ISLAM
NAMA KELOMPOK :
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
PANGKALAN BUN
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menyelesaikan Makalah Pendidikan Agama Islam tepat pada waktu. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada Dosen kami yang selalu memberikan dukungan dan
bimbingannya.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas
Pendidikan Agama Islam. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa
banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
Akhir kata, kami berharap semoga makalah Pendidikan Agama Islam. ini
Kelompok
2
DAFTAR ISI
Contents
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................5
1.3 TUJUAN..............................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
2.1 KONSEP AGAMA DAN KETUHANAN...................................................................6
2.2 KETAUHIDAN DALAM ISLAM...................................................................................8
2.3 KONSEP FITRAH MANUSIA DALAM ISLAM.............................................................12
2.4 KONSEP ALAM DALAM ISLAM................................................................................15
2.5 IMPLEMENTASI AGAMA DALAM KEHIDUPAN........................................................18
BAB III...............................................................................................................................20
PENUTUP..........................................................................................................................20
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................20
3.2 SARAN..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Tuhan, pengetahuan manusia dengan Tuhan, pengetahuan manusia dengan Tuhan,
gambaran manusia tentang Tuhan dan tanggapan manusia tentang Tuhan. Paham
manusia tentang Tuhan meliputi berbagai jenis kepercayaan seperti kepercayaan
Monotheisme, Polyteisme, Monisme Dan Henotheisme. Monotheisme berasal dari
kata yunani Monos berarti tunggal, sendirian, satu- satunya, tidak ada yang lain
dan theos yang berarti tuhan. Monotheisme 2 adalah paham yang berpendapat
bahwa tuhan itu satu, Esa, Tunggal.Tak terbilang. Polyteisme, berasal dari kata
yunani Poly yang berarti terbilang, lebih dari satu , beberapa atau banyak dan
Theos berarti Tuhan. Polyteisme berarti paham yang . mengimani, menyembah
dan memuja banyak Tuhan. Polyteisme disebut juga sebagai paham primitif
karena belum bisa membedakan hakikat Tuhan dengan fenomena alam sebagai
manifestasi keberadaan tuhan. Dalam Polyteisme terdapat Animism, Dinamisme,
Paganisme Yang intinya berpendapat bahwa penguasa-penguasa lain didunia ini
selain Allah yang berupa benda-benda alam, roh-roh halus, dewa-dewa, makhluk
halus, bahkan manusia. Henotheisme pula adalah paham yang
mengkonsentrasikan diri pada tuhan yang tunggal tetapi dalam mitos masih
mengakui adanya tuhan-tuhan lain.
5
5. Implementasi Agama dalam kehidupan
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
6
yang menjadikan hawa nafsunyasebagai Tuhannya….?” Dalam QS 28 (Al-
perkataan ilah bisamengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau
keinginan pribadi maupun bendanyata (Fir’aun atau penguasa yang dipatuhi dan
Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti dengandefinisi
Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika Al-Quran sebagai berikut:Tuhan
definisi al-ilah sebagai berikut: Al-ilah ialah yang dipujadengan penuh kecintaan
7
mungkin ateis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan. Berdasarkan logikaAl-Quran,
setiap manusia pasti ada sesuatu yang dipertuhankannya. Dengan begitu, orang-
orang komunis pada hakikatnya ber-Tuhan juga. Adapun Tuhan mereka ialah
B. Pengertian Agama
(kepada Tuhan, Dewa dsb) serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-
kewajiban yang bertalian engan kepercayaan itu. Agama dari sudut bahasa
kumpulan hukum yang turun temurun dan ditentukan oleh adat kebiasaan. Agama
asalnya terdiri dari dua suku kata, yaitu a berarti tidak dan gama berarti kacau.
Jadi agama mempunyai arti tidak kacau. Arti ini dapat dipahami dengan melihat
hasil yang diberikan oleh peraturan-peraturan agama kepada moral atau materiil
Dalam bahasa Arab, agama berasal dari kata ad-din, dalam bahasa Latin dari kata
religi, dan dalam bahasa Inggeris dari kata religion. Religion dalam bahasa Inggris
mempercayai hubungan manusia dengan kekuatan rohani yang leibih mulia dari
pada ia sendiri. Rohani itu terdapat pada seluruh alam ini, baik dipandang esa,
8
yaitu Tuhan atau dipandang berbilang- bilang. b. Keadaan tertentu pada
seseorang, terdiri dari perasaan halus dan kepercayaan, termasuk pekerjaan biasa
Agama semakna juga dengan kata ad-din (Bahasa Arab) yang berarti cara, adat
A. Pengertian Tauhid
Tauhid secara harfiah memiliki akar yang sama dengan wahid , atau
wahhada yuwahhidu . Bermakna, "satu, atau menjadikan sesuatu itu satu, dengan
peniadaan dan penetapan" yaitu meniadakan suatu hukum selain pada apa yang di-
esakan dan menetapkan hukum tersebut hanya pada yang di- esakan tersebut.
Sebagaimana lafadz syahadat, tiada tuhan (yang patut disembah), kecuali Allah.
menetapkan hakikat, sifat dan kemutlakan hanya pada Allah swt sebagai Tuhan
Secara istilah, Tauhid dimaknai dengan keesaan Allah dalam kita إفراد هللا في
ادةQQ العبberibadah, yakni kita menyembah Allah swt yang Maha Tunggal tanpa
9
atau kekuasaan lain, baik berupa nabi, malaikat, pemimpin atau penguasa suatu
secara khusus segala bentuk ibadah, hanya kepada Allah swt. karena rasa cinta,
takdziem (pengagungan), dan harapan mendapat rido, rahmat & inayah-Nya, serta
takut akan murka dan siksa-Nya. Juga terdapat pengertian yang lebih umum
mengenai tauhid, yang disingkat menjadi " kemahaesaan Allah " افراد هللا سبحانه بما
يختص بهdengan segala kekhususan yang dimiliki- Nya. Maka daripada itu, kita
sering memberi predikat pada lafaz Allah dengan subhanahu wa ta'alaa yang artinya
Dia-lah Allah yang Maha Suci (atas apa-apa yang dinisbatkan pada-Nya) dan Maha
B. Macam-macam Tauhid
10
Tauhid Uluhiyyah dapat dimaknai dengan keesaan Allah swt. dalam ibadah,
Segenap hidup mati, jiwa raga dan ibadah kita hanya ditujukan atau diabdikan
kepada Allah swt. Kita tidak meminta pertolongan, perubahan nasib, kekayaan,
segala sesuatu diciptakan, dikuasai dan ada pada genggaman Allah swt., sehingga
"hanya kepada Engkau kami menyembah, dan hanya pada Engkau kami mohon
pertolongan"
Perbedaan di antara kedua jenis tauhid di atas adalah pada ibadah makhluk atau
Pengatur alam semesta dengan segenap ciptaannya di jagat raya ini. Sedangkan
Bahwa kita menyembah hanya kepada-Nya tanpa setitik-pun maksud, niat dan
11
dengan tauhid at thalabi, yaitu tauhid yang menuntut ibadah sesuai dengan petunjuk
Yaitu keesaan Allah swt. atas segala nama yang Dia nisbatkan pada diri-
Nya, dan atas segala sifat yang Dia sifatkan pada diri-Nya di dalam Al Qur'an dan
pada sunah nabi-Nya. Sehingga kita mengimani segala nama dan sifat tersebut
dengan menetapkan apa yang ditetapkan-Nya dan mengingkari apa yang diingkari-
Nya, tanpa mengubah, tanpa mengurangi, tanpa bertanya bagaimana dan tanpa
memberi analogi atau perumpamaan. Keyakinan seperti itu karena keagungan dan
kesucian Allah swt yang tak dapat dijangkau nalar manusia. Berkenaan dengan 20
sifat wajib bagi Allah seperti wujud, qidam, baqa, mukhalafatun lil hawaditsi,
Allah swt., maka jawabannya bahwa nama dan sifat bagi Allah swt. adalah
sebanyak dan seperti apa-apa yang Dia kehendaki. Hal yang sangat penting dalam
mengimani asma dan sifat-sifat Allah swt. adalah sebagaimana firman Allah swt.
12
"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. Dan Dia-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat." Sebisa mungkin kita menghindari dan mengingkari
A. Pengertian Fitrah
fitrah Allah untuk manusia, berupa potensi dan kreativitas yang dapat dibangun
sangat beragam. Meskipun demikian, kalau potensi dan kreativitas tersebut tidak
Oleh karena itu potensi dan kreativitas manusia perlu dibangun dan
bahkan makna kontkes dalam pemahaman dalam suatu ayat (nasabi). Secara
etimologis, asal kata fitrah berasal dari bahasa Arab, yaitu fithrah )) ةرطف
agama, ciptaan. Menurut M. Quraish Shihab, istilah fitrah diambil dari akar kata
al-fithr yang berarti belahan. Dari makna ini kemudian lahir maknamakna lain,
antara lain pencipta atau kejadian. Dalam gramatika bahasa Arab, kata fitrah
sewazan degan kata fi'lah, yang artinya al- ibtida', yaitu menciptakan sesuatu
13
tanpa contoh. Dalam al-Maarif al-Islamiyah dan Nahjul Balaghah, dan kitab-
kitab lain, sebagaimana dikutip oleh Muthari, ditegaskan bahwa Allah tidak
pernah mencontoh dalam penciptaan yang dilakukannya. Oleh karena itu, Allah
menciptakan manusia merupakan suatu karya yang tanpa contoh dan tidak
meniru karya sebelumnya. Fi'lah dan fitrah adalah bentuk masdar (infinitif) yang
menunjukkan arti keadaan. Demikian pula menurut Ibn al-Qayyim dan Ibnu
Katsir, karena fithir artinya menciptakan, maka fitrah berarti keadaan yang
dihasilkan dari penciptaan itu. Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu
‘Abbas, fitrah adalah awal mula penciptaan manusia. Sebab lafadz fitrah tidak
dengan manusia. Makna fitrah yang berarti penciptaan merupakan makna yang
lazim dipakai dalam penciptaan manusia, baik penciptaan fisik (al-jism), maupun
dengan kata al-'amr, al-bad', al-ja'l, al-khalq, al-shum'u, dan al-nasy'. Semua term
tersebut secara umum memiliki makna yang sama yakni penciptaan. Akan tetapi
untuk menggeneralisasi proses penciptaan manusia menurut para ahli lebih tepat
digunakan kata fitrah. Di samping cakupannya luas, yang mencakup semua term
B. Hakikat manusia
14
mulai dari makhluk terbaik dan mulia, berakal dan kreatif, hingga makhluk lemah
tetapi sombong, serta ceroboh sekaligus juga bodoh.5 Islam berpandangan bahwa
hakikat manusia adalah perkaitan antara badan dan ruh. Badan dan ruh
merupakan substansi yang berdiri sendiri, yang tidak tergantung adanya oleh
yang lain. Islam secara tegas mengatakan bahwa kedua substansi adalah substansi
alam. Sedang alam adalah makhluk. Maka keduanya juga makhluk yang
telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian
Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta yang paling baik. Kemudian Nabi Muhammad saw. mengulas ayat suci
kejadiannya dalam perut ibunya empat puluh hari berupa mani, kemudian berupa
segumpal darah selama itu juga, kemudian berubah berupa segumpal daging
selama itu juga, kemudian Allah mengutus malaikat yang diperintah mencatat
15
Dalam perspektif Islam, alam semesta adalah segala sesuatu selain Allah
SWT. Oleh karenanya, alam semesta bukan hanya langit dan bumi, tetapi meliputi
segala sesuatu yang ada dan berada diantara keduanya. Tidak hanya itu, dalam
perspetif Islam, alam sesesta tidak hanya mencakup hal-hal yang konkrit atau
dapat diamati oleh penginderaan manusia. Tetapi mencakup kepada segala sesuatu
yang tidak dapat diamati oleh penginderaan manusia. Secara umum, alam itu bisa
dibedakan kedalam dua jenis, yaitu alam syahadah dan alam ghaib. Alam
syahadah adalah wujud yang konkrit dan dapat diinderakan (fenomena),
Sedangkan alam ghaib adalah wujud yang tidak dapat diinderakan manusia
(noumena). Alam dalam pandangan Filsafat Pendidikan Islam dapat dijelaskan
sebagai berikut. Kata alam berasal dari bahasa Arab ( عالمalam) yang seakar
dengan ’ilmu (علم, pengetahuan) dan alamat (عال مة, pertanda). Ketiga istilah
tersebut mempunyai korelasi makna. Alam sebagai ciptaan Tuhan merupakan
identitas yang penuh hikmah. Dengan memahami alam, seseorang akan
memperoleh pengetahuan. Dengan pengetahuan itu, orang akan mengetahui
tanda-tanda atau alamat akan adanya Tuhan. Di dalam Al Qur'an pengertian alam
semesta dalam arti jagat raya dapat dipahami dengan istilah "assamaawaat wa al-
ardh wa maa baynahumaa”. Istilah ini ditemui didalam beberapa surat Al Qur'an
yaitu: Dalam surat maryam ayat 64 dan 65. Artinya : dan tidaklah Kami (Jibril)
turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di
hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara
keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa. Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi
dan apa-apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah Dia dan berteguh
hatilah dalam beribadat kepada-Nya.
Dalam pandangan Islam, alam semesta berasal dari tidak ada menjadi ada,
Allahlah yang mengadakannya, karena itu, Allah disebut Khaliq dan alam
semesta ini disebut makhluk. Artinya : Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia
16
menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia.
(QS. Yasin: 82). Artinya : yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.
kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu
yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu
yang tidak seimbang?. (QS. Al-Mulk : 3). Artinya : Dialah yang menjadikan
bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan
makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali
setelah) dibangkitkan. (QS. Al-Mulk 15). Berdasarkan ayat tersebut dapat
disimpulkan bahwa Allah SWT adalah sebagai pencipta alam. Bagaimana Allah
menciptakan tidak dijelaskan dengan rinci dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
Allah hanya menjelaskannya dalam surah-surah yang tertera diatas. Terdapat
perbedaan pandangan dikalangan umat muslim, tentang asal mula penciptaan
alam semesta. Ada yang menyatakan bahwa alam semesta ini diciptakan dari
tiada menjadi ada, sementara pendapat lain mengemukakan bahwa alam semesta
diciptakan dari materi atau sesuatu yang sudah ada. Pendapat yang pertama,
selalu didasarkan pada kata khalaqa, yang digunakan dalam penciptaan alam
semesta. Mereka berpendapat bahwa penggunaan kata khalaqa memiliki arti
penciptaan sesuatu dari bahan yang belum ada menjadi ada. Sementara itu,
Pendapat kedua didasarkan pada informasi Alquran yang mengindikasikan
bahwa alam semesta ini diciptakan dari materi yang sudah ada. Informasi seperti
ini diantaranya ditemukan dalam dua surah, yaitu QS Fushilat (41 :11) yang
menyatakan bahwa Allah SWT menuju langit, sedangkan langit ketika itu masih
berupa dukhan ( asap ).
17
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah : 29). Artinya :
tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara
manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu
pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.
(QS. Luqman : 20). Berdasarkan firman Allah Q.S Ad-Dukhan : 38-39,
Allah Menegaskan bahwa Ia menciptakan langit dan bumi bukan hanya
sekedar mainan, tetapi haq. Artinya : dan Kami tidak menciptakan langit
dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami
tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui. Allah menegaskan bahwa Dia tidak
menciptakan langit, bumi dan apa yang ada diantara keduanya secara
main-main, kecuali dengan al-haq. Itu berarti bahwa tidak ada ciptaan
Allah, sekecil apapun ciptaan itu, yang tidak memiliki arti dan makna, apa
lagi alam semesta yang terbentang luas ini. Dalam persfektif islam, tujuan
penciptaan alam semesta ini pada dasarnya adalah sarana untuk
menghantarkan manusia pada pengetahuan dan pembuktian tentang
keberadaan dan kemahakuasaan Allah. Secara ontologis, adanya
alamsemesta ini mewajibkan adanya zat yang mewujudkanya. Keberadaan
langit dan bumi mewajibkan adanya sang pencipta yang menciptakan
keduanya. Keberadaan alam semesta merupakan petunjuk yang sangat
jelas, tentang adanya keberadaan Allah sebagai Tuhan maha pencipta.
Karenanya, dengan mempelajari alam semesta manusia akan sampai pada
pengetahuan bahwa Allah adalah zat yang menciptakan alam semesta. Al-
Quran secara tegas menyatakan bahwa tujuan penciptaan Alam semesta
adalah untuk memperlihatkan kepada manusia tanda-tanda keberadaan
kekuasaan Allah. Disampig sebagai sarana untuk menghantarkan manusia
akan keberadaan dan Maha kekuasaan Allah.
18
2.5 IMPLEMENTASI AGAMA DALAM KEHIDUPAN
Semula diskusi kecil tentang Islam. Pada saat itu yang dibicarakan soal-
soal ritual, hukum sesuatu tentang kegiatan dan jenis makanan, hingga berlanjut
soal kegiatan proyek yang harus dilaksanakan. Tatkala sampai pada
wilayah
kegiatan yang bernuansa modern itu, maka timbul pertanyaan tentang relevansi
Islam terhadap kegiatan yang dianggap sebagai bersifat duniawi dimaksud. Pesera
diskusi kecil dan bersifat informal itu kemudian menanyakan letak relevansi Islam
dengan kegiatan modern itu. Rupanya, membawa Islam ke dalam
kegiatan
sederhana itu dirasakan menjadi tidak mudah tatkala sudah masuk wilayah yang
dianggap bukan bagian agama. Sebuah persoalan dianggap sebagai
wilayah
agama manakala menyangkut jenis kegiatan ritual seperti shalat, zakat, puasa,
haji, berdoa, dan sejenisnya. Atau, juga menyangkut sesuatu yang harus ditinjau
dari aspek hukum atau fiqh. Misalnya, benda tertentu hukumnya halal atau haram,
kegiatan itu sunnah, mubah, atau makruh, wajib atau tidak, dan sejenisnya. Di luar
wilayah itu disebut bukan bagian dari agama atau Islam. Agar Islam sebagaimana
sifatnya, menjadi tetap relevan dengan kehidupan modern, maka yang diperlukan
adalah menangkap makna Islam itu sendiri dalam kontek yang luas,
seluas
wilayah kehidupan itu sendiri. Hal demikian itu sebenarnya mudah, tetapi tidak
semua orang berani melakukannya. Kekhawatiran itu juga tidak selalu salah,
makakala dilihat dari aspek psikologis, ialah bahwa dalam hal yang menyangkut
agama atau keyakinan, maka harus dilakukan dengan kehati-hatian. Akan tetapi,
manakala selamanya tidak ada keberanian keluar dari mindset
19
yang sehari-hari mewarnai kehidupannya, maka juga tidak akan
diperoleh
jawaban tatkala menghadapi perubahan kehidupan yang semakin cepat seperti
yang terjadi sekarang ini. Akibatnya, hingga persoalan mencari relevansi Islam
dengan kegiatan proyek saja dianggap sulit. Bahkan yang lebih fatal lagi, sikap itu
memunculkan anggapan bahwa, Islam tidak ada kaitannya dengan kehidupan
modern. Padahal Islam disebut bersifat universal, dan oleh karena itu, selalu
memiliki relevansi dengan zaman apapun. Contoh Implementasi nilai-nilai ajaran
Islam dalam kehidupansehari-hari :
berkata jujur karena Allah SWT selalu melihat perbuatan kita
melaksanakan kewajiban beribadah seperti sholat, puasa, dan zakat
saling tolong menolong dalam kebaikan dengan keluarga, tetangga,
teman,dan saudara
tidak mengambil yang bukan haknya (tidak korupsi, tidak mencuri,
membayar hutang)
menjaga kebersihan lingkungan
rajin bersedekah
BAB III
PENUTUP
20
3.1 KESIMPULAN
bahasa Arab, yang secara etimologi berarti yakin atau percaya. Sedangkan takwa
berasal dari bahasa Arab, secara etimologi artinya hati-hati, waspada, mawasdiri,
dan melindungi. Pengertian Takwa secara terminologi jelas dalam Al-hadits, yang
3.2 SARAN
Sebagai seorang pemula, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Karena saran dan kritikan bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki
DAFTAR PUSTAKA
21
2Langgulung, Pendidikan dan peradaban Islam, Pustaka Al-Husna, Jakarta, Cet.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pembangunan-nasional-
veteran-yogyakarta/pendidikan-agama-islam/implementasi-nilai-nilai-agama-
dalam-kehidupan/45504894
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pembangunan-nasional-
veteran-jawa-timur/lingkungan-bisnis-dan-manajemen/makalah-konsep-
ketuhanan-dalam-islam/35002004
22