Kelompok 3 :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
D. Manfaat........................................................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN
III. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek keimanan yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah aspek kejiwaan dan nilai. Aspek ini
belum mendapat perhatian seperti perhatian terhadap aspek lainnya. Kecintaan kepada Allah,
ikhlas beramal hanya karena Allah, serta mengabdikan diri dan tawakal sepenuhnya kepada-Nya,
merupakan nilai keutamaan yang perlu diperhatikan dan diutamakan dalam menyempurnakan
cabang-cabang keimanan.
Sesungguhnya amalah lahiriyah berupa ibadah mahdhah dan muamalah tidak akan mencapai
kesempurnaan, kecuali jika didasari dan diramu dengan nilai keutamaan tersebut. Sebab nilai-
nilai tersebut senantiasa mengalir dalam hati dan tertuang dalam setiap gerak serta perilaku
kesehariaan.
Pendidikan modern telah mempengaruhi peserta didik dari berbagai arah dan pengaruhnya telah
sedemikian rupa merasuki jiwa generasi penerus. Jika tidak pandai membina jiwa generasi
mendatang, “dengan menanamkan nilai-nilai keimanan dalam nalar, pikir dan akal budi mereka”.
Maka mereka tidak akan selamat dari pengaruh negatif pendidikan modern. Mungkin mereka
merasa ada yang kurang dalam isi spiritualitasnya dan berusaha menyempurnakan dari sumber-
sumber lain. Bila ini terjadi, maka perlu segera diambil tindakan, agar pintu spiritualitas yang
terbuka tidak diisi oleh ajaran lain yang bukan berasal dari ajaran spiritualitas islam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
PEMBAHASAN
Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung
arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi maupun benda nyata (Fir’aun atau
penguasa yang dipatuhi dan dipuja).
Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut: Al-ilah ialah yang dipuja
dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri di hadapannya, takut, dan
mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan
bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan
menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya (M.Imaduddin,
1989:56)
Atas dasar definisi ini, Tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan manusia.
Yang pasti, manusia tidak mungkin ateis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logika
Al-Quran, setiap manusia pasti ada sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan begitu, orang-orang
komunis pada hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun Tuhan mereka ialah ideologi atau angan-
angan (utopia) mereka.
B. Sejarah pemikiran manusia tentang tuhan
Pemikiran Barat
Yang dimaksud dengan konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah hasil
pemikiran tentang Tuhan baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah dari
Max Muller berpendapat bahwa konsep pemikiran barat tentang Tuhan mengalami
hasil akhir dan proses pemikiran tentang Tuhan, sebab orang yang sudah maju dalam
animistis”.
Pemikiran Islam
Pemikiran tentang Tuhan dalam islam melahirkan ilmu kalam, ilmu tauhid atau
ilmu ushuluddin dikalangan umat Islam, setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Aliran-
aliran tersebut ada yang bersifat liberal, tradisional dan ada aliran diantara keduanya.
Ketiga corak pemikiran ini mewarnai sejarah pemikiran ilmu ketuhanan (teologi) dalam
mempertahankan keimanan.
kebebasan berkehendak dan berbuat.1[5] Manusia berhak menentukan dirinya kafir atau
mukmin sehingga mereka harus bertanggung jawab pada dirinya. Jadi, tidak ada investasi
3. Jabariyah, adalah kelompok yang berpendapat bahwa kehendak dan perbuatan
manusia sudah ditentukan Tuhan. Jadi, manusia dalam hal ini tak ubahnya seperti
wayang. Ikhtiar dan doa yang dilakukan manusia tidak ada gunanya.
4. Asy’ariyah dan Maturidiyah, adalah kelompok yang mengambil jalan tengah
antara Qodariyah dan Jabariyah. Manusia wajib berusaha semaksimal mungkin. Akan
Ismail Raj’I Al-Faruqi mengatakan prinsip dasar dalam Teologi Islam, yaitu Khalik dan
makhluk. Khalik adalah pencipta, yakni Allah swt, hanya Dialah Tuhan yang kekal, abadi, dan
transeden. Tidak selamanya mutlak Esa dan tidak bersekutu. Sedangkan makhluk adalah yang
diciptakan, berdimensi ruang dan waktu, yaitu dunia, benda, tanaman, hewan, manusia, jin,
Adanya alam semesta organisasinya yang menakjubkan bahwa dirinya ada dan percaya pula
bahwa rahasia-rahasianya yang unik, semuanya memberikan penjelasan bahwa ada sesuatu
Setiap manusia normal akan percaya bahwa dirinya ada dan percaya pula bahwa alam ini
juga ada. Jika kita percaya tentang eksistensinya alam, secara logika kita harus percaya tentang
adanya penciptaan alam semesta. Pernyataan yang mengatakan “Percaya adanya makhluk, tetapi
Kita belum pernah mengetahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan.
Segala sesuatu bagaimanapun ukurannya, pasti ada penciptanya, dan pencipta itu tiada lain
adalah Tuhan. Dan Tuhan yang kita yakini sebagai pencipta alam semesta dan seluruh isinya ini
Ada pendapat dikalangan ilmuwan bahwa alam ini azali. Dalam pengertian lain alam ini
mencpitakan dirinya sendiri. Ini jelas tidak mungkin, karena bertentangan dengan hukum kedua
termodinamika. Hukum ini dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan
perubahan energi panas yang membuktikan bahwa adanya alam ini mungkin azali.
Hukum tersebut menerangkan energi panas selalu berpindah dari keadaan panas beralih menjadi
tidak panas, sedangkan kebalikannya tidak mungkin, yakni energi panas tidak mungkin berubah
dari keadaan yang tidak panas berubah menjadi panas. Perubahan energi yang ada dengan energi
Dengan bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan fisika terus berlangsung, serta
kehidupan tetap berjalan. Hal ini membuktikan secara pasti bahwa alam bukanlah bersifat azali.
Jika alam ini azali sejak dahulu alam sudah kehilangan energi dan sesuai hukum tersebut tentu
Astronomi menjelaskan bahwa jumlah bintang di langit saperti banyaknya butiran pasir yang ada
di pantai seluruh dunia. Benda ala yang dekat dengan bumi adalah bulan, yang jaraknya dengan
bumi sekitar 240.000 mil, yang bergerak mengelilingi bumi, dan menyelesaikan setiap edaranya
Demikian pula bumi yang terletak 93.000.000.000 mil dari matahari berputar dari porosnya
dengan kecepatan 1000 mil perjam dan menempuh garis edarnya sepanjang 190.000.000 mil
setiap setahun sekali. Dan sembilan planet tata surya termasuk bumi, yang mengelilingi matahari
Matahari tidak berhenti pada tempat tertentu, tetapi ia beredar bersama dengan planet-planet dan
asteroid-asteroid mengelilingi garis edarnya dengan kecepatan 600.00 mil perjam. Disamping itu
masih ada ribuan sistem selain sistem tata surya kita dan setiap sistem mempunyai kumpulan
atau galaxy sendiri-sendiri. Galaxy-galaxy tersebut juga beredar pada garis edarnya. Galaxy
sistem matahari kita, beredar pada sumbunya dan menyelesaikan edarannya sekali dalam
Logika manusia memperhatikan sistem yang luar biasa dan organisasi yang teliti. Berkesimpulan
bahwa mustahil semuanya ini terjadi dengan sendirinya. Bahkan akan menyimpulkan, bahwa
dibalik semuanya itu pasti ada kekuatan yang maha besar yang membuat dan mengendalikan
Argumentasi Qur’ani
Allah Swt. berfirman, termaktub dalam surat Al-Fatihah ayat 2 yang terjemahya “Seluruh puja
Lafadz Rabb dalam ayat tersebut, artinya Tuhan yang dimaksud adalah Allah Swt. Allah Swt
sebagai “Rabb” maknanya dijelaskan dalam surat Al-A’la ayat 2-3, yang terjemahannya “Allah
memberi petunjuk”. Dari ayat tersebut jelaslah bahwa Allah Swt yang menciptakan ciptaannya,
ciptaannya. Jadi, adanya alam semesta dan seisinya tidak terjadi dengan sendirinya. Akan tetapi,
Didalam surat Al-A’raf ayat 54, termaktub yang “Tuhanmu adalah Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam enam hari”. Lafadz Ayyam adalah jamak dari yaum yang berarti periode.
Jadi, sittati ayyam berarti enam periode dan tentunya membutuhkan proses waktu yang sangat
panjang.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Konsep tentang Ketuhanan, menurut pemikiran manusia, berbeda dengan konsep
Ketuhanan menurut ajaran Islam. Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia baik deisme,
panteisme, maupun eklektisme, tidak memberikan tempat bagi ajaran Allah dalam kehidupan,
dalam arti ajaran Allah tidak fungsional. Paham panteisme meyakini Tuhan berperan, namun
yang berperan adalah Zat-Nya, bukan ajaran-Nya. Sedangkan konsep ketuhanan dalam Islam
justru intinya adalah konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya, fokus dari konsep
ketuhanan dalam Islam adalah bagaimana memerankan ajaran Allah dalam memanfaatkan
ciptaan-Nya.
Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang
Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.
Daftar Pustaka
Siti Muhayati dan Moh. Rifai.2011.Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi.Madiun:IKIP PGRI
Madiun
http://emmasalim.blogspot.com/2013/12/makalah-konsep-ketuhanan-dalam-islam.html?m=1