Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ADMINISTRASI KESISWAAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Administrasi Pendidikan”

Oleh : 1. Puspa Diah Ningrum (19.02.0003)

2. Randi Wardana (19.02.0004)

3. Suri Nurhidayah Pane (19,02.0019)

Dosen Pengampu : Wahyudi,S.Pdi,MM

Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “UISU”


PEMATANG SIANTAR

2020/2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………..…………………………1
B. RUMUSAN MASALAH………………………...……………………...1
C. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian administrasi kesiswaan……....………………..…...………3
B. Tujuan dan manfaat dari administrasi kesiswaan…...……………….4
C. Ruang lingkup administrasi kesiswaan..………………………………5
D. Hal-hal penting dalam administrasi kesiswaan………………...……14
E. Tujuan administrasi kesiswaan……………………………………….16
F. Fungsi administrasi kesiswaan………………...……………………...16
G. Peranan administrasi kesiswaan……………………………………...17
H. Prinsip-prinsip administrasi kesiswaan……………………………...17

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..…………………………………………………………...18
B. Saran……………………………………………………………………19
Daftar Bacaan.………………………..…………………………………..78

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam agama islam pasti kita sudah mengenal yang namanya zakat fitrah.Zakat fitrah
termasuk ibadah yang mengandung dua dimensi yakni dimensi ritual mengajarkan kepatuhan
terhadap perintah Allah dan dimensi sosial zakat mengajarkan kepedulian social yang tinggi
terhadap sesama.

Dalam Zakat Fitrah mempunyai ketentuan-ketentuan yang perlu sekali adanya


pemahaman yang luas agar masyarakat tidak salah dalam melakukan Zakat Fitrah menurut
syariat islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengetian Zakat?
2. Apa pengertian Zakat Fitrah?
3. Apa syarat wajib Zakat Fitrah?
4. Kapan waktu pembayaran Zakat Fitrah?
5. Siapa saja orang-orang yang berhak menerima zakat?
6. Siapa saja orang-orang yang tidak berhak menerima zakat?
7. Apa jenis harta, nisab, haul, dan kadar zakat?
8. Apa benda-benda yang dikeluarkan untuk Zakat Fitrah?
9. Berapa jumlah besarnya Zakat Fitrah?
10. Bagaimana pendistribusian zakat fitrah?
11. Apa hikmah zakat fitrah?

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian Zakat
2. Dapat mengetahui pengertian Zakat Fitrah
3. Dapat mengetahui syarat wajib Zakat Fitrah
4. Dapat mengetahui waktu pembayaran Zakat Fitrah
5. Dapat mengetahui orang-orang yang berhak menerima zakat
6. Dapat mengetahui orang-orang yang tidak berhak menerima zakat
7. Dapat mengetahui jenis harta, nisab, haul, dan kadar zakat
8. Dapat mengetahui benda-benda yang dikeluarkan untuk Zakat Fitrah
9. Dapat mengetahui jumlah besarnya Zakat Fitrah
10. Dapat mengetahui hikmah zakat fitrah

i
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian zakat

Zakat secara etimologi merupakan bentuk masdar dari akar kata yang bermakna an
nama’ (tumbuh) , al barakah (barokah), at thaharah (bersih), as salah (kebaikan) , safwatu asy
ya’i ( jernihnya sesuatu), dan al madu (pujian) zakat juga bermakna takziah ( mensucikan).

Sedangkan menurut terminology zakat adalah pemberian suatu yang wajib diberikan
dari sekumpulan harta tertentu, menurut sifat – sifat dan ukuran tertentu kepada golongan
tertentu yang berhak menerimanya.Atau zakat adalah kadar harta tertentu yang di berikan
kepada orang yang berhak menerimanya ,dengan beberapa syarat tertentu pula[1]

B. Pengertian zakat fitrah

Pada setiap hari raya idul fitri, setiap orang islam, lali-laki dan perempuan, besar
kecil, merdeka atau hamba, diwajibkan membayar zakat fitrah sebanyak 3,1 liter dari
makanan yang mengenyangkan menurut tiap-tiap tempat atau negeri.

Zakat fitrah adalah zakat jiwa ( setiap jiwa umat islam ) yang di tunaikan berkenaan
dengan selesainya mengerjakan siyam (puasa) ramadhan yang di fardhukan .zakat fitrah ini
diwajibkan atas setiap individu muslim yang ada (hidup) sampai di malam hari lebaran dan
menjelang sholat idul fitri, termasuk bayi lahir sebelum waktu itu.[2]

Zakat fitrah di syari’atkan pada bulan sya’ban tahun ke-02 hijriyah. Kehadirannya
merupakan nilai tambah (hussusiyyah) bagi umat Muhammad SAW . Menurut imam
Waki’zakat fitrah memiliki kesamaan fungsi dengan sujud sahwi,yakni sama-sama sebagai
penyempurna ibadah. Sujud sahwi sebagai pengganti kekurangan yang terjadi dalam
shalat,sedangkan zakat fitrah sebagai penyempurna kekurangan yang trjadi dalam
berpuasa[3]

Pengertian zakat fitrah menurut ulama ahli fikih adalah zakat yang diwajibkan bagi
setiap muslim, baik laki-laki, maupun perempuan, besar maupun kecil, merdeka maupun

i
budak yang memiliki kelebihan makan bagi diri dan keluarganya pada tanggal 1 Syawal.
Zakat fitrah adalah zakat wajib yang tanpa memandang status sosial, gender (jenis kelamin)
maupun umur.

Dinamakan zakat fitrah karena zakat ini wajib ditunaikan ketika telah bebuka atau
selesai dati bulan Ramadhan (fathr). Zakat fitrah juga dinamakan “zakat badan”, karena ia
ditujukan untuk membersihkan dan mensucikan diri. Hukum mengeluarkan zakat fitrah
adalah wajib atas tiap-tiap muslim, bahkan bagi bayi yang baru lahir dan orang sakit yang
mendekati ajal sekalipun. Orang yang wajib mengeluarkan zakat fitrah tidak disyaratkan agar
memiliki harta setara dengan nishab perak, yaitu 200 dirham[4]

C. Syarat wajib zakat fitrah


1. Islam
2. Masih hidup ketika matahari terbenam pada hari terakhir bulan Ramadhan atau
menjelang malam idul fitri.seorang muslim yang meninggal sebelum matahari
terbenam ada hari terakhir bulan Ramadhan tidak wajib membayar zakat fitrah.
Akan tetapi jika meninggal ketika matahari tenggelam pada hari terakhir bulan
Ramadhan maka dia tetap berkewajiban membayar zakat fitrah. Lain dari pada itu,
bayi yang lahir sesudah matahari terbenam pada terakhir bulan Ramadhan, maka
ia tidak wajib membayar zakat fitrah, akan tetapi jika bayi itu lahir sebelum
matahari tenggelam pada hari terakhir bulan Ramadhan, maka ia wajib dizakat
fitrah. Demikian juga dengan laki-laki yang menikah sesudah terbenamnya
matahari pada hari terakhir bulan Ramadahn juga tidak berkewajiban
membayarkan zakat fitrah untuk istrinya.
3. Mempunyai kelebihan makanan pokok untuk diri dan keluarganya yang menjadi
tanggungannya pada malam idul fitri dan siang harinya. Orang –orang yang telah
memenuhi syarat sebagaimana diatas wajib membayar zakat fitrah atas diri dan
keluarga yang menjadi tanggungannya, meliputi anak-anaknya, istrinya, orang
tuanya, dan semua anggota keluarga yang menjadi tanggungannya[5]

D. Membayar fitrah sebelum waktu wajib

Sebagaimana telah diketahui , waktu wajib zakat fitrah ialah sewaktu terbenam
matahari pada malam hari raya . sungguhpun begitu , tidak ada halangan bila dibayar

i
sebelumnya , asal dalam bulan puasa . dibawah ini akan diterangkan beberapa waktu dan
hukum membayar fitrah pada waktu itu.

1. Waktu yang di perbolehkan , yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan
ramadhan .
2. Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penhabisan ramadhan
3. Waktu yang lebih baik (sunat) , yaitu dibayar sesudah salat subuh sebelum pergi salat
hari raya
4. Waktu makruh , yaitu membayar fitrah sesudah salat hari raya , tetapi sebelum
terbenam matahari pada hari raya .
5. Waktu haram lebih telat lagi , yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari
raya.

E. Orang Yang Berhak Menerima Zakat

Orang-orang yang berhak menerima zakat ditentukan dalam Al-quran surat AL-Taubah (9)
ayat 60:

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang kafir, orang miskin,


pengurus-pengurus zakat atau amil, para mualaf yang ditunjuk hatinya, untuk memerdekakan
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah.”[6]

Perintah membayar zakat diwajibkan kepada setiap umat Islam yang mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari secara layak. Bagi muslim yang tidak mampu
mencukupi biaya hidup, mereka tidak wajib membayar zakat, sebaliknya, mereka malah
harus diberikan zakat. 8 golongan orang Islam yang berhak menerima zakat:

i
 Fakir (orang yang tidak memiliki harta)
Kata fakir berarti orang-orang sangat miskin dan hidup menderita yang tak memiliki
apa-apa untuk hidup.

 Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi)


Golongan miskin sama halnya dengan golongan fakir dalam hal sama-sama
memperoleh manfaat dari dana zakat. Kata miskin mencangkup semua orang yang
lemah dan tidak berdaya, oleh karena itu dalam keadaan sakit, usia lanjut, sementara
tidak memperoleh penghasilan yang cukup ukntuk menjamin dirinya sendiri dan
keluarganya.

 Riqab (hamba sahaya atau budak)


Menurut Sayyid Quthb, pemberian dana zakat terhadap kelompok ini sudah tertutup,
dikarenakan tidak adanya perbudakan. Maka dana zakat ini bisa disalurkan pada para
pengrajin yang tidak memiliki modal untuk mengembangkan usahanya.

 Gharim (orang yang memiliki banyak hutang)


Mereka ini adalah orang-orang yang harta bendanya tergadai dalam hutang, dengan
syarat bahwa mereka berhutang bukan untuk keperluan maksiat. Jadi mereka
berhutang, bukan untuk bermewah-mewahan ataupun sebab menuju kemewahan.
Golongan ini diberikan dan zakat dengan bagian yang adil sehingga bisa terlepas dari
hutang dan menjadikan kehidupan mereka lebih terhormat.

 Mualaf (orang yang baru masuk Islam)


Penerima zakat yang baru masuk islam atau kelompok yang memiliki komitmen
tinggi dalam memperjuangkan dan menegakkan islam. Tujuan pemberian zakat
terhadap orang-orang yang baru masuk islam guna menguatkan iman mereka.

 Fisabilillah (pejuang di jalan Allah)


Jumhur ahli fikih berpendapat, maksud sabilillah adalah para pahlawan suka rela
dalam perjuangannya. Namun jika melihat makna fisabiiah mempunyai cakupan yang
cukup luas dan bentuknya, hal ini tergantung sosio kondisi dan kebutuhan waktu.
Memang kata tersebut dapat mencakup berbagai macam perbuatan yang memiliki
nilai makna jihad.

i
 Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan)
Ibnu sabil ini adalah orang-orang yang bepergian dan kehabisan bekal, serta terpisah
dari harta bendanya, seperti kaum pengungsi yang mengungsi karena peperangan,
kerusuhan dan terpaksa meninggalkan harta bendanya, dan tidak bisa mengambilnya.

 Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat)


Mereka inilah orang-orang yang bertugas mengumpulkan zakat yang telah ditugaskan
oleh pemerintah atau pemimpin dalam masyarakat. Kata amilum yang diartikan
pengumpul bisa mencangkup semua pegawai yang turut mengelola akan sumber dana
zakat, pengumpu, pekerja, pembagi, distributor, penjaga akuntan dan sebagainya yang
bersangkutan dalam mengelola managemen dan administrasi dana zakat.[7]

F. Orang yang tidak berhak menerima zakat fitrah

Orang orang yang tidak berhak menerima zakat ada lima golongan , sebagaimana
penjelasan berikut ini.

1. Orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan.
Sebagian ulama berpendapat bahwa yang di maksud dengan kaya itu adalah orang
yang mempunyai harta (usaha) mencukupi untuk penghidupanya sendiri serta orang
yang dalam tanggunganya sehari- hari , baik iya mempunyai satu nisab , kurang,
ataupun lebih .
2. Hamba sahaya , karena mereka mendapat nafkah dari tuan mereka
3. Keturunan rosululloh SAW
4. Orang dalam tanggungan yang berzakat, artinya orang yang berzakat tidak boleh
memberikan zakatnya kepada orang yang dalam tanggunganya dengan nama fakir
atau miskin, sedangkan mereka mendapat nafkah yang mencukupi.
5. Orang yang tidak beragama islam , karena pesan rosululloh SAW kepada mu’az
sewaktu dia di utus ke negeri yaman. Beliau berkata kepada mu’az , “beritahukanlah
kepada mereka (umat islam) di wajibkan atas mereka zakat, zakat itu di ambil dari
orang kaya, dan di berikan kepada orang fakir di antara mereka(umat islam).[8]

i
G. Jenis harta , nishab, haul, dan kadar zakatnya

No Jenis Harta Nishab Haul Kadar Keterangan


1 Zakat fitrah : Mempunyai Tiap akhir 2,5 Kg Dikeluarkan
Beras,sagu,jagung,singkong. kelebihan Raamadhan. atau 3,5 pada bulan
bahan liter. Ramadhan .
makanan Biasa
untuk dibayarkan
keluarga dengan uang
pada hari seharga
raya idul barang.
fitri.

H. Benda-Benda yang Dikeluarkan Untuk Zakat Fitrah

Benda-benda atau barang yang bisa dipergunakan untuk membayar zakat fitrah adalah:

1. Bahan makanan pokok yang biasa dimakan masyarakat setempat, bisa berupa beras,
jagung, sagu dan sebagainya. Benda-benda tersebut adalah benda-benda yang paling
berkwalitas. Jangan sampai membayar zakat fitrah dengan beras, misalnya yang sudah
berkutu.
2. Uang sebagai pengganti hargaa bahan makanan pokok. Besarnya nilai uang yang
dikeluarkan adalah seharga barang yang dikeluarkan zakat waktu itu secara umum.

I. Jumlah Besarnya Zakat Fitrah

Besarnya jumlah zakat yang harus dikeluarkan adalah satu sha’. Satu sha’ adalah
seukuran empat genggam dua telapak tangan. Ukuran satu sha’ sama dengan
empat mud. Imam Syafi’i dan Fuqaha Hijaz dan As Shahibaini mengatakan bahwa ukuran
satu mud adalah 573,75 gr.

Dengan demikian jumlah yang wajib dibyarkan zakat fitrah berupa makanan pokok
oleh setiap individu adalah sekitar 2295 gr. Untuk memudahkan penghitungan, selanjutnya
para ulama menjelaskan bahwa 1 sha’ apabila dikonversikan ke beras menjadi sekitar2,5 kg

i
beras. Bila pembayaran diganti dengan uang, maka besarnya uang yang harus dibayarkan
adalah sebesar harga beras 2,5 kg padawaktu tersebut.

 Contoh Penghitungan:

Pak H. Alfan seorang kepala keluarga dengan satu istri, tiga orang anak dan satu
famili yang sehari-harinya hidup bersama. Menjelang hari raya Pak H. Alfan berniat
membayar zakat fitrah untuk dirinya, keluarganya, dan familinya. Saat membayar zakat,
harga beras waktu itu Rp. 5000/kg. Karena Pak H. Alfan membayar untuk dirinya, anak istri
dan familinya maka jumlah zakat yang harus dibayar Pak H. Alfan adalah 15 kg beras.
Namun jika Pak H. Alfan ingin membayar zakat fitrahnya dengan uang maka jumlah uang
yang harus dibayar adalah 15 kg x Rp. 5000 = Rp. 75.000

J. Pendistribusian Zakat Fitrah

Secara umum pendistribusian zakat fitrah sama dengan pendistribusian zakat mal,
yakni diberikan kepada delapan golongan yakni fakir, miskin, amil, muallaf, budak, gharim,
fisabiillah, dan ibnu sabil. Dari delapan golongan tersebut, prioritas umumnya adalah fakir
miskin. Pemberian zakat fitrah kepada fakir miskin dimaksudkan agar pada hari raya idul fitri
mereka tidak meminta-minta dan bisa ikut bergembira sebagaimana umat islam yang lain.
Mekanisme pembayaran zakat fitrah sama dengan zakat mal, yakni boleh jika langsung
diberikan kepada yang berhak menerimanya atau dilewatkan badan khusus yang menangani
zakat atau biasa disebut amil. Badan amil nanti yang akan mendistribusikan zakat-zakat
tersebut kepada para mustahik dengan lebih efektif dan tepat sasaran.

Perlu diketahui bahwa pendistribusian zakat fitrah adalah diberikan pada para
mustahik yang berada di satu daerah. Banyak para ulama menjelaskan bahwa zakat fitrah
tidak boleh dipindahkan dari satu daerah ke daerah yang lain. Pemindahan harta zakatdari
satu daerah ke daerah yang lain baru diperbolehkan dalam kondisi darurat, misalnya bila
ditempat lain terdapat orang lain yang ebih membutuhkan. Dari pertimbanagn kemaslahatan
umat inilah maka perpindahan hasil zakat boleh dilakukan untuk:

1. Dialihkan ke wilayah tempat perang fi sabililah terjadi.

i
2. Dialihkan pada lembaga-lembaga dakwah dan pendidikan maupun pusat kesehatan
untuk mengurusi kebutuhan orang yang termasuk delapan golongan yang berhak
menerima zakat.
3. Dialihkan ke wilayah tempat kaum muslimin yang mengalami musibah kelaparan dan
bencana alam.
4. Dialihkan ke kaum kerabat si pembayar Zakat yang berhak menerima zakat
(mustahik).[9]

K. Hikmah (gunanya zakat )

Guna zakat sungguh penting dan banyak , baik terhadap si kaya , si miskin ,maupun
masyarakat umum . di antaranya adalah :

1. Menolong orang yang lemah san susah agar dia dapat menunaikan
kewajibanya terhadap alloh dan terhadap makhluk alloh (masyarakat)
2. Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela , serta mendidik diri
agar bersifat mulia dan pemurah dengan membiasakan membayarkan amanat
kepada orang yang berhak dan berkepentingan.
3. Sebagai ucapan syukur dan terimakasih atas nikmat kekayaan yang diberikan
kepadanya.
4. Guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta mencintai antara si
miskin dengan si kaya.[10]

i
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Zakat adalah kadar harta tertentu yang di berikan kepada orang yang berhak
menerimanya ,dengan beberapa syarat tertentu pula.
2. Zakat fitrah adalah zakat jiwa ( setiap jiwa umat islam ) yang di tunaikan berkenaan
dengan selesainya mengerjakan siyam (puasa) ramadhan yang di fardhukan.
3. Syarat wajib zakat fitrah:
 Islam
 Masih hidup ketika matahari terbenam pada hari terakhir bulan Ramadhan atau
menjelang malam idul fitri
 Mempunyai kelebihan makanan pokok untuk diri dan keluarganya yang menjadi
tanggungannya pada malam idul fitri dan siang harinya.

4. Delapan golongan orang Islam yang berhak menerima zakat:


 Fakir (orang yang tidak memiliki harta)
 Miskin (orang yang penghasilannya tidak mencukupi)
 Riqab (hamba sahaya atau budak)
 Gharim (orang yang memiliki banyak hutang)
 Mualaf (orang yang baru masuk Islam)
 Fisabilillah (pejuang di jalan Allah)
 Ibnu Sabil (musyafir dan para pelajar perantauan)
 Amil zakat (panitia penerima dan pengelola dana zakat)

5. Orang orang yang tidak berhak menerima zakat ada lima golongan , sebagaimana
penjelasan berikut ini.
 Orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan.
 Hamba sahaya , karena mereka mendapat nafkah dari tuan mereka
 Keturunan rosululloh SAW
 Orang dalam tanggungan yang berzakat

i
 Orang yang tidak beragama islam

i
Daftar Pustaka

Mas’ud,Ridwan, 2005, zakat dan kemiskinan, Yogyakarta:UII Press.

An nakhrawie,Asrifin, 2011, sucikan hati & bertambah kaya bersama zakat, delta prima
press.

Anas, muhammad, fiqh ibadah, Kediri: Lembaga ta’lif wannasyir.

Kurde, arfawi nuktah, 2005, zakat dan infaq profesi,Yogyakarta:Pustaka belajar.

Rasjid, Sulaiman,2013,fiqh islam, Bandung:Sinar Baru Al Gesindo.

[1]Arfawie nukhtoh, zakat dan infaq profesi,(Yogyakarta : pustaka belajar) hlm 21-22

[2] Rasjid sulaiman, fiqh islam (Bandung :sinar baru algesindo) hlm 207

[3]Anas mohamad, fiqih ibadah (Kediri :lembagata’tifwannasyr ) hlm 233

[4]Asrifin an nakhrawie , sucikan hati&bertambah kaya dengan zakat(delta prima


press)hlm153-155

[5]Asrifin an nakhrawie , sucikan hati&bertambah kaya dengan zakat(delta prima press)hlm


155-156

[6] Mas’ud Ridwan, Zakat &Kemiskinan(Yogyakarta:UII Press),2005,hal 54

[7] Mas’ud Ridwan, Zakat & Kemiskinan, hal54-58

[8] Rasjid sulaiman, fiqh islam, hal 215-216

[9] Asrifin an nakhrawie , sucikan hati&bertambah kaya dengan zakat(delta prima


press)hlm 158-161

i
[10] Rasjid sulaiman, fiqh islam, hal 217-218

Anda mungkin juga menyukai