Anda di halaman 1dari 17

Makalah

KEMUHAMMADIYAHAN I
Dosen Pengampu : Dr. Nurul Hikmah Kartini, M.pd

Tentang :
“HAKEKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM ”

Disusun Oleh :
KELOMPOK II

1. MARSAULINA ARITONANG (18.23.019811)


2. SUSANTI (18.23.020096)
3. DESI RATNASARI (18.23.019512)
4. SISI (18.23.020087)

PROGRAM STUDI : PGSD


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pengalaman
dan wawasan bagi para pembaca khususnya tentang Hakekat Manusia Dalam
Pandangan Islam. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

2.1 Kajian Tentang Hakekat Manusia..........................................................2

2.2 Asal Usul Kejadian Manusia...................................................................3

2.3 Potensi-Potensi Manusia........................................................................4

2.4 Kelemahan-Kelemahan Manusia...........................................................6

2.5 Sifat-Sifat Manusia.................................................................................9

2.6 Kelebihan Atas Makhluk Lain................................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................13

3.1 Kesimpulan............................................................................................13

3.2 Saran......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbicara tentang manusia dan agama dalam islam adalah membicarakan
sesuatu yang sangat klasik namun senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal
tersebut sama saja dengan berbicara tentang kita sendiri dan keyankinan asasi kita
sebagai makhluk Tuhan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “manusia” diartikan sebagai “makhluk


yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang’ (1989:558).
Menurut pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi akal dan
budi, nalar, dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran
dan kemaslahatannya. Dalam bahasa Arab, kata “manusia” ini bersepadan dengan
kata-kata nas, basyar, insan, mar’u, ins dan lain-lain. Meskipun bersinonim, namun
kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam hal makna spesifiknya. Kata nas
misalnya lebih merujuk pada pada makna manusia sebagai makhluk sosial.
Sedangkan kata basyar lebih menunjuk pada makna manusia sebagai makhluk
biologis. Begitu juga dengan kata-kata lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana kajian tentang hakekat manusia?
 Bagaimana asal usul kejadian manusia?
 Apa saja potensi-potensi manusia?
 Apa saja kelemahan-kelemahan manusia?
 Apa saja sifat-sifat manusia?
 Apa saja kelebihannya atas makhluk lain?

1.3 Tujuan Penulisan


 Untuk mengetahui pengertian hakekat dan manusia.
 Untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran
manusia
 Untuk mengetahui tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah
Allah SWT.

BAB II
PEMBAHASAN
“ HAKEKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM “

2.1 Kajian tentang hakekat manusia


Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.
Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah
kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya,
manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia.
 Di dalam diri manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam makhluk hidup
lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar, makan, istirahat,
melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan
kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia
memiliki rasa kasih sayang dan cinta,rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana
dia memiliki rasa takut dan aman, menyukai harta, menyukai kekuasaan dan
kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan sedih dan sebagainya yang
berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Hal itu juga telah menciptakan
dorongan dalam diri manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu dan
memenuhi kebutuhannya sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat
dalam dirinya. Makhluk hidup lain melakukannya hanya berdasarkan naluri yang
telah Allah ciptakan untuknya sementara manusia melakukannya berdasarkan akal
dan pikiran yang telah Allah karuniakan kepadanya.
Pada hakikat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai mahluk yang
diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi. Hal ini tentu harus kita kaitkan
dengan konsekuensi terhadap manusia yang diberikan suatu kesempurnaan berupa
akal dan pikiran yang tidak pernah di miliki oleh mahluk-mahluk hidup yang lainnya.
Manusia sebagai mahluk yang telah diberikan kesempurnaan haruslah mampu
menempatkan dirinya sesuai dengan hakikat diciptakannya yakni sebagai penjaga atau
pengelola bumi yang dalam hal ini disebut dengan khalifah. Status manusia sebagai
khalifah , dinyatakan dalam Surat All-Baqarah ayat 30. Kata khalifah berasal dari kata
khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata
khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah.
Namun kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti,
yang biasanya dihubungkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi
Muhammad saw wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di
masa Muawiyah-‘Abbasiah. Akan tetapi fungsi dari khalifah itu sendiri sesuai dengan
yang telah diuraikan diatas sangatlah luas, yakni selain sebagai pemimpin manusia
juga berfungsi sebagai penerus ajaran agama yang telah dilakukan oleh para
pendahulunya,selain itu khalifah juga merupakan pemelihara ataupun penjaga bumi
ini dari kerusakan.

2.2 Asal Usul kejadian manusia


 Pandangan islam tentang asal mula kejadian manusia.

Al-Qur’an menyatakan dengan tegas bahwa manusia diciptakan dari tanah


dengan berbagai istilah seperti debu (Surah Ali Imran : 59), Tanah Kering dan
Lumpur Hitam (Surah Al-Hijr : 28), Tanah Liat (Surah Ashsafat : 11), Saripati tanah
(Surah Al-Shad : 71) dan sebagainya. Semasa penciptaan Adam, Allah telah
berfirman bahwa “ Jadilah, maka jadilah ia “(Surah Ali Imran : 59). Oleh itu, proses
kejadian manusia menurut Al-Quran adalah lebih sahih dan relevan karena
mempunyai bukti yang kukuh. Setelah berpandukan pada (Surah Al-A’la : 13),
penciptaan atau kejadian manusia terbagi menjadi tiga . hal ini telah menjadi titik
tolak kepada proses kejadian manusia dan menunjukan tanda-tanda kemuliaan
manusia :
1. Allah telah menciptakan manusia pertama daripada tanah ( Adam ).
2. Penciptaan manusia kedua daripada bahan baku manusia pertama ( Hawa ).
3. Penciptaan manusia daripada bahan baku manusia pertama ( Adam ) dan manusia
kedua ( Hawa ).
Oleh karena itu, kita sebagai anak cucu Adam haruslah berasa bangga karena kita ini
daripada sebaik-baik kejadian dan lebih mulia daripada makhluk yang lain. Dalam
Surah Al-Qiyamah ( 75:37-39 ), Penciptaan manusia terbagi menjadi empat tahap.
Allah telah menyatakan bahwa manusia terjadi daripada pencampuran Nutfah.
Nutfah ialah air mani, air mani ini terdiri daripada air mani lelaki dan perempuan.
Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an melalui (Surah Al-insan : 2). Mafhumnya :
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia daripada setetes air mani yang
bercampur yang kami ( hendak menguji dengan perintah dan larangan ).
Didalam Al-Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dijelaskan secara
terperinci melaui firman-Nya : “ dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air
mani ( yang disimpan ) dalam tempat yang kokoh ( rahim ). Kemudian air mani itu
kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu kami jadikan ao makhluk yang ( berbentuk ) lain. Maka Maha Suci Allah,
Pencipta Yang Paling Baik “. (QS. Al Mu’minunn (23) : 12-14 ).

2.3 POTENSI-POTENSI MANUSIA

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT. yang paling sempurna. Karena
manusia adalah satu – satunya makhluk Allah yang diberi tugas sebagai khalifah di
dunia ini. Karena tugasnya sebagai khalifah ini, maka didalam diri manusia pasti
meiliki potensi – potensi yang dapat mendukug tugasnya sebagai khalifah. Karena
tidaklah mungkin Tuhan memberikan tugas kepada manusia tanpa bekal apapun.
Potensi yang ada pada diri setiap manusia dapat membedakannya dengan makhluk
lainnya. Ada tiga potensi yang adapada diri manusia, yaitu potensi akal, potensi
jasmani dan potensi rohani.
1.       Potensi Akal
Akal adalah karunia yang Allah Swt berikan kepada manusia, yang menjadikan
manusia berbeda dengan makhluk Allah Swt yang lain. Ketinggian derajat manusia
dibandingkan dengan mahkluk yang lain adalah karena manusia memiliki akal.
Namun Allah Swt menghendaki agar akal kita digunakan untuk memikirkan
tentang keberadaan dan keEsaan Allah Swt. Jika akal manusia digunakan untuk
memikirkan keberadaan dan keEsaan Allah maka manusia akan mengenal Allah
Swt. Dan akal manusia akan menjadi bernilai di sisi Allah Swt.
Dengan potensi akal manusia mampu mencari ilmu pengetahuan, penemuan-pene-
muan dan menciptakan segala sesuatunya. Akallah yang bisa kita gunakan untuk
menciptakan ilmu yang bermanfaat dan menciptakan segala sesuatu yang
mempunyai kemaslahatan bagi manusia lainnya, dan begitu pula sebaliknya.
Di dalam otak manusia dimana manusia menggunakan akalnya terdiri dari 200
Milyar sel otak, Mampu menampung 100 Milyar bite informasi (bandingkan
dengan hardisk komputer kita), Kecepatan berpikir hingga 300 mil/jam,
Konfigurasi 100 trilyun hubungan yang mungkin, Kapasitas 4.000 pikiran dalam 24
jam.
Allah Swt telah menciptakan suatu komponen yang tak terbayangkan di dalam
tubuh kita yaitu akal. Dengan kemampuan akal manusia tersebut maka manusia
sebenarnya mampu untuk menggunakan akalnya untuk menyimpan jutaan
informasi tentang keberadaan dan kebesaran Allah Swt. Akan tetapi saat ini kita
sekarang masih menggunakan sebagian kecil akal kita hanya untuk mendalami dan
mempelajari tentang keduniawian. Bahkan sebagian orang telah mengotori akal dan
pikirannya untuk memikirkan bagaimana bermaksiat kepada Allah Swt.

2.       Potensi Rohani


Potensi rohani merupakan potensi yang penting bagi manusia. Jiwa atau Ruh
merupakan potensi asasi manusia yang sepenuhnya ditentukan oleh Allah. Dengan
potensi rohani, manusia dapat melihat mana yang haq dan mana yang bathil, mana
yang benar dan mana yang salah, mana yang bersih dan mana yang kotor, maka
jika hati manusia bersih tentunya manusia akan memilih yang haq, benar, dan
bersih. Begitu pula sebaliknya. Maka dari  itu sebagai manusia yang memiliki
potensi rohani, kita harus memperkuat keyakinan kita agar potensi ini berjalan
dengan baik.

3.       Potensi Jasmani


Potensi jasmani manusia sangat didukung oleh kuatnya jasmani. Dan kuatnya
jasmani sangat didukung oleh masukan makanan bergizi yang mengandung zat
yang dibutuhkan oleh tubuh kita dan diikuti pula oleh istirahat yang cukup. Tak
lupa olahraga akan membuat jasmani kita semakin bertambah kuat. Manusia bisa
menggunakan potensi ini untuk berbuat amal kebaikan dan melakukan apa saja
yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, agama, nusa dan bang-
sa. Apalagi banyak penelitian membuktikan bahwa di dalam tubuh manusia yang
terbentuk dari sel-sel, terdapat DNA yang mampu menyimpan informasi luar biasa
banyaknya, tersimpan pula talenta yang menjadi karunia dalam diri manusia maka
tugas manusialah untuk mengenali talenta itu, mengasahnya dengan akal, hati dan
fisik sehingga menjadi sebuah sarana untuk mencapai tujuan hidup selanjutnya di
dunia dan akhirat.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari uraian diatas adalah bahwa manusia yang
sukses adalah manusia yang mampu mengoptimalkan ketiga potensi yang
dimilikinya semaksimal mungkin secara seimbang. Dan apabila ketiga potensi ini
diberi makanan yang tepat, maka akan terbentuk sosok manusia yang kuat jasmani,
kuat akalnya, dan memiliki kekuatan rohani pula. Ketiga potensi itu harus diisi
bersama – sama secara proporsional.
2.4 KELEMAHAN-KELEMAHAN MANUSIA
Allah Swt di dalam al-Quran menyebut manusia sebagai maujud yang mulia
dan tinggi, namun di sisi lain Allah juga mencela manusia dengan menyebutkan
kelemahan-kelemahannya. Berikut ini saya akan menyebutkan sebagian
darinya:

1. Lupa Tuhan 
Sudah merupakan tabiat manusia manakala ditimpa kesusahan dan kesulitan dia
berdoa dan memohon kepada Allah Swt supaya diangkat dan dihilangkan
kesulitannya, namun ketika kesulitan itu telah sirna dengan segera dia pun kembali
kepada kebiasaan hidup semula dan melupakan Tuhan.
Allah Swt berfirman dalam al-Quran:
Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan
berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya,
dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa
kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah
orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka
kerjakan (QS. Yunus:12).

2. Bangga dan Sombong


Allah Swt berfirman dalam al-Quran:
Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang
menimpanya, niscaya dia akan berkata, "Telah hilang bencana itu dariku."
Sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga (QS. Hud:10).
Pada ayat yang lain Allah Swt berfirman:
Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-
Nya kesenangan, maka dia berkata, "Tuhanku telah memuliakanku." Namun
apabila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata,
"Tuhanku menghinakanku" (QS. al-Fajr:15-16). 
 
3. Tidak bersyukur
Allah Swt berfirman dalam al-Quran:
Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami,
kemudian rahmat itu Kami cabut darinya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak
berterima kasih (QS. Hud:9).

4. Kikir dan Berkeluh-kesah


Allah Swt berfirman dalam al-Quran:
Katakanlah, "Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-
perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena
takut membelanjakannya." Dan adalah manusia itu sangat kikir (QS. al-Isra:100).
Allah Swt juga berfirman:
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia
ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat
kikir (QS. al-Ma`arij:19-21). 
5. Lemah

Allah Swt berfirman:


Dan manusia diciptakan lemah (QS. an-Nisa:28).

6. Melampaui Batas ketika Merasa Cukup


Allah Swt berfirman dalam al-Quran:
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia
melihat dirinya serba cukup (QS. al-`Alaq:6-7).

7. Tergesa-gesa

Manusia terkadang memohon kejahatan dan bahaya, karena dia maujud yang
tergesa-gesa.
Allah Swt berfirman:
Dan manusia memohon kejahatan sebagaimana dia memohon kebaikan. Dan
adalah manusia bersifat tergesa-gesa (QS. al-Isra:11).
Pada ayat lain Allah Swt berfirman:
Manusia telah diciptakan (bertabiat) tergesa-gesa (QS. al-Anbiya:37).
8. Suka Membantah
Allah Swt berfirman:
Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam al-Quran
ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling
banyak membantah (QS. al-Kahfi:54).

 
9. Zalim dan Tidak Bersyukur
Allah Swt berfirman dalam al-Quran:
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu
mohonkan. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah) (QS. Ibrahim:34).
10. Bodoh
Allah Swt berfirman:
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (QS. al-Ahzab:72). 

11. Tergoda Kesenangan Dunia


Allah Swt berfirman dalam al-Quran:
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (QS. Ali Imran:14).

12. Menyuruh kepada Keburukan


Al-Quran berkata:
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya diri
itu selalu menyuruh kepada keburukan, kecuali diri yang diberi rahmat oleh
Tuhanku (QS. Yusuf:53 ).
2.5 SIFAT-SIFAT MANUSIA
Manusia merupakan sebaik-baik makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Manusia
juga disebutkan merupakan makhluk yang diciptakan paling sempurna karena
dilengkapi oleh akal dan pikiran. Manusia juga diciptakan dengan memiliki beberapa
sifat. Sifat manusia ada yang tergolong baik dan ada pula yang tergolong buruk.

Beberapa sifat manusia ini sejatinya sudah dijelaskan secara gamblang di dalam
Alquran. Berikut beberapa sifat-sifat manusia yang tercantum di dalam Al-Qu’ran :

 Lemah

Manusia merupakan makhluk yang lemah. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah
SWT dalam surat An-Nisa ayat 28 bahwa “karena manusia diciptakan dalam keadaan
lemah”.

 Mudah Terperdaya

Manusia juga memiliki sifat mudah terperdaya. Setan dan iblis merupakan dua jenis
makhluk yang tugasnya menggoda manusia agar terperdaya dan masuk neraka. Sifat
mudah terperdaya ini dijelaskan dalam QS. Al-Infithar ayat 6 “Hai, Manusia, apa
yang telah memperdayakanmu (berbuat durhaka) terhadap tuhanmu yang maha
pemurah?”

 Susah Bersyukur

Sifat lain manusia yang tersirat di dalam Alquran adalah susah bersyukur. Hal ini
tercantum dalam QS. Ibrahim ayat 34, “Sesungguhnya manusia (yang ingkar) sangat
suka menempatkan sesuatu pada bukan tempatnya lagi sangat tidak menghargai
nikmat Tuhannya”.

Padahal, sejatinya banyak sekali nikmat Allah yang seharusnya disyukuri seperti
nikmat menghirup udara, nikmat hidup sehat, nikmat dapat memeluk agama Islam,
dan masih banyak lagi nikmat yang seharusnya disyukuri. Jangan sampai kita menjadi
manusia yang kufur nikmat atau tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh
Allah SWT
 Mudah Putus Asa

Putus asa merupakan sikap mudah menyerah, tidak tangguh dalam berjuang, dan
tidak  memiliki keinginan lagi untuk bangkit. Sifat putus asa dalam diri manusia ini
tercantum dalam QS. Hud ayat 9, “Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu
rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah ia
menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih”.

 Suka Tergesa-gesa

Manusia merupakan makhluk yang memiliki sifat tergesa-gesa. Tergesa-gesa dalam


hal apa pun, termasuk tergesa-gesa dalam berdoa dan ingin segera dikabulkan. Sifat
tergesa-gesa atau terburu-buru ini tercantum dalam QS.  Al Isra ayat 11, “Dan
manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan, dan adalah
manusia bersifat tergesa-gesa”.

Dalam surat Al-Anbiya ayat 37 juga dijelaskan “Jenis manusia diciptakan terburu-
buru dalam segala halnya, Aku (Allah) akan memperlihatkan tanda-tanda
kekuasaanku, maka janganlah kamu meminta disegerakan”

 Mudah Lalai

Banyak manusia yang lebih mengutamakan urusan duniawi daripada urusan ukhrowi
atau akhirat. Hal ini merupakan contoh bentuk kelalaian manusia. Sifat mudah lalai
ini tercantum dalam QS. Ar-Rum ayat 7, “Mereka hanya mengetahui yang lahir saja
dari kehidupan dunia. Sedangkan terhadap kehidupan akhirat mereka lalai.”

 Suka Berlebihan

Manusia juga memiliki sifat berlebihan dan melampaui batas. Hal ini termaktub
dalam surat Al-Maidah ayat 87, “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu
haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah
kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas”

 Sombong

Manusia juga memiliki sifat sombong atau suka berbangga diri dan menganggap
remeh orang lain. Padahal Allah SWT sangat membenci hambanya yang sombong.
Dalam Alquran disebutkan “Dan apabila dikatakan kepadanya “Bertaqwalah kepada
Allah,” bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka
cukuplah (balasannya) neraka jahanam. Dan sungguh neraka Jahanam itu tempat
tinggal yang seburuk-buruknya.” (QS. Al-Baqarah 206)
 Bakhil

Manusia juga memiliki sifat bakhil atau kikir. Hal ini disebutkan dalam QS. Al-Isra
ayat 100 “Dan adalah manusia itu sangat kikir”

Demikian ulasan mengenai sifat-sifat manusia yang tercantum dalam Alquran yang


patut kita waspadai agar kita tidak terjerumus dalam sifat-sifat yang merugikan.
Semoga bermanfaat.

2.6 KELEBIHAN ATAS MAKHLUK LAIN

Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memiliki
hasrat dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di dukung oleh
pengetahuan dan kesadaran. Perbedaan di antara keduanya terletak pada dimensi
pengetahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan. Di sinilah letak kelebihan dan
keunggulan yang di banding dengan makhluk lain. Di banding makhluk lainnya,
manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk
lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 70 Berikut :
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam (manusia) dan
Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami melebihkan mereka atas
makhluk-makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang menonjol”. ( QS. Al
Isra 70)

Pada prinsipnya, malaikat adalah makhluk yang mulia. Namun jika manusia beriman
dan taat kepada Allah SWT ia bisa melebihi kemuliaan para malaikat. Ada beberapa
alasan  yang mendukung pernyataan tersebut.

Pertama, Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk bersyujud (hormat)


kepada Adam as. Allah berfirman saat awal penciptaan manusia dalam surat Al-
Baqarah ayat 34 Berikut :
Artinya : “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada Malaikat, sujudlah kamu
kepada adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur  dan ia
adalah termasuk golongan kafir”.( QS. Al Baqarah 34)
 Manusia memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain yang
paling mirip sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut Al-Qur’an menyebabkan
adanya konsekuensi kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung jawab, dan
pembalasan. Diantara karakteristik manusia adalah:
1.      Aspek kreasi
Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan yang terbaik
dan sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain dalam aspek
penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih
fungsional dari tangan sinpanse, demikian pula organ-organ lainnya.
2.      Aspek ilmu
Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam semesta
di sekelilingnya. Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri dasar yang tidak bisa
di kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan
kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang.
3.      Aspek kehendak
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan dalam
hidup. Makhluk lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah
berubah. Para malaikat yang mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong
atau maksiat.
4.      Pengarahan akhlak
Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya. Ada manusia yang
sebelulmnya baik, tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi penjahat.
Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu lembaga pendidikan diperlukan untuk
mengarahkan kehidupan generasi yang akan datang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk
yang diciptakan oleh Allah SWT. Tetapi terdapat dua sudut pandang yang dapat
digunakan untuk memahami apa hakekat manusia itu, yaitu dari pandangan umum
dan pandangan agama Islam.

Hakekat manusia menurut pandangan umum mempunyai arti bermacam-macam,


karena tedapat berbagai ilmu dan perspektif yang memaknai hakekat manusia itu
sendiri. Seperti dalam perspektif filsafat menyimpulkan bahwa manusia merupakan
hewan yang berpikir karena memiliki nalar intelektual. Dalam perspektif ekonomi
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk ekonomi. Perspektif Sosiologi melihat
bahwa manusia adalah makhluk social yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah
lepas dari manusia lainnya. Sedangkan, perspektif antropologi berpendapat manusia
adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi. Dan dalam
perspektif psikologi, manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa.

Hakekat manusia menurut pandangan Islam:

1.      Sebagai khalifah dimuka bumi


2.      Untuk beribadah kepada Allah

3.2 Saran
Sebagai civitas akademik yang berpendidikan, sebaikya mahasiswa memahami
pengertian hakikat manusia dan dapat menerapkan hakikat manusia di dunia
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

-          Ari Mardana,  2015., Hakikat Manusia Dalam


Islam. http://arimardana.blog.fisip.uns.ac.id/2015/04/23/hakikat-manusia-menurut-islam/
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016.
-          Hj. Khairuddin bin Haiyon, 2016., Asal Usul Kejadian
Manusia. http://www.jais.gov.my/article/asal-usul-kejadian-manusiaDiakses pada tanggal 19
Oktober 2016.
-          Tina Aulia, 2010., Potensi-Potensi
Manusia. https://tianista.wordpress.com/2010/10/26/potensi-potensi-manusia/ Diakses pada
tanggal 19 Oktober 2016.
-          Agung Sasongko, 2014., Ini Sifat-sifat Manusia Dalam Al-
Qur’an. http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/11/09/ner00l-
ini-15-sifat-manusia-dalam-alquranDiakses pada tanggal 20 Oktober 2016.
-          Islam Wiki, 2012., Kelemahan Manusia Menurut Agama
Islam.http://islamiwiki.blogspot.co.id/2012/06/kelemahan-manusia-menurut-agama-
islam.html Diakses pada tanggal 20 Oktober 2016.
-          Ammar Aulia, 2015.,  Beberapa Kelebihan Manusia Jika di Bandingkan Dengan Makhluk
Yang Lain.http://ammaraulia.blogspot.co.id/2015/09/beberapa-kelebihan-manusia-jika-
di.html Diakses pada tanggal 20 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai