Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MAMPU MENGANALISIS KONSEP TUHAN DAN KETUHANAN

DOSEN PENGAMPU : Amnah Qurniati, Dr. Dra

Kelompok 3 :

1. Muamar Kadavi : 2254231012


2. Ashraf Asydiqin : 2254231013
3. Wahdona Sukma Putri : 2254231011
4. Opit Suryani : 2254231010

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................. 1

D. Manfaat........................................................................................................................... 2

II. PEMBAHASAN

A. Siapakah Tuhan Itu......................................................................................................... 3

B. Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan .................................................................. 4

C. Tuhan Menurut Agama-agama ...................................................................................... 5

D. Pembuktian Wujud Tuhan ............................................................................................. 6

III. PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aspek keimanan yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah aspek kejiwaan dan nilai. Aspek ini
belum mendapat perhatian seperti perhatian terhadap aspek lainnya. Kecintaan kepada Allah,
ikhlas beramal hanya karena Allah, serta mengabdikan diri dan tawakal sepenuhnya kepada-Nya,
merupakan nilai keutamaan yang perlu diperhatikan dan diutamakan dalam menyempurnakan
cabang-cabang keimanan.

Sesungguhnya amalah lahiriyah berupa ibadah mahdhah dan muamalah tidak akan mencapai
kesempurnaan, kecuali jika didasari dan diramu dengan nilai keutamaan tersebut. Sebab nilai-
nilai tersebut senantiasa mengalir dalam hati dan tertuang dalam setiap gerak serta perilaku
kesehariaan.

Pendidikan modern telah mempengaruhi peserta didik dari berbagai arah dan pengaruhnya telah
sedemikian rupa merasuki jiwa generasi penerus. Jika tidak pandai membina jiwa generasi
mendatang, “dengan menanamkan nilai-nilai keimanan dalam nalar, pikir dan akal budi mereka”.
Maka mereka tidak akan selamat dari pengaruh negatif pendidikan modern. Mungkin mereka
merasa ada yang kurang dalam isi spiritualitasnya dan berusaha menyempurnakan dari sumber-
sumber lain. Bila ini terjadi, maka perlu segera diambil tindakan, agar pintu spiritualitas yang
terbuka tidak diisi oleh ajaran lain yang bukan berasal dari ajaran spiritualitas islam.
B. Rumusan Masalah

1. Siapakah tuhan itu?

2. Bagaimana sejarah pemikiran manusia tentang tuhan?

3. Bagaimana tuhan menurut agama-agama lain?

4. Bagaimana pembuktian wujud tuhan?

C. Tujuan

1. Mengetahui siapa tuhan itu.

2. Mengetahui sejarah pemikiran manusia tentang tuhan.

3. Mengetahui pengertian tuhan menurut agama-agama lain.

4. Mengetahui pembuktian wujud tuhan.

D. Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang konsep ketuhanan dalam islam

2. Meningkatkan keimanan kepada Tuhan

3. Untuk meningkatkan wawasan tentang Tuhan dalam aspek kehidupan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Siapa tuhan itu


Perkataan ilah, yang diterjemahkan “Tuhan”, dalam Al-Quran dipakai untuk menyatakan
berbagai obyek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam QS 45 (Al-
Jatsiiyah): 23, yaitu: “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai Tuhannya….?” Dalam QS 28 (Al-Qashash):38, perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun
untuk dirinya sendiri: “. Dan Fir’aun berkata: Wahai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui
tuhan bagimu selain aku.”

Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung
arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi maupun benda nyata (Fir’aun atau
penguasa yang dipatuhi dan dipuja).

tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna:ilaahaini), dan banyak (jama’: aalihatun).


Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti dengan definisi Tuhan atau
Ilah yang tepat, berdasarkan logika Al-Quran sebagai berikut:
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia
sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Perkataan
dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja, dicintai,
diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk
pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian.

Perkataan ilah dalam Al-Quran juga dipakai dalam bentuk

Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut: Al-ilah ialah yang dipuja
dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri di hadapannya, takut, dan
mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan
bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan
menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya (M.Imaduddin,
1989:56)

Atas dasar definisi ini, Tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan manusia.
Yang pasti, manusia tidak mungkin ateis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logika
Al-Quran, setiap manusia pasti ada sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan begitu, orang-orang
komunis pada hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun Tuhan mereka ialah ideologi atau angan-
angan (utopia) mereka.
B. Sejarah pemikiran manusia tentang tuhan
 Pemikiran Barat

Yang dimaksud dengan konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah hasil

pemikiran tentang Tuhan baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah dari

penelitian rasional, maupun pengalaman batin.

Max Muller berpendapat bahwa konsep pemikiran barat tentang Tuhan mengalami

evolusi yang diawali dengan Dinamisme, Animisme, Politeisme, Henoteisme, dan

puncak tertingginya monoteisme (Nisbi). Pemikiran tentang Tuhan sebagaimana di atas,

hasil pendekatannya adalah budaya, Arnold Toynbe mengatakan: “Monoteisme bukan

hasil akhir dan proses pemikiran tentang Tuhan, sebab orang yang sudah maju dalam

intelektualitasnya sangat mungkin justru berputar mundur dalam bertuhan, yakni

animistis”.

 Pemikiran Islam

Pemikiran tentang Tuhan dalam islam melahirkan ilmu kalam, ilmu tauhid atau

ilmu ushuluddin dikalangan umat Islam, setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Aliran-

aliran tersebut ada yang bersifat liberal, tradisional dan ada aliran diantara keduanya.

Ketiga corak pemikiran ini mewarnai sejarah pemikiran ilmu ketuhanan (teologi) dalam

Islam. Aliran-aliran tersebuut adalah:


1.         Muktazilah, adalah kelompok rasionalis dikalangan orang Islam, yang sangat

menekankan penggunaan akal dalam memahami semua ajaran Islam. Dalam

menganalisis masalah ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu logika guna

mempertahankan keimanan.

2.         Qodariyah, adalah kelompok yang berpendapat bahwa manusia memiliki

kebebasan berkehendak dan berbuat.1[5] Manusia berhak menentukan dirinya kafir atau

mukmin sehingga mereka harus bertanggung jawab pada dirinya. Jadi, tidak ada investasi

Tuhan dalam perbuatan manusia.

3.         Jabariyah, adalah kelompok yang berpendapat bahwa kehendak dan perbuatan

manusia sudah ditentukan Tuhan. Jadi, manusia dalam hal ini tak ubahnya seperti

wayang. Ikhtiar dan doa yang dilakukan manusia tidak ada gunanya.

4.         Asy’ariyah dan Maturidiyah, adalah kelompok yang mengambil jalan tengah

antara Qodariyah dan Jabariyah. Manusia wajib berusaha semaksimal mungkin. Akan

tetapi, Tuhanlah yang menentukan hasilnya.

C. Tuhan menurut agama-agama lain


1
 Islam, menyebutkan nama Tuhan dengan sebutan Allah. Nama allah dapat dilihat pada
surat Al Ikhlas ayat 1 dan 2. Dapat dilihat juga pada surat Al Fatihah ayat 1, Al Hajj ayat
73 dan ayat-ayat lain
 Katolik dan Kristen
Ajaran ketuhanan dalam Kristen termasuk Gereja Romawi Katholik adalah sebagaimana
tercantum dalam Kredi imam Rasuli yaitu Tri Tunggal yang terdiri dari Allah Bapa,
Allah Putra, dan Roh Kudus, ketiganya adalah pribadi Allah.
 Hindu
 Ajaran ketuhanan sebagaimana tertuang dalam Rg veda 1.1164, mereka menyebut
Tuhannya dengan Indra, Mitra, Waruna, Agni. Dalam istilah Tuhan Yang Maha Esa,
disebut Dewa. Dewa mengandung dua pengertian yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan Dewa
yang diciptakan yang paling tinggi
 Budha
Budha adalah sebutan bagi orang yang mencapai kesempurnaan. Orang yang mencapai
kesempurnaan adalah Sidharta Gautama.

D. Pembuktian wujud tuhan


 Keberadaan Alam semesta, sebagai bukti adanya Tuhan

Ismail Raj’I Al-Faruqi mengatakan prinsip dasar dalam Teologi Islam, yaitu Khalik dan

makhluk. Khalik adalah pencipta, yakni Allah swt, hanya Dialah Tuhan yang kekal, abadi, dan

transeden. Tidak selamanya mutlak Esa dan tidak bersekutu. Sedangkan makhluk adalah yang

diciptakan, berdimensi ruang dan waktu, yaitu dunia, benda, tanaman, hewan, manusia, jin,

malaikat langit dan bumi, surga dan neraka.

Adanya alam semesta organisasinya yang menakjubkan bahwa dirinya ada dan percaya pula

bahwa rahasia-rahasianya yang unik, semuanya memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu

kekuatan yang telah menciptakannya.

Setiap manusia normal akan percaya bahwa dirinya ada dan percaya pula bahwa alam ini

juga ada. Jika kita percaya tentang eksistensinya alam, secara logika kita harus percaya tentang

adanya penciptaan alam semesta. Pernyataan yang mengatakan “Percaya adanya makhluk, tetapi

menolak adanya khalik, adalah suatu pernyataan yang tidak benar”.

Kita belum pernah mengetahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan.

Segala sesuatu bagaimanapun ukurannya, pasti ada penciptanya, dan pencipta itu tiada lain

adalah Tuhan. Dan Tuhan yang kita yakini sebagai pencipta alam semesta dan seluruh isinya ini

adalah Allah Swt.

 Pembuktian adanya Tuhan dengan Pendekatan Fisika

Ada pendapat dikalangan ilmuwan bahwa alam ini azali. Dalam pengertian lain alam ini

mencpitakan dirinya sendiri. Ini jelas tidak mungkin, karena bertentangan dengan hukum kedua
termodinamika. Hukum ini dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan

perubahan energi panas yang membuktikan bahwa adanya alam ini mungkin azali.

Hukum tersebut menerangkan energi panas selalu berpindah dari keadaan panas beralih menjadi

tidak panas, sedangkan kebalikannya tidak mungkin, yakni energi panas tidak mungkin berubah

dari keadaan yang tidak panas berubah menjadi panas. Perubahan energi yang ada dengan energi

yang tidak ada.

Dengan bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan fisika terus berlangsung, serta

kehidupan tetap berjalan. Hal ini membuktikan secara pasti bahwa alam bukanlah bersifat azali.

Jika alam ini azali sejak dahulu alam sudah kehilangan energi dan sesuai hukum tersebut tentu

tidak akan ada lagi kehidupan di alam ini.

 Pembuktian adanya Tuhan dengan Pendekatan Astronomi

Astronomi menjelaskan bahwa jumlah bintang di langit saperti banyaknya butiran pasir yang ada

di pantai seluruh dunia. Benda ala yang dekat dengan bumi adalah bulan, yang jaraknya dengan

bumi sekitar 240.000 mil, yang bergerak mengelilingi bumi, dan menyelesaikan setiap edaranya

selama 20 hari sekali.

Demikian pula bumi yang terletak 93.000.000.000 mil dari matahari berputar dari porosnya

dengan kecepatan 1000 mil perjam dan menempuh garis edarnya sepanjang 190.000.000 mil

setiap setahun sekali. Dan sembilan planet tata surya termasuk bumi, yang mengelilingi matahari

dengan kecepatan yang luar biasa.

Matahari tidak berhenti pada tempat tertentu, tetapi ia beredar bersama dengan planet-planet dan

asteroid-asteroid mengelilingi garis edarnya dengan kecepatan 600.00 mil perjam. Disamping itu

masih ada ribuan sistem selain sistem tata surya kita dan setiap sistem mempunyai kumpulan
atau galaxy sendiri-sendiri. Galaxy-galaxy tersebut juga beredar pada garis edarnya. Galaxy

sistem matahari kita, beredar pada sumbunya dan menyelesaikan edarannya sekali dalam

200.000.000 tahun cahaya.

Logika manusia memperhatikan sistem yang luar biasa dan organisasi yang teliti. Berkesimpulan

bahwa mustahil semuanya ini terjadi dengan sendirinya. Bahkan akan menyimpulkan, bahwa

dibalik semuanya itu pasti ada kekuatan yang maha besar yang membuat dan mengendalikan

semuanya itu, kekuatan maha besar itu adalah Tuhan.

 Argumentasi Qur’ani

Allah Swt. berfirman, termaktub dalam surat Al-Fatihah ayat 2 yang terjemahya “Seluruh puja

dan puji hanalah milik Allah Swt, Rabb alam semesta”.

Lafadz Rabb dalam ayat tersebut, artinya Tuhan yang dimaksud adalah Allah Swt. Allah Swt

sebagai “Rabb” maknanya dijelaskan dalam surat Al-A’la ayat 2-3, yang terjemahannya “Allah

yang menciptakan dan menyempurnakan, yang menentukan ukuran-ukuran ciptaannya dan

memberi petunjuk”. Dari ayat tersebut jelaslah bahwa Allah Swt yang menciptakan ciptaannya,

yaitu alam semesta, menyempurnakan, menentukan aturan-aturan dan memberi petunjukterhadap

ciptaannya. Jadi, adanya alam semesta dan seisinya tidak terjadi dengan sendirinya. Akan tetapi,

ada yang menciptakan dan mengatur yaitu Allah Swt.

Didalam surat Al-A’raf ayat 54, termaktub yang “Tuhanmu adalah Allah yang telah menciptakan

langit dan bumi dalam enam hari”. Lafadz Ayyam adalah jamak dari yaum yang berarti periode.

Jadi, sittati ayyam berarti enam periode dan tentunya membutuhkan proses waktu yang sangat

panjang.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Konsep tentang Ketuhanan, menurut pemikiran manusia, berbeda dengan konsep
Ketuhanan menurut ajaran Islam. Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia baik deisme,
panteisme, maupun eklektisme, tidak memberikan tempat bagi ajaran Allah dalam kehidupan,
dalam arti ajaran Allah tidak fungsional. Paham panteisme meyakini Tuhan berperan, namun
yang berperan adalah Zat-Nya, bukan ajaran-Nya. Sedangkan konsep ketuhanan dalam Islam
justru intinya adalah konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya, fokus dari konsep
ketuhanan dalam Islam adalah bagaimana memerankan ajaran Allah dalam memanfaatkan
ciptaan-Nya.
Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang
Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.
Daftar Pustaka

Siti Muhayati dan Moh. Rifai.2011.Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi.Madiun:IKIP PGRI
Madiun

http://emmasalim.blogspot.com/2013/12/makalah-konsep-ketuhanan-dalam-islam.html?m=1

http://asrianggun2012.blogspot.com /2012/10/ makalah-konsep-ketuhanan.html

Anda mungkin juga menyukai