Anda di halaman 1dari 3

2.

BENTUK DAN ASAS HUKUM INTERNASIONAL

a. Bentuk Hukum Internasional

Hukum antar bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada kebiasaan dan


aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman dahulu. Hukum antar
bangsa atau hukum antar negara menunjukkan pada kompleks kaedah dan asas yang
mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa atau negara. Hukum
Internasional terdapat beberapa bentuk perwujudan atau pola perkembangan yang khusus
berlaku di suatu dunia (region) tertentu:

1. Hukum Internasional Regional

Hukum Internasional Regional adalah hukum yang berlaku/terbatas daerah lingkungan


berlakunya, misalnya Hukum Internasional Amerika/Amerika Latin, seperti konsep landasan
kontinen (Continental Shelf) dan konsep perlindungan kekayaan hayati laut (conservation of
the living resources of the sea) yang mula-mula tumbuh di benua Amerika sehingga menjadi
hukum Internasional Umum.

2. Hukum Internasional Khusus

Hukum Internasional Khusus adalah hukum internasional dalam bentuk kaidah yang
khusus berlaku bagi negara-negara tertentu seperti Konvensi Eropa mengenai Hak Asasi
Manusia (HAM) sebagai cerminan keadaan, kebutuhan, taraf perkembangan dan tingkat
intergritas yang berbeda-beda dari bagian masyarakat yang berlainan. Berbeda dengan
regional yang tumbuh melalui proses hukum kebiasaan.1

b. Asas Hukum Internasional

Hukum internasional diberlakukan dalam rangka mewujudkan & memelihara hubungan
dan kerja sama antar negara. Hal ini karena ada kecenderungan bahwa negara yang kuat
ingin menanamkan pengaruhnya dan bahkan ada yang ingin menguasai pihak yang lemah
oleh karena itu, diperlukan asas-asas hukum internasional. Hukum internasional yang
menjadi landasanhukum bagi setiap hubungan internasional sudah pasti mempunyai asas atau
dasar yang kuat. Asas atau dasar hukum internasional ini disesuaikan dengan
cara pandang dan pemikiran tiap-tiap negara dengan demikian, asas hukum internasional

1
Andi Tenripadang, Hubungan Hukum Internasional Dengan Hukum Nasional dalam
https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/diktum/article/download/224/148/, diakses 13 Maret 2023
dapat dijadikan sebagai pelindung hak dan kewajiban bagi setiap negara yang melakukan
hubungan internasional. Asas-asas hukum internasional dapat kita pahami sebagai berikut:2

1. Asas Teritorial

Hampir di semua Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pada setiap negara, yang
menyatakan berlakunya hukum pidana menurut tempat, namun tidak hanya meliputi wilayah
teritorial negara tersebut saja tetapi juga meliputi tempat-tempat tertentu yang dianggap
perluasan dari teritorial, meskipun berada di wilayah negara lain. Hal ini pun juga berlaku
sebaliknya, tindakan-tindakan yang dikualifikasikan sebagai kejahatan internasional oleh
hukum pidana internasional, selanjutnya diadopsi ke dalam ketentuan-ketentuan di dalam
hukum pidana nasional dengan tujuan yaitu agar kejahatan tersebut tidak terjadi di negaranya
dan dapat dilakukan penegakan hukum.

2. Asas i’tikad baik atau good faith

Hal ini dijelaskan bahwa asas tersebut merupakan salah satu prinsip yang fundamental
dalam hukum internasional yang menyatakan bahwa semua kewajiban yang diemban oleh
hukum internasional harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.

3. Asas civitas maxima atau imperium romanum

Asas ini mengandung arti bahwa ada sistem hukum universal yang dianut oleh semua
bangsa di dunia dan harus dihormati serta dilaksanakan.

4. Asas Kebangsaan

Asas yang didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Ini berarti,
hukum tetap berlaku bagi warga negaranya di mana pun warga negara tersebut berada,
sekalipun jika warga tersebut melakukan perbuatan melawan hukum di luar negeri atau di
negara lain.

5. Ne Bis In Idem

Asas hukum internasional yang jika diartikan bermakna tidak seorang pun dapat diadili
untuk kedua kalinya atas suatu perkara yang sama. Asas ini berkaitan dengan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

2
Wahyu, The Effect Of International Criminal Law To Nasional Criminal Law dalam
https://ejournal.iahntp.ac.id/index.php/belom-bahadat/article/download/394/PENGARUH%20HUKUM
%20PIDANA%20INTERNASIONAL%20TERHADAP%20HUKUM%20PIDANA%20NASIONAL.pdf,
diakses 13 Maret 2023
6. Pacta sunt servanda

Asas hukum internasional yang dikenal dalam perjanjian internasional dan menjadi
kekuatan hukum serta moral bagi negara yang mengikatkan diri. Jika diartikan, asas ini
bermakna bahwa setiap perjanjian internasional yang telah disepakati bersama harus ditaati
dan dilaksanakan semua pihak tanpa ada pengingkaran.

7. Jus cogens

Kaidah atau norma yang telah diterima dan diakui oleh masyarakat internasional secara
keseluruhan dan tidak boleh dilanggar. Asas jus cogens bermakna bahwa suatu perjanjian
internasional dapat batal demi hukum jika dalam atau pada pembentukannya bertentangan
dengan kaidah atau norma dasar hukum internasional umum.

8. Inviolability dan immunity

Asas hukum internasional yang dikenal dalam pedoman tertib diplomatik dan
protokoler. Jika diartikan, inviolability berarti seorang pejabat diplomatik tidak dapat
ditangkap atau ditahan oleh alat perlengkapan negara penerima. Sebaliknya, negara penerima
berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah demi mencegah adanya serangan atas
kehormatan dan kekebalan dari pejabat diplomatik yang bersangkutan. Kemudian, dengan
asas immunity, pejabat diplomatik menjadi kebal terhadap yurisdiksi dari hukum negara
penerima atau tempatnya bertugas.

Anda mungkin juga menyukai