Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

AGAMA SECARA UMUM

Dosen Pengampu:

Andi Sulasmi, S.Ag, M.Ag.

Di Susun Oleh:

Kelompok 2:

1. Andi Khaidir Affandy (221010500503)


2. Al Faizal Suwanda (221010500501)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT


yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan judul “Agama Secara Umum”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Andi
Sulasmi, S.Ag, M.Ag. Selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Kami
berterima kasih kepada ibu telah memberikan tugas ini sehingga saya dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami
tekuni. Kami juga bertimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca dan khususnya bagi para penerus bangsa. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu dapat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca makalah ini agar makalah yang kami buat kedepannya
dapat lebih baik.

Kamis, 23 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Hipotesa........................................................................................................2

D. Tujuan...........................................................................................................2

E. Sistematika....................................................................................................3

BAB II......................................................................................................................4

A. Pengertian Agama.........................................................................................4

B. Latar Belakang Perlunya Manusia Terhadap Agama...................................6

C. Fungsi Agama Secara Umum.......................................................................8

D. Jenis-jenis Agama.........................................................................................9

E. Kebutuhan Manusia terhadap Agama.........................................................10

BAB III..................................................................................................................12

A. Kesimpulan..............................................................................................12

B. Saran-saran..............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama dalam kehidupan manusia mempunyai pengaruh yang


sangat besar. Zakiah Daradjat menyebutkan ada tiga fungsi agama
terhadap mereka yang meyakini kebenarannya, yaitu: memberikan
bimbingan dalam hidup, menolong dalam menghadapi kesukaran,
menentramkan batin. Realitanya, jalan yang ditunjukkan agama tidak
seluruhnya diikuti oleh manusia, bahkan sebagian besar mengingkarinya.
Pengingkaran terhadap agama ini tidak hanya terjadi pada zaman jahiliyah
saja, tetapi terjadi juga pada zaman modern ini.

Agama merupakan suatu sistem kepercayaan kepada Tuhan yang


dianut oleh sekelompok manusia dengan selalu mengadakan interaksi
dengan-Nya. Pokok persoalan yang dibahas dalam agama adalah eksistensi
Tuhan. Tuhan dan hubungan manusia dengan-Nya merupakan aspek
metafisika, sedangkan manusia sebagai makhluk dan bagian dari benda
alam termasuk dalam kategori fisika.

Menurut sejarahnya, masalah agama adalah masalah sosial, karena


menyangkut kehidupan masyarakat yang tidak bisa terlepas dari kajian
ilmu-ilmu sosial. Oleh sebab itu, ilmu-ilmu agama hakikatnya merupakan
rumpun bagian dari ilmu Sosiologi, Psikologi dan AntropologiFrancisco
Jose Moreno menegaskan bahwa “sejarah agama berumur setua sejarah
manusia.Untuk lebih jelasnya saya meberikan penjelasan tentang agama
secara umum dari berbagai sumber pada bab pembahasan di makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu agama?


2. Apa saja fungsi agama?
3. Apa saja unsur unsur agama?
4. Apakah manusia perlu beragama?
5. Kenapa manusia perlu beragama?
6. Apa saja jenis-jenis agama?

C. Hipotesa

1. Agama yaitu pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.


2. Agama memiliki banyak fungsi penting untuk kehidupan manusia.
3. Agama terdiri dari 4 unsur.
4. Manusia perlu beragama.
5. Manusia perlu beragama untuk mengetahui apa yang benar dan salah
dan sebagai bentuk keyakinan terhadap tuhan.
6. agama memiliki 2 jenis yaitu berasal dari wahyu dan berasal dari
pemikiran manusia.

D. Tujuan

Disamping untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama,


makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui tentang:
1. Mengetahui arti dari agama.
2. Mengetahui fungsi dari agama
3. Mengetahui unsur unsur agama
4. Mengetahui perlunya manusia terhadap agama
5. Mengetahui jenis-jenis agama

2
E. Sistematika

Penyajian makalah Pendidikan Agama Islam ini dibagi dalam


beberapa bab dengan tujuan untuk mempermudah pencarian informasi
yang dibutuhkan, serta menunjukkan penyelesaian pekerjaan yang
sistematis. Pembagian bab tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan
Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
hipotesa, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
2. Bab II Pembahasan
Menjelaskan mengenai pengertian agama, latar belakang pelunya
manusia terhadap agama, fungsi agama secarra umum, jenis-jenis
agama, dan kebutuhan manusia terhadap agama.
3. Bab III Penutup

Menjelaskan mengenai kesimpulan akhir penulisan dan saran-saran.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

Secara etimologis kata “agama” berasal dari bahasa Sanskrit, yaitu


yang tersusun dari dari dua kata, a = tidak dan gam= pergi. Jadi agama
artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi secara turun temurun (Harun
Nasution,1985:9). Hal ini menunjukkan pada salah satu sifat agama, yaitu
diwarisi secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Selanjutnya ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa agama berarti teks
atau kitab suci.

Agama dalam Bahasa Arab disebut din, yang mengandung arti


menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Agama
memang membawa peraturan-peraturan yang merupakan hukum, yang
harus dipatuhi orang. (Harun Nasution,1985:9). Din dalam bahasa Semit
juga berarti undang.

Sedangkan menurut terminologi, definisi agama beragam


tergantung orang yang mendefinisikannya. Menurut Durkheim, agama
adalah sistem kepercayaan dan politik yang telah dipersatukan yang
berkaitan dengan hal-hal yang kudus. Bagi Spencer, agama adalah
kepercayaan terhadap sesuatu yang maha mutlak.

Oxfort Student Dictionary (1978) mendefinisikan agama (religion)


dengan “the belief in the existence of supranatural ruling 3 power, the
creator ad controller of the universe”, yaitu suatu kepercayaan akan adanya
suatu kekuatan pengatur supranatural yang mencipta dan mengendalikan
alam semesta.

4
Agama dalam pengertiannya yang paling umum diartikan sebagai
sistem orientasi dan obyek pengabdian. (Azyumardi Azra,2003: 28).
Dalam pengertian ini semua orang adalah makhluk relegius, karena tak
seorangpun dapat hidup tanpa suatu sistem yang mengaturnya.

Dari pengertian di atas, sebuah agama biasanya mencakup tiga


persoalan pokok, yaitu:

1. Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan


supranatural yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
2. Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan
dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekwensi atau
pengakuan dan ketundukannya.
3. Sistem nilai (hukum/norma) yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan
keyakinannya tersebut.
4. Paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk kekuatan
gaib, dalam bentuk kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran agama
yang bersangkutan, tempat-tempat tertentu, peralatan untuk
menyelenggarakan upacara, dan sebagainya.

Dengan demikian jelaslah bahwa agama merupakan seperangkat


aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dengan sesama
manusia dan dengan alam sekitarnya.

5
B. Latar Belakang Perlunya Manusia Terhadap Agama

Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang melatar belakangi


perlunya manusia terhadap agama, yaitu:

1. Karena fitrah manusia

Kata fitrah merupakan derivasi dari kata fathara, artinya ciptaan,


suci, seimbang. Menurut Imam al-Maraghi (1974:200) fitrah adalah
kondisi di mana Allah menciptakan manusia yang menghadapkan
dirinya pada kebenaran dan kesiapan untuk menggunakan pikirannya.

Fitrah yang berarti hanif (kecenderungan kepada kebaikan)


dimiliki manusia karena terjadinya proses persaksian sebelum terlahir
ke muka bumi. Persaksian ini merupakan proses fitriah manusia yang
selalu memiliki kebutuhan terhadap agama, karena itu manusia
dianggap sebagai makhluk religius. Manusia bukan makhluk yang
lahir kosong seperti kertas putih sebagaimana yang dianut para
pengikut teori tabula rasa. Hal ini dipertegas dengan dalil al-Qur’an:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang


belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku
ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat
kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah
terhadap ini, (keesaan Tuhan)”. (Q.S al-A’raaf,7:172).

Fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada


saat lahirnya ke dunia. Dikelompokkan dalam dua hal:, yaitu potensi
fisik dan potensi rohaniyah. Potensi rohaniyah manusia berupa akal,
qalb dan nafsu. Bukti bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki
potensi beragama ini dapat dilihat melalui bukti historis dan
anthropologis. Masyarakat primitif, misalnya yang tidak pernah datang
informasi mengenai Tuhan, ternyata mereka mencari dan mempercayai

6
adanya Tuhan, Sungguhpun Tuhan yang mereka percayai itu sebatas
pada kemampuan akalnya dalam memaknai apa yang ada disekitar
mereka. Mereka menjadikan sungai, pohon, batu dan lainnya sebagai
Tuhan karena mereka mengganggap benda-benda itu telah
memberikan penghidupan kepada mereka. Lalu mereka memujanya
dengan memberikan penyembahan dan sesajian. Semua itu pada
dasarnya sebagai curahan dari potensi manusia untuk bertuhan. Tetapi
ketika potensi bertuhan tersebut tidak diarahkan dan tidak mendapat
bimbingan yang benar, maka tidak akan menemukan Tuhan yang
sesungguhnya (yang benar) yaitu Allah.

2. Karena keterbatasan akal manusia

Akal manusia sebagai anugerah terbesar memang mampu untuk


membedakan dan mengetahui yang baik dan 7 buruk, tetapi tidak
semua yang baik dan yang buruk itu dapat diketahui akal. Akal
manusia semata juga tidak mampu mengetahui segala informasi
terutama yang berkenaan dengan alam meta fisika (ghaib), termasuk
mengetahui peristiwa yang terjadi setelah manusia mati seperti
barzakh, shirat, akhirat, surga dan neraka. Untuk itu manusia perlu
bimbingan wahyu (agama).

3. Tantangan yang dihadapi manusia

Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah


karena manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai
tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan
dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan.

Sedangkan tantangan dari luar berupa rekayasa dan upaya-upaya


yang dilakukan manusia secara sengaja berupaya ingin memaling
manusia dari Tuhan. Seperti berkembangnya berbagai kebudayaan dan
cara hidup yang sengaja diciptakan untuk memalingkan manusia dari
Tuhannya.

7
C. Fungsi Agama Secara Umum

Kehadiran agama memiliki peran dan fungsi yang cukup banyak dalam
kehidupan manusia. Adapun beberapa fungsi agama adalah sebagai
berikut:

 Sebagai pedoman hidup manusia baik secara individu maupun


kelompok.

 Sebagai sumber aturan tata cara hubungan manusia dengan Tuhannya,


dan juga sesama manusia.

 Sebagai pedoman bagi manusia dalam mengungkapkan rasa


kebersamaan dengan sesama manusia.

 Sebagai pedoman perasaan keyakinan manusia terhadap sesuatu yang


luar biasa (supranatural) di luar dirinya.

 Sebagai cara manusia mengungkapkan estetika/ keindahan alam


semesta dan segala isinya.

 Agama sebagai sumber moral.

 Agama sebagai informasi metafisika

 Agama sebagai sumber syariah dan ibadah

 Agama sebagai sumber ilmu pengetahuan

8
D. Jenis-jenis Agama

Ditinjau dari sumbernya, agama dapat dibagi dua, yaitu:

1. Agama samawi/revealed religion (agama wahyu).


2. Agama ardhi/culture religion (agama bukan wahyu/buatan manusia)

Agama wahyu adalah agama yang diterima oleh manusia dari


Allah SWT Sang Pencipta melalui malaikat Jibril dan disampaikan dan
disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia. Wahyuwahyu tersebut
dilestarikan melalui Kitab Suci, suhuf (lembaranlembaran tertulis) atau
ajaran lisan. Yang termasuk ke dalam agama wahyu yaitu Yahudi, Nasrani
dan Islam.

Agama bukan wahyu bersandar semata-mata kepada ajaran dari


seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan tentang kehidupan
dalam berbagai aspeknya secara mendalam. Contohnya agama Budha yang
berpangkal pada ajaran Sidharta Gautama dan Confusianisme yang
berpangkal pada ajaran Kong Hu Chu, Agama Hindu, agama Sinto dan
lain sebagainya yang berpangkal pada ajaran yang dibawa oleh manusia
sebagai pembawa dan penyebar agama tersebut.

Adapun ciri-ciri agama wahyu antara lain:

1. Secara pasti ditentukan lahirnya, bukan tumbuh dari


masyarakat, melainkan diturunkan kepada masyarakat.
2. Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah SWT sebagai
utusan-Nya. Utusan itu bukan menciptakan agama tetapi
menyampaikan agama.
3. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
4. Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirannya dapat berubah
sesuai dengan kecerdasan dan kepekaaan manusia.
5. Konsep ketuhanannya adalah monotheisme mutlak (Tauhid).
6. Kebenarannya adalah universal, yaitu berlaku bagi setiap
manusia, masa dan keadaan.

9
E. Kebutuhan Manusia terhadap Agama.

Shihab (1997: 376) mengutip pandangan William James yang


menegaskan bahwa selama manusia masih memiliki naluri (rasa) cemas
dan berharap, selama itu pula manusia beragama (butuh agama untuk
berhubungan dengan Tuhan). Itulah sebabnya mengapa perasaan takut
merupakan salah satu dorongan terbesar untuk beragama. Selanjutnya
Shihab mengungkapkan,

Azra, dkk. (2002: 37) mengungkapkan bahwa akal yang sempurna


akan senantiasa menuntut kepuasaan berpikir. Oleh karena itu, pencarian
manusia terhadap kebenaran agama tidak pernah lepas dari muka bumi ini.
Penyimpangan dari sebuah ajaran agama dalam sejarah kehidupan
manusia, akhirnya dapat diketahui oleh pemenuhan kepuasan berpikir
manusia yang hidup kemudian. Dikisahkan bahwa Nabiyullah Ibrahim as.
tidak (merasa) puas dengan menyaksikan bagaimana manusia
mempertuhankan benda-benda mati di alam ini seperti matahari, bulan,
dan bintang. Demikian pula Nabiyullah Muhammad Saw. pada akhirnya
memerlukan tahannus karena jiwa tidak dapat menerima aturan hidup yang
dikembangkan masayarakat Quraisy di Mekkah yang mengaku masih
menyembah Tuhan Ibrahim.

Dari paparan tiga tokoh Cendikiawan Muslim di atas, didapat


simpulan bahwa manusia selalu membutuhkan agama, sebab:

1. Semakin tinggi keinginan (melalui pemikiran) manusia akan


kenyamanan, ketentraman hidup, akan semakin tinggi pula manusia
membutuhkan Agama.
2. Kebutuhan akal dan pikiran manusia terhadap pengetahuan tentang
hakikat eksistensi Tuhan terus berlanjut; tidak akan pernah berhenti.
Secara akal, suatu saat manusia akan bertanya, “dari mana dirinya
berasal?, Apakah dirinya “ada secara kebetulan?” atau “ada Yang

10
Menciptakan?”, “Siapa yang Menciptakan dirinya?”, “untuk apa
dirinya ada di dunia?”, lalu “ke mana dirinya akan kembali setelah
kematian?”, dan pertanyaanpertanyaan lainnya akan senantiasa muncul
di benak setiap manusia berfikir.
3. Secarah fitrah, manusia tidak akan merasa puas dengan produk sains
dan teknologi, begitu pula dengan hasil pemikiran filosof. Manusia
akan merasakan jiwanya kosong, bimbang, dan gersang sampai ia
menemukan keyakinan (aqidah) tentang adanya Tuhan (Islam: Allah
`Azza wa Jall). Jiwa yang jauh dari nilai keagamaan akan dirasa
gersang. Karenanya, melalui agama-lah manusia akan mendapatkan
ketenangan jiwa, dan.
4. Hidup tanpa agama, bagai perahu tanpa nakoda. Ke mana angin
berhembus, ke situ pula perahu akan bersandar. Agama-lah yang
mangatur hidup antarsesama dalam kondisi yang saling menghormati,
menyayangi, dan tolong menolong.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Agama merupakan suatu kepercayaan akan adanya suatu kekuatan


pengatur supranatural yang mencipta dan mengendalikan alam semesta.
Agama juga memiliki fungsi Sebagai pedoman hidup manusia baik secara
individu maupun kelompok, sebagai sumber moral, dan sebagai sumber
ilmu pengetahuan. Manusia perlu beragama atas dasar fitrah manusia,
keterbatasan akal manusia dan tantangan hidup manusia. Agama memiliki
2 jenis ditinjau dari sumbernya yaitu: agama samawi (agama wahyu), dan
agama ardhi (bukan wahyu/buatan manusia).

B. Saran-saran

Ilmu mempercepat Anda sampai kepada tujuan, Agama


menentukan arah yang Anda tuju. Ilmu menyesuaikan manusia dengan
lingkungannya, dan Agama memnyesuaikan Anda dengan jati diri. Ilmu
merupakan hiasan lahir, dan Agama-lah hiasan batinnya. Ilmu
memberikan kekuatan dan menerangi jalan, dan Agama memberikan
harapan dan dorongan bagi jiwa. Ilmu menjawab pertanyaan yang dimulai
dengan kata “apa” dan ”bagaimana”, dan Agama menjawab pertanyaan
yang dimulai dengan kata “mengapa”. Ilmu tidak jarang mengeruhkan
pikiran pemiliknya, sedangkan Agama selalu menenangkan pemeluknya
yang tulus.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Nurhasanah. (2013). Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi


Umum. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

TR, Burhanuddin. (2016). Islam Agamaku: Buku Teks Pendidikan Agama Islam
Subang: Royyan Press

Rohidin. (2018). Pendidikan Agama Islam Sebuah Pengantar. Yogyakarta: FH


UII Press

13

Anda mungkin juga menyukai