Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL 08

NAMA : BAYU INDRA PAMUNGKAS


NIM : 042934147
PRODI : HUKUM PERDATA INTERNASIONAL 08
FAKULTAS : ILMU HUKUM

Perbedaan Hukum Internasional dan Hukum Perdata Internasional


1. Hukum internasional adalah seperangkat aturan yang dimana ditujukan dan dibuat oleh
negaranegara berdaulat secara eksklusif sehingga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan peraturan
hukum yang sebagian besar mengatur mengenai prinsip-prinsip dan juga aturan-aturan yang harus
dipatuhi oleh negara-negara (subjek hukum internasional), dan hubungannya satu sama lain.
Sementara itu, hokum perdata internasional yakni keseluruhan kaidah serta asas hokum yang
dimana mengatur hubungan mengenai keperdataan yang melintasi batas negara, atau bisa di artikan
juga dengan hukum yang mengatur keperdataan antar subjek hukum masing-masing tunduk pada
hukum perdata ( nasional ) yang berlainan.
2. Mengapa konsep kedaulatan negara dalam perkembangannya memiliki pembatasan
Kedaulatan negara merupakan sebuah kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh negara yang dimana
memiliki pengaruh yang dapat bertentangan dengan hukum internasional sebagai kaidah-kaidah
atau norma-norma yang mengatur hubungan-hubungan negara. Karena adanya kekuasaan yang
dimiliki negara akibatnya hukum internasional menjadi tidak berlaku karena mereka tidak mau
mengakui adanya kekuasaan yang lebih tinggi di banding dengan kekuasaan negara. Oleh karena itu
harus adanya pembatasan didalamnya agar dapat diketahui mana yang boleh dilakukan dan tidak
boleh di lakukan.
3. Uraikan ruang lingkup bahasan dari bidang-bidang Hukum Internasional Publik sebagai berikut dan
sebutkan minimal 2 (dua) instrumen hukum internasional utama yang digunakannya

A. Hukum Angkasa
Hukum angkasa luar lahir karena adanya pengaruh dari perkembangan teknologi. hukum antariksa
atau hukum ruang angkasa adalah hukum yang ditujukan untuk mengatur hubungan antarnegara,
untuk menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang timbul dari segala aktivitas yang tertuju
kepada ruang angkasa dan di ruang angkasa, aktivitas itu demi kepentingan seluruh umat manusia
untuk memberikan. Ruang angkasa sendiri merupakan sebuah ruang atau wilayah di atas ruang
udara yang hampa udara. Ruang lingkup hukum ruang angkasa sendiri diantaranya;
Ruang angkasa, ruang yang kosong/hampa udara ( aero space ) dan berisikan langit
Bulan dan benda-benda ( planet – planet ) lainnya
Orbit geostrasioner ( Geo Stationary Orbit-GSO )

B. Hukum Diplomatik dan Konsuler


Hukum diplomatik dan konsuler pada hakekatnya merupakan ketentuan atau prinsip-prinsip hukum
internasional yang mengatur hubungan diplomatik antar negara yang dilakukan atas
dasar kesepakatan bersama (mutual consent). Hukum diplomatic memiliki tiga ruang lingkup, yakni ;
Hubungan diplomatic antar negara
Hubungan konsuler antarnegara
Keterwakilannya negara-negara pada organisasi-organisasi internasional
Adapun instrument hukum internasional yakni, konvensi wina pada tahun 1961 dan Vienna
Convention on the Law of Treaties 1969

C. Hukum Ekonomi Internasional


George Scwarzerberger mengartikan hukum ekonomi internasional dengan “the branch of
international public law which is concernedwith the ownership and exploitation of national
resources,production and distribution of good, invisible internationaltransactions of an economic
and financial character,currency and finance, related services and organization ofthe entities in such
activities”. Hukum ekonomi internasional sebagai bagian dari hukum internasional publik. Hukum
tersebut mengatur berbagai kegiatan ekonomi yang terkait dengan kepemilikan dan eksploitasi
sumber daya nasional, produksi dan distribusi barang. Ruang lingkup dari hukum ekonomi
internasional dapat dibedakan menjadi 2 ruang lingkup, yakni :
Hukum ekonomi internasional (definisi secara sempit). Menurut konsep sempit (narrow), merupakan
bagian dari hukum internasional public. Tampaknya, klasifikasi ini pada awalnya mungkin masih bisa
diterima. Namun untuk saat ini ketika perkembangan hukum ekonomi internasional sudah
sedemikian pesat, tidaklah mungkin hanya membatasi pengertian pada pengertian dan ruang
lingkup hukum ekonomi internasional pada sebatas bagian hukum internasional public.
Hukum ekonomi internasional (definisi secara luas). Menurut konsep luas (broad), merupakan
cabang hukum yang membahas aspek komersial (privat), mengkaji semua fenomena ekonomi
internasional (termasuk investasi, moneter, pembangunan, bahkan aspek lingkungan, dan
perburuhan). Klasifikasi kedua ini lebih luas dari pengertian dan ruang lingkup yang pertama
Adapun instrument hukum internasionalnya yakni ditandai peran United Nations Conference on
Trade and Development (UNCTAD), dan World Trade Organization (WTO) merupakan bidang hukum
yang amat berkait dengan Hukum Ekonomi Internasional, Hukum Transaksi Bisnis Internasional, dan
Hukum Komersial Internasional serta memiliki pendekatan yang interdisipliner.

D. Hukum Hak Asasi Manusia Internasional


Bidang ilmu ini mengkaji filosofi dan konsep hak asasi manusia (HAM) internasional yang bersifat
universal serta perjanjian internasional dan lembaga HAM yang memiliki peran strategis dalam
menjamin terpenuhinya HAM individu di seluruh dunia, terlepas dari sekatsekat kedaulatan negara.
Adapun instrument hukumnya yakni :
Konvensi Mengenai Status Pengungsi (Convention relating to the Status of Refugees)
Konvesi ini mulai berlaku sejak April 1954. Kovensi Pengungsi menentukan empat prinsip HAM
dalam menangani pengungsi, yaitu: persamaan hak, tidak adanya pengasingan terhadap hak-hak
mereka, universalitas dari hak-hak mereka, serta hak untuk mencari dan mendapatkan suaka dari
penghukuman.
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminsasi Rasial (International Convention on the
Elimination of All Forms of Racial Discrimination)
Konvensi ini mulai berlaku sejak Januari 1969 dan disah oleh Indonesia melalui UU No. 29 tahun
1999. Terdapat larangan terhadap segala bentuk diskriminasi rasial dalam bidang politik, ekonomi,
sosial dan budaya. Selain itu, Konvensi ini juga menjamin hak setiap orang untuk diperlakukan sama
di depan hukum tanpa membedakan ras, warna kulit, asal usul dan suku bangsa. Konvensi ini juga
membentuk Komite Penghapusan Diskriminasi Rasial, yang mengawasi pelaksanaannya.

E. Hukum Humaniter Internasional


Hukum Humaniter Internasional adalah seperangkat aturan yang, karena alasan kemanusiaan dibuat
untuk membatasi akibat-akibat dari pertikaian senjata. Hukum ini melindungi mereka yang tidak
atau tidak lagi terlibat dalam pertikaian, dan membatasi cara-cara dan metode berperang. Hukum
Humaniter Internasional adalah istilah lain dari hukum perang (laws of war) dan hukum konflik
bersenjata (laws of armed conflict).
Adapun ruang lingkup dari hukum humaniter sendiri terbagi menjadi dua, yaitu : a. Aliran Luas
Jean Pictet berpendapat bahwa ruang lingkup aliran yang sangat luas adalah sebagai berikut :
Hukum perang, terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Hague Laws
Konvensi Jenewa
Hak Asasi Manusia ( human right )
Pendapat pictet ini digolongkan pada pandapat yang memberikan ruang lingkup Yang luas karena
selain mencakup hukum perang, HUkum Humaniter Internasional juga mencakup hak asasi manusia
( HAM )
b. Aliran sempit
Salah seorang ahli yang mendukung aliran sempit yakni Geza Herczegh. Menurutnya, Hukum
Humaniter Internasional hanyalah terbatas pada Konvensi Janewa saja. Sedangkan hak asasi
manusia tidak dimasukkan karena dalam literature hukum negara sosialis, human rights ditegakkan
oleh negara dengan sarana hukum nasional. Esbjorn Rosenblad, mengatakan bahwa the law of
armed conflict berhubungan dengan masalah:
Permulaan dan berakhirnya pertikaian
Penduduk wilayah lawan
Hubungan pihak bertikai dengan negara netral
Adapun instrument hukumnya yakni :
Hukum den Haag ( Hague Laws ), Bahasan mengenaihukum ini berorientasi pada
Konferensi Perdamaian di Den Haag pada tahun 1899-1907
Konvensi Janewa
Konvensi-Konvensi Jenewa Tahun 1949 tentang Perlindungan Korban Perang (Geneva Convention of
1949 for the Protection of Victims of war) terdiri dari empat perjanjian dan tiga protokol tambahan

F. Hukum Laut Internasional


Hukum laut internasional adalah seperangkat norma hukum yang mengatur hubungan hukum antara
negara pantai atau yang berhubungan dengan pantai, yang terkurung oleh daratan dan atau
organisasi maupun subyek hukum internasional lainnya, yang mengatur mengenai kedaulatan
negara atas laut, yuridiksi negara dan hak-hak negara atas perairan tersebut. Hukum laut
internasional mempelajari tentang aspek-aspek hukum dilaut dan peristiwaperistiwa hukum yang
terjadi di laut.
Adapun instrument hukumnya yakni :
Konferensi Hukum Laut Jenewa Tahun 1958 (UNCLOS I)
Konferensi Hukum Laut Jenewa Tahun 1960 (UNCLOS II)

G. Hukum Lingkungan Internasional


Hukum Lingkungan Internasional (International Environmental Law) juga menjadi bidang ilmu yang
berangkat dari hukum internasional publik berkaitan dengan isu-isu lingkungan lintas negara dan
global.
Adapun instrumentnya yakni :
ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution (2002) yang mengatur pencemaran asap di Asia
Tenggara, dan tercermin pula dari masalah hukum yang timbul akibat pencemaran lingkungan lintas
negara sebagaimana sengketa antara Argentina dan Uruguay yang diputus oleh Mahkamah
Internasional dalam Pulp Mill case
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Yakni instrument yang
berkaitan dengan isu lingkungan global mengenai komitmen negara-negara di dunia terhadap upaya
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim ( climate change ).

H. Hukum Organisasi Internasional


Kelahiran organisasi-organisasi internasional yang dibentuk oleh negara negara telah menjadikan
Hukum Organisasi Internasional (Law of International Organization) sebagai bidang baru di abad ke
XX. Peran penting the United Nations (Perserikatan BangsaBangsa/PBB) dalam menangani isu-isu
global yang multidimensional melalui berbagai misi PBB merupakan faktor yang mendukung Hukum
Organisasi Internasional sebagai bidang kajian yang menarik untuk dipelajari.
Adapun instrumentnya yakni :
United Nations International Organization for Migration (IOM) yang mendiseminasikan Hukum
Migrasi Internasional (International Migration Law)

2.United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dalam menyebarluaskan Hukum
Pengungsi Internasional (International Refugee Law)

I. Hukum Perdagangan Internasional


Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan antar negara atau pemerintah
negara dengan negara lain yang menjalin suatu hubungan perdagangan yang sesuai dengan
kesepakatan antarkedua belah pihak yang melakukan perdagangan internsional. Ruang lingkupnya
dari hukum perdagangan internasional sendiri memiliki cakupan yang cukup luas. Hubungan –
hubungan dagang yang sifatnya lintas batas dapat mencakup banyak jenisnya, dari bentuknya
sederhana, yaiti dari barter, jual beli barang, atau komoditas, hingga hubungan atau transaksi yang
kompleks.

J. Hukum Perjanjian Internasional


Pada tahun 1960-an menjadi penanda pentig karena munculnya apa yang sekarang lebih dikenal
dengan Hukum Perjanjian Internasional ( The Law of Treaties ), terutama berkaitan dengan negosiasi
multilateral mengenai tata cara pembuatan perjanjian antar negara. Bidang kajian ini juga telah
merambah pada aspek perjanjian antara negara dan organisasi internasional serta di antara sesama
organisasi internasional.
Adapun instrumentnya yakni :
Vienna Convention on the Law of Treaties (1969)
Vienna Convention on the Law of Treaties between States and International Organizations or
between International Organizations (1986).

K. Hukum Pidana Internasional


Hukum pidana internasional adalah sekumpulan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur
tentang kejahatan internasional yang dilakukan oleh subyek-subyek hukumnya untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.Hukum ini mulai muncul di sekitar pertengahan abad ke 20

L. Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional


Sengketa Internasional dapat dikatakan merupakan salah satu sisi dalam hubungan internasional.
sengketa internasional adalah sengketa yang timbul atau terjadi di antara negara dengan negara,
negara dengan subyek hukum lain bukan negara dan subyek hukum bukan negara satu sama lain.
Dalam studi hukum internasional publik, dikenal dua macam sengketa internasional, yaitu sengketa
hukum (legal or judicial disputes) dan sengketa politik (political or nonjusticiable disputes). Sengketa
hukum adalah sengketa di mana suatu negara atau subyek hukum lainnya mendasarkan sengketa
atau tuntutannya atas ketentuanketentuan yang terdapat dalam suatu perjanjian atau yang telah
diakui oleh hukum internasional. Adapun yang dimaksud dengan sengketa politik adalah sengketa
yang tuntutannya didasarkan atas pertimbangan non yuridis, misalnya atas dasar politik atau
kepentingan nasional lainnya.

M. Hukum Udara
Hukum Udara adalah serangkaian ketentuan nasional dan internasional mengenai pesawat, navigasi
udara, pengangkut udara komersial dan semua hubungan hukum, publik ataupun perdata, yang
timbul dari navigasi udara domestik dan internasional. Hukum udara merupakan keseluruhan
norma-norma hukum yang mengatur penggunaan ruang udara, khususnya mengenai penerbangan,
penggunaan pesawat-pesawat terbang dalam peranannya sebagai unsur yang diperlukan bagi
penerbangan. Hukum Udara (Air Law) merupakan salah satu contoh konkrit betapa Chicago
Convention on International Civil Aviation (1944)
Jawab & Kesimpulan :
1. Adapun Steven Choi adalah seorang Warga Negara Inggris (WN Inggris) yang bekerja di Beijing,
China. Erik adalah seorang Warga Negara Malaysia (WN Malaysia) yang tinggal di Kuala
Lumpur, Malaysia. Diah adalah seorang Warga Negara lndonesia (WN Indonesia) yang ingin
mengunjungi anaknya di Beijing.
2. Malaysian Airlines adalah sebuah badan hukum perusahaan penerbangan yang
didirikan dan beroperasi di bawah hukum Malaysia.
3. Steven Choi memiliki legal standing untuk mengajukan gugatan terhadap
Malaysian Airlines di Pengadilan Beijing dan Pengadilan London karena peristiwa
hilangnya pesawat terjadi saat Diah dalam perjalanan menuju Beijing untuk mengunjungi
Steven yang bekerja di Bank Internasional.
Kedua pengadilan tersebut memiliki yurisdiksi atas kasus tersebut, karena perusahaan
penerbangan terdaftar di Malaysia dan pesawat yang hilang berangkat dari Kuala Lumpur dan
menuju ke Beijing. Dalam kedua gugatan tersebut, hukum yang berlaku
adalah hukum perdata internasional yang terkait dengan perjanjian bilateral antara
negara-negara yang bersangkutan, serta hukum yang berlaku di tempat terjadinya
peristiwa atau hukum tempat kedudukan tergugat.
4. Erik memiliki legal standing untuk mengajukan gugatan di Pengadilan Kuala Lumpur karena
perusahaan penerbangan Malaysian Airlines beroperasi di Malaysia dan
pesawat yang hilang berangkat dari Kuala Lumpur. Hukum yang berlaku untuk gugatan tersebut
adalah hukum perdata Malaysia.

Sumber Referensi :
▪︎BMP HKUM 4304 Hukum Perdata Internasional Modul 1- 3
▪︎Materi Inisiasi 1- 3
▪︎https://www.gramedia.com/literasi/hukum-perdata-internasional/

Anda mungkin juga menyukai