Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ZAKAT FITRAH

Ditujukan Untuk Memenuhi Kebutuhan Tugas Mata Kuliah Fiqih Ibadah


Dosen Pengampu:
Dr. Mukhamad Sukur, M.Pd.I

Disusun oleh :
Kelompok 06

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH 1G


FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia
– Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat
serta salam penulis curahkan kepada junjungan agung kita semua yaitu Nabi
Muhammad SAW. yang kita harapkan syafaatnya di yaumul qiyamah.

Sehubungan dengan selesainya penulisan makalah ini maka kami juga


mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag., selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
2. Dr. H. Nur Efendi, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3. Abd. Khoir Wattimena, M.H.I., selaku Koord. Prodi HES UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
4. Dr. Mukhamad Sukur, M.Pd.I selaku Dosen Fiqih Ibadah.
5. Teman-teman mahasiswa angkatan tahun 2022 Hukum Ekonomi Syariah
kelas 1G.

Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan beliau semua mendapat balasan dan
diterima oleh Allah SWT. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Hukum Investasi dan kami juga menyadari dalam pembuatan makalah ini
banyak kekurangan, oleh karena itu kami meminta maaf apabila terdapat
kekurangan dalam pembuatan makalah dan kami mengharapkan adanya kritik
dan alasan.

Tulungagung, 21 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVERi
KATA PENGANTARii

DAFTAR ISIiii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG1

B. RUMUSAN MASALAH2

C. TUJUAN3

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ZAKAT FITRAH4

B. DASAR HUKUM ZAKAT FITRAH 5

C. WAKTU MENGELUARKAN ZAKAT FITRAH7

D. JENIS DAN UKURAN ZAKAT FITRAH8

E. MUZAKKI9

F. MUSTAHIQ15

G. TUJUAN DAN HIKMAH ZAKAT18

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN23

DAFTAR PUSTAKA24

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan suatu ibadah yang dipergunakan untuk kemaslahatan


umat, sehingga dengan adanya zakat kita dapat mempererat tali silaturahmi.
Zakat merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang digunakan untuk
membantu masyarakat lain serta menstabilkan ekonomi masyarakat dari
kalangan bawah hingga kalangan atas, sehingga dengan adanya zakat dapat
membantu umat yang kekurangan dan terpuruk kimiskinan, karena salah
satu hikmah zakat dapat menghilangkan jarak antara si kaya dan si miskin.
Oleh karena itu, zakat sebagai salah satu instrumen negara dan juga sebuah
solusi untuk membangkitkan bangsa dari keterpurukan. Selain itu zakat juga
sebuah ibadah mahdhah yang diwajibkan bagi orang-orang Islam, namun
diperuntukan bagi kepentingan seluruh masyarakat.1

Kesadaran untuk menunaikan zakat bagi umat Islam harus ditingkatkan


baik dalam menunaikan zakat fitrah yang hanya setahun sekali pada bulan
Ramadhan, maupun zakat maal atau zakat harta yang akan dijelaskan oleh
kelompok lainnya.2

Persyariatan zakat di dalam Islam menunjukkan bahwa Islam sangat


memperhatikan masalah-masalah kemasyarakatan terutama nasib mereka
yang lemah. Sehingga memperdekat hubungan kasih sayang antara sesama
manusia dalam mewujudkan persaudaraan Islam. Adanya kesadaran
seseorang dalam melaksanakan syariat Allah SWT merupakan suatu bukti
ketebalan iman serta keyakinan hamba terhadap Sang Pencipta, apalagi
dalam masalah zakat. Karena nilai pengabdiannya bukan hanya ditujukan
pada pencipta alam semesta saja, tapi juga merupakan bentuk kontribusi

1
Joni Zulhendra, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Zakat Fitrah dalam Bentuk Uang”, Jurnal
Normative, Vol. 2 No. 5, (2017), hal. 94.
2
Ibid. 95

1
yang sangat besar terhadap kaum fakir miskin, sehingga mereka bisa
merasakan dan menikmati hak-hak mereka secara layak. Pentingnya perkara
zakat ini memberi dampak terhadap tegaknya agama Islam karena ini
merupakan suatu pondasi serta salah satu rukun Islam yang harus
ditunaikan dan dipegang oleh pemeluknya.3

Di era globalisasi ini banyak orang yang tidak mengerti bagaimana cara
yang benar untuk mendayagunakan zakat fitrah.4 Kemajuan yang terjadi pada
aspek kehidupan manusia yang meliputi sosial, ekonomi, budaya dan
lain-lain dengan berbagai masalahnya dan semakin kompleks menuntut para
pemikir Islam, mujtahid, untuk mengkaji secara mendalam hukum-hukum
persoalan yang sebelumnya belum ditentukan. Terkait dengan pelaksanaan
zakat, maka ayat-ayat AI-Qur'an tentang zakat sebagian besar bersifat umum,
sehingga perlu kajian-kajian yang lebih mendalam dan komprehensif yang
disesuaikan dengan perkembangan keadaan dan zaman.5 Maka wajib bagi
kita untuk membenarkan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat.
Untuk itu perlu adanya kerangka pemikiran yang dapat menjelaskan
mengenai zakat fitrah agar lebih sempurna dan afdhal dalam
menunaikannya, maka izinkan kami yang juga memiliki pengetahuan terbatas
ini untuk menyampaikan perihal zakat fitrah di era yang sudah jauh dari
zaman Rasullullah, bagaimana tata cara, hukum, dan ketentuannya akan kita
bahas di bab 2.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian zakat fitrah?
2. Apa dasar hukum zakat fitrah?
3. Kapan waktu mengeluarkan zakat fitrah?
4. Apa jenis dan ukuran zakat fitrah?

3
Ibid.
4
Ibid.
5
Hamka, dkk., Panduan Zakat Praktis, (Jakarta: 2013), hal. 96

2
5. Siapa saja muzaqqi atau yang wajib mengeluarkan zakat fitrah?
6. Siapa saja mustahiq atau yang berhak menerima zakat fitrah?
7. Apa tujuan dan hikmah dari zakat fitrah?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian zakat fitrah
2. Mengetahui dasar hukum zakat fitrah
3. Mengetahui kapan waktu mengeluarkan zakat fitrah
4. Mengetahui jenis dan ukuran zakat fitrah
5. Mengetahui muzaqqi atau yang wajib mengeluarkan zakat fitrah
6. Mengetahui mustahiq atau yang berhak menerima zakat fitrah
7. Mengetahui Tujuan dan hikmah dari mengeluarkan zakat fitrah

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat Fitrah

Menurut Wikipedia Zakat fitrah adalah zakat diri yang diwajibkan atas


diri setiap individu baik laki-laki maupun perempuan muslim yang
berkemampuan sesuai syarat-syarat yang telah ditetapkan.6 Zakat menurut
bahasa berarti nama (kesuburan), thaharah (kesucian), barakah
(keberkahan), dan juga tazkiyahathar (mensucikan). Dalam Kamus Al-Kautsar
zakat berarti tumbuh bertambah, berkembang. Jadi zakat menurut bahasa
dapat diartikan bahwa harta yang telah dikeluarkan zakatnya akan menjadi
suci, tumbuh, berkah, terpuji, subur, bertambah dan berkembang. Menurut
istilah, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk
diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan
persyaratan tertentu.7 Makna Zakat Fitrah yaitu zakat yang wajib
dikeluarkakn setiap umat islam pada bulan Ramadhan.

Zakat fitrah dinamakan al-fitri yang mengacu kepada kata fitri yang
artinya adalah makan. Hal ini terkait dengan bentuk harta yang diberikan
kepada mustahiknya atau penerimanya, yaitu berupa makanan. Selain itu

6
Wikipedia, Zakat Fitrah, dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_fitrah#:~:text=Zakat%20fitrah%20adalah%20zakat%20diri,ses
uai%20syarat%2Dsyarat%20yang%20ditetapkan. Diakses pada 17 September 2022 pukul 23.00
WIB
7
Coki Siadari, Pengertian Zakat Fitrah, dalam
https://www.kumpulanpengertian.com/2018/10/pengertian-zakat-fitrah.html?m=0 , diakses
pada 18 September 2022 pukul 10.30 WIB

4
zakat ini dinamakan fitri juga karena terkait dengan hari lebaran yang
bernama fitri, dan di hari raya Idul Fitri itu kita diharamkan untuk berpuasa,
sebaliknya diwajibkan untuk berbuka atau memakan makanan. Oleh karena
itulah hari raya itu disebut dengan hari raya Idul Fitri dan arti secara
bahasanya adalah hari raya makan-makan. Zakat fitrah juga dapat diartikan
dengan suci sebagaimana hadits Rasul “kullu mauludin yuladu ala al fitrah”
yang artinya setiap anak Adam terlahir dalam keadaan suci, dan bisa juga
diartikan juga dengan ciptaan atau asal kejadian manusia. Dari pengertian
tersebut, zakat fitrah ini dimaksudkan untuk membersihkan dosa-dosa,
harta-harta dan mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor atau
perbuatan-perbuatan yang tidak baik selama puasa Ramadhan, dengan
memberikan makan pada orang-orang miskin dan mencukupkan mereka dari
kebutuhan. Sehingga umat islam benar-benar kembali kepada keadaan yang
fitrah, serta untuk menggembirakan hati fakir miskin pada hari raya Idul
Fitri.8

Dengan demikian zakat fitrah adalah harta yang dikeluarkan pada bulan
Ramadhan kepada mustahik sesuai dengan ketentuan dan nishabnya untuk
menyucikan diri dari dosa dan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
dan tercela selama berpuasa, sehingga pada hari raya idhul fitri umat islam
kembali pada fitrah yang suci layaknya bayi yang baru lahir.

B. Dasar Hukum Zakat Fitrah

Pada awalnya, Al Quran hanya memerintahkan untuk memberikan


sedekah yaitu pemberian yang sifatnya bebas dan tidak wajib. Namun,
kemudian umat Islam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat menjadi
wajib hukumnya sejak tahun 662 M. Sejak saat itu, zakat diterapkan dalam
negara-negara Islam.9 Allah SWT berfirman dalam surat Al Mu’minun ayat 4
“Dan orang yang menunaikan zakat”. Kebanyakan ahli tafsir berpendapat

8
Joni Sulhendra, op. cit., hal. 96.
9
Nurazizah, Sejarah dan Permulaan Diwajbkannya Zakat, dalam
https://www.academia.edu/9447848/Sejarah_Dan_Permulaan_Diwajibkannya_Zakat , diakses
pada 18 September 2022 pukul 12.30 WIB

5
bahwa yang dimaksud dengan zakat dalam ayat di atas adalah zakat mal atau
kekayaan meskipun ayat itu turun di Makkah. Padahal, zakat
itu sendiri diwajibkan di Madinah pada tahun ke Hijriah. Fakta ini
menunjukkan bahwa kewajiban zakat pertama kali diturunkan saat Nabi SAW
menetap di Makkah, yang kemudian ketentuan nisabnya mulai ditetapkan
setelah Beliau hijrah ke Madinah. Setelah hijrah ke Madinah, Nabi SAW
menerima wahyu berikut ini, “Dan dirikanlah shalat serta tunaikanlah zakat.
Dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu
kamu akan mendapat pahalanya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Melihat apa-apa yang kamu kerjakan” Q.S Al-Baqarah:110. Berbeda dengan
ayat sebelumnya, kewajiban zakat dalam ayat ini diungkapkan sebagai
sebuah perintah, dan bukan sekedar anjuran.10

Menjelang tahun ke 2 Hijriah, Rasulullah SAW telah memberi batasan


mengenai aturan-aturan dasar, bentuk-bentuk harta yang wajib dizakati,
siapa yang harus membayar zakat, dan siapa yang berhak menerima zakat.
Dan sejak saat itu zakat telah berkembang dari sebuah praktik sukarela
menjadi kewajiban sosial keagamaan yang diharapkan dipenuhi oleh setiap
Muslim yang hartanya telah mencapai nisab yang wajib dizakati.11

Para ulama bersepakat bahwa zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap


individu berdasarkan hadis Ibnu Umar ra, “Rasulullah saw mewajibkan zakat
fitrah bulan Ramadan sebanyak satu sha’ kurma atau gandum atas setiap
muslim merdeka atau hamba sahaya laki-laki atau perempuan.” (HR. Bukhari
Muslim). Berdasarkan hadis tersebut, zakat fitrah diwajibkan kepada setiap
muslim, baik merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, besar
maupun kecil, kaya maupun miskin. Seorang laki-laki mengeluarkan zakat
untuk dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Contoh
seorang suami mengeluarkan zakat fitrah untuk dirinya atau untuk istri dan
keluarganya. Bayi yang masih dalam kandungan belum terkena wajib zakat

10
Ibid.
11
Ibid.

6
fitrah. Tetapi kalau ada seorang bayi lahir sebelum matahari terbenam pada
hari terakhir bulan Ramadan, maka zakat fitrahnya wajib ditunaikan.
Demikian juga kalau ada orang meninggal dunia setelah matahari terbenam
pada hari terakhir di bulan Ramadan, zakat fitrahnya wajib pula dibayarkan.12

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hukum membayar zakat


fitrah adalah wajib bagi seluruh umat muslim yang bernyawa, baik laki-laki
maupaun perempuan, tua maupun muda, kaya maupun miskin. Seseorang
juga berkewajiban membayarkan zakat orang yang ditanggungnya, seperti
contoh ayah berkewajiban menzakati keluarganya.

C. Waktu Mengeluarkan Zakat Fitrah


Waktu yang tepat untuk melakukan zakat fitrah. Ketika matahari
terbenam pada malam hari raya idul fitri, tetapi tidak ada larangan untuk
membayar zakat fitrah sebelum waktu tersebut, asalkan masih dalam bulan
ramadhan. Mayoritas ulama membolehkan Zakat fitrah psejak awal bulan
ramadhan, sebagai termaktub pada salah satu kitab ulama madzhab syafi’i:

‫ان َو ْالف ِْط ِر ِم ْن ُه‬


َ ‫ض‬َ ‫ص ْو ِم َشه ِْر َر َم‬ َ ‫ْن‬ ِ ‫ان اِل َ َّن َها َت ِجبُ ِب َس َب َبي‬
َ ‫ض‬َ ‫َيجُو ُز َت ْقدِي ُم ْالف ِْط َر ِة مِنْ َأوَّ ِل َشه ِْر َر َم‬
‫ب َو َق ْب َل ْال َح ْو ِل‬ َ ‫ال َبعْ دَ م ِْلكِ ال ِّن‬
ِ ‫صا‬ َ ‫ َفِإ َذا وُ ِجدَ َأ َح ُد ُه َما َج‬ 
ِ ‫از َت ْقدِي ُم َها َع َلى اآْل َخ ِر َك َز َكا ِة ْال َم‬

Artinya: “Boleh mendahulukan zakat fitrah dimulai dari awal puasa


Ramadhan sebab zakat fitrah wajib karena dua sebab yaitu puasa
Ramadhan dan berbuka dari puasa (al-fithru minhu). Dengan demikian
ketika dijumpai dari salah satu keduanya maka boleh mendahulukan zakat
fitrah atas yang lain seperti kebolehan mendahulukan zakat mal setelah
sampai nishab dan sebelum haul.”13

Berikut adalah Waktu haram dan halal untuk mengeluarkan zakat:

12
Muhammad Amin Suma, BAB IV Zakat Fitrah, dalam https://zakat.or.id/zakat-fitrah-idul-fitri/ ,
diakses pada 18 September 2022 pukul 12.50 WIB
13
Abu Ishaq Asy-Syirazi, Al-Muhadzdzab fi Fiqhil Imamis Syafi’i, Beirut-Darul Fikr, tt, juz I, halaman
165.

7
1. Waktu harus
Waktu yang diperbolehkan melakukan zakat fitrah adalah dari awal
sampai akhir bulan ramadhan.
2. Waktu Wajib
Waktu wajib membayar zakat fitrah adalah ketika waktu matahari
terbenam pada akhir bulan ramadhan. Sehingga, orang yang meninggal
dunia sebelum matahari terbenam pada malam satu syawal tidak kena
kewajiban zakat karena tidak menemukan bagian dari bulan syawal.
Demikian juga bayi yang lahir setelah terbenamnya matahari malam satu
syawal karena tidak menemui bulan ramadhan juga tidak wajib
membayar zakat.14
3. Waktu Afdhal
Waktu yang utama atau afdhal untuk membayar zakat yaitu setelah
shalat subuh pada hari akhir bulan ramadhan sampai terbit fajar pada
hari raya atau sbelum sholat ied
4. Waktu makruh
Waktu makruh membayar zakat fitrah adalah setelah shalat ied
sampai terbenamnya matahari pada hari tersebut
5. Waktu haram
Waktu haram membayar zakat fitrah adalah setelah matahari
terbenam pada hari raya idul fitri, jika masih membayar zakat pada waktu
tersebut maka hitunganya akan menjadi sedekah bukan zakat fitrah.

D. Jenis dan Ukuran Zakat Fitrah


Barang yang wajib dizakatkan adalah kurma, gandum, atau jenis
makanan pokok suatu daerah dan boleh dibayar dengan uang. Dari Ibnu
Umar radliallahu ‘anhuma, beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mewajibkan zakat fitrah dengan satu sha‟ kurma atau satu sha‟
gandum…(HR. Bukhari) Dari Abu said al khudri radliallahu ‘anhu, beliau

14

8
mengatakan, “Kami mengeluarkan zakat fitrah pada hari raya dengan satu
sha‟ makanan.” ( HR. Bukhari & Muslim).
Untuk muslim Indonesia umumnya dengan beras sebanyak 3,5 liter atau
2,5 kg. Atau bisa diganti dengan uang senilai 3,5 liter atau 2,5 kg makanan
pokok(beras) yang harus dibayarkan.12 Besar zakat yang dikeluarkan
menurut para ulama adalah sesuai penafsiran terhadap hadits adalah
sebesar satu sha' (1 sha'=4 mud, 1 mud=675 gr) atau kira-kira setara dengan
3,5 liter atau 2.5 kg makanan pokok (tepung, kurma, gandum, aqith) atau
yang biasa dikonsumsi di daerah bersangkutan.Zakat Fitrah per orang = 3,5
liter x harga beras di pasaran per liter. Contoh: Harga beras di pasar rata-rata
Rp10.000,- per liter, maka zakat fitrah yang harus dibayar per orang sebesar
Rp35.000,-. Jika dihitung dari segi berat, maka Zakat Fitrah per orang = 2,5 kg
x harga beras di pasaran per kilogram.15
Zakat fitrah boleh langsung dibayarkan ataupun melalui amil zakat,
Menurut madzhab hanafi boleh mengeluarkan zakat fitrah dalam bentuk
uang seharga ukuran diatas, Jika terjadi perbedaan hari raya maka amil zakat
berhari raya terlebih dahulu tidak boleh menerima zakat fitrah setelah
mereka mengerjakan shalat ied, jika dinilai lebih bermanfaat,amil atau
panitia zakat boleh membagikan zakat setelah aholat ied kaera uzur syari.16

E. Muzakki (Orang yang Wajib Mengeluarkan Zakat Fitrah)


Muzakki adalah orang yang berkewajiban untuk mengeluarkan zakat.17
Menurut Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat
pasal 1, muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim
yang berkewaiban menunaikan zakat.18 Zakat hanya diwajibkan kepada
seorang muslim, merdeka, dewasa yang berakal, dan yang memiliki kekayaan

15
TAZKIYA Jurnal Keislaman, Kemasyarakatan & Kebudayaan hal 29
16
KH A. Nuril Huda Ketua Pengurus Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) dalam
ulasan tentang zakat fitrah
17
Muhammad Zaifuddin dkk, Muzakki dan Mustahiq dalam https://osf.io diakses tgl 18 Sept 2022,
11.59 WIB
18
Kementerian Agama, “UU NO 38 Tahun 1999 tentang Penngelolaan Zakat”, dalam
https://kemenag.go.id diakses tgl 18 Sept 2022, 12.03 WIB

9
dalam jumlah tertentu dengan syarat tertentu.19 Para ulama telah sepakat
bahwa zakat tidak diwajibkan kepada non-muslim.
Dasar pendapat mereka ini adalah hadis shahih yang menjelaskan
tentang instruksi nabi kepada Mu’az bin Jabal ketika beliau mengutusnya ke
Yaman: “… Yang pertama yang harus kamu lakukan adalah mengajak
mereka agar meyakini bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah RasulNya. Apabila mereka menyambut seruanmu, maka ajarkanlah
bahwa Allah mewajibkan mereka salat lima kali dalam sehari. Dan bila
mereka mengerjakannya, maka barulah kamu beritahukan kepada mereka
bahwa Allah mewajibkan mereka berzakat, yang dipungut dari orang kaya
mereka dan diberikan kepada orang yang miskin.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu
Daud, At-Tarmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, Ahmad, dan Darimi). Berdasarkan
hadist tersebut bahwa kewajiban zakat ini terkait dengan keislaman
seseorang dan salah satu dari lima landasan tempat berdirinya bangunan
keislaman yaitu syahadat, salat, zakat, puasa dan haji ke Baitullah. Karena itu
tidak diwajibkan bagi orang yang tidak beragama Islam.20
Sementara itu, para ulama berbeda pendapat tentang harta anak-anak
dan orang gila. Ada yang berpendapat tidak wajib dan ada pula yang
mengatakan wajib. Beberapa ulama, seperti Abu Ja’far al-Baqir, Hasan, dan
Mujahid, berpendapat bahwa harta anak-anak dan orang gila tidak wajib
dikeluarkan zakatnya. Mereka beralasan:
1. Zakat adalah ibadah mahdhah, seperti salat. Ibadah perlu niat yang tidak
dipunyai oleh anak-anak atau orang gila. Kalaupun mereka bisa
melakukannya, tidak dianggap. Karena itu, ibadah tidak wajib atas
mereka, dan mereka tidak di-khithab dengannya.
2. Alasan tersebut didukung oleh hadis rufi’al qalam ‘an tsalaatsattin:
‘anish shabiyyi hatta yablugha, ‘anin naa’imi hatta yastayqazha, wa ‘anil
majnuuni hattayfiiqa. Terangkatnya pena berarti bebas dari tuntutan

19
Aden Rosadi, Zakat dan Wakaf, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2019) hlm. 61
20
Irnawati Rais, Muzakki dan Kriterianya dalam Tinjauan Fikih Zakat, dalam
https://garuda.kemdikbud.go.id, vol 1, no 1, 2009, hlm. 99

10
hukum karena hukumnya hanya dibebankan kepada orang yang
memahami maksud hukum, sedangkan tiga golongan yang disebutkan
dalam hadis tidak memahami maksud tersebut.
3. Dalil lain adalah firman Allah dalam QS. At-Taubah (9): 103. Dalam ayat
tersebut dijelaskan bahwa tujuan dari perintah pemungutan zakat
adalah untuk membersihkan dan menyucikan dari dosa, sedangkan
anak-anak dan orang gila tidak berdosa. Karena itu, tentu mereka tidak
termasuk dalam tuntutan ayat tersebut.
4. Kemaslahatan yang menjadi perhatian Islam dalam setiap penetapan
hukumnya. Menurut Abu Ja’far al-Baqir, Hasan, dan Mujahid, tidak akan
tercapai dengan mewajibkan zakat kepada harta anak-anak dan orang
gila karena ketidakmampuan mereka mengelola harta. Penarikan zakat
dari tahun ke tahun terhadapnya dikhawatirkan akan menghabiskan
harta mereka dan menyebabkan mereka miskin.21
Sementara itu, jumhur ulama dari kalangan sahabat, tabi’in, dan orang
yang sesudah mereka berpendapat bahwa harta anak-anak dan orang gila
wajib dikeluarkan zakatnya. Alasan mereka adalah:
1. Nash ayat dan hadis yang mewajibkan zakat bersifat umum, yang
mencakup pada semua harta orang kaya, tanpa terkecuali anak-anak dan
orang gila.
2. Hadis riwayat Syafi’i dari Yusuf bin Mahak bahwa Rasulullah bersabda:
“Terimalah/ambillah oleh kalian zakat dari harta seorang anak yatim
(yang kaya), atau harta kekayaan anak-anak yatim yang tidak
mengakibatkan harta itu habis”.
3. Mengikuti apa yang dilakukan para sahabat, seperti Umar, Ali, Abdullah
bin Umar, Aisyah, dan Jabir bin Abdullah yang mewajibkan zakat atas
kekayaan anak-anak.
4. Dilihat dari sisi makna diwajibkannya zakat yang menurut mereka adalah
untuk membantu orang yang membutuhkan, di samping untuk

21
Ibid, hlm. 61

11
mensyukuri nikmat Allah. Karena itu, anak-anak dan orang gila, bila
memang kaya, wajib berzakat.22

Dapat disimpulkan bahwa penentuan muzakki tidak sulit karenaa


kriterianya sederhana. Telah dijelaskan pula bahwa muzakki adalah seorang
islam atau lembaga yang dimiliki orang muslim yang memiliki harta yang
diwajibkan zakat, baik sudah dewasa maupun belum, dan berakal.

Syarat-Syarat Muzakki

Zakat mempunyai syarat wajib dan syarat sah dalam pelaksanaannya. Zakat
hanya diwajibkan atas orang yang telah memenuhi syarat-syarat antara lain:23

1. Islam
Dalil yang mendasarinya adalah perkataan Abu Bakar ra, Anas
menceritakan kepadanya bahwa Abu Bakar ra. telah menulis surat ini
kepadanya (tentang aturan zakat) ketika dia mengutusnya ke negeri
Bahrain:

Artinya: “Inilah kewajiban zakat yang telah ditetapkan oleh Rasulullah


SAW atas kaum muslimin.” (Riwayat al Bukhari:1386)
Dengan adanya kata-kata “atas kaum muslimin”, berarti jelas bahwa
selain orang Islam tidak dituntut mengeluarkan zakat. Seorang Islam
yang telah memenuhi syarat wajib zakat kemudian ia murtad sebelum
membayarkan zakatnya maka menurut fuqaha Syafi’iyah, wajib baginya
mengeluarkan zakat yang dimilikinya sebelum murtad. Sedangkan Abu
Hanifah berpendapat, murtadnya seseorang menggugurkan semua
kewajibannya sebelum murtad, sebab setelah murtad ia sudah menjadi

22
Ibid, hlm. 63
23
Ibid, hlm. 64-66

12
kafir asli dalam pengertian semua amal ibadahnya yang lalu tidak ada
gunanya.
2. Merdeka
Keharusan merdeka bagi wajib zakat menafikan kewajiban zakat
terhadap hamba sahaya. Hal ini sebagai konsekuensi dari ketiadaan hak
milik yang diberikan kepadanya. Hamba sahaya dan semua yang ada
padanya menjadi milik tuannya. Demikian halnya hamba sahaya yang
telah diberikan kesempatan untuk memerdekakan dirinya dengan
tebusan karena belum secara sempurna memiliki apa yang ada padanya.
3. Baligh dan Berakal Sehat
Ahli fikih mazhab Hanafi menetapkan balig dan berakal sebagai
syarat wajib zakat. Menurut mereka, harta anak kecil dan orang gila
tidak dikenakan wajib zakat karena keduanya tidak dituntut
membayarkan zakat hartanya, seperti halnya salat dan puasa. Mayoritas
ahli fikih, selain Hanafi, tidak menetapkan balig dan berakal sebagai
syarat wajib zakat. Menurut mereka, harta anak kecil dan orang gila
wajib dikeluarkan zakatnya dan yang mengeluarkannya adalah walinya.
4. Memiliki Harta atau Kekayaan yang cukup Nishab
Islam mengatur harta-harta mana saja yang terkena wajib zakat.
Artinya, tidak semua harta terkena wajib zakat atau tidak semua jenis
harta terkena wajib zakat, melainkan ada ketentuan dan syaratnya. Harta
zakat menjadi berkembang dan dapat dimanfaatkan secara maksimal
oleh mustahiq. Dengan kata lain, harta zakat dapat dimanfaatkan secara
continue (terus-menerus). Dengan kata lain, orang tersebut memiliki
sejumlah harta yang cukup jumlahnya untuk dikeluarkan zakatnya.
Nishab adalah batas minimal wajib zakat pada harta yang wajib dizakati.
Penentuan nishab merupakan ketetapan ajaran islam dalam
mengamankan harta yang dimiliki muzakki. Apabila seseorang memiliki
harta yang jumlahnya mencapaibatass minimal, maka yang

13
bersangkutan bila syaratnya lain terpenuhi maka berkewajiban
membayar zakat.24
5. Memiliki Harta atau Kekayaan yang sudah memenuhi haul
Harta atau kekayaan yang dimiliki telah cukup waktu untuk
mengeluarkan zakat yang telah dimilikinya dalam waktu satu tahun.
6. Memiliki harta secara sempurna
Maksudnya, orang tersebut memiliki harta yang di dalamnya tidak
ada hak orang lain yang wajib dibayarkan. Atas dasar syarat ini,
seseorang yang memiliki harta yang cukup satu nisab, tetapi karena ia
masih mempunyai utang pada orang lain yang jika dibayarkan sisa
hartanya tidak lagi mencapai satu nisab, dalam hal ini tidak wajib zakat
padanya; karena hartanya bukanlah miliknya secara sempurna. Orang
tersebut tidak bisa disebut orang kaya, tetapi orang miskin.
7. Orang yang berkecukupan atau kaya
Zakat wajib atas si kaya, yaitu orang yang mempunyai kelebihan dari
kebutuhan-kebutuhan yang vital bagi seseorang, seperti untuk makan,
pakaian, dan tempat tinggal. Zakat tersebut dibagikan kepada fakir
miskin atau orang yang berhak menerima zakat.
8. Tidak dalam keadaan berhutang
Apabila seseorang memiliki harta, secara syarat dan rukun zakat
sudah dapat dilakukan, akan tetapi yang bersangkutan masih memiliki
hutang, maka ia tidak terkena wajib zakat sebelum melunasi hutangnya
sebelum mengeluarkan zakat.25

Kita sebagai umat islam tidak serta merta dapat melakukan ibadahnya
secara sembarangan, selain kita dituntut untuk ibadah juga dituntut untuk
mengetahui hal hal yang harus dilakukan sebagai syarat sahnya melakukan
kewajiban tersebut. Termasuk juga zakat, Sebagai muzaki kita harus tahu

24
Kementerian Agama, Panduan Zakat Praktis, Jakarta, 2013, hlm. 36-37
25
Ibid, hlm. 39

14
Syarat dan rukun melakukan zakat. Dan juga harus mengetahui waktu
menunaikan zakat. Adapun syarat wajib zakat adalah sebagai berikut:
1. Islam
Zakat ini wajib bagi setiap kaum muslimin: orang merdeka maupun
budak, laki-laki maupun wanita, anak maupun dewasa. Berdasarkan
hadis Ibn Umar: Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam mewajibkan
zakat fitrah…. kepada setiap budak atau orang merdeka, lakilaki atau
wanita, anak maupun dewasa, dari kalangan kaum muslimin (HR.
Bukhari).
2. Ada kelebihan
Adanya kelebihan dari makanannya dan dari makanan orang yang
wajib nafkah baginya pada hari raya dan kelebihan dari rumahnya,
perabot rumah tangganya dan kebutuhan pokoknya
3. Masuk waktu
Telah masuk waktu wajibnya pembayaran zakat, yaitu ketika
terbenamnya matahari di hari puasa terakhir, menjelang tanggal satu
syawal. Berdasarkan hadis Ibn Umar, yang Artinya; bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri setelah
ramadhan…(HR. Bukhari). Orang yang meninggal sebelum
terbenamnnya matahari di hari terakhir Ramadhan, dia tidak wajib
zakat.Demikian pula bayi yang dilahirkan setelah terbenamnya matahari
di hari terakhir ramadhan, juga tidak wajib zakat.26

Syarat Sah Zakat

Sedangkan syarat sahnya adalah niat yang menyertai pelaksanaan zakat


dan tamlik (memindahkan kepemilikan harta kepada penerimanya).

1. Niat

26
Problematika zakat fitrah Vol. 19 No. 1 (Januari-Juni) 2018 hal.9

15
Islam menjadikan niat sebagai syarat utama dan pertama yang
harus diucapkan dalam melaksanakan semua ibadah, termasuk dalam
melaksanakan zakat. Para ulama sepakat bahwa niat merupakan
syarat utama pelaksanaan zakat.
2. Tamlik
Tamlik menjadi syarat sahnya pelaksanaan zakat yaitu jharta
zakat diserahkan kepada mustahiq. Dengan demikian, sesseorang
tidak boleh memberikan makan (kepada mustahiq), kecuali dengan
jalan tamlik. Madzab Hanafi berpendapat bahwa zakat tidak boleh
diserahkkan kepada orang gila atau anak kecil yang belum mumayyiz.
Kecuali, jika harta yang diberikan tersebut diambil oleh orang yang
berwenang mengambilnya, misalnya ayah, orang yang diberi wasiat
atau lainnya.27

F. Mustahiq (Orang yang Menerima Zakat Fitrah)


Menurut UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, mustahiq adalah
orang atau badan yang berhak menerima zakat.28 Kata mustahik sendiri
berasal dari kata bahasa Arab istahaqqo yastahiqqu artinya patut mendapat
sedangkan kata mustahik adalah merupakan isim fail yang memiliki arti yang
berhak.29 Dalam Al Qur’an telah dijelaskan secara jelas tentang siapa saja
yang berhak menerima zakat.30 Telah dijelaskan dalam QS. At Taubah ayat 60:
ِ ‫يل ٱهَّلل‬ َ ‫ب َو ْٱل ٰ َغ ِرم‬
ِ ‫ِين َوفِى َس ِب‬ ِ ‫ِين َع َل ْي َها َو ْٱل ُمَؤ لَّ َف ِة قُلُو ُب ُه ْم َوفِى ٱلرِّ َقا‬
َ ‫ِين َو ْٱل ٰ َع ِمل‬ ُ ‫ِإ َّن َما ٱلصَّدَ ٰ َق‬
ِ ‫ت ل ِْلفُ َق َرٓا ِء َو ْٱل َم ٰ َسك‬
‫يض ًة م َِّن ٱهَّلل ِ ۗ َوٱهَّلل ُ َعلِي ٌم َحكِي ٌم‬
َ ‫يل ۖ َف ِر‬ ِ ‫ْن ٱلس َِّب‬
ِ ‫َوٱب‬
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk

27
Ibid, hlm. 40
28
DPR RI, “UU NO 38 Tahun 1999 tentang Penngelolaan Zakat”, dalam https://www.dpr.go.id
diakses tgl 22 Sept 2022, 20.46 WIB
29
Ahmad Sainul, “Anak Yatim Sebagai Mustahik Zakat” dalam
https://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id diakses tgl 22 Sept 2022, 21.06 WIB
30
AA Sanusi, “Tinjauan Pustaka Zakat” dalam https://reepository.uinbanten.ac.id diakses tgl 22
Sept 2022, 20.52 WIB

16
jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.”31

Ada beberapa golongan yang berhak menerima zakat, golongan tersebut


dibedakan menjadi delapan golongan, antara lain:32
1. Fakir dan Miskin
Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha atau
mempunyai harta atau usaha yang kurang dari seperdua kebutuhannya,
dan tidak ada orang yang berkewajiban memberi belanja. Miskin adalah
orang yang mempunyai harta seperdua kebutuhannya atau lebuh tetapi
tidak mencukupi, atau orang yang biasa berpenghasilan tetapi pada suatu
Ketika penghasilannya tidak mencukupi.

Mereka diberikan harta zakat untuk mencukupi kebutuhan primer dan


sekundernya selama satu tahun, sebagaimana dikemukakan oleh
pendapat yang paling unggul dari kalangan ahli fikih.
2. Amil zakat
Amil zakat adalah orang yang diangkat penguasa atau wakilnya untuk
mengurus zakat. Tugasnya meliputi penghimpunan, pengelolaan, dan
pendistribusian zakat. Golongan ini tetap berhak menerima dana zakat
meskipun seorang yang kaya, tujuannya agar agama mereka terpelihara.
Sebagian ulama berpendapat bahwa bagian amil dari harta zakat adalah
seperdelapan dari total yang terhimpun.
3. Mualaf
Yang termasuk mualaf adalah:
1) Orang yang baru masuk islam sedang imannya belum teguh.

31
https://tafsirweb.com/3076-surat-at-taubah-ayat-60.html diakses tgl 22 Sept 2022, 21.08 WIB
32
Muhammad Amin Suma, Fiqh Zakat dalam
https://zakat.or.id/bab-vi-pembagian-harta-zakat/#Golongan_yang_Berhak_Menerima_Zakat
diakses tgl 17 Sept 2022, 14.14 WIB

17
2) Orang islam yang berpengaruh pada kaumnya. Apabila ia diberi zakat,
maka orang lain atau kaumnya akan masuk islam.
3) Orang islam yang berpengaruh terhadap orang kafir. Kalau ia diberi
zakat, orang islam akan terhindar dari kejahatan kafir yang ada di
bawah pengaruhnya.
4) Orang yang menolak kejahatan terhadap orang yang antizakat.
4. Riqab
Riqab adalah hamba yang telah dijanjikan oleh tuannya bahwa ia boleh
menebus dirinya. Hamba itu diberikan zakat sekedar untuk menebus
dirinya.
5. Garim
Golongan garim dibedakan menjadi tiga macam, antara lain:
1) Orang yang berhutang karena mendamaikan antara dua orang yang
berselisih.
2) Orang yang berhutang untuk dirinya sendiri karena untuk kepentingan
mubah atupun tidak mubah, tetapi ia sudah bertaubat.
3) Kemudian mereka yang berhutang karena jaminan hutang orang lain,
sedang ia dan jaminannya tidak dapat membayar hutang tersebut.
6. Fi Sabilillah
Fi sabilillah adalah bala tantara yang membantu ddengan kehendaknya
sendiri, sedangkan ia tidak mendapatkan gaji yang tertentu dan tidak pula
mendapat bagian dari harta yang disediakan untuk keperluan peperangan
dalam dewan bala tantara. Orang ini diberi zakat meskipun ia kaya
sebanyak keperluannya untuk memasuki medan perang, seperti membeli
sejata dll.
7. Ibnu Sabil
Ibnu sabil adalah orang yang dalam perjalanan yang halal dan sangat
membutuhkan bantuan ongkos sekedar sampai pada tuujuannya.

18
Ada juga golongan yang haram menerima zakat, antara lain:33

1. Orang kafir dan atheis


Orang kafir dan atheis tidak berhak (haram) menerima bagian harta zakat,
tetapi boleh menerima sedekah (sunnah), kecuali mereka termasuk dalam
kategori mualaf.
2. Orang kaya dan orang mampu berusaha
Seseorang dikatakan kaya apabila ia memiliki sejumlah harta yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan pokok diri dan keluarganya, sampai ia
mendapatkan harta berikutnya. Atau seseorang yang memiliki harta yang
cukup untuk menjamin kelangsungan hidupnya dari waktu ke waktu.
3. Keluarga Bani Hasyim dan Bani Mutalib (Ahlulbait)
Keluarga Bani Hasyim adalah keluarga Ali bin Abi Talib, keluarga Abdul
Mutallib, keluarga Abbas bin Abdul Mutalib, dan keluarga Rasulullah SAW.
Hal ini berlaku apabila negara menjamin kebutuhan hidup mereka, tetapi
apabila negara tidak menjaminnya, kedudukan mereka sama dengan
anggota masyarakat yang lain, yaitu berhak menerima zakat manakala
termasuk dalam kategori mustahiq.
4. Orang yang menjadi tanggung jawab para wajib zakat (muzakki)
Muzakki adalah orang kaya. Ia masih memiliki kelebihan harta setelah
digunakan untuk mencukupi diri dan keluarganya (orang yang menjadi
tanggung jawabnya). Maka dari itu, jika ia melihat anggota keluarganya
masih ada yang kekurangan, ia berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya terlebih dahulu. Dan jika masih memiliki kelebihan (mencapai
nisab), barulah ia terkena kewajiban zakat. Jadi, tidak dibenarkan seorang
suami berzakat kepada istri atau orang tuanya.

G. Tujuan dan Hikmah Zakat Fitrah

33
Muhammad Amin Suma, Fiqh Zakat dalam
https://zakat.or.id/bab-vi-pembagian-harta-zakat/#Golongan_yang_Berhak_Menerima_Zakat
diakses tgl 17 Sept 2022 pukul 14.29 WIB

19
Zakat mempunyai banyak tujuan dan hikmah yang positif baik bagi muzakki,
harta, maupun masyarakat yang ada disekelilingnya.

1. Tujuan zakat
Tujuan zakat fitrah dapat dikemukakan antara lain:34
a) Menarik rasa simpati atau cinta
b) Membantu, mengurangi, dan mengangkat kaum fakir miskin dari
kesulitan hidup dan penderitaan mereka
c) Membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh gharimin,
ibn sabil, dan para mustahiq lainnya.
d) Membina dan merentangkan tali solidaritas (persaudaraan) sessama
umat manusia
e) Mengimbangi ideologi kapitalisme dan komunisme
f) Menghilangkan sifat bakhil dari pemilik kekayaan dan penguasa modal
g) Menghindarkan penumpukan kekayaan seseorang yang dikumpulkan
diatas penderitaan orang lain
h) Mencegah semakin dalamnya jurang pemisah antara si kaya dan si
miskin yang dapat menimbulkan kecemburuan social yang pada
akhirnya dapat memicu timbulnya kejahatan
i) Mengembangkan tanggung jawab perorangan terhadap kepentingan
masyarakat
j) Mendidik kedisiplinnan dan loyalitas seorang muslim untuk
menjalankan kewajibannya dan menyerahkan hak orang lain.

2. Hikmah zakat
Selain tujuan yang disebutkan diatas, zakat juga mempunyai hikmah dan
keutamaan-keutamaan tertentu antara lain:35

34
Khairuddin, Zakat Dalam Islam, (Yogyakarta: Zahir Publishing, 2020) hlm.12
35
Ibid. hlm. 13

20
a) Mensyukuri karunia pemberian dari Allah SWT karena telah
menumbuh suburkan harta dan pahala serta membersihkan diri dari
sifat-sifat kikir, dengki, dan iri.
b) Perwujudan nilai gotong royong dan tolong menolong dalam kebaikan
dan takwa.
c) Membina dan mengembangkan stabilitas social.
d) Untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perbuatan ataupun
perkataan yang sia-sia dan perkataan keji, yang mungkin telah
dilakukan di bulan puasa serta untuk menjadi sarana pertolongan
bagi fakir dan orang butuh.36
e) Menolong orang yang lemah dan susah agar dia dapat menunaikan
kewajibannya terhadap Allah dan terhadap makhluknya.
f) Membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak tercela, serta mendidik
diri agar bersifat mulia dan pemurah dengan membiasakan
membayarkan amanat kepada orang yang berhak dan
berkepentingan.
Firman allah dalam QS Al-Taubah: 103
‫ك َس َكنٌ لَّ ُه ۗ ْم َوهّٰللا ُ َس ِم ْي ٌع َعلِ ْي ٌم‬
َ ‫ص ٰلو َت‬ َ ‫ُخ ْذ مِنْ اَمْ َوال ِِه ْم‬
َ ‫صدَ َق ًة ُت َط ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّكي ِْه ْم ِب َها َو‬
َ َّ‫ص ِّل َع َلي ِْه ۗ ْم اِن‬
Artinya: Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah
Maha Mendengar, Maha Mengetahui.37
g) Sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah
kepada kita, tidak diragukan lagi bahwa berterima kasih yang
diperlihatkan oleh yang diberi kepada yang memberi adalah suatu
kewajiban yang terpenting menurut ahli kesopanan.

36
As-shiddiqy, Pedoman Zakat , 221.
37
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 162

21
h) Sebagai sarana pendidikan yaitu, untuk mendidik setiap muslim untuk
menginfakkan hartanya baik dalam keadaan kaya atau miskin, mau
berkorban dalam keadaan susah atau senang.38
i) Guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta antara yang
kaya dan yang miskin. Rapatnya hubungan tersebut akan memberikan
beberapa kemajuan dan kebaikan serta berfaedah bagi kedua
golongan.
j) Guna menjaga kejahatan-kejahatan yang akan timbul dari si miskin
dan yang susah. Betapa tidak, betapa hebatnya
perjuangan-perjuangan hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti firman allah dalam QS Ali_Imran:180
‫ُطوَّ قُ ْو َن َما‬َ ‫َواَل َيحْ َس َبنَّ الَّ ِذي َْن َيب َْخلُ ْو َن ِب َمٓا ٰا ٰتى ُه ُم هّٰللا ُ مِنْ َفضْ لِهٖ ه َُو َخيْرً ا لَّ ُه ْم ۗ َب ْل ه َُو َشرٌّ لَّ ُه ْم ۗ َسي‬

‫ض َوهّٰللا ُ ِب َما َتعْ َملُ ْو َن َخ ِب ْي ٌر‬


ۗ ِ ْ‫ت َوااْل َر‬ ُ ‫َب ِخلُ ْوا ِبهٖ َي ْو َم ْالق ِٰي َم ِة ۗ َوهّٰلِل ِ ِمي َْر‬
ِ ‫اث الس َّٰم ٰو‬
Artinya: Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa
yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa
(kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa
(harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada
hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di
bumi. Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.39

Menurut Nasruddin Razak, terdapat beberapa hikmah zakat antara


lain:40
1. Zakat sebagai manifestasi rasa syukur dan pernyataan terima kasih
hamba kepada Sang Khaliq yang telah menganugerahkan rahmat
dan nikmatNya berupa kekayaan.
2. Zakat mendidik manusia membersihkan rohani dan jiwanyaa dari
sifat bakhil, kikir, dan rakus dan sebaliknya manusia di didik
menjadi dermawan, pemurah hati, Latihan disiplin dalam

38
Qardhawi, Hukum Zakat, 934.
39
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya
40
Nasrudin Razak, Dinul Islam, (Bandung: Al Ma’arif, 1996) hlm. 193

22
menunaikan kewajiban dan Amanah kepada yang berhak dan
berkepentingan
3. Dalam struktur ekonomi islam, system zakat menunjukkan bahwa
sifat perjuangan islam selalu berorientasi pada kepentingan kaum
duafa (kaum lemah)
4. Ajaran zakat menunjukkan bahwa kemiskinan adalah musuh yang
harus dilenyapkan karena kemiskinan salah satu sumber kejahatan
dan kekufuran
5. Zakat menghiilangkan perbedaan-perbedaan social yang tajam,
dapat menjadi alat untuk menghilangkan jurang pemisah antara
orang kaya dan orang miskin.

Sedangkan keutamaan-keutamaan yang terkandung dalam zakat antara


lain:41
1. Menumbuhkan pahala yang diperoleh
2. Memberi berkah kepada harta yang dizakati
3. Menjadi sebab berrtambahnya rezeki, pertolongan dan inayah
Allah SWT
4. Menjauhkan diri dari bencana yang tidak dikehendaki
5. Menjauhkan dari api neraka dan melepaskannya dari kepicikan
dunia akhirat
6. Mendatangkan keberkatan dan kemaslahatan kepada
masyarakat
7. Menumbuhkan kerukunan dan membuahkan kasih sayang
8. Mengembangkan rasa tanggung jawab dan menghasilkan
uswatun hasanah.

41
Ibid, hlm. 14

23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zakat fitrah adalah salah satu dari rukun islam yang wajib kita
tunaikan setiap tahun pada waktu bulan ramadhan,zakat wajib bagi siapa
saja yang beragama islam, merdeka dan bukan budak. Zakat fitrah hanya
sekali setahun yaitu pada bulan ramadhan sampai awal bulan syawal
tepatnya sebelum matahari terbit pada hari pertama bulan syawal, selain
waktu tersebut hitunganya bukan zakat fitrah tetapi sedekah.
Ukuran zakat fitrah pada umumnya di Indonesia adalah beras 2,7
kg atau uang yang setara dengan harga beras tersebut. Dalam menunaikan
ibadah zakat kita boleh lansung kepada orang yang berhak menerima zakat
tersebut contonya kepada fakir miskin disekitar rumah kita, ataupun boleh
juga kita menyerahkan zakat kepada amil zakat, tidak ada larangan
mengenai hal tersebut.

24
Zakat fitrah merupakan penutup ibadah puasa ramadhan yang
dapat menutupi kekurangan k ekurangan kita sebagai hamba yang tidak
luput dari salah dalam menjalankan ibadah selama sebulan penuh.
Zakat fitrah mendidik manusia dalam rangka mengikis slaah satu
penyakit hati yaitu kebhatilan, dengan demikian zakat fitrah merupakan
ibadah yang istimewa karena menyimpan hikmah yang begitu banyak
yang mencakup lahiriyah dan batiniyah yang menyangkur dengan
habluminnallah dan juga habluminannas. Takaran zakat fitrah memang
tidak seberapa, waktu zakat fitrah juga terbatas, tetapi ibadah ini
mengandung nilai hikmah yang luar biasa.

DAFTAR PUSTAKA

As-shiddiqy, Pedoman Zakat

Asy-Syirazi, Abu Ishaq. Al-Muhadzdzab fi Fiqhil Imamis Syafi’i. Beirut-Darul Fikr, tt,
juz I

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya

DPR RI, “UU NO 38 Tahun 1999 tentang Penngelolaan Zakat”

Hamka, dkk. 2013. Panduan Zakat Praktis

https://tafsirweb.com/3076-surat-at-taubah-ayat-60.html diakses 22 Sept 2022

Huda, KH A. Nuril. Zakat Fitrah

Kementerian Agama, “UU NO 38 Tahun 1999 tentang Penngelolaan Zakat”, dalam


https://kemenag.go.id

25
Kementerian Agama. 2013. Panduan Zakat Praktis, Jakarta

Khairuddin. 2020. Zakat Dalam Islam, Yogyakarta: Zahir Publishing

Nurazizah, Sejarah dan Permulaan Diwajbkannya Zakat, dalam


https://www.academia.edu/9447848/Sejarah_Dan_Permulaan_Diwajibkannya
_Zakat diakses 18 Sept 2022

Problematika zakat fitrah Vol. 19 No. 1 (Januari-Juni) 2018

Qardhawi, Hukum Zakat

Rais, Irnawati. 2009. Muzakki dan Kriterianya dalam Tinjauan Fikih Zakat, dalam
https://garuda.kemdikbud.go.id, vol 1, no 1

Razak, Nasrudin. 1996. Dinul Islam, Bandung: Al Ma’arif,

Rosadi, Aden. 2019. Zakat dan Wakaf, Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Sainul, Ahmad. 2019. “Anak Yatim Sebagai Mustahik Zakat”

dalam https://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id diakses 22 Sept 2022

Sanusi.2018. “Tinjauan Pustaka Zakat” dalam https://reepository.uinbanten.ac.id

Siadari, Coki. Pengertian Zakat Fitrah,

dalam
https://www.kumpulanpengertian.com/2018/10/pengertian-zakat-fitrah.ht
ml?m=0 diakses 18 Sept 2022

Sulhendra, Joni op. cit.

Suma, Muhammad Amin. BAB IV Zakat Fitrah,

dalam https://zakat.or.id/zakat-fitrah-idul-fitri/

Tazkiya. Jurnal Keislaman, “Kemasyarakatan & Kebudayaan”

Wikipedia, Zakat Fitrah, dalam


https://id.wikipedia.org/wiki/Zakat_fitrah#:~:text=Zakat%20fitrah%20adalah

26
%20zakat%20diri,sesuai%20syarat%2Dsyarat%20yang%20ditetapkan diakses
17 Sept 2022

Zaifuddin, Muhammad dkk. Muzakki dan Mustahiq dalam https://osf.io

Zulhendra, Joni. 2017. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Zakat Fitrah dalam
Bentuk Uang”, Jurnal Normative, Vol. 2 No. 5

27

Anda mungkin juga menyukai