Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

“KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM”


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang sudah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bias menyusun tugas Agama ini dengan
baik dan tepat waktu.

Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan tema Konsep Ketuhanan Dalam Islam.
Yang mana di dalam makalah ini kami akan menjelaskan siapa itu tuhan dan
pemikiran-pemikiran manusia tentang tuhan.

Namun, kami sadar bahwa makalah ini masih penuh dengan kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat berharap kritik dan saran demi penyempurnaaan makalah
ini. Harapan kamisemoga makalah ini dapat bermanfaat serta mampu memenuhi
harapan berbagai pihak. Aamin.

JAMBI, 25 SEPTEMBER 2023

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2
D. Manfaat..............................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. Siapa tuhan itu?.................................................................................................3
B. Sejarah pemikiran manusia tentang tuhan.........................................................4
C. Pengertian Tuhan Menurut Agama Islam..........................................................5
BAB III......................................................................................................................7
PENUTUP.................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Membicarakan tentang ketuhanan merupakan hal yang sangat penting dalam


sebuah agama. Ini karena inti dari semua agama adalah berasal dari keyakinan
adanya hakikat yang di yakni sebagai Tuhan, yaitu realita zat atau sesuatu
supranatural, yang paling tinggi, yang paling agung, yang suci, yang menciptakan
dan menghidupkan manusia, tempat bergantung, yang di kagumi sekaligus dan
sebagainya.

Dalam hal ini hubungan antara Agama dan Tuhan yang dapat di jadikan
kajian penelitian Agama adalah sebagai berikut : Paham manusia tentang Tuhan,
pengetahuan manusia dengan Tuhan, pengetahuan manusia dengan Tuhan,
gambaran manusia tentang Tuhan dan tanggapan manusia tentang Tuhan.

Pendidikan modern telah mempengaruhi peserta didik dari berbagai arah


dan pengaruhnya telah sedemikian rupa merasuki jiwa generasi penerus. Jika tidak
pandai membina jiwa generasi mendatang, “dengan menanamkan nilai -nilai
keimanan dalam nalar, pikir dan akal budi mereka”. Maka mereka tidak akan
selamat dari pengaruh negatif pendidikan modern. Mungkin mereka merasa ada
yang kurang dalam isi spiritualitasnya dan berusaha menyempurnakan dari
sumber-sumber lain. Bila ini terjadi, maka perlu segeradiambil tindakan, agar pintu
spiritualitas yang terbuka tidak diisi oleh ajaran lain yang bukan berasal dari ajaran
spiritualitas islam.

1
B. Rumusan Masalah

1. Siapa tuhan itu?

2. Bagaimana sejarah pemikiran manusia tentang tuhan?

3. Bagaimana tuhan menurut agama islam?

C. Tujuan

1. Mengetahui siapa tuhan itu.

2. Mengetahui bagaimana sejarah pemikiran manusia tentang tuhan.

3. Mengetahui pengertian tuhan menurut agama islam

D. Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan pembaca tentang konsep ketuhanan dalam


islam.

2. Meningkatkan keimanan kepada Tuhan.

3. Untuk meningkatkan wawasan tentang Tuhan dalam aspek kehidupan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Siapa tuhan itu?

Perkataan ilah, yang diterjemahkan “Tuhan”, dalam Al-Quran dipakai untuk


menyatakan berbagai obyek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya
dalam QS 45 (Al-Jatsiiyah): 23, yaitu:“Maka pernahkah kamu melihat orang
yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya….?” Dalam QS 28 (Al
Qashash):38, perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun untuk dirinya
sendiri:“.Dan Fir’aun berkata: Wahai pembesar kaumku, aku tidakmengetahui
tuhan bagimu selain aku.”

Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh


manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya
yang dipuja, dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan
kemaslahatan atau kegembiraan, dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan
mendatangkan bahaya atau kerugian.

Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut: Al-ilah ialah


yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri di
hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika
berada dalam kesulitan, berdoa,dan bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri,
meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat
mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya (M.Imaduddin,1989:56).

Atas dasar definisi ini, Tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan
manusia. Yang pasti, manusia tidak mungkin ateis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan.
Berdasarkan logika Al-Quran, setiap manusia pasti ada sesuatu yang
dipertuhankannya. Dengan begitu, orang-orang komunis pada hakikatnya ber-
Tuhan juga. Adapun Tuhan mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia)
mereka.

3
B. Sejarah pemikiran manusia tentang tuhan

 Pemikiran Barat

Yang dimaksud dengan konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia


adalah hasil pemikiran tentang Tuhan baik melalui pengalaman lahiriah maupun
batiniah dari penelitian rasional, maupun pengalaman batin.

Max Muller berpendapat bahwa konsep pemikiran barat tentang Tuhan


mengalami evolusi yang diawali dengan Dinamisme, Animisme, Politeisme,
Henoteisme, dan puncak tertingginya monoteisme (Nisbi). Pemikiran tentang
Tuhan sebagaimana di atas, hasil pendekatannya adalah budaya, Arnold Toyn
mengatakan: “Monoteisme bukan hasil akhir dan proses pemikiran tentang Tuhan,
sebab orang yang sudah maju dalam intelektualitasnya sangat mungkin justru
berputar mundur dalam bertuhan, yakni animistis”.

 Pemikiran Islam

Pemikiran tentang Tuhan dalam islam melahirkan ilmu kalam, ilmu tauhid
atau ilmu ushuluddin dikalangan umat Islam, setelah wafatnya Nabi Muhammad
Saw. Aliran-aliran tersebut ada yang bersifat liberal, tradisional dan ada aliran
diantara keduanya. Ketiga corak pemikiran ini mewarnai sejarah pemikiran ilmu
ketuhanan(teologi) dalam Islam. Aliran-aliran tersebuut adalah:

1. Muktazilah,

adalah kelompok rasionalis dikalangan orang Islam, yang sangat menekankan


penggunaan akal dalam memahami semua ajaran Islam. Dalam menganalisis
masalah ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu logika guna mempertahankan
keimanan.

2.Qodariyah,

adalah kelompok yang berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan


berkehendak dan berbuat. Manusia berhak menentukan dirinya kafir atau mukmin

4
sehingga mereka harus bertanggung jawab pada dirinya. Jadi, tidak ada investasi
Tuhan dalam perbuatan manusia.

3. Jabariyah

adalah kelompok yang berpendapat bahwa kehendak dan perbuatan manusia sudah
ditentukan Tuhan. Jadi, manusia dalam hal ini tak ubahnya seperti wayang. Ikhtiar
dan doa yang dilakukan manusia tidak ada gunanya.

4. Asy’ariyah dan Maturidiyah

adalah kelompok yang mengambil jalan tengah antara Qodariyah dan Jabariyah.
Manusia wajib berusaha semaksimal mungkin. Akan tetapi, Tuhanlah yang
menentukan hasilnya.

C. Pengertian Tuhan Menurut Agama Islam

Seperti yang dijelaskan dalam surat Al-A’la ayat 2-3, yang terjemahannya
“Allah yang menciptakan dan menyempurnakan, yang menentukan ukuran-ukuran
ciptaannya dan memberi petunjuk”. Dari ayat tersebut jelaslah bahwa Allah Swt
yang menciptakan ciptaannya, yaitu alam semesta, menyempurnakan, menentukan
aturan-aturan dan memberi petunjuk terhadap ciptaannya. Jadi, adanya alam
semesta dan seisinya tidak terjadi dengan sendirinya. Akan tetapi, ada yang
menciptakan dan mengatur yaitu Allah Swt. Didalam surat Al-A’raf ayat 54, yang
terjemahannya “Tuhanmu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam hari”.

Dalam menciptakan sesuatu memang Allah tinggal berfirman Kun Fayakun


artinya jadilah maka jadi. Akan tetapi, dimensi manusia dengan Allah berbeda
sampai kepada manusia membutuhkan waktu enam periode. Hal ini agar manusia

5
dapat meneliti danmengkaji dengan metode ilmiahnya sehingga muncul atau lahir
berbagai macam ilmu pengetahuan.

Dalam Al-Quran sendiri, pengakuan akan Tuhan telah mempunyai dalam


diri manusia pertama kali diciptakan (Al-A`Araf [7]:172). Ketika manusia dalam
bentuk roh, dan sebelum dilahirkan ke bumi, Allah menguji keimanan manusia
terhadap-Nya pada masa itu manusia mengiyakan dan Allah men jadi saksi.
Sehingga menurut ulama, pengakuan tersebut menjadi bawaan alamiah bahwa
manusia memang sudah mengenal tuhan. Seperti ketika manusia dalam kesukaran,
otomatis akan ingat keberadaan tuhan. Al-Quran menegaskan ini dalam Surah Az-
Zumar[39]:8 dan Surah Luqman [31]:32.

Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Luhur dan Maha Kuasa, namun juga
Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Ia sangat dekat dengan manusia daripada
urat nadi manusia. Ia menjawab bagi yang membutuhkan dan memohan
pertolongan bila mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua, Ia memandu manusia
pada jalan yang lurus,”jalan yang diridhai-Nya.”

Penciptaan dan pengusaaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu


tindakan kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji
keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesaan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut
ajaran islam, Tuhan muncul dimanapun tanpa harus menjelma dalam bentuk
apapun. Al-Quran menjelaskan, “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata,
sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi
Maha Mengetahui.” (Al-An`am 6:103)

6
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan konsep tentang Ketuhanan, menurut pemikiran manusia,


berbeda dengan konsep Ketuhanan menurut ajaran Islam. Konsep Ketuhanan
menurut pemikiran manusia baik deisme, panteisme, maupun eklektisme, tidak
memberikan tempat bagi ajaran Allah dalam kehidupan, dalam arti ajaran Allah
tidak fungsional. Paham panteisme meyakini Tuhan berperan, namun yang
berperan adalah Zat-Nya, bukan ajaran-Nya. Sedangkan konsep ketuhanan dalam
Islam justru intinya adalah konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya, fokus
dari konsep ketuhanan dalam Islam adalah bagaimana memerankan ajaran Allah
dalam memanfaatkan ciptaan-Nya. Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai
Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu,
Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.

Anda mungkin juga menyukai