Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MANUSIA DAN AGAMA

DISUSUN OLEH :

TSABITAH TSANY HARDELA

NPM. 221010434

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur saya
panjatkan kehadrat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga saya dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan
judul” Agama dan Manusia" tepat pada waktunya.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada saya membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusun sangat
mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar
keinginan saya dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang
relevan pada makalah selanjutnya.

Pekanbaru, 02 November 2022

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1

1.1. Latar Belakang……...…..…………………………………………………………….1

1.2. Rumusan Masalah…………...………………………………………………………..2

1.3. Tujuan Masalah……………...………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….…………..3

2.1 Istilah2 yang digunakan alquran untuk manusia…………..…………….…….………3

2.2 Potensi manusia………...……………………………………………………….……..5

2.3 Unsur unsur manusia dalam pandangan islam…………………………….…….….…6

2.4 Mengapa manusia membutuhkan agama…...…………………………………………8

2.5 Hubungan manusia dengan agama…………... ……………………………………...11

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..12

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………12

3.2 Saran…………………………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSAKA………………………………………………………………………….13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

manusia dan agama tidak pernah lepas dari perkara dunia, Agama diciptakan pula karena
adamanusia, sedangkan manusia sangat membutuhkan agama sebagai tuntunannya, oleh
sebab itu keduanya memiliki pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan 4egati.
Agama sangat berperan penting bagi manusia sebagai sarana menjamin kelapangan dada dan
menumbuhkan ketenangan hati bagi para pemeluknya.

Agama dapat memelihara manusia dari penyimpangan, kerusakan dan menjauhkan


tingkah laku 4egative yang merugikandirisendiri maupun orang lain. Bahkan agama membuat
hati manusia menjadi tentram, jernih dan suci. Di samping itu agama juga sebagai benteng
pertahanan generasi muslim dalam berbagai aliran yang tidak sesuai dengan tataran
kehidupan

Agama juga berperan pentingdalam pembinaan akidah dan akhlak mulia yang dapat
menjadikan individu-individu yang bermoral serta bertaqwa di masyarakat hingga menjadi
teladan yang baik dengan insan yang bermanfaat bagi orang lain karena kesahajaannya

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat kami rumuskan permasalahan yang akan dibahas
sebagai berikut :

1. Jelaskan Istilah2 yang digunakan alquran untuk menunjukkan manusia?

2. Jelaskan Potensi Manusia?

3. Jelaskan Unsur unsur Manusia dalam Pandangan Islam?

4. Jelaskan Mengapa Manusia membutuhkan Agama?

5. Jelaskan Hubungan Manusia dengan Agama?

1.3 Tujuan Masalah

Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah PAI (pendidikan agama Islam), tujuan dibuatnya
makalah ini adalah demi menambah wawasan tentang hubungan manusia dan agama,
mulaidari konsep manusia dan sebutan manusia dalam Al-Qur’an, tujuan pencitaan manusia,
fitrah manusia sampai keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki manusia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Istilah2 yang Digunakan Al-Quran untuk menunjukkan manusia

Menurut al-Qur’an manusia dikenal dalam tiga kata yang biasa diartikan sebagai manusia,
yaitu al-basyar, al-ins atau al insaan, dan an-nas. Namun, jika ditinjau dari segi bahasa serta
penjelasan Al Qur’an sendiri pengertian ketiga kata tersebut saling berbeda. berikut
penjelasannya ;

1. Al Basyar

Al-Basyar adalah gambaran manusia secara materi, yang dapat dilihat, memakan sesuatu,
berjalan, dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya. Manusia dalam pengertian
ini terdapat dalam Al-Qur’an sebanyak sekitar 35 kali di berbagai surah.

Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang bermakna
penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah
yang berarti kulit. Al-Qur’an menggunakan kata basyar sebanyak 36 kali dalam bentuk
tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna untuk menunjuk manusia dari sudut lahiriahnya
serta persamaannya dengan manusia seluruhnya. Dengan demikian, kata basyar dalam Al-
Qur’an menunjuk pada dimensi material manusia yang suka makan, minum, tidur, dan jalan-
jalan. Dari makna ini lantas lahir makna-makna lain yang lebih memperkaya definisi
manusia. Dari akar kata basyar lahir makna bahwa proses penciptaan manusia terjadi secara
bertahap sehingga mencapai tahap kedewasaan.

Allah berfirman : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu
dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia (basyar) yang berkembang biak.”
(Q.S. ar-Rum [30]: 20)

selain itu, kata basyar juga dikaitkan dengan kedewasaan manusia yang menjadikannya
mampu memikul tanggung jawab. Akibat kemampuan mengemban tanggung jawab inilah,
maka pantas tugas kekhalifahan dibebankan kepada manusia.

3
2. Al Insaan

Kata al-ins atau al-insan disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 65 kali, kata al-ins senantiasa
dipertentangkan dengan al-jinn (jin), yakni sejenis makhluk halus yang tidak bersifat materi
yang hidup diluar alam manusia, dan tidak tunduk kepada hukum alam kehidupan manusia
sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an sebagai makhluk diciptakan dari api.
Makhluk yang membangkang tatkala diperintahkan untuk bersujud kepada Adam.

Kata al-insan bukan berarti basyar dan bukan juga dalam pengertian al-ins. Dalam
pemakaian Al-Qur’an, mengandung pengertian makhluk mukallaf (yang dibebani tanggung
jawab) mengemban amanah Allah untuk menjadi khalifah dalam rangka memakmurkan
bumi. Al-insan sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Alaq adalah mengandung pengertian
sebagai makhluk yang diciptakan dari segumpal darah, makhluk yang mulia sebab memiliki
ilmu, dan makhluk yang melampaui batas karena telah merasa puas dengan apa yang ia
miliki.

Potensi manusia menurut konsep al-Insan diarahkan pada upaya mendorong manusia untuk
berkreasi dan berinovasi (Jalaluddin, 2003: 23). Jelas sekali bahwa dari kreativitasnya,
manusia dapat menghasilkan sejumlah kegiatan berupa pemikiran (ilmu pengetahuan),
kesenian, ataupun benda-benda ciptaan. Kemudian melalui kemampuan berinovasi, manusia
mampu merekayasa temuan-temuan baru dalam berbagai bidang. Dengan demikian manusia
dapat menjadikan dirinya makhluk yang berbudaya dan berperadaban.

3. An Nas

Dalam konsep an-naas pada umumnya dihubungkan dengan fungsi manusia sebagai makhluk
sosial (Jalaluddin, 2003: 24). Tentunya sebagai makhluk sosial manusia harus mengutamakan
keharmonisan bermasyarakat. Manusia harus hidup sosial artinya tidak boleh sendiri-sendiri
Karena manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain di sekitarnya. Jika kita
kembali ke asal mula terjadinya manusia yang bermula dari pasangan laki-laki dan wanita
(Adam dan Hawa), dan berkembang menjadi masyarakat dengan kata lain adanya pengakuan
terhadap spesis di dunia ini, menunjukkan bahwa manusia harus hidup bersaudara dan tidak
boleh saling menjatuhkan. Secara sederhana, inilah sebenarnya fungsi manusia dalam konsep
an-naas.

4
2.2 Potensi Manusia

Manusia adalah makhluk yang sempurna penciptaannya. Kesempurnaan penciptaan


manusia tersebut diiringi oleh potensi-potensi yang diberikan Allah swt kepada manusia.
Salah satu potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut adalah potensi untuk beriman kepada
Allah swt, dengan akal manusia akan dapat melihat gejala-gejala alam, keseimbangan
penciptaan dan keserasian ciptaan Allah yang pada akhirnya akan bermuara pada keimanan
dan ketauhidan kepada Allah swt.

Menurut Jalaludin, dalam bukunya Teologi Pendidikan menyebutkan, bahwa secara garis
besarnya potensi manusia terdiri atas empat potensi utama yang secara fitroh sudah
dianugerahkan Allah kepadanya, keempat potensi tersebut adalah :

a. Hidayat al Gharzziyat (potensi naluriah)


Dalam potensi ini manusi mempunyai tiga dorongan dalam kehidupannya, yaitu
dorongan untuk memelihara diri yang dilakukan dengan makan, minum, penyesuaian
terhadap lingkungan dan sebagainya. Lalu dorongan untuk mempertahankan diri.
Bentuk dorongan ini dapat berupa nafsu marah, menghindar dari apa-apa yang
mengancam dirinya, baik dari sesama dirinya ataupun dari lingkungan yang lain.
Dan yg ketiga berupa dorongan untuk mengembangkan jenis. Dorongan ini berupa
adanya nafsu seksual pada diri manusia. Tertarik dengan lawan jenis, keinginan untuk
menikah dan memiliki anak.

b. Hidayat Hissiyat (potensi indrawi)


Potensi ini berkaitan erat dengan usaha manusia untuk mengenal apa yang ada
diluar dirinya. Untuk mengenal apa yang ada diluar dirinya, maka manusia
membutuhkan panca indra. Tanpa panca indra manusia tidak dapat mengenal apa
yang ada diluar dirinya sekaligus manusia tidak dapat berinteraksi dengan dunia luar.
Adapun bentuk-bentuk potensi indrawi yang ada pada manusia adalah penglihatan,
penciuman, peraba, pendengar. Dengan alat-alat yang diberikan oleh Allah swt
manusia dapat mengasah ketajaman alat indra mereka tersebut sehingga dapat lebih
bermanfaat dalam kehidupannya.

5
c. Hidayat ‘aqliyat
Potensi akal memberi kemampuan manusia untuk berfikir dan memahami hal-hal
yang tidak difahami oleh makhluk yang lain. Potensi akal pulalah yang menjadikan
manusia lebih sempurna dan mulia jika dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.
Dengan kemampuan akalnya, manusia bisa merubah kehidupan serta menciptakan
hal-hal yang baru dalam rangka penyempurnaan kehidupannya

d. Hidayat al-Diniyat (potensi keagamaan)


Agama adalah sesuatu yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Dalam
diri manusia terdapat suatu dorongan untuk mengabdi kepada sesuatu yang
dianggapnya memiliki kekuasaan yang lebih tinggi. Dorongan tersebut muncul dari
diri manusia itu sendiri dan dorongan tersebut sudah ada sejak lahir bahkan ketika
manusia tersebut berada dalam kandungan. Hal ini dapat kita lihat disaat manusia
mengakui bahwa Allah itu adalah Tuhannya.

2.3 Jelaskan Unsur unsur Manusia dalam Pandangan Islam

Adapun unsur unsur manusia dalam pandangan islam sebagai berikut;

a. Jasmani

Sungguh beruntunglah kita yang dikaruniai jasmani yang sempurna. kaki, tangan, lidah,
mata, hidung, telinga, perut dan faraj adalah pemberian Allah yang harus kita syukuri dengan
mempergunakannya untuk melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Dengan
jasmani kita bisa merasakan kenikmatan hidup di dunia ini.

b. Rohani

Yaitu unsur manusia yang tidak kasat mata, yang menjadikan jasmani menjadi manusia
yang hidup. Dalam buku yang ditulis Barmawie Umary, rohani terdiri dari:

1. Akal = dengannya manusia yang lemah bisa mengendalikan kehidupannya di


dunia. Berkat akal pula kehidupan manusia bisa jadi lebih mudah. Apa yang
ada dihadapan anda sekarang ini adalah bukti kemampuan yang dikaruniakan
Allah hanya kepada manusia, yaitu akal. Dengan Akal pulalah perbedaan
antara hewan dan manusia sangat mencolok.

6
2. Nafsu = adalah suatu bagian rohani yang dimiliki manusia untuk berkehendak
atau berkeinginan. Tanpa nafsu barangkali takkan ada kemajuan dalam hidup
manusia. Akan tetapi seringkali nafsu mengalahkan hati dan akal sehingga
yang terjadi adalah kerusakan. Masih dari buku karya Barmawie, tersebut
bahwa nafsu dikategorikan menjadi:
- Nafsul Ammarah : Yaitu jiwa yang belum mampu membedakan yang
baik dan buruk, lebih mendorong kepada tindakan yang tidak patut.
- Nafsul Lawwamah :Yaitu jiwa yang telah memiliki rasa insaf dan
menyesal setelah melakukan suatu pelanggaran, malu perbuatan
buruknya diketahui orang lain tetapi belum mampu untuk
menghentikan tindakanya
- Nafsul Musawwalah : Jiwa yang telah bisa membedakan yang baik dan
buruk, telah bisa menggunakan akalnya untuk menimbang mana yang
baik dan mana yang buruk.
- Nafsul Muthmainnah : Yaitu jiwa yang telah mendapat tuntunan dan
terpelihara sehingga mendatangkan ketenangan jiwa. Dengan jiwa ini
akan melahirkan sikap dan perbuatan yang baik dan membentengi
kekejian
- Nafsu Mulhamah : Adalah jiwa yang memperoleh ilham dari Allah
SWt dikarunia ilmu dan dihiasi Akhlak Mahmudah.
- Nafsu Raadliyah : Yaitu jiwa yang ridho kepada Allah, selalu
bersyukur kepadaNya.
- Nafsu Mardliyah : Yaitu jiwa yang diridhoi Allah
- Nafsu Kaamilah : Yaitu jiwa yang telah sempurna
-
3. Qolbu (hati) = Dari hatilah segala kepribadian manusia muncul. Apabila hati
selalu dibina secara baik sesuai Syari'at maka manusia akan berakhak mulia.
Akan tetapi seringkali kekuasaan hati tertutupi oleh kekuasaan nafsu, apalagi
dengan ditambah bisikan-bisikan syetan, sehingga yang muncul bukanlah
cahaya Ilahi akan tetapi bisikan syetan. Oleh karenanya hati harus selalu
disirami tuntunan Islam dengan selalu berzdikir kepada Allah.

7
Dalam menjaga hatinya seorang muslim harus selalu waspada terhadap
terjangkit nya penyakit hati. Penyakit hati sungguh berbahaya bagi
kehidupannya

4. Roh = Seorang mukmin percaya bahwa manusia hidup karena roh yang ada
dalam jasadnya. Akan tetapi bagaimana bentuk atau wujudnya itu bukanlah
urusan manusia, karena Allah telah berfirman : Dan mereka bertanya
kepadamu (Muhammad) tentang roh; katakanlah : Roh itu urusan Rabb ku dan
kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit." (Al Isra :85)

2.4 Mengapa Manusia membutuhkan Agama

Menurut Syahminan Zaini, dalam bukunya dijelaskan Manusia tersebut harus beragama,
diantaranya ialah ;

1. Keterbatasan Kemampuan Manusia

Secara jasmani manusia adalah makhluk yang lemah, dibandingkan dengan hewan,
manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam hal panca indra. Hal ini dapat kita
lihat betapa panca indra hewan lebih tajam dibandingkan dengan panca indra pada
manusia. Penciuman anjing lebih tajam dari pada penciuman manusia. Mata harimau
lebih tajam dibandingkan dengan mata manusia.

Disamping kelemahan-kelemahan yang ada pada manusia Allah juga


menganugerahkan kepada manusia dengan akal. Dengan akal manusia bias berfikir,
belajar, menemukan hal-hal yang baru dan juga dengan akal manusia bisa merubah
hidupnya menuju kepada arah yang lebih baik.

Akal tidak dapat menjawab masalah-masalah yang ghaib, masalah surga, neraka,
masyar, shirot dan lain sebagainya. Untuk mengetahui masalah-maslah yang ghaib seperti

ini maka manusia memerlukan agama dan juga keimanan. Dari agamalah manusia akan
mendapatkan informasi-informasi tentang segala sesuatu yang ghaib.

8
2. Memberi makan Rohani

Manusia secara garis besar terdiri dari jasad dan ruh. Jasad adalah bentuk nyata dari
tubuh manusia itu sendiri, seperti tangan, kaki, tulang hati dan seluruh anggota tubuh
yang ada pada manusia. Karena manusia berasal dari tanah, tentu makanan yang akan
diberikan kepada manusia tersebut berasal dari tanah pula. Oleh sebab itu apa yang
dimakan oleh manusia setiap harinya seperti nasi, sayur, dan lauk pauk lainnya pun
berasal dari tanah atau tumbuh ditanah.

Rohani karena berasal dari Allah, maka makanan yang sesuai dengannya adalah yang
dari Allah pula. Manusia tidak mengetahui apa makanan untuk ruhani tersebut. Karena
manusia tidak mengetahui maka manusia harus bertanya kepada Allah, dan pertanyaan
tersebut sudah dijawab oleh Allah dalam firmannya QS Yunus : 57

َ‫صدو ِر َوهدى َو َرح َمة لِلمؤمِ نِين‬ َ ‫يَا اَيُّ َها النَّاس قَد َجا َءتكم َمو ِع‬
ُّ ‫ظة مِ ن َر ِبكم َو ِشفَاء ِل َما فِى ال‬

Artinya : “ Hai manusia, sesungguhnya sudah datang kepadamu pelajaran ( agama ) dari
Tuhanmu dan penawar (makanan ) bagi apa yang ada dalam dadamu ( rohani ) serta
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.

Dari ayat tersebut nyatalah bagi kita bahwa makanan untuk ruhani tersebut adalah
agama. Agama yang diturunkan Allah kepada Rasul Nya yang mulia. Agama yang dapat
membawa ketenangan kehidupan baik lahir maupun secara batin. Agama yang
menjadikan manusia makhluk yang beradab yaitu agama Islam.

3. Memenuhi Tuntutan Fitroh.

Fitroh manusia adalah beragama dan menyembah kepada Allah swt. Manusia sebelum
keluar kepermukaan bumi ini ( dalam alam kandungan) telah meyakini bahwa Allah
tersebut adalah sebagai Rabb. Disaat manusia mengakui bahwa Allah sebagai Rabb, maka
manusia tersebut juga akan mematuhi perintah-perintah Rabb nya, salah satunya adalah
beragama Islam. Disaat manusia tersebut menemui jalan buntu dalam menjalani
kehidupan, maka manusia tersebut membutuhkan suatu kekuatan dan juga bimbingan.
Kekuatan dan bimbingan tersebut itulah ada dalam agama.

9
4. Menanggulangi kegelisahan.

Manusia dalam menjalani kehidupan akan mengalami kegelisahan. Yang mana


kegelisahan pada manusia tersebut akan mempengaruhi seluruh kehidupan manusia.
Karena kegelisahan tersebut akan berdampak negatif untuk kesehatan manusia, maka
kegelisahan tersebut harus segera dihilangkan. Salah satu solusi untuk menghadapi
kegelisahan hidup adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah swt. Yang mana seorang
hamba yang selalu dekat dengan Allah akan mendapatkan ketenangan hidup dan juga
terbebas dari segala keluh kesah dalam menjalani hidupnya.

5. Memelihara martabat manusia.

Manusia yang tidak beragama maka manusia tersebut tidak ada landasan dan juga
pegangan dalam hidupnya. Ketika hidup tidak memiliki landasan dan pegangan maka
dapat dipastikan manusia tersebut akan terombang ambing dan bahkan manusia tersebut
hidup tidak lagi memiliki martabat sebagai manusia. Derajat manusia ditentukan dari
tingkat ketaqwaannya kepada Allah swt. Semakin tinggi nilai ketaqwaan seseorang maka
semakin tinggi pulalah derajatnya dihadapan Allah swt. Sebaliknya semakin jauh
manusia tersebut dari ajaran-ajaran agama, maka semakin hina pulalah manusia tersebut
dihadapan Allah swt.

Dari beberapa penjelasan diatas memberikan pencerahan kepada kita, bahwa agama
merupakan tuntutan hidup bagi manusia. Manusia itu sendiri yang memerlukan agama.
Manusia tidak bisa jauh dari agama dan manusia tersebut harus selalu beragama. Disaat
manusia tersebut tidak memiliki agama, maka manusia tersebut akan terombang-ambing dan
tidak memiliki tuntunan dalam kehidupannya

10
2.5 Hubungan Manusia dengan Agama

Betapa besarnya pengaruh agama dalam kehidupan Manusia, baik bagi diri sendiri
maupun dalam lingkungan keluarga, ataupun di kalangan masyarakat umum. Karena itu
dapat pula dikatakan bahwa agama itu mempunyai fungsi yang amat penting dalam
kehidupan manusia, tanpa agama manusia tidak mungkin merasakan kebahagian dan
ketenangan hidup. Tanpa agama, mustahil dapat dibina suasana aman dan tentram.

Agama sebagai bentuk keyakinan Manusia terhadap sesuatu yang Maha Kuasa (Adi
Kodrati) menyertai seluruh ruang lingkup kehidupan Manusia baik kehidupan Manusia
individu maupun kehidupan masyarakat, baik kehidupan materil maupun kehidupan spiritual,
baik kehidupan duniawi maupun ukhrawi ,Agama (Islam) merupakan a total way of life.
Tidak ada satu ruangan pun dalam kehidupan Manusia yang tidak di jamah oleh ajaran agama
(Islam). Menurut Elizabeth K. Nottingham meskipun perhatian manusia tertuju kepada
adanya suatu dunia yang tak dapat dilihat (akhirat) namun agama juga melibatkan dirinya
dalam masalah-masalah kehidupan sehari-hari.

Kebanyakan ahli studi keagamaan sepakat bahwa agama sebagai sumber nilai, sumber
etika, dan pandangan hidup yang dapat diperankan dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama.
Alasan-alasan tersebut yaitu; Agama adalah sumber kesehatan mental dan Agama adalah
sumber ketenangan jiwa.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a) Manusia diciptakan oleh Allah dengan konsep yang penuh dengan perhitungan yang
sempurna sebagai makhluk yang special dan lebih sempuma dari makhluk-makhluk lain.

b) Manusia memiliki sebutan yang bermacam-macam, dan penyebutan itu dapat ditentukan
oleh karakter maupun tingkah polah manusia itu sendiri.

c) Allah menciptakan segala sesuatu pasti memiliki tujuan, termasuk dalam penciptaan
manusia. Ada banyak sekali tujuan penciptaan manusia, dan salah satu tujuan utamanya
adalah agar manusia selalu beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

d) Fitrah manusia sebagai manusia yang terlahir dalam keadaan yang baik, jadi memang
sepatutnya dalam pengembangan hidupnya juga menjalani dengan berbagai kebaikan pula.

e) Manusia diciptakan dengan penuh keistimewaan. Namun, keistimewaa n itu pula yang
menjadi tugas manusia untuk mempertanggungjawabkannya di dunia maupun di akhirat
nya.

3.2 Saran

Dengan segala yang telah melekat pada manusia, mulai dari proses penciptaan
sampai dengan keistimewan yang dimiliki olehnya, hendaknya manusia lebih bisa
mengetahui apa sebenarnya tujuan dari hidupnya, untuk apa dan siapa dia hidup.
Hingga dapat mencapai titik kemuliaan yang sesungguhnya di sisi Tuhan Yang Maha
Kuasa.

12
DAFTAR PUSAKA

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2010), p. 37.

Amsal Bahtiar, Filsafat Agama Wisata Pemikiran dan Kepercayaan Manusia (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2012), p. 251-252.

Firdaus, (2002). Pendidikan Agama Islam, Manusia dan Agama. Pekanbaru. Buku Ajar.

Islamiwiki, (2016). Unsur-unsur manusia dalan pandangan islam. Blogspot.com. 10.42

Hubungan manusia dengan agama ;

Kartini Kartono, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Raja Gerindo Persada, 2003), p. 124

Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Kalam Mulia, 2002), p. 225

13

Anda mungkin juga menyukai