Anda di halaman 1dari 17

Tutorial 8

Sistem Hukum Indonesia


MODUL 9 ISIP 4131

MODUL 9 : Hukum Internasional

Pokok Bahasan :
 Pengertian Hukum Internasional
 Sumber Hukum Internasional
 Struktur Hukum Internasional dan Subjek Hukum
Internasional
 Yurisdiks
Pengertian Hukum Internasional

Defenisi Hukum Internasional


 Ilmu Hukum terdiri dari cabang ilmu hukum sebagai berikut:
o Hukum Privaat (Hukum Perdata)
o Hukum Publik
o Hukum Pidana
o Hukum Tata Negara
o Hukum Administrasi Negara
o Hukum Internasional
 Tiap-tiap cabang ilmu hukum memiliki subyeknya, asas-asanya,
teori-toerinya, bahkan obyek yang diatur
 Cabang ilmu hukum yang satu tidak dapat dicampurkan dengan
cabang ilmu hukum yang lain
 Subyek Hukum Perdata
o Orang
o Badan hukum
 Subyek Hukum Pidana
o Negara
o Pelaku Tindak Pidana (orang dan badan hukum)
 Subyek Hukum Tata Negara
oPenguasa/Pemerintah (lembaga-lembaga Negera)
oRakyat
 Subyek Hukum Administrasi Negara
oPejabat Negara
oRakyat
 Subyek Hukum Internasional
o Negara
o Organisasi Internasional
o Palang Merah Internasional
o Kota Vatikan
o Belligerent
o Individu (hanya untuk mereka yang melakukan Kejahatan
o Internasional)

 Hukum Internasional dapat didefinisikan sebagai sekumpula


Hukum yang sebagian besar terdiri atas prinsip-prinsip da
peraturan-peraturan tingkah laku di mana negara-negara it
sendiri merasa terikat dan menghormatinya, dan oleh karena itu
juga harus menghormati dalam hubungan antara mereka sat
 Hukum Internasional itu dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu seba
berikut.
a. Hukum Internasional publik, ialah Hukum yang mengatur hubung
Hukum antara negara yang satu dengan negara-negara lainnya dala
hubungan internasional.
b. Hukum Internasional privat/perdata, ialah Hukum yang mengat
hubungan Hukum antara warga negara-warga negara suatu nega
dengan warga negara-warga negara dari negara lain dalam hubung
internasional.

 Tujuan hubungan internasional adalah untuk menciptakan suatu siste


Hukum yang teratur mengenai hubungan-hubungan internasion
tetapi perkembangan-perkembangan baru menampakkan bah
Sumber-sumber Hukum
Internasional
Kebiasaan Internasional
 Untuk dapat dikatakan bahwa kebiasaan internasional itu merupakan sum
hukum perlu terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
1. Harus terdapat suatu kebiasaan yang bersifat umum.
2. Kebiasaan itu harus diterima sebagai Hukum.

 Unsur material yaitu kenyataan adanya kebiasaan yang bersifat umum d


diterimanya kebiasaan internasional itu sebagai Hukum. Misalnya kebiasa
memberikan sambutan kehormatan waktu menerima tamu Negara merupak
kebiasaan banyak Negara

 Unsur psikologis menghendaki bahwa kebiasaan internasional dirasakan memen


suruhan kaidah atau kewajiban Hukum. Misalnya dengan jalan diplomatik (prot
atau dengan jalan Hukum dengan mengajukan keberatan dihadapan su
mahkamah.
Perjanjian Internasional Atau Traktat
 Menurut Mochtar Kusumaatmadja perjanjian internasional adalah
perjanjian yang diadakan atara anggota masyarakat bangsa-bangsa
dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat Hukum tertentu.
Bukanlah suatu alat pembuktian yang sempurna dan mengikat hakim,
tetapi terserah kepada hakim untuk menerimanya atau tidak.

 Tentang hal membuat perjanjian internasional dapat dibagi lagi


dalam 3 tahap yaitu:
a. Perundingan (Negotiation)
b. Penandatanganan (Signature)
c. Pengesahan (Ratification)
 Secara umum suatu perjanjian bisa punah atau berakhir karena
beberapa sebab yang tersebut dibawah ini.
a. Karena telah tercapai tujuan perjanjian itu
b. Karena habis waktu berlakunya perjanjian itu
c. Karena punahnya salah satu pihak peserta perjanjian atau penuhnya objek
perjanjian itu.
d. Karena adanya persetujuan dari para peserta untuk mengakhiri perjanjian
itu
e. Karena diadakannya perjanjian antara para peserta kemudian yang
meniadakan perjanjian yang terdahulu
f. Karena dipenuhinya syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan
ketentuan perjanjian itu sendiri
g. Diakhirinya perjanjian secara sepihak oleh salah satu peserta dan
diterimanya pengakhiran itu oleh pihak lain.
Subjek Struktur dan Hukum
Internasional

Dasar Berlakunya Hukum Internasional


 Asas Pacta Sunt Servanda Artinya setiap perjanjian harus ditaati. Asas
merupakan modal bagi tegaknya Hukum Internasional karena Huk
Internasional itu sendiri tidak mempunyai sanksi yang tegas dan tidak adan
badan internasional yang mempunyai tugas untuk menegakkan Huk
Internasional, tidak juga PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) yang hanya merupak
organisasi internasional (subjek Hukum Internasional).

 Asas Primat Hukum Internasional Artinya derajat Hukum Internasional lebih tin
dari Hukum Nasional. Menurut paham monism dengan primat Huk
Internasional, maka Hukum Nasional itu bersumber pada Hukum Internasio
yang menurut pandangannya merupakan suatu perangkat ketentuan Hukum ya
hirarkis lebih tinggi. Menurut paham ini Hukum Nasional tunduk pada Huk
Internasional dan pada hakikatnya berkekuatan mengikatnya berdasarkan su
“pendelegasian” wewenang dari Hukum Internasional.
Materi Hukum Internasional
 Aturan tentang penentuan batas-batas wilayah suatu Negara
 Aturan tentang organ-organ yang bertindak sebagi wakil Negara-negara,
misalnya: kepala Negara, Duta, Konsul, dan sebagainya
 Aturan tentang terjadinya, bekerjanya, dan hapusnya traktat
 Aturan tentang akibat-akibat perbuatan yang melanggar Hukum
Internasional, sepert: embargo, blockade, dan sebagiannya
 Aturan tentang kepentingan bersama yang bisa dilakukan oleh
Negaranegara seperti kerja sama bidang ekonomi, pendidikan, budaya,
dan sebagainya
 Aturan tentang tata cara memecahkan masalah atau persengketaan,
perselisihan dengan jalan damai, misalnya dengan perundingan
diplomatik, mediasi (perantaraan pihak ke tiga, baik memlalui Negara
ataupun melalui arbitrase dan lain sebagainya)
Tahap Pembuatan Perjanjian Internasional
 Dilakukan oleh Kepala Negara atau Menlu: Full Powers (Ps.7-11
KW)Ps 27 GA: credential
 Perundingan: amandemen
 Penyusunan:pembukaan, batang tubuh, penutup, annex
 Penerimaan:adoption of the text
 Kesaksian Naskah
 Penandatanganan
 Pengesahan(ratification)
 Reservasi (pensyaratan)
 Entry into force:waktu dan cara
 Pertukaran Piagam Pengesahan
 Penyimpanan Piagam Pengesahan
Batal dan Berakhirnya Perjanjian Internasional
 Bentuk perjanjian yang salah atau bertentangan dengan hukum
nasional
 Kekeliruan mengenai dasar perjanjian (Ps. 48 KW) atau penipuan
(Ps. 49 KW) atau korupsi wakil negara (ps.50 K), kekerasan (Ps.51)
 Jika bertentang dengan perjanjian sebelumnya maka tdp
persoalan prioritas pelaksanaan.
Yurisdiksi

Yurisdiksi Negara
 Yurisdiksi Personal (Jurisdiction in Personal)
Yurisdiksi ini disebut sebagai yurisdiksi atas orang atau atas subjek hukum, ti
beratnya terletak pada subjek hukumnya yang dapat ditundukkan pada yurisd
tersebut.

 Yurisdiksi Kebendaan (Jurisdiction in Rem)


Dalam yurisdiksi kebendaan ini persoalan/masalah pokok yang muncul adal
negara mankah yangberhak atau berwenang untuk mengatur serta hukum neg
manakah yang berlaku terhadap suatu benda yang ada atau berada pada su
tempat tertentu.

 Yurisdiksi Kriminal (Criminal Jurisdiction)


Kejahatan atau dalam istilah yuridis disebut tindak pidana, peristiwa pida
perbuatan pidana atau delik, kadangkala tidak saja menyangkut kepentingan s
Prinsip Teritorial
 Prinsip Hak Lintas Di Laut Teritorial
Yurisdiksi prinsip teritorial yang dimiliki oleh suatu Negara (pantai) telah dia
sejak lama.Pengakuan dan pengaturan Yurisdiksi Negara pantai ini tampak dal
hasil konperensi kodifikasi Hukum Laut Den Haag 1930.

 Prinsip Yurisdiksi Teritorial


Terhadap Kapal Berbendera Asing (Floating Island) Di Laut Teritorial14 Kapal-ka
perang yang melanggar perundang-undangan Negara pantai berkenaan deng
lintasan melalui laut teritorial dan yang tidak mengindahkan penataan terhad
Hukum, dapat dituntut untuk meninggalkan laut teritorial dengan segera (Pasal
konvensi Hukum Laut 1982, atau Pasal 23 Konvensi Hukum Laut Jenewa tenta
laut teritorial tahun 1958), dan Negara pantai dapat pula menggunakan senj
yang diperlukan untuk memaksa agar kapal tersebut meninggalkan l
teritorialnya.
 Prinsip Pelabuhan
Pelabuhan adalah salah satu bagian daripada perairan pedalaman karena diper
pedalaman ini suatu Negara berdaulat penuh, maka kedaulatan penuh ini pun be
dipelabuhan-pelabuhannya.Karena itu pula, suatu kapal asing yang mem
pelabuhan suatu Negara, maka kapal tersebut berada dalam kedaulatan teri
suatu Negara pantai.
 Terhadap Orang Asing
Yurisdiksi teritorial suatu Negara terhadap orang asing sama halnya Yurisdiksi teri
Negara terhadap warga negaranya. Tidak ada perlakuan khusus terhadap orang-o
asing ini.
 Yurisdiksi Teritorial Terhadap Pelaku Tindak Pidana
Menurut hasil penelitian Universitas Harverd, pertimbangan lainnya d
menerapkan Yurisdiksi teritorial ini adalah bahwa Negara dimana sipelaku ti
pidana itu berada memiliki kepentingan, faslitas dan penjabat yang p
berkompeten dan kuat untuk menangani suatu tindak pidana baik yang dilakukan
 Yurisdiksi Sipil (Civil Jurisdiction)
Seperti halnya yurisdiksi kriminal, yurisdiksi juga menyangkut ha
atau yurisdiksi negara atas peristiwa hukum sipil yang terjadi pad
suatu tempat tertentu.

 Yurisdiksi Eksklusif (Exclusive Jurisdiction)


Yuridiksi ekslusif ini muncul didorong oleh keinginan da
kemampuan negara-negara mengeksplorasi dasar laut dan tanah d
bawahnya serta mengeksploitasi sumber daya alamnya, sebga
akibat dari kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan da
teknologi (kelautan).
SELAMAT BELAJAR
SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai