Anda di halaman 1dari 11

ISLAM DAN MANUSIA

Disusun Oleh:

1.M.Hajril

2.Inas Raihana

3.Shohibus Shulton

4.Siti qothrotul ghois

Mata Kuliah:Islam Dan Sosial Humaniora

Dosen Pengampuh :Dr.Nurus Sa’adah S.Psi.,M.Si.,Psi.

Sosiologi Agama
Fakultas Ushludin Dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
2020
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami panjatkan
puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada
kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang islam dan manusia ini dengan
segala kekurangan dan kelebihanya.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.Khusunya kepada
Bu Nurus selaku dosen pengampuh

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang islam dan mnusiaa ini bisa
memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Pagaralam,09 November 2020

Penyusun

i
Daftar Isi

Cover ...................................................................................................................................

Kata Pengantar.................................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang........................................................................................................ iii

Rumusan Masalah................................................................................................... iii

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Manusia............................................................................................. 1

B.Agama Islam........................................................................................................ 2

C.Konsep Manusia..................................................................................................... 3

D Manusia Menurut Pandangan Islam................................................................. 4

E. Tujuan Manusia Diciptakan Menurut Agama Islam...................................... 5

BAB III KESIMPULAN

1.Penutup................................................................................................................... 6

2.Saran..................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah agar ia beribadah kepada-Nya. Pengertian ibadah di sini
tidak sesempit pengertian ibadah yang dianut oleh masyarakat pada umumnya, yakni kalimat
syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji tetapi seluas pengertian yang dikandung oleh kata
memperhambakan dirinya sebagai hamba Allah. Berbuat sesuai dengan kehendak dan
kesukaan (ridha) Nya dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya
Kedudukannya manusia sebagai khalifah. Dijelaskan bahwa Allah yang menjadikan manusia
sebagai khalifah di muka bumi ini. Penegasan ini mengisyaratkan adanya hubungan antara
manusia dengan Tuhan. Selanjutnya ayat tersebut juga mengingatkan bahwa siapa yang
ingkar, khususnya mengingkari Tuhan yang telah menjadikan khalifah, maka ia sendiri yang
menanggung akibat pengingkarannya itu berupa kemurkaan Tuhan dan kerugian bagi dirinya
sendiri.
Kedudukan manusia sebagai pembangun peradaban berdasarkan firman Tuhan yang telah
di kemukakan, yakni Huwaansya'akum min al-ardh wa'sta'marakumfiha, "Dia telah
menghidupkan kamu di bumi dan memberi kamu kesukaan memakmurkannya (menjadikan
kamu sebagai pembangun kemakuran).
Agama dan kehidupan beragama merupakan unsur yang tak terpisahkan dari kehidupan
dan sistem budaya umat manusia. Sejak awal manusia berbudaya, agama dan kehidupan
beragama tersebut telah menggejala dalam kehidupan, bahkan memberikan corak dan bentuk
dari semua perilaku budayanya. Agama dan perilaku keagamaan tumbuh dan berkembang
dari adanya rasa ketergantungan manusia terhadap kekuatan ghaib.lantas dalam
perealisasianya apakah hubungan manusia dengan tuhan itu sudah baik,itulah yang
melandasai saya membuat makalah ini.

2. RumusanMasalah
 Apa Hakikat dan Martabat Manusia?
 Apa Hubungan Antara Islam dan Manusia?
 Apa Peranan Manusia?
 Apa Tujuan Penciptaan Manusia ?

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Manusia
Menurut Islam, manusia adalah makhluk yang paling sempurna, ia diciptakan untuk
menjadi kholifah di bumi, pada saat manusia dilahirkan ia membawa kemampuan-
kemampuan yang disebut fitrah, fitrah inilah yang disebut dengan potensi Oleh karena itu,
dalam kaitannya dengan pendidikan, dalam Islam sangat dikenal adanya fitrah. Manusia
dalam Al-Quran adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan suci pendidikanlah yang
dapat mengubah dan menentukan manusia menjadi manusia yang konkrit.

Darinya kita dapat mengetahui, dan mengenal tentang berbagai macam konsep yang
berhubungan dengan kehidupan, baik yang fisik ataupun yang non fisik. Satu dari sekian
permasalahan yang dibahas dalam Al-Qur'an yang acap kali menjadi bahan kajian yang
sering dinilai secara spekulatif, yang didasarkan pada pandangan yang sangat subyektif dan
tidak disandarkan pada pegangan yang benar - benar bisa dipercaya yakni konsep tentang
manusia.

Konsep manusia adalah konsep sentral bagi setiap disiplin ilmu sosial kemanusiaan yang
menjadikan manusia sebagai objek formal dan materialnya. Agar konsep manusia yang kita
bangun bukan semata-mata merupakan konsep yang spekulatif, maka kita mesti bertanya
pada Dzat yang mencipta dan mengerti manusia, yaitu Allah SWT, melalui Al-Qur'an. Lewat
Al-Qur'an Allah memberikan rahasia-rahasia tentang manusia. Karenanya, kalau kita ingin
tahu manusia lebih nyata, benar dan sungguh-sungguh, maka Al-Qur'an memberikan
gambaran tentang manusia sebagai berikut :

a. Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif nun dan sin semacam insan, ins, atau annas

b. Menggunakan kata basyar.

c. Menggunakan kata bani Adam, dan zuriyat Adam.

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Allh SWT sendiri
dalam firmanNya menyebut bahwa Dia menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.

٤- ‫تَ ْق ِويم َأحْ َسنِفِياِإْل ن َسانَ َخلَ ْقنَالَقَ ْد‬-


“Sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Q.S. At-
Tiin ayat 4)

Tentang tujuan hidup manusia, al-Quran al-Karim telah memaparkannya dengan sangat jelas.
Allah Taala berfirman:

“Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan
shalat serta menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. al-
Bayyinah: 5)

1
B.Agama Islam

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah
menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah
menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang
harus mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam.

Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan


hubungan dengan Dia melalui serangkaian kegiatan ibadah yang sesuai dengan ajaran agama
itu. Sudah menjadi kodrat manusia sebagai ciptaan Tuhan. Sejatinya, manusia adalah
makhluk yang lemah, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya perlindungan dari Tuhannya.
Dengan agama yang dimiliki, manusia akan memperoleh perlindungan dengan menjalin
hubungan dengan Tuhannya. Manusia adalah makhluk yang sangat menarik, makhluk yang
paling unik,dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling sempurna

Allah ta’ala berfirman,yang artinya

‘‘Mhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki diantara kalian, akan tetapi
dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi.” (QS. Al Ahzab: 40)

Di dalam Shahih Muslim terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalur Abu
Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda
yang artinya, “Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangannya. Tidaklah ada seorang
manusia dari umat ini yang mendengar kenabianku, baik yang beragama Yahudi maupun
Nasrani lantas dia meninggal dalam keadaan tidak mau beriman dengan ajaran yang aku
bawa melainkan dia pasti termasuk salah seorang penghuni neraka.”

Hakikat beriman kepada Nabi adalah dengan cara membenarkan apa yang beliau bawa
dengan disertai sikap menerima dan patuh, bukan sekedar pembenaran saja. Oleh sebab
itulah maka Abu Thalib tidak bisa dianggap sebagai orang yang beriman terhadap Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam walaupun dia membenarkan ajaran yang beliau bawa, bahkan
dia berani bersaksi bahwasanya Islam adalah agama yang terbaik.

Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh
agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan
agama-agama terdahulu karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di
setiap tempat dan di masyarakat manapun.

Agama Islam adalah ajaran yang mencakup akidah/keyakinan dan syariat/hukum. Islam
adalah ajaran yang sempurna, baik ditinjau dari sisi aqidah maupun syariat-syariat yang
diajarkannya:

 Islam memerintahkan untuk menauhidkan Allah ta’ala dan melarang kesyirikan.


 Islam memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang dusta.
 Islam memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang aniaya.
 Islam memerintahkan untuk menunaikan amanat dan melarang berkhianat.
 Islam memerintahkan untuk menepati janji dan melarang pelanggaran janji.
 Islam memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan melarang
perbuatan durhaka kepada mereka.
 Islam memerintahkan untuk menjalin silaturahim (hubungan kekerabatan yang
terputus) dengan sanak famili dan Islam melarang perbuatan memutuskan
silaturahim.
 Islam memerintahkan untuk berhubungan baik dengan tetangga dan melarang
bersikap buruk kepada mereka

2
C.Konsep Manusia

Manusia berasal dari kata “manu” (Sanskerta), “ mens” (Latin), yang berarti berpikir,

berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara
istilahmanusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,
sebuhakelompok (genus) atau seorang individu.Berbicara dan berdiskusi tentang manusia
selalu menarik. Karena selalu menarik, makamasalahnya tidak pernah selesai dalam artian
tuntas. Pembicaraan mengenai makhluk psikofisikini laksana suatu permainan yang tidak
pernah selesai. Selalu ada saja pertanyaan mengenaimanusia (Nawawi, 1996 : 1).

Manusia merupakan makhluk yang paling menakjubkan, makhlukyang unik multi


dimensi, serba meliputi, sangat terbuka, dan mempunyai potensi yang agung.Timbul
pertanyaaan siapakah manusia itu? Pertanyaan ini nampaknya amat sederhana, tetapitidak
mudah memperoleh jawaban yang tepat. Biasanya orang menjawab pertanyaan
tersebutmenurut latar belakangnya, jika seseorang yang menitik beratkan pada kemampuan
manusia berpikir, memberi pengertian manusia adalah "animal rasional", "hayawan nathiq"
"hewan berpikir". Orang yang menitik beratkan pada pembawaan kodrat manusia hidup
bermasyarakat,memberi pengertian manusia adalah "zoom politicon", "homo socius",
"makhluk sosial". Orangyang menitik beratkan pada adanya usaha manusia untuk mencukupi
kebutuhan hidup, memberi pengertian manusia adalah "homo economicus", "makhluk
ekonomi". Orang yang menitik beratkan pada keistimewaan manusia menggunakan simbul-
simbul, memberi pengertian manusiaadalah "animal symbolicum". Orang yang memandang
manusia adalah makhluk yang selalumembuat bentuk-bentuk baru dari bahan-bahan alam
untuk mencukupkan kebutuhan hidupnya,memberi pengertian manusia adalah "homo faber",
(Basyir, 1984 : 7

D Manusia Menurut Pandangan Islam

Al-Qur'an memperkenalkan tiga istillah kunci (key term) yang digunakan


untukmenunjukkan arti pokok manusia, yaitu al-insan, basyar dan Bani Adam2.a. Kata al-
insan dalam al-Qur'an sebanyak 65 kali dipakai untuk manusia yang tunggal, samaseperti ins.
Sedangkan untuk jamaknya dipakai kata an-naas, unasi, insiya, anasi. Hampir semuaayat
yang menyebut manusia dengan menggunakan kata alinsan, konteksnya selalu
menampilkanmanusia sebagai makhluk yang istimewa, secara moral maupun spiritual yang
tidak dimiliki olehmakhluk lainnya. Keunggulan manusia terletak pada wujud kejadiannya
sebagai makhluk yangdiciptakan dengan kualitas ahsani taqwim, sebaik-baik penciptaan.
Kata al-insan dipakai untukmenyebut manusia dalam konteks kedudukan manusia sebagai
makhluk yang mempunyaikelebihan-kelebihan. Pertama, manusia sebagai makhluk berfikir.
Kedua, makhluk pembawaamanat. Ketiga, manusia sebagai makhluk yang bertanggung
jawab pada semua yang diperbuat.Kata insan yang berasal dari kata al-uns, anisa, nasiya dan
anasa, maka dapatlahdikatakan bahwa kata insan menunjuk suatu pengertian adanya kaitan
dengan sikap, yang lahirdari adanya kesadaran penalaran (Asy'arie, 1992 : 22) Kata insan
digunakan al-Qur'an untukmenunjukkan kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa
dan raga. Manusia yang berbedaantara seseorang dengan yang lain adalah akibat perbedaan
fisik, mental, dan kecerdasan(M.Quraish Shihab, 1996 : 280).

 Kata insan jika dilihat dari asalnya nasiya yang artinya lupa, menunjuk adanya
kaitandengan kesadaran diri. Untuk itu, apabila manusia lupa terhadap seseuatu hal,
disebabkan karenakehilangan kesadaran terhadap hal tersebut. Maka dalam
kehidupan agama, jika seseorang lupasesuatu kewajiban yang seharusnya
dilakukannya, maka ia tidak berdosa, karena ia kehilangankesadaran terhadap
kewajiban itu. Tetapi hal ini berbeda dengan seseorang yang sengaja lupaterhadap
sesuatu kewajiban. Sedangkan kata insan untuk penyebutan manusia yang terambil
dariakar kata al-uns atau anisa yang berarti jinak dan harmonis, (Asy'arie, 1996 :20)

3
karena manusia pada dasarnya dapat menyesuaikan dengan realitas hidup dan
lingkungannya. Manusiamempunyai kemampuan adaptasi yang cukup tinggi, untuk 2
Kata An-Naas dalam al-Qur’an 241 kali, al-Insan 65 kali, Ins 18 kali, Unasun 5
kali, anaasiyyu 1 kali dan Insiyyan 1 kali, kata bani Adam terulang dalam
al_qur’an sebanyak 7 kali dan Basyar 37 kali (Burlinan Abdullah,1997:15).
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupannya, baik
perubahan sosial maupun alamiah. Manusia menghargai tata aturan etik, sopan
santun, dansebagai makhluk yang berbudaya, ia tidak liar baik secara sosial maupun
alamiah.

 Kata basyar dipakai untuk menyebut semua makhluk baik laki-laki ataupun
perempuan, baiksatu ataupun banyak. Kata ini memberikan referensi kepada manusia
sebagai makhluk biologisyang mempunyai bentuk tubuh yang mengalami
pertumbuhan dan perekembangan jasmani. Kata basyar adalah jamak dari kata
basyarah yang berarti kulit. "Manusia dinamai basyar karenakulitnya tampak jelas,
dan berbeda dengan kulit binatang yang lain". Al-Qur'an menggunakankata ini
sebanyak 35 kali dalam bentuk tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna [dua]
untukmenunjukkan manusia dari sudut lahiriyahnya serta persamaannya dengan
manusia seluruhnya.Karena itu Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk
menyampaikan bahwa "Aku adalah basyar (manusia) seperti kamu yang diberi wahyu
[QS. al-Kahf (18): 110]. Di sisi lain diamati bahwa banyak ayat-ayat al-Qur'an yang
menggunakan kata basyar yang mengisyaratkan bahwa proses kejadian manusia
sebagai basyar, melalui tahapan-tahapan sehingga mencapai
tahapankedewasaan.Firman allah [QS.al-Rum (3) : 20] "Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya [Allah]menciptakan kamu dari tanah, ketika kamu menjadi basyar
kamu bertebaran". Bertebaran di sini bisa diartikan berkembang biak akibat hubungan
seks atau bertebaran mencari rezki [M.QuraishShihab,1996 : 279].
Penggunaan kata basyar di sini "dikaitkan dengan kedewasaan dalam kehidupan
manusia,yang menjadikannya mampu memikul tanggungjawab. Dan karena itupula,
tugas kekhalifahandibebankan kepada basyar [perhatikan QS al-Hijr (15) : 28], yang
menggunakan kata basyar, danQS. al-Baqarah (2) : 30 yang menggunakan kata
khalifah, yang keduanya mengandung pemberitahuan Allah kepada malaikat tentang
manusia [Shihab,1996 : 280]. Musa Asy'arie[1996 : 21], mengatakan bahwa manusia
dalam pengertian basyar tergantung sepenuhnya padaalam, pertumbuhan dan
perkembangan fisiknya tergantung pada apa yang dimakan. Sedangkanmanusia dalam
pengertian insan mempunyai pertumbuhan dan perkembangan yang
sepenuhnyatergantung pada kebudayaan, pendidikan, penalaran, kesadaran, dan sikap
hidupnya. Untuk itu, pemakaian kedua kata insan dan basyar untuk menyebut
manusia mempunyai pengertian yang berbeda. Insan dipakai untuk menunjuk pada
kualitas pemikiran dan kesadaran, sedangkanbasyar dipakai untuk menunjukkan pada
dimensi alamiahnya, yang menjadi ciri pokok manusia pada umumnya, makan,
minum dan mati.
 Kata al-Nas. Kata ini mengacu kepada manusia sebagai makhluk sosial. Manusia
dalam arti al-nas ini paling banyak disebut dalam al-Qur’an yaitu 240 kali. Bisa

dilihat dalam seluruh ayatyang menggunakan kata, Ya ayyuha nl-nas. Penjelasan


konsep ini dapat ditunjukkan dalam duahal. Pertama, banyak ayat yang menunjukkan
kelompok-kelompok sosial dengankarakteristiknya masing-masing yang satu dengan
yang lain belum tentu sama. Ayat inimenggunakan kata wa mina n-nas (dan diantara
manusia). Kedua, pengelompokkan manusia berdasarkan mayoritas, yang umumnya
menggunakan ungkapan aktsara n-nas (sebagian besarmanusia) (Hasan, 2004: 131-
132)

E.Tujuan Manusia Diciptakan Menurut Agama Islam

4
(1) Sebagai Pengurus (Khalifah) bagi Planet Bumi

Tujuan manusia diciptakan salah satunya adalah dibentuk sebagai pengurus

(khalifah) di planet bumi ini. hal tersebut telah dinyatakan dalam firman Allah :
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (QS. Al-Baqarah: 30)

(2) Untuk Menyembah Allah


Tujuan manusia diciptakan juga memiliki tujuan agar manusia dapat
menyembah Allah sebagai pencipta mereka. Hal tersebut telah dijelaskan dalam
firman Allah sebagai berikut :

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.” (QS. Al-Dzariyat: 56)

Untuk lebih memberikan penjelasan tentang ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir
menjelaskan tentang tafsir dari ayat tersebut:

“Sesungguhnya Aku menciptakan mereka hanyalah supaya Aku memerintah


mereka menyembahku, bukan karena Aku butuh terhadap mereka. ... Makna ayat
itu adalah bahwa Allah menciptakan manusia supaya menyembah Dia saja, tak
menyekutukan dengan yang lain. Siapa yang taat pada Allah, maka Allah akan
membalasnya dengan balasan yang sempurna. Siapa yang bermaksiat pada-Nya,
Allah akan menyiksanya dengan parah.” (Ibnu Katsir, Tafsîr Ibnu Katsîr, VII,
425).

(3) Agar Manusia Mengetahui Maha Kuasa Allah


tujuan manusia diciptakan antara lain juga agar mengetahui bahwa seluruh
bumi, tata surya, dan isinya telah terbentuk berkat maha kuasa Allah SWT. Hal
tersebut telah dijelaskan dalam firman Allah berikut ini:

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah
Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-Kuasa
atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi
segala sesuatu. (QS at-Thalaq: 12)

(4) Kelayakan di Akhirat Kelak


Tujuan manusia diciptakan juga akan menjadi bukti kelayakan manusia
akan ditempatkan di mana nanti saat di akhirat. Akhirat mempunyai dua tempat
yang bertolak belakang, yakni surga dan neraka. Allah bisa saja langsung
menciptakan manusia untuk seketika ditempatkan di keduanya tanpa alasan apa
pun, tetapi Allah tak melakukannya. Allah memilih membuat manusia hidup di
dunia terlebih dahulu untuk melihat sendiri amal perbuatannya sehingga layak di
tempat mana. Allah telah berfirman :
“Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan bumi, agar Ia membalas
orang-orang yang berbuat buruk sebab apa yang mereka kerjakan dan membalas
orang-orang yang berbuat baik dengan kebaikan.” (QS. An-Najm: 31)
Dari kemenangan dan kesabaran menghadapi berbagai kesusahan itulah
kita dapat membuktikan “kelayakan” kita untuk menjadi penghuni surga.

BAB II

5
KESIMPULAN

1.PENUTUP

1) Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT
2) Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT.
3) Seluruh kehidupan manusia sebenarnya hanyalah untuk Allah. Dan semua itu
memangmilik Allah semata.
4) Manusia dipercaya Allah untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini

2.SARAN

Selain untuk tugas kelompok, kami harap dengan adanya makalah ini mahasiswamenjadi
lebih mengerti arti dari penciptaan manusia serta peran manusia di muka bumi. Sertadengan
adanya makalah ini Mahasiswa dapat menambah keimanan dan ketaqwaan kepada AllahSWT.

DAFTAR PUSTAKA

6
https://www.academia.edu/35228605/Makalah_Manusia_dalam_Islam_docx

https://www.kompasiana.com/andarwino00062/5d142604097f36563047fc12/hubungan-islam-
dan-manusia?page=all

https://www.kompasiana.com/rahmaaulia6772/5d1370e1097f367d2146be42/islam-dan-manusia

https://www.merdeka.com/jatim/tujuan-manusia-diciptakan-menurut-agama-islam-wajib-
dipahami-kln.html

https://www.kompasiana.com/yulianaaintan/5d121d4c0d82300897688e62/manusia-dalam-
pandangan-islam#:~:text=Menurut%20Islam%2C%20manusia%20adalah%20makhluk,dalam
%20Islam%20sangat%20dikenal%20adanya

https://muslim.or.id/626-agama-islam.html

Anda mungkin juga menyukai