Anda di halaman 1dari 18

KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP AGAMA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PAI

Dosen Pembimbing : AEP. SAEPUL ANWAR S.Ag. M.Ag.

Oleh: MUHAMMAD HANAFI DAN ERLAN PARURROHMAN

PROGRAM STUDI KIMIA UNIVERSITAS PAMULANG


(KAMPUS SERANG) 23/09/2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur alhamdulilah kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul “Kebutuhan Manusia terhadap
Agama” ini dalam keadaan sehat wal’afiat tanpa kurang suatu apapun.

Tujuan utama penulis membuat makalah ini agar pembaca dapat mengetahui
akan kebutuhan manusia terhadap agama dan untuk memenuhi Mata Kuliah
pendidikan agama pertemuan ke -4.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangatkami
harapkan agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.

Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa dan universitas


pamulang ( kampus serang) pada umumnya.

Serang banten, September 2023

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................ii

2
Daftar Isi...............................................................................................iii

Bab I Pendahuluan................................................................................1

Latar Belakang......................................................................................1

Rumusan Masalah.................................................................................1

Tujuan...................................................................................................1

Bab II Pembahasan...............................................................................2

Pengertian Agama.................................................................................2

Latar Belakang Kebutuhan Manusia terhadap Agama.........................5

Fungsi Agama.......................................................................................8

Doktrin Keprcayaan tehadap Agama....................................................10

Bab III Penutup.....................................................................................11

Kesimpulan...........................................................................................11

Saran.....................................................................................................11

Daftar Rujukan......................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Agama merupakan pedoman bagi setiap orang untuk bertingkah laku
dalam kehidupan sehari-hari.Di Indonesia sendiri, banyak agama telah diakui.
Mulai dari Islam, Kristen, katholik, hindu, bahkan Budha sudah mendapat
pengakuan di Indonesia. Meskipun demikian, Islamlah yang mayoritas dianut
oleh bangsa ini.Namun, kebanyakan dari mereka hanyalah menganut Islam,
tanpa menjalankan syariat-syariatnya, tanpa mengetahui maksud dari agama
tersebut dianut.
Oleh karena itu, penulis bermaksud memberi penjelasan kepada
penulis mengenai “Kebutuhan Manusia Terhadap Agama”.Agar pembaca bisa
introspeksi diri, sehingga bisa lebih baik kedepannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian agama itu?
2. Bagaimanakah latar belakang kebutuhan manusia terhadap agama?
3. Apakah fungsi agama dalam kehidupan?
4. Apakah doktrin kepercayaan agama itu?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian agama.
2. Untuk mengetahui latar belakang kebutuhan manusia terhadap agama.
3. Untuk mengetahui fungsi agama dalam kehidupan.
4. Untuk mengetahui doktrin kepercayaan agama.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama
Berbicara mengenai pengertian agama, A. Mukti Ali menyebutkan tiga
aliran tentang kesulitan dalam mendefinisikan agama. Yaitu:

4
1. Karena pengalaman agama itu adalah soal batini dan subjektif, juga sangat
individualistis.
Oleh karena itu, tidak ada orang yang bertukar pikiran tentang pengalaman
agamanya.
2. Tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional lebih, daripada
membicarakan agama.
3. Sehingga setiap orang ingin menyatakan dirinya sebagai manusia
beragama.
4. Konsepsi tentang agama dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan
pengertian agama itu.1

Namun, bukan berarti agama tidak dapat didefinisikan.Kita bisa melihat


pengertian agama dari segi bahasa.Agama berasal dari kata “addin” yang artinya
kepatuhan, kekuasaan/kecenderungan. Dalam istilah lain, agama berasal dari
gabungan “a” dan ”gama”. “a” artinya “tidak” dan “gama” artinya “kacau”.
Jadi, agama artinya tidak kacau.2 Dapat pula dikatakan bahwa agama merupakan
kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.3
Ada pendapat lain yang disampaikan oleh Harun Nasution. Beliau
menyatakan bahwa dalam masyarakat Indonesia selain kata agama, dikenal pula
istilah din dari bahasa arab dan kata religi dari bahasa Eropa. Menurutnya, agama
berasal dari kata Sanskrit, yang tersusun dari dua kata. Yaitu a=tidak dan
gam=pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwirisi secara turun-
temurun.
Selanjutnya ada pendapat lagi yang mengatakan bahwa agama berarti teks
atau kitab suci.Dan memang masing-masing agama mempunyai kitab suci sendiri.
Begitu juga dengan pendapat lain yang menyatakan agama berarti
tuntutan.dimana hal ini merupakan salah satu fungsi agama, yaitu sebagai
tuntunan bagi kehidupan manusia.4
1
Adeng Muchtar Ghazali, Agama dan Keberagaman dalam konteks perbandingan
Agama,(Bandung:Pustaka Setia 2004) hal 25
2
Aminuddin, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bandung: Ghalia
Indonesia 2005) hal 13
3
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : Logos 1998) hal 13
4
Ibid,hal.9

5
Dalam bahasa Semit, din berarti undang-undang atau hukum. Jika dalam
bahasa Arab, mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan,
dan kebiasaan. Pengertian ini juga sejalan dengan kandungan agama yang di
dalamnya terdapat peraturan-peraturan yang merupakan hukum., yang harus
dipatuhi penganut agama yang bersangkutan.
Selanjutnya agama juga menguasai diri seseorang dan membuat ia tunduk dan
patuh kepada Tuhan dengan menjalankan ajaran-ajaran agama.
Adapun kata religi berasal dari bahasa Latin, dan menurut Harun Nasution
kata religi adalah relegere yang mengandung arti mengumpulkan dan
membaca.Dari beberapa definisi tersebut, akhirnya Harun Nasution
menyimpulkan bahwa intisari yang terkandung dalam istilah-istilah diatas adalah
ikatan.
Ikatan ini mempunyai pengaruh besar sekali terhadap kehidupan manusia
sehari-hari.Ikatan itu berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari
manusia.Satu kekuatan ghaib yang tak dapat ditangkap pancaindera.5
Dalam bukunya yang berjudul Agama dan Masyarakat, Elizabet K.
Nottingham berpendapat bahwa agama adalah gejala yang begitu sering terdapat
dimana-mana sehingga sedikit membantu usaha-usaha kita untuk membuat
abstraksi ilmiah.Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa agama berkaitan dengan
usaha-usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaannya
sendiri dan keberadaan alam semesta.
Selanjutnya karena demikian banyaknya definisi tentang agama yang
dikemukakan para ahli, Harun Nasution mengatakan bahwa agama dapat
didefinisikan sebagai berikut:
1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib
yang harus dipatuhi
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang menguasai manusia
3. Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan
pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia yang mempengaruhi
3
perbuatan-perbuatan manusia.

5
Ibid,hal.10

6
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup
tertentu
5. Suatu system tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari kekuatan
ghaib
6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini
bersumber pada kekuatan ghaib
7. Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah dan
perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam
sekitar manusia
8. Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Rasul.
Dari beberapa definisi diatas, kita dapat menjumpai empat unsure yang
menjadi karakteristik agama, sebagai berikut:
Pertama, unsur kepercayaan terhadap kekuatan ghaib
Kedua, unsur kepercayaan bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan hidup
di dunia dan akhirat teergantung pada adanya hubungan yang baik dengan
kekuatan ghaib yang dimaksud.
Ketiga, unsur respons yang bersifat emosional dari manusia.
Keempat, unsure paham adanya kudus dan suci, dalam bentuk kekuatan
ghaib, kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran agama yang bersangkutan,
tempat-tempat tertentu, peralatan untuk menyelenggarakan apacara, dan
sebagainya.

Dilihat dari sumbernya, agama terdiri dari dua jenis, yaitu:

4
1. Agama wahyu (agama samawi) adalah agama yang diterima oleh manusia
dari Allah melalui malaikat Jibril dan disebarkan oleh Rasul-Nya kepada
manusia.

7
2. Agama budaya (agama ardhi) adalah agama yang bersumber dari ajaran
seorang manusia yang dipandang mempunyai pengetahuan yang
mendalam tentang kehidupan.6

B. Latar Belakang Kebutuhan Manusia terhadap Agama

B.1. Latar Belakang Fitrah Manusia


Dalam ajaran Islam, agama adalah kebutuhan fitri manusia.Fitrah
keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang melatar belakangi perlunya
manusia terhadap agama. Oleh karenanya ketika datang wahyu tuhan menyeru
manusia agar beragama, maka seruan tersebut memang amat sejalan dengan
fitrahnya itu.
Didalam al-quran, manusia disebut sebagai insan maupun basyar.Dengan
mengacu pada informasi yang diberikan al-Quran tersebut, Musa Asy’ari
menyimpulkan bahwa manusia insan adalah manusia yang menerima pelajaran
dari Tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya. Lebih lanjut beliau mengatakan
bahwa pengertian manusia dalam al-Quran dipakai untuk menunjukkan lapangan
kegiatan manusia yang amat luas, yang terletak pada kemampuan menggunakan
akalnya dan mewujudkan pengetahuan konseptualnya dalam kehidupan
konkret.Sedangkan manusia basyarhanya untuk menyebut manusia dalam
pengertian lahiriahnya saja.Seperti, makan, minum, tidur, dan lain sebagainya.
Setiap anak yang dilahirkan memiliki fitrah (potensi beragama), maka
kedua orang tuanyaah yang menjadikan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani,
atau Majusi. Karena demikian pentingnya menumbuhkembangkan dan
memelihara potensi keagamaan yang ada dalam hati manusia, maka pada saat
kelahirannya yang pertama kali diperdengarkan adalah nama Allah melalui adzan
pada telinga kanan dan iqomat pada telinga kiri. Selanjutnya dirikan makanan
yang bersih dan suci yang dilambangkan dengan pemberian madu.Mencukur
rambut anak dengan tujuan agar menyukai kebersihan, keindahan dan
ketampanan.Memotong hewan aqiqah juga menjadi bagian dari ini.Hal ini

6
Aminuddin, Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bandung: Ghalia
Indonesia 2005) hal 13

8
bertujuan untuk mengakui eksistensi anak tersebut di tengah-tengah lingkungan
keluarganya yang selanjutnya bisa menumbuhkan harga dirinya.Dan pada saat
menjelang kematiannya, kalimat yang harus diperdengarkan adalah kalimat
tauhid.
Bukti bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi beragama ini
dapat dilihat melalui bukti historis dan antropologis.Melalui bukti ini, kita
mengetahui bahwa pada manusia primitive yang tidak pernah dating kepadanya
mengenai informasi tentang Tuhan, ternyata mereka mempercayai adanya
Tuhan.Misalnya mereka mempertuhan benda yang dianggap misterius dan
mengagumkan.
Berkaitan dengan uraian diatas, ada beberapa hipotesis yang diajukan
mengenai pertumbuhan agama pada manusia. Diantaranya,
1. Hipotesis yang mengatakan bahwa agama adalah produk rasa takut, seperti
rasa takut dari alam. Sebagai akibat rasa takut inilah terlintas agama dalam
benak manusia.
2. Hipotesis yang mengatakan bahwa agama adalah produk kebodohan.
Manusia sesuai wataknya selalu cenderung ingin mengetahui sebab-sebab
dan hukum-hukum yang berlaku atas alam ini serta peristiwa-peristiwa
yang terjadi di dalamnya.
3. Hipotesis yang mengatakan bahwa motivasi keterikatan manusia kepada
agama adalah pendambaannya akan keadilan dan keteraturan.
4. Hipotesis tersebut telah banyak dibuktikan kegagalannya oleh para ahli,
karena dasar hipotesis terseut adalah pemikiran manusia yang
terbatas.Sedangkan agama yang benar berasal dari Maha Tidak Terbatas,
yaitu Tuhan.
5. Jadi, Karena di dalam hati manusia sudah terdapat potensi untuk
beragama, maka potensi beragama ini perlu pembinaan, pengarahan dan
pengembangandengan cara mengenalkan agama kepadanya.
Beberapa hipotesis tersebut telah banyak dibuktikan kegagalannya oleh
para ahli, karena dasar hipotesis tersebut adalah pemikiran manusia yang terbatas,

9
sedangkan agama yang benar datang dari Yang Maha Tidak Terbatas.Dengan
demikian, dalam hal beragama, akal saja tidak cukup.
Ada suatu permasalahan, bahwa di dunia ini ada banyak orang yang tidak
taat beragama namun dirinya seakan-akan bisa sukses, hidunya terarah.Hal ini
karena Allah memiliki sifat Rohman, Maha Pengasih di dunia saja. Sehingga
siapapun pasti mendapat nikmat dari Allah, tidak peduli oarng islam atau bukan.

B.2. Kelemahan dan Kekurangan Manusia


Factor lain yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adalah
karena disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki
kekurangan. Antara lain, nafsu. Nafsu diciptakan dalam keadaan sempurna yang
berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat kebaikan maupun
keburukan.

Sebagai contoh, dalam literature trologi Islam kita jumpai pandangan kaum
Mu’tazilah yang rasionalis, karena banyak mendahulukan pendapat akal dalam
memperkuat argumentasinya daripada mendapat wahyu.Namun mereka sepakat
bahwa manusia akalnya memiliki kelemahan.Dalam hubungan inilah, maka kaum
Mu’tazilah mewajibkan pada Tuhan agar menurunkan wahyu dengan tujuan agar
kekurangan yang ada dapat dilengkapi dengan informasi dari wahyu tersebut.

Selanjutnya, Quraish Shihab mengatakan, walaupun nafsu berpotensi


positif dan negative, namun diperoleh pula isyarat bahwa pada hakikatnya potensi
positif manusia lebih kuat daripada potensi negatifnya.Hanya saja daya tarik
keburukan lebih kuat daripada daya tarik kebaikan.

B.3. Tantangan Manusia


Tantangan dari dalam diri yang berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan
setan juga merupakan factor yang menyebabkan manusia membutuhkan agama.
Sedangkan tantangan dari luar yang dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang
dilakukan manusia yng secara tidak sengaja memalingkan diri dari Tuhan juga
memiliki peran yang sama dalam upaya membutuhkan agama. Untuk itu, maka

10
upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar agama pada
mereka agar lebih taat menjalankannya.7

Semua orang menganggap agama yang dianutnya benar. Sehingga wajar


saja jika orang-orang kafir sengaja mengeluarkan biaya yang tak sedikitagar orang
lain mengikuti keinginanya. Berbagai bentuk budaya, hiburan, obat-obatan
terlarang, bahkan proses kristenisasi akan rela mereka lakukan.

Untuk itu maka upaya mengatasi dan membentengi manusia yaitu dengan
mengajar mereka agar taat menjalankan agama.Godaan dan tantangan hidup
demikian itu, saat ini semakin meningkat.Sehingga upaya mengamankan
masyarakat menjadi penting.

C. Fungsi Agama
Agama merupakan suatu rasa iman / kepercayaan. Orang yang meyakini
agama tertentu, pastilah menginginkan orang lain untuk ikut bersamanya. Mereka
menyebarkan, mendakwahkan serta mempropaganda agar orang lain sepaham
dengannya.

Mereka rela melakukan hal itu demi agamanya.Agama yang mereka anggap
sebagai system kepercayaan. Sehingga pantaslah bila mereka menjadikan agama
sebagai peraturan atau tuntunan tentang cara hidup di dunia, baik lahir maupun
batin.8

Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah


disebabkan oleh fungsinya.Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk
menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama
mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah:

- Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.

Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia


sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan
7
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : Logos 1998) hal 16-25
8
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum (Bandung: PT Remaja Rosydakarya) hal 7

11
juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya
sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada
falsafah.Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia
adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT.

-Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.

Setangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak
terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat
menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk
menjawab soalan-soalan ini.

- Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.

Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah
kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama,
malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.

– Memainkan fungsi kawanan sosial.

Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran


agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh
penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial.

D. Doktrin Kepercayaan Agama


Di dalam The Encyclopedia of Religion, istilah doktrin berhubungan dengan dua
hal.Pertama, sebagai penegasan suatu kebenaran (a truth).Kedua, berkaitan dengan ajaran
(teching).

Keduanya tidak dapat dipisahkan, karena menegaskan tentang kebenaran adalah


melalui ajaran.Sedangkan yang diajarkan biasanya dengan kebenaran.Dengan demikian,
doktrin berarti berisi tentang ajaran kebenaran yang sudah tentu memiliki “balutan”
filosofis.

12
Doktrin lebih bersifat praktis, sehingga doktrin keagamaan cenderung dicirikan
oleh intensitas praktis.Doktrin juga berarti kebenaran.Dalam konteks doktrin, agama
selalu menjadi aqidah, yakni suatukepercayaan kepada Tuhan, suatu ikatan, kesadaran
dan penyembahan secara spiritual kepada-Nya.
Pada dasarnya, doktrin tentang kebenaran memiliki sifat ganda, yaitu mutlak dan
relative.Kemuutlakan dapat dilihat dari esensinya.Sedangkan kerelatifan terletak pada
penyikapan terhadap esensi itu.9

Begitu juga dengan doktrin yang dimaksud kaum Sunni tradisional.Bagi mereka,
doktrin adalah adanya kewajiban tunduk kepada pemerintah oleh semua kaum muslimin
tanpa pandang bulu.

Di kalangan mereka ada ungkapan “para penguasa lalim untuk masa 60 tahun,
masih lebih baik daripada anarki sesaat”. Ketundukan itu sama sekali tidak
memperhitungkan penggunaan kekuasaan secara salah. Ketundukan kepada penguasa ini
sebenarnya adalah doktrin kaum Sunni Tradisional, yang tentu sangat berlawanan dengan
berbagai ajaran.

Dalam sumber lain dikatakan bahwa doktrin kepercayaan dalam Islam


meliputi:

a. Iman kepada Allah


Kalimat la ilaha illa Allah atau yang biasa disebut kalimat toyyibah adalah
suatu pernyataan pengakuan tentang keberadaan Allah Yang Maha Esa, tiada
Tuhan selain Dia. Ia merupakan bagian dari lafadz syahadatain yang harus
diucapkan oleh seseorang yang akan masuk dan memeluk agama Islam.

b. Kemustahilan Menemukan Zat Allah


Allah adalah Maha Esa, baik dalam Dzat, sifat maupun perbuatan.Esa
dalam dzat artinya Allah itu tidak tersusun dari beberapa bagian yang terpotong-
potong dan Dia pun tidak mempunyai sekutu.Esa dalam sifat berarti bahwa tak
seorang pun yang memiliki sifat-sifat seperti yang dimiliki oleh Allah.Sedangkan

9
. Adeng Muchtar Ghazali, M.Ag, Agama dan Keberagaman dalam konteks
perbandingan Agama, (Bandung:Pustaka Setia 2004) hal 51-52

13
Esa dalam perbuatan (af’al) ialah bahwa tidak ada seorang pun yang mampu
mengerjakan sesuatu yang menyerupai perbuatan Allah.
Dalam Al-Quran, Allah berfirman,”Allah tidak dapat dicapai oleh penglihatan
mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dia-lah yang Maha
Halus lagi Maha Mengetahui” (Q.S Al-An’am:103)
c. Argumen Keberadaan Allah
Ada tiga teori yang menerangkan asal kejadian alam semesta yang
mendukung keberadaan Tuhan.Pertama, paham yang mengatakan bahwa alam
semesta ini ada dari yang tidak ada (creatio ex-nihilo).Ia terjadi dengan
sendirinya. Kedua, paham yang mengatakan bahwa alam semesta ini berasal dari
sel (jauhar) yang merupakan inti.Ketiga, paham yang mengatakan bahwa alam
semesta itu ada yang menciptakan. (Sayid Syabiq, 1974:61)
d. Iman kepada Malaikat, Kitab, dan Rasul Allah
1. Malaikat Allah
Malaikat adalah makhluk Tuhan yang diciptakan dari al-nur
(cahaya).Malaikat termasuk makhluk ruhani yang bersifat ghaib.Mereka bukan
kelompok makhluk berwujud jasmaniah yang dapat diraba, dilihat, dicium, dan
dirasakan karena mereka berada di alam yang berbeda dengan alam
manusia.Mereka disucikan dari syahwat kebinatangan yang terhindar dari
keinginan hawa nafsu yang bersifat materiil.Mereka selalu tunduk dan patuh
kepada Allah SWT, tidak pernah ingkar kepada-Nya.Dengan demikian, mereka
menghabiskan waktu siang dan malam untuk beribadah kepada Allah semata.

2. Kitab-Kitab Allah
Ayat-ayat Allah yang merupakan ajaran-ajaran dan tuntutan itu dapat
dibedakan menjadi dua, ayat yang tertulis dalam kitab-Nya dan yang tidak tertulis
yang disebut alam semesta.
Ayat-ayat yang tertulis terformulasikan dalam empat kitab, yaitu Al-Quran, Injil,
Zabur dan Taurat yang masing-masing diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW,. Nabi Isa, Nabi Dawud dan Nabi Musa. Keempat kitab itu disebut kitab
samawi, karena kitab itu diyakini umat Islam sebagai firman Allah yang

14
diwahyukan kepada para nabi dan rasul.Hanya saja, kitab-kitab selain Al-Quran
sudah terkontaminasi oleh manusia sebagaimana yang diberitakan dalam Al-
Quran.
3. Rasul-Rasul Allah
Secara bahasa, rasul berarti orang yang diutus. Artinya, ia diutus untuk
menyampaikan berita, rahasia, tanda-tanda yang akan dating, dan misi atau
risalah. Secara terminology, rasul berarti orang yang diutus oleh Allah SWT untuk
menyampaikan wahyu kepada umatnya.
Diantara tugas yang diemban oleh para rasul adalah:
 Mengajarkan tauhid dengan segala sifat-sifat-Nya
 Mengajak manusia untuk menyembah dan minta tolong hanya kepada
Allah
 Mengajarkan kepada manusia agar memiliki moral atau akhlak mulia
 Mengajarkan kepada manusia tentang norma-norma kehidupan agar
selamat dunia dan akhirat
 Mengajak manusia untuk semangat dalam bekerja, sehingga memiliki
keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat
 Mengajak manusia agar tidak memperturutkan hawa nafsu
 Menyampaikan berita yang bersifat ghaib, seperti malaikat, surge dan
neraka, alam kubur, alam akhirat.
Sifat-sifat yang diberikan Allah kepada para rasul:
 Shidiq, artinya jujur dan benar serta terhindar dari sifat al-kidzb
atau dusta.
 Amanah, artinya dapat dipercaya dan terhindar dari sifat khianat
 Tabligh, artinya menyampaikan dan terhindar dari sifat al-kitman
atau menyembunyikan sesuatu
 Fathonah, artinya bijaksana dan brilian serta terhindar dari sifat al-
jahl atau bodoh
 Ma’shum, artinya senantiasa mendapatkan bimbingan dari Allah,
sehingga apabila melakukan kekeliruan, langsung mendapat
teguran dan koreksi dari Allah.

15
4. Alam Ghaib
Manusia itu tersusun dari dua unsur, jasmani dan rohani.Ruh adalah urusan
Allah yang termasuk ghaib.Ketika manusia mati, ruh tidak ikut mati tapi kembali
kea lam arwah.Oleh karena itu, akal pikiran manusia tidak mampu menerangkan
ruh dengan jelas.
Kematian merupakan pintu bagi manusia untuk memasuki alam kedua, alam
kubur atau alam barzakh.Para ulama mengartikan alam barzakh sebagai periode
antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.Keberadaan di alam barzakh
memungkinkan seseorang dapat melihat kehidupan dunia maupun akhirat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agama merupakan kepercayaan pada kekuatan ghaib yang menimbulkan
cara hidup tertentu. Banyak factor yang menyebabakan manusia
membutuhkan agama.Diantaranya, agama merupakan kebutuhan fitri manusia,
manusia masih memiliki banyak kekurangan pada dirinya, dan banyak
tantangan yang dihadapi.

16
Agama dapat berfungsi sebagai peraturan atau tuntunan untuk hidup di
dunia.Selain itu, dalam istilah agama juga dikenal adanya doktrin yang
merupakan ajaran tentang kebenaran.

B. Saran
Demikian makalah ini penulis susun.Penulis hanyalah manusia biasa
yang tak luput dari kesalahan.Karena itu, pastilah makalah ini belum sesuai
harapan.Untuk itu, penulis berharap agar para pembaca memberi kritik dan
saran kepada penulis.Sehingga makalah kami bisa lebih baik
kedepannya.Terimakasih.

DAFTAR RUJUKAN

14
Nata, Abuddin,Metodologi studi Islam,Jakarta:Logos,1998
Wahid,Abdurrahman,Islamku Islam Anda Islam Kita,Jakarta:The WAHID
Institute,2006
Tafsir,Dr.Ahmad,Filsafat Umum,Bandung:PT.Remaja Rosydakarya,1990
Muchtar Ghazali,Adeng,Agama dan Keberagaman dalam Konteks Perbandingan
Agama,Bandung:Pustaka Setia,2004

17
Amunuddin,Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi,Jakarta:Ghalia
Indonesia,2005
http://abdain.wordpress.com/2010/04/11/fungsi-agama-bagi-kehidupan/

15

18

Anda mungkin juga menyukai