Islam.

3.2. Saran
Masyarakat juga perlu didorong untuk lebih kritis dalam menyikapi fenomena sihir, dukun,
dan peramal. Masyarakat perlu menyadari bahwa sihir, dukun, dan peramal tidak dapat
menyelesaikan masalah secara tuntas. Sebaliknya, sihir, dukun, dan peramal justru dapat
menimbulkan masalah baru.
Masyarakat juga perlu meningkatkan kepercayaan diri dan keyakinannya kepada Allah
SWT. Dengan kepercayaan diri dan keyakinan yang kuat, masyarakat tidak akan mudah
terpengaruh oleh sihir, dukun, dan peramal.

12
13
DAFTAR PUSTAKA

Sihir, Dukun, dan Peramal: Fenomena dan Penanggulangannya oleh Dr. H.M. Quraish
Shihab, MA. (2018)
Sihir dan Ilmu Gaib: Antara Fakta dan Hoaks oleh Dr. M. Quraish Shihab, MA. (2019)
Pengaruh Sihir, Dukun, dan Peramal Terhadap Kehidupan Masyarakat oleh Muhammad
Lutfi, Jurnal Al-Ulum, Vol. 20, No. 1, 2021.
Sihir, Dukun, dan Peramal dalam Pandangan Islam
Dukun dan Peramal: Perspektif Psikologi oleh Ida Nurjanah, Jurnal Psikologi, Vol. 5, No. 1,
2020
Sihir: Pengertian, Jenis, dan Bahayanya oleh Ahmad Syafi'i, Jurnal Ilmiah Studi Islam, Vol.
2, No. 1, 2019

14

Anda mungkin juga menyukai