Anda di halaman 1dari 24

KEBUTUHAN MANUSIA TERHADAP

AGAMA

OLEH :

EKY NOVRYALDIE (19.02.0034)


SISKA AYU ANISA GINTING (19.02.0005)

Mata Kuliah : Metode Studi Islam


Dosen Pengampu : Bapak Muhammad Hasan Basri, MA
Ruangan : PAI 4.1

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “UISU”


PEMATANGSIANTAR
TA. 2020/2021
KATA PENGHANTAR

Assalaamu’alaikum, Wr. Wb.\

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi rabbil‘aalamiin.

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Semoga shalawat dan
salam semoga tetap terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. keluarga,
sahabat, tabiin, dan kita semua sebagai umat yang taat dan turut terhadap ajaran yang
telah dibawa beliau,sehingga makalah tentang “KEBUTUHAN MANUSIA
TERHADAP AGAMA” ini dapat terselesaikan.

Dengan disusunnya makalah ini diharapkan kepada pembaca dapat memahami


secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan Metode Studi Islam. Sehingga
dengan membaca isi dari makalah ini diharapkan dapat menjadi bekal kebaikan dunia dan
akhirat.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
kepada pembaca dan juga kepada Bapak Dosen Pengampu mata kuliah ini, kami
mengharapkan saran dan kritik untuk penyusunan makalah yang selanjutnya akan
ditugaskan.

Demikian, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para


pembacanya.

Amiin. Yaa Rabbal‘aalamiin.

Wassalaamu’alaikum, Wr. Wb.

Pematang Siantar, 10 Februari 2021

Penulis Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................iii
A. Latar Belakang.......................................................................iii
B. Rumusan Masalah..................................................................iv
C. Tujuan Penulisan Makalah.....................................................iv
BAB II.............................................................................................1
PEMBAHASAN.............................................................................1
A. Pengertian Agama...................................................................1
B. Fungsi Agama..........................................................................6
C. Latar belakang Kebutuhan Manusia Terhadap Agama.........11
D. Mengapa Manusia Membutuhkan
Agama……………………………………………………………
…… 14
BAB III.......................................................................................18
PENUTUP....................................................................................18
A. Kesimpulan.........................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang manusia pasti membutuhkan suatu pegangan yang kuat, yang bisa
mengantarkannya pada satu tujuan, yang membawanya ke jalan lurus. Pegangan yang
dimaksud tersebut adalah agama.

Agama dapat dijadikan pedoman bagi manusia dalam melaksanakan sesuatu.


Dengan dasar-dasar dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam agama, keteraturan dan
kedamaian hidup pun dapat dicapai oleh manusia.

Agama sangatlah penting bagi kita. Agama memberikan penjelasan bahwa


manusia adalah mahluk yang memilki potensi untuk berahlak baik (takwa) atau buruk
(fujur) potensi fujur akan senantiasa eksis dalam diri manusia. Agama akan memelihara
manusia dari penyimpangan, kesalahan dan menjauhkannya dari tingkah laku yang
negatif. Bahkan agama akan membuat hati manusia menjadi jernih halus dan suci. Di
samping itu, agama juga merupakan benteng pertahanan bagi generasi muda muslim
dalam menghadapi berbagai aliran sesat.

Apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia
akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertaqwa, salah satu
karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan hawa
nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa hubungan manusia dan agama sangat
erat serta tidak dapat dipisahkan, karena agama mempunyai pengaruh besar dalam
pembinaan generasi manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu, dalam makalah
ini penulis akan mengkaji dan menguraikan tentang pengertian agama dan kebutuhan
manusia terhadap agama.

iii
B.Rumusan Masalah

1. Apa pengertian agama?


2. Apa Fungsi Agama dalam Kehidupan?
3. Apa latar belakang manusia membutuhkan agama?
4. Mengapa Manusia butuh Agama?

C.Tujuan Penulisan Makalah

1. Dapat memahami pengertian agama.


2. Dapat Memahami apa fungsi Agama.
3. Dapat memahami apa yang melatarbelakangi bahwa manusia itu membutuhkan
agama.
4. Agar mengetahui Kenapa manusia butuh agama.

iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AGAMA

Kata Agama yang sudah biasa dan sudah umum dan sudah umum dipakai dalam
bahasa Indonesia, adalah berasal dari bahasa Sansekerta yang dalam bahasa Indonesia
berarti : peraturan. Disamping itu kata Agama dalam bahasa Sansekerta itu asalnya
terdiridari dua suku kata, yaitu suku ”a” yang berarti tidak, dan suku “Gama”yang berarti
kacau. Jadi Agama berarti: “Tidak Kacau”1

Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari dua sudut, yaitu sudut
kebahasaan (etimologis) dan sudut istilah (terminologis). Dalam masyarakat Indonesia,
kata agama lebih dikenal dengan sebutan din yang berasala dari bahasa Arab.2 Kata din
berarti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, dan kebiasaan. Pengertian ini
sejalan dengan kandungan agama yang didalamnya terdapat hukum dan peraturan-
peraturan yang harus dipatuhi oleh penganut agama yang bersangkutan. Agama juga
secara lebih lanjut menguasai diri seseorang dan membuat ia tunduk dan patuh kepada
Tuhan dengan menjalankna ajaran-ajaran agama.

Dalam bahasa Arab, kata ini mengandung arti “menguasai, menundukkan, patuh,
hutang, balasan, kebiasaan”. Agama memang mem- bawa peraturan-peraturan yang
merupakan hukum yang harus dipa- tuhi orang. Selanjutnya, agama memang menguasai
diri seseorang dan membuat dia tunduk dan patuh kepada Tuhan dengan menja-lankan
ajaran-ajaran agama. Lebih lanjut lagi, agama membawa kewajiban- kewajiban yang
kalau tidak dijalankan oleh seseorang, ia akan menjadi hutang baginya. Paham
kewajiban dan kepatuhan mem-bawa pula kepada paham balasan. Yang menjalankan
kewajiban dan yang patuh akan mendapat balasan baik dari Tuhan. Yang tidak
menjalankan kewajiban dan yang tidak patuh akan mendapat balasan yang tidak baik.

1
Hasnah Nasution, Filsafat Agama,( Medan; Istiqomah Mulya Press, 2006).,hlm. 18
2
Abuddin Nata, Metodelogi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Hal.9

1
2

Religi berasal dari bahasa Latin. Ada sejumlah ahli yang ber- pendapat bahwa asal
kata religi adalah relegere, yang mengandung arti mengumpulkan, membaca. Agama
memang merupakan kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan yang tertuang dalam
kitab suci yang harus dibaca. Akan tetapi, pendapat lain menyatakan bahwa kata itu
berasal dari religare yang berarti “mengikat”. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai
sifat mengikat bagi manusia. Selanjut-nya, dalam agama terdapat pula ikatan antara roh
manusia dengan Tuhan karena dalam keberagamaan terdapat kesediaan manusia me-
ngingatkan dirinya dengan Tuhan.

Apabila mengkaji ad-Din dalam ayat-ayat Alquran, dapat ditarik suatu


kesimpulan, bahwa perkataan ad-Din mengandung empat makna. Keempatnya saling
berjalin-berkelin dan, tak dapat dipisahkan antara makna yang satu dengan makna lain
yang saling menjelaskan. Sehingga, empat makna itu menjadi satukesatuan yang utuh dan
bulat. Makna tersebut adalah:

Pertama, Ad-Din bermakna „kekuasaan Yang Maha Mutlak‟. Yaitu kekuasaan


Allah secara mutlak yang harus dipatuhidan ditaati oleh makhlukNya, baik yang berada
di langit maupun di bumu, sukarela maupun terpaksa. Firman Allah Swt:

Artinya: “Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,
Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik
dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (QS.
Ali Imran:83)
3

Kedua, Ad-Din berarti „penyerahan diri secara total dari pihak yang lemah kepada
pihak yang berkuasa mutlak‟ yakni supaya manusia menyembah secara ikhlas dan murni
kepada Allah Swt. Serta tunduk dan pasrah hanya kepadaNya. Firman Allah swt:

(١١) ‫ُقْل ِإِّن ي ُأِم ْر ُت َأْن َأْع ُبَد َهَّللا ُم ْخ ِلًصا َلُه الِّد يَن‬

(١٢) ‫َو ُأِم ْر ُت ألْن َأُك وَن َأَّو َل اْلُمْس ِلِم يَن‬
Artinya: “Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. dan aku
diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri".(QS.Azzumar :11-
12)

Ketiga, Ad-Dinberarti Iman dan amal atau teori dan praktik dalam pengawasan
Yang Maha Kuasa. Allah swt. Berfirman:

Artinya : “ kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah)
Nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak
menurunkan suatu keteranganpun tentang Nama-nama itu. keputusan itu hanyalah
kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia.
Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."(QS. Yusuf: 40).
4

Dalam ayat tersebut Ad-dinbermakna teori peribadatan yang harus diamalkan


dalam pengawasan pihak yang memiliki Ad-dinitu sendiri. Allah tidak pernah
memerintahkan kepada hamba Nya kecuali hanya agar hambaNya beribadah sesuai
dengan yang telah diperintahkan. Oleh karena itu, batallah semua teori peribadatan dan
segala bentuk praktik ibadah yang tidak bersumber dari apa yang telah digariskan-Nya
dalam kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-Nya
Keempat, Ad-Dinberarti pengadilan, perhitungan amal baik dan buruk, atau
pertanggung jawaban amal seorang hamba kepada Tuhannya atau suatu vonis hukum dari
Allah untuk amal perbuatan hamba. Allah Swt. berfirman:

‫َو ِإَّن ٱلِّد يَن َلَٰو ِقٌع‬

Artinya : “Dan Sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.” (QS. Adz


Dzariyaat:6)

Terlepas dari keragaman istilah yang terkait dengan agama seperti dijelaskan di
atas, intisari keberagamaan adalah ikatan. Agama me- ngandung arti ikatan yang
mengikat dan harus dipegang dan dipatuhi oleh manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh
yang besar sekali dalam kehidupan sehari-hari manusia. Ikatan itu berasal dari suatu
kekuatan yang lebih besar di luar diri manusia, yang bersifat gaib atau takdapat ditangkap
dengan pancaindera.

Secara terminologi, para ahli berbeda-beda pendapat mengungkapkan pengertian


dari agama. Kata agama memang sulit untuk didifinisikan yang menurut Mukti Ali, hal
ini disebabkan karena tiga alasan.

Pertama, karena pengalaman agama berhubungan dengan batin, subjektif, dan


sangat individualis.

Kedua, karena orang cenderung bersemangat dan emosional ketika berbicara


masalah agama, sehingga setiap pembahasan tentang arti agama selalu ada emosi yang
melekat erat, jadi kata agama sulit didefinisikan.
5

Ketiga, konsep tentang agama dipengaruhi oleh tujuan dari orang yang
memeberikan definisi tersebut.3

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubung an dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.4

Adapun pengertian agama yang dikemukakan oleh para ahli yaitu sebagai berikut:5

1. Menurut Elizabet K. Nottingham, agama adalah gejala yang begitu sering terdapat
dimana-mana sehingga sedikit membantu usaha-usaha kita untuk membuat abstraksi
ilmiah.
2. Menurut Emile Durkheim, agama adalah pantulan dari solidaritas sosial yang apabila
dikaji Tuhan itu sebenarnya adalah iptaan masyarakat.
3. Menurut Taib Thahir Abdul Mu’in, agama adalah suatu peraturan Tuhan yang
mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk dengan kehendak dan
pilihannya sendiri mengikiuti perarturan tersebut, guna mencapai kebahagiaan
hidupnya di dunia dan akhirat.

4. Berbeda halnya dengan yang lain, Harun Nasution member definisi agama sebagai
berikut:

a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang


harus dipatuhi.
b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia
c. Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada
suatu sumber yang berada di luar diri manusia serta mempengaruhi perbuatan
manusia.
d. Kepercayaan terhadap suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup
tertentu;
e. Suatu system tingkah laku yang berasal dari kekuatan gaib.

3
Abuddin Nata, Metodelogi Studi Islam,… Hal.8
4
kbbi.web.id/agama
5
Abuddin Nata, Metodelogi Studi Islam,… Hal.10-14
6

f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber


pada suatu kekuatan gaib.
g. Pemuajaan terhadap kekuatan gaib ynag timbul dari perasaan lemah dan takut
terhadap kekuata misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
h. Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia mlalui seorang Rasul.

Dari berbagai definisi agama di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
“Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan yang terkandung dalam kitab suci dan
turun temurun diwariskan oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan member
tuntunan hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.”

B.FUNGSI AGAMA

Agama merupakan suatau rasa iman / kepercayaan orang yang menyakini agama
tertentu,pastilah menginginkan orang lain untuk ikut bersamanya, mereka menyebarkan,
mendakwakan, serta mempropagandakan agar orang lain sepaham dengannya

Mereka lelah melakukan an-nahl Itu demi agamanya titik agama yang mereka
anggap sebagai sistem kepercayaan. Sehingga pantaslah bila mereka menjadikan agama
sebagai peraturan atau tuntunan tentang cara hidup di dunia baik lahir maupun batin 6

Dari segi pragmatisme seseorang itu sangat menganut sesuatu agama adalah
disebabkan oleh fungsi. Bagi Kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga
kebahagiaan hidup tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai definisi yang
lain seperti apa yang Diuraikan di bawah.

1. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia


Agama dikaitkan dengan memberi pandangan dunia kepada manusia karena
ia senantiasa memberi penerangan mengenai dunia ( sebagai suatu keseluruhan )

Dan juga kedudukan manusia di dalam dunia, penerangan bagi perkara ini
sebenarnya sukar diucapkan melalui indera Manusia. Melainkan sedikit penerangan
daripada falsafah, contohnya agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwa
dunia adalah ciptaan Allah SWT dan setiap manusia harus di Allah SWT

2. Menjawab berbagai persoalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia


6
Ahmad Tafsir, filsafat umum(Bandung PT Remaja Rosyadakarya) hal 7
7

Setengah soalan yang senantiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan


yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri contohnya soal kehidupan selepas
mati matlamat menarik dan untuk menjawab adalah perlu maka agama itulah
berfungsi untuk menjawab soal dan soalan soalan ini

3. Memberi rasa ciptaan kepada suatu kelompok manusia.

Agama merupakan suatu faktor dalam pembentukan kelompok manusia


ini adalah karena sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja
kepercayaan yang sama. Makalah tingkah laku pandangan dunia dan nilai yang
sama

4. Mainkan fungsi kawanan sosial

Kebanyakan agama di dunia adalah menyerahkan kepada kebaikan dalam


ajaran agama sendiri sebenarnya telah mengajarkan etika yang wajib dilakukan
oleh pemiliknya maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial

Agama juga memiliki fungsi di dalam masyarakat.Adapun fungsi agama dalam


masyarakat ada enam hal, yaitu:

Pertama, agama mendasarkan perhatiannya pada sesuatu yang diluar


jangkauan manusia yang melibatkan takdir dan kesejahteraan, dan terhadap mana
manusia memberikan tanggapan serta menghubungkan dirinya, menyediakan bagi
pemelukya suatu dukungan, dan rekonsiliasi (perdamaian).7Manusia membutuhkan
dukungan moral disaat menghadapi ketidakpastian, membutuhkan rekonsiliasi
dengan masyarakat bila diasingkan dari tujuan dan norma-normanya.

Kedua, agama menawarkan suatu hubungan trasendental (bersifat jauh dari


dunia empiris) melalui pemujaan dan upacara ibadat, karena itu memberikan dasar
emosional bagi rasa aman baru dan identitas yang lebih kuat di tengah
ketitdakpastian dan ketidakmungkinan kondisi manusia dan arus serta perubahan
kerangka acuan ditengah pertikaian dan kekaburan pendapat serta sudut pandang
manusia.
Ketiga, agama mensucikan norma-norma dan nilai masyrakat yang telah
terbentuk, mempertahankan dominasi tujuan kelompok diatas keinginan individu

7
M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola)
8

dan disiplin kelompok diatas dorongan hati individu. Dengan demikian agama
memperkuat legitimasi (pembenaran menurut hukum) pembagian fungsi, fasilitas
dan ganjaran yang merupakan cirri khas suatu masyarakat.

Keempat, agama juga melakukan fungsi yang bisa bertentangan dengan


fungsi sebelumnya. Agama dapat pula memberikan standar nilai dalam arti dimana
norma-7norma yang telah terlembaga, dapat dikaji secarakritis dan kebetulan
masayarakat sedang membutuhkannya. Hal ini mungkin sekali benar khusus dalam
hubungan dengan agamayang menitik beratkan transendensi (dalam teologi, istilah
ini berarti bahwa tuhan itu berada jauh diluar alam) Tuhan, dan konsekuensi
superioritasnya pada dan kemerdekaannya dari masyarakat yang mapan.

Kelima, agama melakukan fungsi-fungsi identitas yang penting. Kita telah


menyinggung salah satu aspek fungsi ini dalam membicarakan fungsi hubungan
trasendentals yang ada dalam agama. Melalui penerimaan nilai-nilai yang
terkandung dalam agama dan kepercayaan-kepercayaan tentang hakikat dan takdir
manusia, individu mengembangkan aspek penting pemahaman diri batasan diri.
Melalui peran penting msnusia di dalam ritual agama dan doa, mereka juga
melakukan unsur-unsur signifikan (mengandung arti penting) yang ada dalam
identitasnya.

Keenam, agama menyangkut pertumbuhan dan kedewasaan individu, dan


perjalanan hidup melalui tinngkat usia yang ditentukan oleh masyarakat. Psikologi
telah menunjukkan bahwa pertumbuhan individu menghadapi serangkaian
karakteristik (ciri khas) yang terjadi pada berbagai tingkat usia manusia,
serangkaian peristiwa yang dijumpai dari sejak lahir sampai mati.8

Fungsi agama ditinjau dari kajian sosiologis, ada dua macam. Pertama
disebut fungsi manifest, dan yang kedua fungsi latent. Fungsi manifest adalah fungsi
yang disadari yang bisanya merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh pelaku-pelaku

8
Thomas F. O’Dea, Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan Awal. Terjemahan (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
1995), hlm. 26.
9

ajaran agama. Sedangkan fungsi laten adalah fungsi yang tersembunyi, yang kurang
disadari oleh pelaku-pelaku ajaran agama. Masalah agama tidak akan mungkin dapat
dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena agama itu sendiri ternyata diperlukan
dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain sebagai
berikut.:

1. Fungsi Edukatif (pendidikan)


Ajaran agama yang dianut memberikan ajaran-ajaran yang harus dipatuhi.
Ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Kedua unsur
suruhan dan larangan mempunyai latar belakang mengarahkan bimbingan
agar pribadi penganutnya menjadi baik dan terbiasa dengan yang baik
menurut ajaran agama masig-masing.

2. Fungsi Penyelamat
Keselamatan yang diberikan oleh agama kepada penganutnya adalah
keselamaan yang meliputi dua alam yaitu : dunia dan akhirat. Dalam
mencapai keselamatan itu agama mengajarkan kepada penganutnya melalui:
pengenalan memalui masalah syakral, berupa keimana kepada Tuhan.
Pelaksanaan pengenalan kepada unsur (zat supranatural) tu tertujuan agar
dapat berkomunikasi dengan baik secara langsung maupun dengan perantara,

3. Fungsi sebagai Pendamain


Melalui agama seseorang yang bersalah atau berdosa dapat mencapai
kedamaian batin melalui tuntunan agama. Rasa berdosa dan rasa bersalah
akan segera menjadi hilang dari batinnya, apabila seseorang pelanggar telah
menebus dosanya melalui tobat, pensucian, atau pun penebusan dosa.9

4. Fungsi sebagai Social Control (pengawasan siosial)

9
shomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, (Jakarat: Ghalia Indonesia-UMM Press, 2002), hlm. 54-55.
10

agama oleh penganutnya dinggap sebagai norma sehingga dalam hal ini
agama dapat berfungsi sebagai pengawasan sosial secara individu maupun
kelompok karena; pertama, agama secara instansi, merupakan norma bagi
pengikutnya, kedua, agama secara dogatis (ajaran) mempunyai fungsi kritis
yang bersifat profetis (wahyu, kenabian).10

5. Fungsi sebagai Pemupuk Rasa Solidaritas (kesetiakawanan)


Para penganut agama yang sama secara psikologis akan merasa memiliki
kesamaan dalam satu kesatuan; iman dan kepercayaan. Rasa kesatuan ini akan
membina rasa solidaritas dalam kelompok maupun perorangan, bahkan
kadang-kadang dapat membina rasa persaudaraan yang kokoh.

6. Fungsi Transformatif (berubah-ubah)


Ajaran agama dapat mengubah kehidupan kepribadian seseorang atau
kelompok menjadi kehidupan baru sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya. Kehidupan baru diterimanya berdasarkan ajaran agama yang
dipeluknya itu kadangkala mampu mengubah kesetiaannya kepada adat atau
norma yang dianut sebelumnya.

7. Fungsi Kreatif (kemampuan menciptakan sesuatu yang baru)


Ajaran agama menolong dan mengajak para penganutnya untuk bekerja
produktif bukan saja untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga untuk
kepentingan orang lain. Penganut agama bukan saja disuruh bekerja secara
rutin dalam pola hidup yang sama, akan tetapi juga dituntut untuk melakukan
inovasi penemu baru.11

8. Fungsi Sublimatif
usaha manusia selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama,
bila dilakukan atas niatan yang tulus, karena untuk Allah merupakan ibadah.

10
John M. Echols, Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2005)
11
M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola)
11

Agama yang berlaku atas masyarakat bagaikan obat bius; agama meringankan
penderitaan, namun tidak menghlangkan kondisi-kondisi yang menimbulkan
penderitaan itu. 12

Jadi ini adalah beberapa fungsi-fungsi Agama baik dalam kehidupann dan
masyarakat.

C.Latar belakang Kebutuhan Manusia Terhadap Agama

1. Latar Belakang Fitrah Manusia

Dalam ajaran Islam agama adalah kebutuhan Fitri manusia Fitra keagamaan yang
ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama
titik oleh karenanya ketika datang Wahyu tuhan menyuruh manusia agar beragama maka
seruan tersebut memang amat sejalan dengan fitrahnya itu.

Dalam Alquran manusia disebut sebagai insan maupun dengan mengacu pada
informasi yang diberikan oleh ukuran tersebut. Musa Asy'ari menyimpulkan bahwa
manusia Insan adalah manusia yang menerima pelajaran dari Tuhan tentang apa yang
tidak di ketahui lebih lanjut Beliau mengatakan bahwa pengertian manusia dalam
Alquran dipakai untuk menunjukkan lapangan kegiatan manusia yang amat luas. yang
terletak pada kemampuan menggunakan akalnya dan mewujudkan pengetahuan
konseptualnya dalam kehidupan sedangkan manusia basyamanya untuk menyebut
manusia dalam pengertian lahiriahnya saja seperti makan, minum, tidur dan sebagainya

Setiap anak yang dilahirkan memiliki Fitrah ipotensi beragama, maka kedua orang
tuanya yang menjadikan anaknya tersebut menjadi Yahudi Nasrani, atau majusi titik
karena demikian pentingnya menumbuhkembangkan dan memelihara potensi keagamaan
yang ada dalam hati manusia maka pada saat kelahiran yang pertama kali diperdengarkan
adalah nama Allah melalui adzan pada telinga kanan dan qomat pada telinga kiri.

Selanjutnya dirikan makanan yang bersih dan suci yang dilambangkan dengan
pemberian madu mencukurkan rambut anak dengan tujuan agar menyukai kebersihan,
keindahan dan Ketampanan, memotong hewan aqiqah juga bagian dari hal ini titik Hal ini
bertujuan untuk mengakui eksistensi anak tersebut di tengah-tengah lingkungan

12
Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, (Jakarat: Ghalia Indonesia-UMM Press, 2002), hlm. 56.
12

keluarganya yang selanjutnya bisa menumbuhkan harga dirinya. Dan pada saat
menjelang kematiannya, kalimat yang harus diperdengarkan adalah kalimat tauhid.

Bukti bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi beragama ini dapat
dilihat melalui bukti historis dan antropologis melalui bukti ini 5 kita mengetahui bahwa
pada manusia primitive yang tidak pernah datang kepadanya mengenai informasi tentang
Tuhan ternyata mereka mempercayai adanya Tuhan misalnya mereka Tuhan Benda yang
dianggap misterius dan mengagumkan berkaitan dengan uraian diatas ada beberapa
hipotesis yang yang diajukan mengenai pertumbuhan pada manusia di antaranya

a. Hipotesis yang menyatakan bahwa agama adalah produk rasa takut setiap rasa
takut dari alam sebagai akibat rasa takut inilah terlintas agama dalam manusia
b. Hipotesis yang mengatakan bahwa agama adalah produk kebodohan titik manusia
sesuai watak nya selalu cenderung ingin mengetahui sebab-sebab dan hukum-
hukum yang berlaku atas alam ini Serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dalamnya
c. Hipotesis mengatakan bahwa motivasi terkaitan manusia kepada agama adalah
dambaan akan keadilan dan keteraturan,
d. Hipotesis tersebut telah banyak dibuktikan kegagalannya oleh para ahli. Karena
dasar hipotesis tersebut adalah pemikiran manusia yang terbatas titik sedangkan
agama yang benar berasal dari Maha tidak terbatas yaitu Tuhan.
e. Jika karena di dalam hati manusia sudah terdapat potensi untuk beragama maka
potensi beragama ini perlu

2. Kelemahan dan kekurangan manusia

Faktor lain yang yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adalah Allah
karena disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekuatan
antara lain nafsu.

Nafsu di diciptakan dalam keadaan sempurna yang berfungsi menampung serta


mendorong manusia berbuat kebaikan maupun keburukan.

Sebagai contoh dalam literatur teknologi Islam yang mempunyai pandangan kaum
yang rasionalis karena banyak mendahulukan an-nur akal dalam memperkuat argumen
nya nya Ah ma ka kaummu hazila wajibkan kan pada Tuhan agar menurunkan wahyu
13

dengan tujuan agar ke kekurangan yang ada dapat dilengkapi dengan informasi dari
Wahyu tersebut.

Selanjutnya Quraisy 5 siap mengatakan, walaupun nafsu berpotensi positif dan


negatif namun diperoleh pula syarat bahwa pada hakikatnya nya potensi positif pada
manusia lebih kuat

Daripada potensi negatifnya. Hanya saja daya tarik kebutuhan lebih kuat daripada
daya tarik kebaikan

3. Tantangan Manusia

Tantangan diri dalam diri yang berupah dorongan hawa nafsu Bisikan Setan juga
merupakan faktor yang menyebabkan manusia membutuhkan agama. sedangkan
tantangan dari luar yang dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia
yang secara tidak sengaja memalingkan diri dari Tuhan juga memiliki peran yang sama
dalam upaya membutuhkan agama. untuk itu maka upaya mengatasi membanting
manusia adalah dengan mengajar agama pada mereka agar lebih taat menjalankannya, 13

Semua orang menganggap agama yang diturunkan benar sehingga wajar saja jika
orang-orang kafir sengaja mengeluarkan biaya yang tak sedikit agar orang lain mengikuti
keinginannya. berbagai bentuk budaya hiburan, obat-obatan terlarang, bahkan proses
kristenisasi akan rela mereka lakukan.

Untuk itu maka upaya mengatasi dan membanting manusia yaitu dengan mengajar
mereka agar taat menjalankan agama. godaan dan Tantangan Hidup demikian itu saat ini
semakin meningkat. Sehingga upaya mengamalkan masyarakat menjadi penting.

D. MENGAPA MANUSIA BUTUH AGAMA

Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama
merupakan : 1) sumber moral, 2) petunjuk kebenaran, 3) sumber informasi tentang
masalah metafisika, dan 4) bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun
duka.Oleh karena beberapa hal ini manusia sangat mennbutuhkan agama

13
Abuddin, metodologi studi Islam, ( Jakarta. 2 logos 1998) halaman 16 - 25
14

1. Agama Sumber moral

dimengerti, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh


sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama.
Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan
dan kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan larangan dalam agama.

2. Agama Petunjuk Kebenaran

Sekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai


jawaban atas pertanyaan ini Tuhan telah mengutus manusia pembawa agama dan
dalam ajaran agama samawi pembawa agama tersebut di utus di berbagai masa
dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir yaitu
Nabi Muhammad SAW. Para pembawa agama ini ajaran agama untuk
disampaikan kepada manusia. Dan hal ini sesungguhnya kebenaran yang dicari-
cari oleh manusia sejak dulu kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.

disimpulkan, bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena


kebenaran yang gagal dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan
filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah
petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang
mutlak dan universal.

3. Agama Sumber Informasi Metafisika

Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama tau


iman, dan hanya Tuhan saja yang mengetahuinya. Dan Tuhan Yang Maha
Mengetahui perkara yang gaib ini dalam batas-batas yang dianggap perlu telah
disampaikan kepada pembawa agama melalui firman Tuhan.

Dengan demikian agama adalah sumber infromasi tentang metafisika, dan


karena itu pula hanya dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika.
Dengan agamalah dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam setelah
kematian, alam akhirat, surga dan neraka, Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib
lainnya.
15

Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu
sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak
sanggup menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat diketahui dengan agama,
sebab agama adalah sumber informasi tentang metafisika.

4. Agama pembimbing rohani bagi manusia

Dalam Islam Nabi Muhammad SAW mengajarkan, hendaknya orang beriman


bersyukur kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan
tabah atau sabar pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Bersyukur di kala
suka dan sabar di kala duka inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh
orang beriman. Dengan begitu hidup orang beriman selalu stabil, tidak ada
goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang menakjubkan
dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh Nabi.14

Bagaiman tidak serba baik, kalau di kala suka orang beriman itu bersyukur,
padahal “ Jika engkau bersyukur akan Aku tambahi”, kata Allah sendiri berjanji
(Ibrahim ayat 7). Sebaliknya, orang beriman tabah atau sabar di kala duka, padahal
dengan tabah di kala duka ia memperoleh berbagai keutamaan, seperti pengampunan
dari dosa-dosanya(H.R Bukhari dan Muslim), atau bahkan mendapat surga (H.R
Bukhari), dan sebagainya. Bahkan ada pula keuntungan lain sebagai akibat dari
kepatuhan menjalankan agama, seperti yang dikatakan oleh seorang psikiater, Dr.
A.A. Brill, “Setiap orang yang betul-betul menjalankan agama, tidak bisa terkena
penyakit syaraf. Yaitu penyakit karena gelisah risau yang terus-menerus.

Prof. Dr. M. Quraish Shihab. Setidaknya ada dua alasan mengapa manusia
membutuhkan Agama yaitu:

Pertama. Manusia memiliki naluri ingin tahu. Dengan menggunakan panca


indera, akal dan jiwanya, sedikit demi sedikit pengetahuannya bertambah. Namun
demikian, keterbatasan panca indera dan akal menjadikan sekian banyak tanda
tanya.yang muncul dalam benaknya tidak terjawab. Hal ini dapat mengganggu perasaan
14
http://mambaulhikaminduk.blogspot.com/2011/09/kebutuhan-manusia-terhadap-agama.html?m=1
16

dan jiwanya, dan semakin mendesak pertanyaan tersebut semakin gelisah bila tidak
terjawab. Hal ini antara lain karena manusia memiliki.naluri ingin tahu. Kalau demikian
manusia membutuhkan informasi tentang apa yang tidak diketahuinya itu, khususnya
dalam hal-hal yang sangat mengganggu ketenangan jiwanya atau syarat bagi
kebahagiannya. Di sinilah informasi Tuhan itu datang (Agama itu dibutuhkan).

Kedua. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial,


manusia tidak dapat hidup sendirian. Banyak kebutuhan yang tidak dapat dipenuhinya
sendiri, karena berbagai keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan yang lainnya.
Hidup manusia bagaikan lalu lintas, masing-masing ingin berjalan dengan selamat
sekaligus cepat sampai tujuan. Namun, karena kepentingan mereka berbeda-beda, maka
apabila tidak ada peraturan lalu lintas kehidupan, pasti akan terjadi benturan dan
tabrakan. Dengan demikian manusia membutuhkan peraturan demi lancarnya lalu lintas
kehidupan. Di sinilah Agama sangat diperlukan.

Azhar Basyir. Dua alasan mengapa manusia membutuhkan agama:

Pertama, karena manusia ingin bertahan diri untuk.tetap menjadi makhluk Tuhan
yang mulia. Untuk itu manusia harus beriman dan beramal shaleh, yang merupakan
bagian utama bagi agama Islam. Dasar jawaban ini adalah mengacu pada QS, At-Tin,
(95): 4-6 “Sesungguhnya telah Kami jadikan manusia itu dalam bentuk/konstrksi yang
sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia menjadi serendah-rendah makhluk yang
rendah. Kecuali mereka yang beriman dan beramal shaleh, mereka mendapat pahala yang
tidak berkesudahan”.

Kedua, untuk membimbing akal agar mampu berpihak pada panggilan hati nurani.
Di dalam diri manusia terdapat kekuatan yang senantiasa mengajak hidup baik, yaitu
yang sering dinamakan “hati nurani”. Tetapi di samping itu terdapat juga kekuatan yang
menarik-narik ke arah keburukan, kekuatan ini dinamakan “hawa nafsu”.Akal berfungsi
pula antara hal-hal yang merupakan panggilan hati nurani dan yang merupakan bisikan
hawa nafsu. Akal seharusnya senantiasa berpihak kepada panggilan hati nurani. Tetapi
tidak selalu demikian halnya. Amat sering terjadi bahwa dalam menghadapi desakan-
desakan hawa nafsu itu, akal tidak berdaya. Hawa nafsu juga yang menang. Hati nurani
17

terdesak. Bahkan pertimbangan akal sering tertarik untuk membenarkan ajakan-ajakan


hawa nafsu.

Di sinilah diperlukan adanya hal yang dapat mengatasi itu semua. Hal itu harus
datang dari luar manusia, dan berupa ketentuan-ketentuan.yang pasti untuk menjadi
pedoman hidup manusia. Tidak lain hal itu adalah agama yang datangnya dari Tuhan,
bukan buatan manusia sendiri.15

15
https://arbaswedan.id/kenapa-manusia-harus-beragama/
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata Agama yang sudah biasa dan sudah umum dan sudah umum dipakai dalam
bahasa Indonesia, adalah berasal dari bahasa Sansekerta yang dalam bahasa Indonesia
berarti : peraturan. Disamping itu kata Agama dalam bahasa Sansekerta itu asalnya
terdiridari dua suku kata, yaitu suku ”a” yang berarti tidak, dan suku “Gama”yang berarti
kacau. Jadi Agama berarti: “Tidak Kacau

Tuhan menurunkan agama untuk kepentingan manusia. Agama mengandung arti


ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi oleh manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh
besar terhadap kehidupan manusia.

Ikatan itu berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia, sebagai fitrah
yang diberikan Tuhan kepada hamba-Nya.Agama sangat berguna dan mempunyai fungsi
yang penting dalam kehidupan manusia, yaitu agama merupakan unsur mutlak dalam
pembinaan karakter pribadi dan membangun kehidupan sosial yang rukun dan damai,
mendidik agar memiliki jiwa yang tenang, membebaskan dari belenggu perbudakan,
berani menegakkan kebenaran, memiliki moral yang terpuji dan agama dapat
mengangkat derajat manusia lebih tinggi dari makhluk Tuhan yang lain.Kebutuhan
manusia terhadap agama didasari oleh beberapa faktor dominan, yaitu faktor fitrah,
kekurangan dan kelemahan manusia dan faktor tantangan yang dihadapinya. Oleh karena
itu agama adalah paket yang sangat dan amat dibutuhkan oleh manusia.

18
DAFTAR PUSTAKA

Nasution Hasnah, Filsafat Agama,( Medan; Istiqomah Mulya Press, 2006).,hlm. 18


Nata Abuddin, Metodelogi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), Hal.9
Tafsir Ahmad, filsafat umum(Bandung PT Remaja Rosyadakarya) hal 7
Al Barry Dahlan M., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola)

O’Dea F Thomas, Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan Awal. Terjemahan (Jakarta:


Rajagrafindo Persada, 1995), hlm. 26.

Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, (Jakarat: Ghalia Indonesia-UMM Press, 2002),


hlm. 56.

http://mambaulhikaminduk.blogspot.com/2011/09/kebutuhan-manusia-terhadap-
agama.html?m=1

https://arbaswedan.id/kenapa-manusia-harus-beragama

19

Anda mungkin juga menyukai