Kelompok :
Puji Syukur kami panjatakan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat -Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan. Dalam makalah ini kami
membahas “Doktrin-Dokrin Pokok Kiadah Islam”. Makalah ini disusun dalam rangka
menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas makalah ini,
untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan kedepannya. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Tauhid.............................................................................................................3
2.2 Eksistansi Tuhan dan Fitrah Manusia untuk Beragama...................................................3
2.3 Tauhid dan Esensi dari Ajaran Islam................................................................................3
2.4 Karakteristik Akidah Islam...............................................................................................5
2.3.1 Agama Fitrah..............................................................................................................5
2.3.2. Bersifat Universal.....................................................................................................5
2.3.3. Melanjutkan Tradisi Tauhid......................................................................................6
2.3.4. Menyempurnakan Agama yang Terdahulu...............................................................6
2.3.5. Mendorong Kemajuan..............................................................................................6
2.5 Faktor-Faktor Manusia Memerlukan Agama...................................................................7
1. Kebutuhan akal terhadap pengetahuan mengenai hakikat eksistensi terbesar................7
2.Kebutuhan fitrah manusia................................................................................................7
3. Kebutuhan manusia terhadap kesehatan jiwa dan kekuatan rohani................................7
4. Kebutuhan masyarakat terhadap motivasi dan disiplin akhlak.......................................8
5. Kebutuhan masyarakat kepada solidaritas dan soliditas.................................................8
2.6 Perbandingan Agama Islam dengan Agama yang Lain....................................................9
2.4.1. Yahudi.......................................................................................................................9
2.4.2. Kristen.......................................................................................................................9
2.4.3. Islam, Agama Lama yang Baru...............................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................11
3.2. Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
Namun, kepercayaan kepada adanya tuhan berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena
perbedaan tingkat kemampuan akal manusia. Menurut Ibnu Thufail yang menulis kisah novel
Hayy bin Yaqdzan mengatakan bahwa manusia dengan akalnya mampu mempercayai adanya
Tuhan.
Mengingat kepercayaan terhadap Tuhan berbeda-beda, lantas apakah semua Tuhan yang
dipercaya oleh manusia merupakan Tuhan yang Haq (benar), dan bagaimana cara mengetahui
Tuhan yang benar tersebut? Tulisan ini akan menjelaskan tentang Tuhan yang benar dalam
perspektif Islam, dan menguji Tuhan-Tuhan yang ada dalam kepercayaan manusia di luar
islam
1.3 Tujuan
2. Untuk menjelaskan bagaimana eksistensi Tuhan dan Fitrah manusia untuk beragama
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pembaca
Tauhid adalah penopang utama yang memberikan semangat dalam melakukan ketaatan
kepada Allah. Orang yang bertauhid akan beramal untuk dan hanya karena Allah semata.
Pengertian ini menunjukkan bahwa agama merupakan kelanjutan dari nature manusia
sendiri,yang merupakan wujud nyata dari kecenderungan alamiahnya untuk mencari kebaikan
dan kebenaran. Dengan demikian, nilai agama dengan nilai kemanusiaan, atau sebaliknya
terhadap nilai ketuhanan yang sempurna akan menghasilkan penghayatan terhadap nilai
kemanusiaan.
Tauhid merupakan inti dari seluruh tata nilai dan norma islam. Karenanya Islam dikenal
sebagai agama tauhid, yakni agama yang mengesakan Allah. Bahkan gerakan-gerakan
pemurnian Islam dikenal dengan nama gerakan muwahhidin.
Dalam perkembangannya, tauhid telah menjelma menjadi salah satu cabang ilmu dalam
islam. Ilmu tauhid merupakan disiplin ilmu yang mengkaji dan membahas masalah-masalah
yang berhubungan dengan keimanan, trutama yang menyangkut keesaan Allah.
Begitu pentingnya doktrin tauhid ini, Nabi Muhammad SAW selalu menyampaikan dan
menekankan kepada semua orang,suku dan bangsa tanpa terkecuali. Lebih jauh, posisi
strategis doktrin tauhid dalam ajaran islam dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, dakwah
Rasulullah SAW pada periode Makkah dititik-beratkan pada usaha pembinaan tauhid,
khususnya bagi mereka yang baru memeluk agama islam. Kedua, dalam ibadah
mahdhah(ritual khusus), dktrin tauhid tercermin dalam pelaksanaanya yang hanya
ditunjukkan secara langsung kepada Allah SWT tanpa perantara. Berbeda halnya dengan
ibadah ghair mahdhah (ritual umum), masih ada ruang bagi keragaman cara dan teknis
beribadah sejauh hanya mengarahkan peribadatannya itu kepada Allah semata.
Setiap perbuatan yang bertentangan dengan visi dan esensi tauhid divonis sbagai syirik.
Syirik ialah menyekutukan Allah SWT dengan melakukan sesuatu yang seharusnya hanya
ditunjukan kepada-Nya. Seperti menjadikan Tuhan selain Allah;
menyembah,mentaati,meminta pertolongan kepada selain Allah atau melakukan perbuatan
lain yang seharusnya hanya ditunjukan kepada Allah.
Itulah yang dinamakan syirik akbar, yang mengakibatkan amal kebaikannya tidak
diterima dan sia-sia. Karena syarat utama agar amal ibadah itu dinilai dan diterima ialah
kemurnian peruntukannya hanya bagi Allah SWT.
Tidak kalah berbahaya adalah syirik asghar (kecil). Pelakunya terancam meninggal
dalam keadaan kufur, jika Allah tidak mengampuninya dan elama ia tidak bertaubad kepada-
Nya. Berikut beberapa perilaku yang masuk kategori syirik asghar:
Mempersembahkan kurban atau menyembelih hewan bukan karena Allah SWT adalah
termasuk perbuatan syirik. Telah menjadi kebiasaan kaum musyrikin disetiap bangsa
melakukan penyembelihan kurban sebagai sarana pendekatan diri kepada tuhan-tuhan dan
berhala-berhala mereka.
Sihir
Sihir ialah semacam cara penipuan dan pengelabuan yang dilakukan dengan cara
memantera, menjampi dan lainnya. Perbuatan ini termasuk syirik yang dilarang islam. Karena
didalamnya mengandung makna meminta pertolonngan kepada selain Allah, yakni jin dan
setan. Perbuatan sihir adalah haram. Orang yang mempercayai sihir dan daang ke tukang sihir
untuk melakukan penyihiran, ia turut berdosa bersama si tukang sihir.
Ramalan
Salah satu bentuk sihir adalah ramalan. Yang dimaksudkan dengan ramalan adalah
asumsi mengetahui dan melihat rahasia-rahasia masa depan berupa kejadin umum atau
khusus ataupun nasib seseorang, melalui perbintangan dan sebagainnya.
Konsep Islam sebagai agama tauhid merupakan mata rantai ajaran sepanjang sejarah
manusia dari para nabi dan rasul. Mulai dari Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Daud, Musa, dan Isa
samapai Muhammad SAW.
Pertama, agama-agama sebelum Islam hanya diperuntukan bagi umat tertentu. Misalnya
agama Yahudi dan nasrani hanya diperuntukkan bagi bani israil seperti dalam Mathius 15:24,
“maka jawab Yesus. Katanya: tiadalah aku disuruh kepada yang lain, hanya kepada segala
domba yang tersesa diantara Bani Israil.
Kedua, ajaran-ajaran Tuhan yang terdapat dalam agama sebelum Islam sudah dipalsukan
oleh para tokoh pemuka agama-agama itu. Misalnya, Taurat (Perjanjian Lama) dan Injil
(Perjanjian Baru), saat ini tidak ada yang asli.
Hukum dan peraturan hanyalah sebuah perwujudan dari pengawasan eksternal, dan itu
tidak cukup sampai di situ. Masyarakat membutuhkan motivasi internal yang kita kenal
dengan hati nurani. Dengan membina hati nurani inilah seorang manusia akan termotivasi
untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan dengan sukarela walaupun tanpa
ada pengawasan dari manusia dan tekanan dari hukum dan peraturan.
Bahkan ikatan akidah dan keimanan ini mampu melampaui batas-batas bangsa, suku,
warna kulit, jenis kelamin dan melebihi ikatan darah dan kekerabatan. Maka tidak
mengherankan jika kita menemukan mereka mencintai yang lainnya sebagaimana ia
mencintai dirinya sendiri, rela mengorbankan nyawa demi saudaranya dan berlinang air mata
karena penderitaan saudaranya di negeri lain meskipun dipisahkan jarak beribu-ribu kilo
meter. Dengan cinta dan pengorbanan semacam itulah sebuah masyarakat menjadi solid dan
kokoh dalam menjalankan agama.
Dalam situasi krisis social dan keagamaan itu, lahirlah seorang bayi Israil di Mesir diberi
nama Musa. Bayai yang selamat dar pembunuhan yang diperintah oleh Fir’aun itu kelak
menjadi pemimpin besar Yahudi yang berjuang membebaskan mereka dari kekejaman
Fir’aun.
Doktrin paling esensial dan system kepercayaan yang dianut dan diperjuangkan Nabi
Musa AS adalah monoteisme. Baginya Tuhan adalah satu, tidak ada Tuhan selain Dia. Namun
sepeninggal Nabi Musa AS, takhayul dan pemujaan berhala semakin meningkat dari tahunn
ke tahun.temasuk didalamnya konsep ‘Uzair sebagai anak Allah’.
2.4.2. Kristen
Secara kronologis, Kristen muncul setelah Yahudi dan sebelum Islam. Pertumbuhan
Kristen dapat dipandang sebagai perkembangan suatu sekte Yahudi yang menjadi sebuah
agama dunia. Asal-usul Kristen tidak mungkin dipahami tanpa menempatkan agama dan
kebudayaan Yunani sebagai latar belakang.
Istilah “Kristen” atau “Kristenitas” berasal dari kata Yunani Christos sebagai terjemahan
istilah Ibrani Mesias, yang digunakan orang Yahudi untuk menunjuk penyelamat agung
mereka. Kemudian istilah meisas digunakan untuk menyebut Yesus dari Nasaret. Karena
Yesus berasal dari Nasaret Palestina,maka ia digelari Masrani dan agama yang dibawanya
disebut agama nasrani.
Agama ini berkembang dari kehidupan dan karta Yesus dar nasaret. Yesus Kristus bukan
hanya tokoh sentral dalam Kristen, tetapi juga pusat dari keselruhan bangunannya. A memilih
12 murid, yang kemudian disebut sebagai “al-Hawariyyun” untuk menjalankan tugas
dakwahnya. Namun dipihak lain timbul rasa permusuhan dari beberapa kalangan umat
Yahudi yang berujung pada penyaliban Yesus di pinggiran kota Yerussalem.
Terkait dengan peristiwa penyaliban ini, Islam menyangkal bahwa Yesus telah meninggal
di tiang salib.
Agama Islam diturunkan oleh Allah untuk kepentingan dan kebahagiaan manusia. Siapa
pun yang mengamalkan Islam dengan penuh ketaatan, kepasrahan, dan ketulusan, niscaya
akan menemukan kedamaian dan memperoeh kemuliaan. Tidak sedikitpun ajaran Islam yang
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Tidak pula membebani dan memberatkan
manusia. Bahkan jika diperhatikan, semua hukum yang disyariatkan oleh Allah justru
menopang kebutuhan dasar manusia.
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak untuk dapat lebih
mengembangkan ilmu pendidikan agama Islam dan dapat pula mengerti dan paham akan
konsep ketuhanan dalam Islam dan lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Negeri Malang.2014. Pendidikan
Islam Transformatif. Malang: Dream Litera.
www. bunglong11.blogspot.com/2011/10/konsep-ketuhanan-dalam-islam.html
www.erlapramana.blogspot.com/2011/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
www.studiislam.wordpress.com/2010/05/22/
http://assalaam.or.id/id/kebutuhan-manusia-terhadap-agama/
http://www.risalahislam.com/2013/10/pengertian-tauhid.html