Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. serta shalawat dan salam
tak lupa kami kepada baginda Nabi Muhammad SAW. karena atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyusun makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak
akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar dapat memperluas pengetahuan tentang
“Pandangan islam terhadap manusia”,yang kami sajikan dari berbagai sumber.
Makalah ini disusun dalam berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
penyusun maupun dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat disesuaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca dan terutama penyusun. Walaupun makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran serta serta
bimbingan dari dosen yang membangun. Terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1 Al – Basyar........................................................................................................4
2.1.2 Al-Insan.............................................................................................................5
2.1.3 An-Nas..............................................................................................................7
2.2.1 KHALIFAH......................................................................................................7
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Agama islam sebagai agama yang paling baik tidak pernah menggolongkan
manusia kedalam kelompok binatang. Hal ini berlaku selama manusia itu
mempergunakan akal pikiran dan semua karunia Allah SWT dalam hal-hal yang
diridhoi-Nya. Namun, jika manusia tidak mempergunakan semua karunia itu
dengan benar, maka derajad manusia akan turun, bahkan jauh lebih rendah dari
seekor binatang. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 179.
Manusia dalam pandangan Islam terdiri atas dua unsur, yakni jasmani dan rohani.
Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari unsur unsur saripati tanah.
Sedangkan roh manusia merupakan substansi immateri berupa ruh. Ruh yang
bersifat immateri itu ada dua daya, yaitu daya pikir (akal) yang bersifat di otak,
serta daya rasa (kalbu). Keduanya merupakan substansi dari roh manusia.
Sangat menariknya pembahasan tentang manusia inilah yang membuat
penulis tertarik untuk mengulas sedikit tentang Manusia Menurut Pandangan
Islam.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini agar para pembaca dan penyusun dapat
mengetahui lebih luas tentang, yaitu:
1.3.1 Penulis/Pembaca mampu menjelaskan istilah manusia dalam Al-Qur’an
1.3.2 penulis dan pembaca dapat mengetahui Fungsi penciptaan manusia dalam
alam semesta
1.3.3 Penulis dan pembaca dapat mengetahui Implikasi konsep manusia dalam
pendidikan Islam
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Al – Basyar
Kata Al-Basyar dalam Al-qur’an sebanyak 36 kali dan terdapat dalam 26
surah(Abd.Al-Baqi,1988:153-154).Secaraetimologi,Al-Basyar berarti kulit
3
kepala,wajah,atau tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut.Penamaan ini
menunjukkan makna bahwa secara bilogis yang mendominasi manusia adalah
pada kulitnya,dibanding rambut atau bulunya(Al-Ishfahaniy,tt:46-49).Pada aspek
ini terlihat perbedaan umum biologis manusi dengan hewan yang lebih didominasi
bulu atau rambut.1
Al-Basyar juga dapat diartikan mulmasah,yaitu persentuhan kulit antara laki-laki
dan perempuan(Manzhur,1992:306.Makna etimologis dapat dipahami bahwa
manusia merupakan makhluk yang memiliki segala sifat kemanusiaan dan
keterbatasan. Dari 37 kali kata al-basyar berulang dalam al-Qur’an, hanya 4 kali
disebutkan dalam surah-surah Madaniyah, yaitu pada Q.S. Ali ‘Imran/3: 47, 79,
Q.S. al-Maidah/5: 18 dan Q.S. al-Tagabun/64: 6. Sedangkan 33 kali disebutkan
dalam surah-surah Madaniyah.Penunjukan kata basyar ditujukan oleh Allah
kepada seluruh manusia tanpa terkecuali, termasuk kepada rosulnya hanya saja
kepada mereka diberikan wahyu.
Menunjukkan sifat umum yang dimiliki oleh manusia.Sebagai basyar manusia itu
memiliki karakteristik kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia pada
umumnya,misalnya unsur biologis yang sama,kebutuhan yang sama,;seperti
maka,minum,istrirahat dan berkeluargaSalah satunya pada surah Yusuf ayat 31
َ فَلَ َّما َرَأ ْينَهُ َأ ْكبَرْ نَهُ َوقَطَّ ْعنَ َأ ْي ِديَه َُّن َوقُ ْلنَ َح
ٌ َاش هَّلِل ِ َما هَ َذا بَ َشرًا ِإ ْن هَ َذا ِإاَّل َمل
ك َك ِريم
1
Drs.Bukhari Umar,M.ag,ilmu pendidikan islam,(HAMZAH,Jakarta,2010)hal.2
4
Dengan kata lain, basyar dipakai untuk menunjuk dimensi alamiah yang
menjadi ciri pokok manusia pada umumnya. Fitrah manusia memang bergerak
dan dinamis untuk memenuhi aspek-aspek kebutuhan biologis ini Allah SWT
memberikan aturan syariah yang benar agar manusia senantiasa mendapat ridha
Allah dan menjadi manusia yang sempurna (insan kamil).
2.1.2 Al-Insan
Al-Insan berasal dari bahasa al-uns,dinyatakan dalam Al-Qur’an sebanyak
73 kali dan tersebar dalam 43 surah (Abd Al-Baqiy,1988:119-120).Secarav
etimologis,al –insan dapat diartikan harmonis,lemah lembut,tampak,atau pelupa.2
Kata insan digunakan Al-Qur’an untuk menunjuk manusia dengan seluruh
totalitasnya,jiwa,dan raga.Manusia yang berbeda antar yang lain,akibat perbedaan
fisik,mental,dan kecerdasan (Shihab,1996:280).
Manusia dipandang sebagai makhluk unggulan atau puncak penciptaan
Tuhan. Keunggulannya terletak pada wujud kejadiannya sebagai makhluk yang
diciptakan dengan sebaik-baik penciptaan. Manusia juga disebut sebagai makhluk
yang dipilih Tuhan untuk mengemban tugas kekhalifahan di muka bumi.Di
dalam Al-Quran kata insan menjelaskan sifat umum manusia, baik
sisi kelebihan maupun kekurangan.
Dintara pelafalan makna insan adalah didalam Fiman Allah di
dalam QS Al-Ahzab: 72 yaitu:
إان عرضنا الامانة عىل الساموات والارض واجلبال فأبني أن حيملنحا وأش فقن مهنا ومحله ا الانس ان إن ه
اكن ظلوما هجوال
Artinya: “sesungguhnya kami telah mengemukakan amanah kepada
langit bumi dan gunung-gunung maka semuanya ennggan untuk memikul
amanah itu dan mereka khawatir akan menghkianatinya. Dan
dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
dholim dan amat bodoh”.
2
Ibid hal,5
5
membentuk dan mengembangkan diri dan komunitasnya sesuai dengan nilai-nilai
insaniyah yang memiliki nuansa ilahi yang hanif .
Kata Al-Insan digunakan dalam Al-Qur’an untuk menunjukkan proses
kejadian manusia setelah Adam .Kejadian mengalami proses bertahap secara
dinamis dan sempurna didalam rahim (QS.An-Nahl (16) :78; QS.Al-Mukminun
(23) :24-14.Penggunaan Al-insan dalam ayat ini mempunyai dua makna;
Pertama,makna proses biologis,yaitu berasal dari saripatih tanah melalui makanan
yang dimakan manusia,sampai pada proses pembuahan. Kedua,makna proses
psikologis (pendekatan spritual) yaitu proses ditiupkannya ruh-Nya padadiri
manusia ,berikut berbagai potensi yang dianugrahkan Allah kepada manusia.
Makna pertama mengisyaratkan bahwa manusia pada dasarnya merupakan
makhluk dinamis yang berproses dan tidak lepas dari pengaruh alam serta
kebutuhan yang menyangkut dengannya.Keduanya saling mempengaruhi antara
satu dengan yang lainnya.Sedangkan makna kedua mengisyaratkan bahwa ketika
manusia tidak dapat melepaskan diri dari kebutuhan materi dan berupaya untuk
memenuhinya,manusia juga dituntut untuk sadar dan tidak melupakan tujuan
Dengan pemaknaan kata al-insan terlihat sesungguhnya manusia merupakan
Makhluk Allah yang memiliki sifat-sifat manusiawi yang dinilai bersifat positif
dan negatif .Agar menusia bisa selamat dan mampu memfungsikan tugas dan
kedudukan dibumi dengan baik maka menusia harus senantiasa mengarahkan
seluruh aktifitasnya,baik pisik maupun psikis sesuai dengan nilai-nilai ajaran
islam.
2.1.3 An-Nas
Kata An-nas dinyatakan dalam Al-Qur’an sebnyak 240 kali dan terdapat
dalam 53 surah (Al-Baqi,1988:895-899) . Kata an-nas menunjukkan pada
eksistensi manusia sebagai makhluk sosial secara keseluruhantanpa melihat status
keimanan atau kekafirannya ( Al-Ashafani,tt:509).
Dilihat dari segi kandungan maknanya maka kata ini lebih bersifat
3
di umum dibandingkan dengan kata insan.
Salah satunya adalah :
3
Ibid hal,10
6
َ يَا َأيُّهَا النَّاسُ ِإنَّا خَ لَ ْقنَا ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوُأنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبا ً َوقَبَاِئ َل لِتَ َع
ارفُوا
“Wahai manusia sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal”. (Q.S.al-Hujurat : 13)
Kata an-nas dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an untuk menunjukkan bahwa
sebagian besar manusia tidam memiliki ketetapak keimanan yang
kuat.Kadangkala ia beriman,sementara pada waktu yang lain ia munafik.
2.2 FUNGSI PENCIPTAAN MANUSIA DALAM ALAM SEMESTA
2.2.1 KHALIFAH
AL-Qur’an menegaskan bahwa manusia diciptakan Allah sebagai
pengemban amanah .Diantara amanah yang dibebankan kepada manusia
memakmurkan kehidupan di bumi (QS.Hud (11) (61).karna sangat mulianya
manusia sebagai pengemban Amanah Allah maka manusia diberi kedudukan
sebagai Khalifah-Nya di bumi4.
4
Drs.Bukhari Umar,M.ag,ilmu pendidikan islam,(HAMZAH,Jakarta,2010)hal.15
5
Haidar Putra Daulay,pendidikan islam dalam presfektif filsafat(JAKARTA:Kencana 2014)hlm.48
7
Khalifah adalah wakil umat dalam kehidupan di muka bumi. Khalifah adalah
pengganti Allah yang mengatur urusan-Nya di tengah- tengah kehidupan manusia.
Di samping itu khalifah juga dapat dipahami sebagai “suatu regenerasi yang silih
berganti dimana mereka bertugas untuk me- makmurkan dan mensejahterakan
bumi” (Hasan al-Himshi, t.th: 6). Dengan demikian khalifah adalah hamba Allah
yang ditugaskan untuk menjaga ke- maslahatan dan kesejahteraan dunia.
Pengukuhan manusia sebagai khalifah ini mencakup khilafah
(kepemimpinan) antar sesama mereka serta khilafah terhadap makhluk lainnya di
alam ini. Khilafah antar sesamanya adalah berupa penugasan Allah terhadap
beberapa hambaNya yang terpilih (nabi dan rasul) untuk menyampaikan syariat
(wahyu) kepada manusia. Sedangkan khilafah manusia terhadap makhluk lainnya
adalah berupa pengendaliannya terhadap alam secara umum, baik di darat, laut
maupun di udara serta juga mencakup bagaimana pengendaliannya terhadap
hewan, tum- buh-tumbuhan atau barang-barang tam- bang yang tersimpan di
dalam bumi. Dalam hal ini manusia dengan kekuatan akalnya mengatur dan
mengendalikan bumi sesuai dengan sunnah yang digaris-kan. Namun demikian,
tidak semua manusia dapat menjalankan misi ter sebut, karena diantara mereka
banyak yang berbuat kerusakan serta me- numpahkan darah, sehingga semua itu
akan menganggu stabilitas dan ke- makmuran bumi. Namun di balik semua itu
terkandung hikmah yang cukup dalam akan kekuasaan dan keagungan Sang
Pencipta6.
Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta
untuk kesejahteraan umat manusia, karena alam semesta memang diciptakan
Tuhan untuk manusia. Sebagai wakil Tuhan manusia juga diberi otoritas
ketuhanan; menyebarkan rahmat Tuhan, menegakkan kebenaran, membasmi
kebatilan, menegakkan keadilan, dan bahkan diberi otoritas untuk menghukum
mati manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah
Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi
kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, manusia dilengkapi Tuhan dengan
kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa
6
Di akses dari https://media.neliti.com/media/publications/269142-kritik-al-quran-terhadap-
manusia-kajian-612c4886.pdf ,Minggu,17 Maret 2019 pukul 21:00
8
nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk
yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensil untuk
terjerumus hingga pada posisi lebih rendah
dibanding binatang.
Secara umum, tugas Khalifah itu ialah :
1. Tamkin Dinillah (menegakkan agama Allah) yang telah diridhai-Nya
dengan menjadikannya sistem hidup dan perundangan-undangan dalam
semua aspek kehidupan.
2. Menciptakan keamanan bagi umat Islam dalam menjalankan agama
Islam dari ancaman orang-orang kafir, baik yang berada dalam negeri
Islam maupun yang di luar negeri Islam. Surah an-Nisa ayat 8
3. Menegakkan sistem ibadah dan menjauhi sistem dan perbuatan syirik,
sesuai firman Allah swt dalam surah An nur ayat 55
4. Menerapkan undang-undang yang ada dalam Al-Qur‟an, termasuk
Sunnah Rasul Saw. dengan Haq dan adil, kendati terhadap diri,
keluarga dan orang-orang terdekat sekalipun. Hal ini terdapat dalam
surah an-Nisa ayat 135.
7
Drs.Bukhari Umar,M.ag,ilmu pendidikan islam,(HAMZAH,Jakarta,2010)hal.17
9
semata-mata hanya ditunjukkan untuk mencari ridha Allah.Belajar dan bekerja
adalah ibadah jika dilakukan dengan niat mencari ridha Allah.Semua aktivitas
seorang hamba dalam seluruh dimensi kehidupan adalah ibadah jika benar-benar
dilakukan untuk mencari ridha Allah semata.Pada dasrnya konsep ini merupakan
makna sesungguhnya ibadah manakalah dipahami,dihayati,dan diamalkan,maka
seseorang muslim akan menemukan dirinya insan paripurna (al-insan al-kamil).8
Pengabdian dalam arti sempit dan terbatas adalah pengabdian yang
dilakukan dalam bentuk ibadah mahdah,yaitu ibadah yang telah diatur
pelaksanannya secar rinci dan tidak boleh berubah . Ibadah yang tergolong rukun
islam seperti sholat,puasa,zakat,haji termasuk dalam ibadah ini.ibada tersebut
diatur dalam aturan yang telah ditetapkan dan tidak boleh diubah.
9
Ibid hlm.52
10
seimbang. Ketiga, muatan materi dan metodelogi pendidikan. Karena manusia
diakui banyak memiliki potensi dasar maka muatan materi pendidikan harus dapat
melingkupi potensi tersebut.
Ketika manusia lahir didunia, tegas Al-Qur’an menyatakan bahwa mereka
telah diberikan potensi oleh Allah baik potensi fitroh keagamaan, fitroh al-
gharizah (Akal, Nafsu dan hati nurani) ataupun fitroh al-Munazzalah (Fitroh yang
diberikan oleh tuhan berupa petunjuk dan bimbingan dalam mengarahkan
kehidupan manusia sehari-hari) berdasarkan analisa penulis dari hal tersebut
secara tidak langsung memberikan informasi bahwa manusia telah diberikan
petunjuk oleh Allah. Maka kemudian pertanyaan yang muncul adalah mengapa
manusia itu mesti menempuh pendidikan, mencari pendidikan dan berporses
didalam pendidikan mengingat manusia telah memiliki fitroh dan sudah diberikan
petunjuk oleh Tuhan.?
Dalam pertumbuhan fitroh, manusia sendirilah yang harus berupaya mengarahkan
fitroh tersebut pada iman atau tauhid melalui faktor pendidikan, pergaulan dan
lingkungan yang kondusif. Ketika fitroh tersebut gagal untuk
ditumbuhkembangkan maka akan tertutup dan bahkan hilang seiring dengan
faktor-faktor luar yang mempengaruhinya.10
Dengan demikian jelas sekali bahwa fitroh itu merupakan potensi yang siap
dikembangkan. Fitroh dengan sendirinya memerlukan aktualisasi dan
pengembangan yang lebih lanjud, tanpa aktualisasi dan bimbingan maka manusia
akan jauh dari kebenaran, meski fitroh memilik kecendrungan tidak serta merta
secara aktual berwujud dalam kenyataan karena itu fitroh bisa yazid wa yankus.
Faktor pembinaan dan pendidikan yang kondusif dan faktor negatif akan
mempengaruhinya.
Abdul Rachman Assegaf yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang
mempunyai kelebihan dapat mendidik dan dididik, sedang yang lain tidak. Pada
dimensi ini manusia memiliki potensi yang dapat menjadi objek pengembangan
diri. Pendidikan pun harus berpijak pada potensi yang dimiliki manusia, karena
10
http://jafarsiddiq2.blogspot.com/2012/11/pandangan-islam-terhadapmanusia_10.html diakses
pada hari Minggu,17 Maret 2019 pukul 21:00
11
potensi manusia tidak akan pernah bisa berkembang tanpa adanya rangsangan
dari luar berupa pendidikan.
Dalam realitasnya manusia merupakan makhluk yang berfikir memiliki
kebebasan, serta sadar diri. sedangkan makhluk lain tidak dibekali akal sehingga
tidak mampu berfikir dan berbudaya seperti hewan, tumbuhan,jin, dan malaikat
dan lain sebagainya.
Oleh karena itu implikasi dari pemahaman tentang wujud manusia sebagai homo
educabile (mendidik dan di didik)adalah: 1. Pendidikan lebih bersifat memberikan
stimulus agar secara otomatis anak didik memberikan respon kepada pendidikan.
2. Pendidik tidak boleh memaksakan kehendak kepada anak didik. 3. Proses
pendidikan harus mengaca kepada teosentris (bertauhid).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pandangan Al-Qur‟an tentang manusia, yang mengakui posisi manusia
dan memberikan beban dan tanggung jawab kepadanya secara personal.
Adapun masyarakat menurut Al-Qur‟an, itu harus terdiri dari individu-individu
yang mempunyai tanggung jawab dalam bermasyarakat.
Al-Qur'an memperkenalkan tiga istillah kunci (key term) yang digunakan untuk
menunjukkan arti pokok manusia, yaitu al-insan, basyar dan an-nas
Manusia memiliki 2 fungsi dalam alam semesta yakni sebagai Khalifah
dan hamba (abd’) Khalifah adalah pengganti Allah yang mengatur urusan-Nya di
tengah- tengah kehidupan manusia. Konsep ‘abd mengacu kepada tugas –tugas
individual manusia sebagai hamba Allah.Tugas ini diwujudkan dalam bentuk
pengabdian ritual kepadaAllah .
Manusia adalah makhluk pendidik,manusia tidak bisa berkembang dalam
hidup dengan baik dan sempurna tanpa pendidikan.Potensi yang dimiliki
manusia(akal,nafs,qalb,dan roh)t tidak berkembang tanpa pendidikan,karena itu
kehadiran pendidikan bagi manusia adalah suatu keniscayaan
12
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/269142-kritik-al-quran-terhadap-
manusia-kajian-612c4886.pdf
http://jafarsiddiq2.blogspot.com/2012/11/pandangan-islam-
terhadapmanusia_10.htm
13