Anda di halaman 1dari 8

Hukum Internasional

Allan Fatchan Gani Wardhana


Pengertian & Istilah
• Istilah hukum internasional para ahli hukum biasa juga dipergunakan dengan istilah hukum
bangsa-bangsa, hukum antar bangsa, atau hukum antar negara. Pengertian istilah tersebut
tidak berbeda satu sama lainnya, sebab semuanya menunjuk pada kaidah-kaidah dan asas-
asas hukum yang mengatur hubungan yang melintasi batas-batas negara.
• Menurut Mochtar Kusumaatmadja, bahwa hukum internasional adalah keseluruhan kaidah-
kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-
batas negera-negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata
• J.G Starke: hukum internasional adalah sekumpulan hukum yang sebagian besar
terdiri dari asas-asas dan peraturan-peraturan tingkah laku yang mengikat negara-
negara, dan karena itu ditaati dalam hubungan negara-negara.
• Dengan demikian, hukum internasional mengatur hubungan antara negara dengan negara,
negara dengan subjek hukum internasional bukan negara.
Sumber Hukum Internasional
(Pasal 38 ayat (1) Piagam Mahkamah Internasional)

1. Traktat internasional (international convention). Contoh: International Covenant On Civil And


Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-hak Sipil Dan Politik) & International
Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya).
2. Kebiasaan-kebiasaan internasional (international custom) yang diakui sebagai hukum oleh negara-
negara di dunia. Contoh: pemberian kekebalan bagi kepala negara yang berkunjung (contohnya
pengawalan ketat).
3. Asas-asas hukum umum (General principles of law) yang diakui oleh bangsa- bangsa beradab
(civilized nation). Contoh: pacta sunt servanda; nullum delictum nulla poena legenali; good faith,
good governance, audi et alteram partem, retroaktif, dll.
4. Yurisprudensi internasional. Contoh: Contohnya terdapat dalam kasus 
Anglo-Norwegian Fisheries Case 1952 dimana hakim menciptakan ketentuan baru dalam hukum
internasional untuk pembatasan laut teritorial dengan memperhatikan kondisi geografis suatu
wilayah. Kemudian,
Subjek Hukum Internasional
• Subjek hukum internasional adalah pemegang hak dan kewajiban menurut hukum internasional.
Subjek hukum internasional ini terdiri atas negara, badan hukum internasional, manusia.

Negara
Negara yang dapat digolongkan sebagai subyek hukum internasional adalah negara yang merdeka,
berdaulat, dan tidak merupakan bagian dari suatu negara. Jadi yang dimaksud dengan negara ini adalah
negara yang mempunyai pemerintahan sendiri dan berdaulat penuh, serta mempunyai kekuasaan
terhadap warga negaranya.
Tahta Suci (Vatikan)
Dimaksud dengan tahta suci adalah Gereja Katolik Roma (Santo Petrus) di Vatikan. Pimpinan
tertingginya adalah Paus. Bila dilihat persyaratan sebagai negara, Vatikan sesungguhnya belum
memenuhi syarat sebagai negara pada umumnya. Tetapi telah disepakati bila Vatikan dipersamakan
dengan sebuah negara yang mempunyai kedudukan sebagai subyek hukum dalam hukum internasional.
Palang Merah Internasional
Palang Merah Internasional diakui sebagai subyek hukum internasional oleh karena merupakan
organisasi internasional yang bertujuan untuk kepentingan sosial.
Subjek Hukum Internasional
• Organisasi Internasional sebagai subjek hukum internasional kedudukannya sekarang tidak diragukan lagi,
meskipun pada mulanya belum ada kepastian mengenai hal itu. Organisasi internasional, seperti Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), dan Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO) mempunyai
hak-hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam konvensi-konvensi internasional yang merupakan anggaran dasarnya.
• Orang perorangan (Individu) diakui sebagai subjek hukum internasional, karena kepadanya diberikan hak untuk
menuntut di pengadilan internasional berdasarkan konvensi atau perjanjian. Sebagai contoh perjanjian perdamaian
versailes tahun 1919 yang mengakhiri Perang Dunia I (pertama) antara Jerman dengan Inggris, dan Prancis dengan
masing-masing sekutunya, sudah terdapat pasal-pasal yang memungkinkan orang perorangan mengajukan perkara ke
hadapan Mahkamah-mahkama Arbitrase Internasional, sehingga dengan demikian sudah ditinggalkan dalil lama,
bahwa hanya negara yang bisa menjadi pihak di hadapan suatu peradilan internasional.
• Pemberontak dan pihak dalam sengketa, menurut hukum perang dapat memperoleh kedudukan dan hak sebagai
pihak yang bersengketa (belligerent) dalam keadaan-keadaan tertentu. Bahkan akhir-akhir gerakan pembebasan
diakui pula sebagai subjek hukum internasional. Seperti Gerakan Pembebasan Palestina (PLO)
• Sebagai dasar pengalaman tersebut, maka pada prinsipnya bangsa-bangsa di dunia mempunyai hak-hak asasi yang
perlu dilindungi, seperti (1) hak untuk menentukan nasib sendiri, (2) hak untuk secara bebas memilih sistem
ekonomi, politik dan sosial sendiri, dan (3) hak untuk menguasai sumber kekayaan alam dari wilayah yang
didudukinya.
Ruang Lingkup Materi Hukum Internasional
Hukum Damai Hukum Perang
1. Peraturan-peraturan mengenai batas-batas daerah hukum
negara satu dengan yang lain. 1.Mengatur akibat diputuskannya
2. Peraturan-peraturan mengenai lembaga-lembaga yang hubungan diplomatik, nasib warga
bertindak sebagai wakil negara dalam hubungan yang negara yang ada di negara lawan yang
bersifat hukum internasional. sedang berperang, duta negara lain yang
3. Peraturan-peraturan tentang pembentukan hukum mau menjadi perantara.
internasional mengenai cara pembentukan, cara berlakunya,
dan cara penghapusan traktat. 2.Membatasi cara berperang, dengan
4. Peraturan-peraturan mengenai tanggung jawab untuk akibat- peraturan-peraturan dimaksud
akibat tindakan-tindakan yang bertentangan dengan hukum
internasional atau dengan perkataan lain peraturan yang memperkecil kekejaman peperangan.
mengenai delict yang bersifat internasional. Peraturan ini antara lain mengenai:
5. Peraturan-peraturan tentang sejumlah kepentingan bersama perlakuan tawanan perang, orang sakit
dari negara-negara mengenai perdagangan, kerajinan,
pertanian, lalu-lintas, perburuhan, kesehatan, kebudayaan, dan luka-luka, para dokter dan juru rawat.
ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
3.Peraturan tentang kedudukan hukum
6. Peraturan-peraturan mengenai penyelesaian perselisihan
secara damai. daerah musuh yang diduduki.
Kekuatan Mengikat Hukum Internasional

Monisme Dualisme
• Dalam aliran monisme, hukum nasional dan hukum
internasional dipandang sebagai dua aspek yang
• Aliran dualisme memandang
sama dari satu sistem. bahwa hukum internasional
• hukum internasional dapat masuk secara otomatis dan hukum nasional adalah
ke dalam hukum nasional tanpa memerlukan
transposisi lebih lanjut merupakan dua bidang
• kelemahan terori monisme yaitu kemungkinan- hukum yang berbeda dan
kemungkinan terdapatnya pertentangan antara
hukum internasional dan hukum nasional
berdiri sendiri satu dengan
• Monisme mengatakan bahwa Hukum Internasional yang lainnya.
dan Hukum Nasional adalah dua aspek yang sama,
yaitu untuk mengatur kehidupan manusia. 
Dualisme
• Menurut Anzilotti perbedaan mendasar dari hukum nasional dan hukum
internasional adalah terletak pada hakikat bahwa hukum nasional harus
ditaati, sedangkan hukum internasional harus dijunjung tinggi sebagai
hasil kesepakatan bersama
• teori dualisme mengutamakan hukum nasional berdasarkan kedaulatan
negara masing-masing sehingga hukum internasional tidak dapat
memaksa suatu negara untuk patuh terhadap hukum internasional.
Kedaulatan negara menjadi basis kuat untuk menempatkan individu
secara khusus di bawah hukum nasional. Menurut teori ini, hukum
internasional dapat berlaku disuatu negara apabila telah diratifikasi oleh
negara yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai